Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

A. KONSEP DASAR NUTRISI


1. PENGERTIAN
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya, dan menggunakan bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi dalah makanan yang mengandung unsur gizi yang
dibutuhkan oleh sel-sel tubuh. Nutrisi adalah zat gizi yang terdapat
dalam makanan (Alimul Hidayat A.Aziz, 2005).
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah intake nutrisi tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolic (Nanda. 2005-2006).
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaaan dimana
individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi
kebutuhan metabolic (Wilkinso Judith M. 2007).
Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh
makhluk hidup untuk menerima bahan-bahan dari lingkungan hidupnya
dan menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai
aktivitas penting dalam tubuhnya sendiri. Gangguan nutrisi terjadi
kalau diet mengandung satu atau lebih nutrient dalam jumlah yang
tidak tepat.

2. FISIOLOGI NUTRISI DAN METABOLISME


Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi
untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk menyediakan
material mentah, untuk fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan
kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada semua reaksi
biokimia dalm tubuh. Proses metabolic dapat menjadi anabolic
(membangun) atau katabolic (merusak). Energy adalah kekuatan untuk

1
bekerja, manusia membutuhkan energy untuk terus menerus
berhubungan dengan lingkungannya.
a. Pemasukan energi
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan
selama oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama
energi manusia. Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan
kalori. 1 kalori juga disebut 1 kalori besar ( K ) atau kkal adalah
jumlah panas yang di butuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air
sebesar 1 °c. 1 kkal = 1 K atau sama dengan 1000 kalori.
b. Pengeluaran energi
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh
tubuh untuk men- support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh.
Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa phospat seperti ATP.
Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh BMR dan aktivitas
fisik.
c. Basal metabolisme rate (MBR)
Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan
tubuh pada saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti
pergerakan jantung, pernafasan, peristaltic usus, kegiatan
kelenjar-kelenjar tubuh.
Pengukuran yang dilakukanuntukmenilaiMBR yaitu dengan
menilai indeks masa tubuh (IMT).
𝑩𝑩 (𝒌𝒈)
Rumus IMT = 𝑻𝑩(𝒎)𝟐

AcuanNilaiStandar :
<20 Under weight
20 – 25 Berat normal
25 - 30 Over weight
>30 Obese/ gemuk.

Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa proses. Mulai


dari pencernaan, absorbsi, metabolisme, dan penyimpanan hingga
eliminasi.

2
1) Pencernaan
Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan di pecah
secara mekanik dengan mengunyah. Protein dan lemak
dipecahkan secara fisik tetapi tetap tidak berubah secara kimia
karena enzim dalam mulut tidak bereaksi dengan nutrisi ini.
Makanan yang telah ditelan memasuki esopagus dan bergerak
sepanjangnya dan dengan kontraksi otot seperti gelombang
(peristaltik). Massa makanan yang berada pada kardiak spinkter,
berlokasi pada pembukaan atas lambung, menyebabkan
spinkter relaksasi dan memungkunkan makanan masuk
lambung. Di dalam lambung, pepsinogen di sekresikan dan
diaktifkan oleh asam hidrokolik menjadi pepsin, enzim pemecah
protein. Lambung juga mengeluarkan sejumlah kecil lipase dan
amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung secara berturut-
turut. Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan
makanan menetap di dalam perut kira-kira 3 jam, dengan
rentang dari 1-7 jam. Makanan meninggalkan lambung pada
spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut kimus.
Kimus mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan
empedu, getah intestinal, sekresi pangkreas. Peristaltik terjadi
terus menerus dalam usus kecil, mencampur sekresi dengan
kimus.
2) Absorbsi
Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien.
Sepanjang daerah ini terdapat penonjolan seperti jari yang
disebut vili, untuk meningkatkan area permukaan absorbsi.
Nutrient diabsorbsi oleh difusi pasif dan osmosis, transport aktif,
dan pinositosis.

