Anda di halaman 1dari 28

REVIEW...

KOMUNIKASI TERAPEUTIK
PADA KLIEN GANGGUAN
JIWA

Arni Nur Rahmawati


Definisi komunikasi
terapeutik
Northouse (1998) menyatakan bahwa KOMTER adl
kmampuan/ktrampilan prwt u/ m’bantu klien
b’adaptasi thd stress, m’atasi gg psikologis & belajar
bgm b’hub dg orang lain
Stuart (1998), KOMTER mrp hub interpersonal
antara prwt & klien, dlm hal ini P-K m’dpt
pengalaman blajar b’sama dlm rangka mperbaiki
pengalaman emosional klien
Hibdon S (2000)  p’dekatan konseling yg
mmungkinkn klien menemukan siapa dirinya mrp
FOKUS dr KOMTER
• As Hornby (1974) teurapeutik : merupakan kata sifat yg
dihubungkan dg seni dr penyembuhan
• Terapeutik : segala sesuatu yg memfasilitasi proses
penyembuhan
• Mampu terapeutik b’arti seseorang mampu mlakukan
atau mkomunikasikan perkataan, perbuatan, atau ekspresi
yg mfasilitasi pnyembuhan

Perawat yg terapeutik
Tujuan KOMTER
Komunikasi terapeutik b’tujuan u/ mengembangkan
pribadi klien ke arah yg lebih positif / adaptif dan
diarahkan pd pertumbuhan klien yg meliputi :
1. Realisasi diri, penerimaan diri, & peningkatan
p’hormatan diri
2. Kemampuan m’bina hub interpersonal yg tdk
superfisial dan saling b’gantung dg orang lain
3. Peningkatan kemampuan & fs u/ memuaskan
kebutuhan serta m’capai tujuan yg realistik
4. Rasa identitas personal yg jelas & peningkatan
integritas diri
• Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong
dan mengajarkan kerja sama antara perawat dan pasien
melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha
mengungkap perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji
masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan
dalam perawatan (Purwanto, 1994).
• Teknik komunikasi terapeutik merupakan cara untuk
membina hubungan yang terapeutik dimana terjadi
penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan
pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain
(Stuart & sundeen,1995).
HUBUNGAN TERAPEUTIK P - K
PENGERTIAN :
Pengalaman belajar bersama & pengalaman u/ m’perbaiki
emosi klien

TUJUAN : u/ mngembangkan diri klien (Stuart & Sundeen,


1987)
1. Kesadaran diri, penerimaan diri & p’hargaan diri
meningkat
2. Pengertian yg jelas ttg identitas dirir & integritas diri
ditingkatkan
3. Kemamp u/ m’bina hub intim, interdependen dan pribadi
4. Meningkatkan fs & kemamp u/ memenuhi kebutuhan guna
m’capai tujuan pribadi yg realistik
FASE-FASE HUB TERAPEUTIK

1. FASE PRA INTERAKSI


• Menentukan kontrak & M’dpt info ttg klien
• Tugas perawat :
 Eksplorasi perasaan,fantasi & ketakutan sendiri
 Analisa kekuatan & kelemahan profesional diri
 Dapatkan data ttg klien
 Direncanakan kontrak pertama dg klien
Next …..
2. FASE PERKENALAN/ORIENTASI
• Tugas perawat :
 Perkenalan
 Bina rasa percaya, kom terbuka,menerima klien apa adanya
 Eksplorasi pikiran,perasaan & p’buatan klien
 Validasi mslh klien
 Rumuskan tujuan dg klien
 Rumuskan kontrak bersama (TWT)
3. FASE KERJA
• Tugas perawat :
Eksplorasi stressor yang tepat
Dorong pengembangan k’sadaran diri dan
pemakaian mekanisme koping yg
konstruktif
Atasi prilaku penolakan yg adaptif
Penyelesaian masalah klien
Next …….
4. FASE TERMINASI
• Tugas perawat :
Evaluasi subjektif & objektif
Bicarakn proses terapi dan pencapaian
tujuan
Buat rencana tindak lanjut
Buat kontrak pertemuan selanjutnya
(TWT)
Menciptakan perpisahan dengan klien
Next …….
• Perbedaannya adalah pd metode komunikasi:
• 1. penderita gangguan jiwa cenderung mengalami
gangguan konsep diri, penderita gangguan penyakit fisik
masih memiliki konsep diri yang wajar (kecuali pasien
dengan perubahan fisik, ex : pasien dengan penyakit
kulit, pasien amputasi, pasien pentakit terminal dll).

beberapa hal yang membedakan berkomunikasi


antara orang gangguan jiwa dengan gangguan
akibat penyakit fisik
• 2. Penderita gangguan jiwa cenderung asyik dengan
dirinya sendiri sedangkan penderita penyakit fisik
membutuhkan support dari orang lain.
• 3. Penderita gangguan jiwa cenderung sehat secara fisik,
penderita penyakit fisik bisa saja jiwanya sehat tetapi bisa
juga ikut terganggu.
1. Pertanyaan terbuka
2. Listening / Mendengarkan
3. Broad opening / M’buka pembicaraan
4. Restating / Mengulang
5. Klarifikasi
6. Refleksi / Validasi
7. Memfokuskan