3) Metabolisme
Nutrien diabsopsi dalam intestinal, termasuk air, yang
ditransportasikan melalui system sirkulasi ke jaringan tubuh.

3
Melalui perubahan kimia dari metabolisme, nutrien diubah ke
jumlah substansi yang diperlukan oleh tubuh. Dua tipe dasar
metabolisme adalah anabolisme dan katabolisme. Anabolisme
merupakan produksi dari substansi kimia yang lebih kompleks
dengan sintesis nutrient. Katabolisme merupakan pemecahan
substansi kimia menjadi substansi yang lebih sederhana.
4) Penyimpanan
Beberapa, tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh
disimpan dalam jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi
yang disimpan adalah lemak, yang disimpan sebagai jaringan
adiposa. Glikogen disimpan dalam cadangan kecil di hati dan
jaringan otot dan protein dan protein disimpan dalam massa otot.
Ketika keperluan energi tubuh melebihi persediaan energi dari
nutrient yang dimakan, maka energi yang disimpan digunakan.
Sebaliknya energi yang tidak digunakan harus disimpan terutama
lemak.

3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NUTRISI


Faktor-faktor atau penyebab yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
antara lain:
a. Fisiologis (Intake nutien)
1) Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
2) Pengetahuan
3) Gangguan menelan
4) Perasaan tidak nyaman setelah makan
5) Anoreksia
6) Nausea dan vomitus
7) Intake kalori dan lemak yang berlebih

b. Kemampuan mencerna nutrient


1) Obstruksi saluran cerna
2) Malaborbsi nutrient

4
3) DM
c. Kebutuhan metabolism
1) Pertumbuhan
2) Stres
3) Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan,hipertyroid)
4) Kanker.
d. Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler
e. Kebudayaan dan kepercayaan
Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan
pokok
f. Tinggal sendiri
Seseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan tugas
memasak untuk menyediakan makanannya.
g. Kelemahan fisik
Contohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang
menyebabkan kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak
mampu merencanakan dan menyediakan makanannya sendiri.
h. Kehilangan
Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak
untuk mereka sendiri. Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu
makanan yang gizinya seimbang.
i. Depresi
Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau
bersusah payah berbelanja, memasak atau memakan
makanannya.
j. Pendapatan yang rendah / Sumber ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi,
penyediaan makanan bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit
karena perubahan status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi.
Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk
meningkatkan pengonsumsian makanan yang bergizi.

5
k. Penyakit saluran pencernaan
Termasuk sakit gigi, ulkus
l. Obat
Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan
kelompok usia lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap
nutrisi lansia. Pengobatan akan mengakibatkan kemunduran nutrisi
yang semakin jauh.
m. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi
kesalahan pemenuhan kebutuhan gizi
n. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis makanan yang bernilai
gizi tinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang Misalnya : di
daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang baik dan
murah, tidak digunakan dalam makanan sehari-hari karena
masyarakat menganggap bahwa mengkonsumsi tempe dapat
merendahkan derajat mereka.
o. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang buruk atau pantangan terhadap makanan
tertentu dapat juga mempengaruhi status gizi Misalnya : di
beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang, pepaya bagi
para gadis, remaja maupun anak-anak.
p. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap sesuatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat gizi yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan
banyak mengakibatkan terjadinya kasus soal nutrisi pada anak
karena asupan gizinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan

6
4. TANDA DAN GEJALA GANGGUAN NUTRISI
a. Tanda :
1) Penurunan berat badan
2) Anoreksia
3) Tidak ada penyakit yang menurunkan berat badan
4) Penampilan kurus
5) Makan disembunyikan
6) Pemikiran tak rasional tentang makanan
7) Muntah
b. Gejala :
1) Lapar terus menerus/ menyangkal lapar
2) Takut peningkatan berat badan
3) Terlalu memperhatikan makanan, misal : menghitung kalori
4) Menolak mempertahankan berat badan diatas normal
5) Secara teratur merangsang diri untuk muntah
6) Puasa

5. PATOFISIOLOGI
Makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri salmonella
typhosa masuk melalui mulut terus sampai ke saluran pencernaan.
Basil diserap di usus halus, melalui pembuluh limfe halus masuk ke
dalam peredaran darah sampai di organ-organ terutama hati dan limfe.
Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan
limfe, sehingga organ tersebut akan membesar disertai nyeri pada
perabaan. Basil masuk kedalam darah dan menyebar keseluruh tubuh
terutama kelenjar limfoid usus halus, sehingga tukak berbentuk lonjong
pada mukosanya, mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus,
Gejala demam disebabkan oleh endotoxin. Infeksi terjadi pada saluran
pencernaan. Basil diserap di usus halus.
Melalui pembuluh limfe halus masuk ke dalam peredaran darah
sampai di organ-organ terutama hati dan limpa sehingga organ-organ
tersebut akan membesar disertai nyeri pada perabaan. Kemudian basil

7
masuk kembali ke dalam darah (bakteremia) dan menyebar ke seluruh
tubuh terutama ke dalam kelenjar limfoid usus halus menimbulkan plak
peyeri. Tukak tersebut dapat mengakibatkan perdarahan dan perforasi
usus. Gejala demam disebabkan oleh endotoksin, sedangkan gejala
pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus.
a. Produksi saliva menurun → mempengaruhi proses perubahan
kompleks karbohidrat menjadi disakorida
b. Fungsi ludah menurun → sukar menelan
c. Fungsi kelenjar pencenaan menurun → perut terasa tidak enak /
kembung
d. Banyak gigi yang lepas (ompong) → nafsu makan berkurang
e. Dengan proses menua terjadi gangguan motilitas otot polos
oesofagus.
Dari proses perubahan-perubahan pada proses menua pada lansia
menyebabkan intake makanan pada lansia berkurang yang
nantinya akan mempengaruhi status gizi pada lansia.

B. ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


NUTRISI
1. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan terhadap masalah gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi yaitu :
a. Data Subyektif
1) Biodata
2) Alasan datang
3) Keluhan utama
4) Riwayat kesehatan pasien dan keluarga
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan fisik umum
2) Pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan
perkusi
3) Pemeriksaan khusus

8
4) Pemeriksaan penunjang
c. Status nutrisi seseorang dalam hal ini klien dengan gangguan
status nutrisi dapat dikaji :
1) Pengukuran antropometik (antropometik measuremant)
a) Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu
dewasa dan balita dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas
kaki, sedangkan pada bayi dilakukan dalam posisi berbaring.
b) Berat badan
 Alat serta skala ukur yang digunakan harus sama setiap
kali menimbang.
 Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
 Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya
setiap kali menimbang.
 Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan
sesudah makan.
c) Tebal lipatan kulit
 Anjuran klien untuk membuka baju guna mencegah
kesalahan pada hasil pengukuran.
 Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.
 Dalam pengukuran TSF utamakan lengan klien yang
tidak dominan.
 Pengukuran TSF dilakukan pada titik lengan atas, antara
akromion dan olekranon.
 Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks
 Alat yang digunakan adalah kaliper
d) Lingkaran tubuh : umumnya area tubuh yang digunakan
untuk pengukuran ini adalah kepala, dada dan otot bagian
tengah lengan atas.
2) Data biomedis (biomedical data)
3) Tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical sign)
4) Diet (dietary)
Berikut ini adalah faktor yang menyebabkan gangguan nutrisi