TEKNIK –TEKNIK KOMUNIKASI


TERAPEUTIK
8. Silence/diam
9. Informing
10. Saran / Sugesting
11. Humor
12. Exploration
13. Summarizing/menyimpulkan

Next …..
• 1. Pada pasien halusinasi maka perbanyak aktivitas
komunikasi, baik meminta klien berkomunikasi dengan
klien lain maupun dengan perawat, pasien halusinasi
terkadang menikmati dunianya dan harus sering harus
dialihkan dengan aktivitas fisik.
• 2. Pada pasien harga diri rendah harus banyak diberikan
reinforcement

TRIK BERKOMUNIKASI DG
KLIEN GANGGUAN JIWA
• 3. Pada pasien menarik diri sering libatkan dalam
aktivitas atau kegiatan yang bersama – sama, ajari dan
contohkan cara berkenalan dan berbincang dengan klien
lain, beri penjelasan manfaat berhubungan dengan orang
lain dan akibatnya jika dia tidak mau berhubungan dll.
• 4. Pasien perilaku kekerasan, khusus pada pasien perilaku
kekerasan maka harus direduksi atau ditenangkan dengan
obat – obatan sebelum kita support dengan terapi – terapi
lain, jika pasien masih mudah mengamuk maka perawat
dan pasien lain bisa menjadi korban.
Kualitas hubungan sangat dibutuhkan oleh seorang perawat,
sehingga bagaimana perawat dapat secara totalitas yaitu
fisik dan psikologis dapat hadir dalam komunikasi.
Menurut Stuart & Sundeen (1995), untuk mencapai kualitas
hubungan yang efektif ditentukan oleh 2 demensi besar,
yaitu dimensi responsif dan demensi yang berorientasi
tindakan.

DIMENSI HUBUNGAN
• Sangat penting pada awal hub dg klien guna m’bina hub
saling percaya & kom-si terbuka
• Terdiri dari :
a. Ikhlas mll k’terbukaan,kejujuran,k’tulusan & b’peran
aktif dlm b’hub dg klien
b. Menghargai sikapprwt yg m’hargai klien apa adanya,
tdk m’hakimi, tdk m’kritik, tdk mengejek dan m’hina

DIMENSI RESPON HUB P - K


Dimensi responsif …….

c. Empati kemampuan u/ masuk


kedlmkehidupan klien agar dapat m’rasakn
pikiran dan perasaannya.
d.Kongkrit prwt hrs mampu m’gunakan
terminologi yg spesifik, tdk abstrak
u/m’hindari keraguan dan ketidakjelasan
• Tindakan yang dilaksanakan harus dalam
konteks kehangatan dan pengertian
• Tdd :
Konfrontasi
Kesegeraan
Keterbukaan
Emosional Catarsis

DIMENSI YG BERORIENTASI PD
TINDAKAN
KONFRONTASI……(1)

• seorang perawat mampu mengekspresikan sikapnya


terhadap perilaku klien yang menyimpang untuk tujuan
memperluas kesadaran diri klien, Ada 3 kategori prilaku
klien yg tdk sesuai :
1. K’tdk sesuaian antra konsep diri klien dg ideal diri klien
2. K’tdk sesuaian antra ekspresi verbal dg prilaku klien
3. K’tdk sesuaian antara pengalaman klien dg pengalaman prwt
• Konfrntsi b’guna u/ meningkatkan kesadaran diri klien akan
kesesuaian perasaan, kepercayaan, sikap dan prilaku
• Konfrntasi hrs dilkukan sec asertif
• Sblm prwt mlkannya, hrs m’kaji :
•Tingkat hub salaing percaya
•Waktu yg tepat (tgt suasana hati klien)
•Kekuatan koping klien

Konfrontsi sgt diperlukan pd klien yg telah mpy kesadaran diri tp


prilaku blm berubah

Konfrontasi …..(2)
KESEGERAAN
• seorang perawat sensitif terhadap perbaikan fungsi
klien melalui
kemamdirian untuk pemenuhan kebutuhan dasar
KETERBUKAAN
• seorang mampu memberikan informasi tentang diri,
nilai, perasaan dan sikapnya dalam rangka
memfasilitasi klien belajar untuk mengungkapkan
perasaannya
• Prwt m’buka diri ttg pengalaman yang berguna untuk
terapi klien
• Peningkatan keterbukaan antara prwt dan klien dapat
menurunkan tingkat kecemasan klien
EMOSIONAL CATARSIS
• seorang perawat mampu mendorong klien untuk
mengungkapkan perasaan yang mengganggu
• Prwt harus pandai m’kaji kesiapan klien dlm
m’diskusikan mslhnya
• Bila klien merasa bahwa dia dpt m’ekspresikan
perasaannnya dlm suasana yg diterima dan aman, maka
klien akan m’perluas kesadarab dan penerimaan dirinya.

Anda mungkin juga menyukai