9
a) Riwayat diet
 Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan
 Asupan makanan tidak adekuat
 Diet yang salah atau ketat
 Kurangnya persediaan bahan makanan selama 10 hari
atau lebih
 Pemberian nutrisi melalui intravena selama 10 hari atau
lebih
 Tidak adekuatnya dana untuk penyediaan bahan
makanan
 Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan
 Tidak adekuatnya fasilitas penyimpanan bahan makanan
 Ketidakmampuan fisik
 Lansia yang tinggal dan makan sendiri
b) Riwayat penyakit
 Adanya riwayat berat badan berlebih atau berkurang
 Penurunan berat badan dan tinggi badan
 Mengalami penyakit tertentu
 Riwayat pembedahan pada sistem gastrointestinal
 Anoreksia
 Mual dan muntah
 Diare
 Alkoholisme
 Gangguan yang mengenai organ tertentu (kanker)
 Disabilitas mental
 Kehamilan remaja
 Terapi radiasi
c) Riwayat pemakaian obat-obatan : aspirin, antibiotik,
antasida, anti-depresan, agens anti-hipersentivitas, agens
anti-imflamasi, agens anti-neoplastik, digitalis, laksatif,

10
diuretik, natrium klorida dan vitamin atau preparat nutrien
lain.
d. Tujuan mengkaji kebutuhan nutrisi :
1) Mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi dan pengaruh
terhadap status kesehatan.
2) Mengumpulkan informasi khusus guna menetapkan rencana
asuhan keperawatan terkait nutrisi.
3) Menilai keefektifan asuhan keperawatan terkait nutrisi dan
kemungkinan untuk memodifikasi asuhan tersebut (Potter &
Perry, 1992).
4) Mengidentifikasi kondisi kelebihan nutrisi yang berisiko
menyebabkan obesitas, diabetes melitus, penyakit jantung,
hipertensi.
5) Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien (Barkauskas, 1994).
e. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan pada klien merupakan
penilaian kondisi fisik yang berhubungan dengan masalah
malnutrisi. Prinsip pemeriksaan ini adalah head to toe yaitu dari
kepala sampai ke kaki.
f. Pemeriksaan biokimia
Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah
kadar total limfosit, albumin serum, zat besi, transferin serum,
kreatinin, hemoglobin, hemotokrit, keseimbangan nitrogen dan tes
antigen kulit (Barkaukas, 1995).Tanda dan gejala klinis defisiensi
nutrisi.
Bagian tubuh Tanda klinis Kemungkinan
kekurangan
Tanda umum Penurunan berat badan, lemah, -Kalori
lesu -Cairan
Rasa haus adanya dehidrasi -Vitamin A
Pertumbuhan terhambat
Rambut Kusut, kakuningan, kekurangan Protein

11
pigmen
Kulit Adanya radang pada kulit atau -Niasin, riboflavin
dermatitis danbiotinemak
Sedangkan pada bayi terjadi -Asam asetat
dermatosis adanya petechial
hemorhagik
Eksema -Pirodoksin
Mata Fotofebia atau penglihatan ganda -Roboflavin
Rabun senja -Vitamin A
Mulut Stomatis -Riboflavin
Glositis -Niasin, asam volat,
sianokobalamin (vit
B12) dan zat besi
Gigi Karies gigi Fluorida
Sistem Kejang -Vitamin D
neuramuskular Lemah otot -Kalium
Tulang Riketsia Vitamin D
Sistem Anoreksia atau nafsu makan -Tiamin
gastrointestinal menurun -Garam dapur
Mual dan muntah
Sistem Gondok Iodium
endrokin
Sistem Adanya pendarahan -Vitamin K
kardiovaskular Penyakit jantung -Tiamin
Anemia -Piridoksin dan zat besi
Sistem saraf Kelainan mental -Sianokobalamin
Kelainan saraf perifer

12
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut NANDA, diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi
dibagi menjadi tiga (Kozier, 2004) :
a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
b. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
c. Ketidakseimbangan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan tubuh.

3. PERENCANAAN
a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh.
Yang berhubungan dengan :
1) Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan pada mulut, mual,
muntah.
2) Penurunan absorpsi nutrisi
3) Muntah, anoreksia, gangguan digesti
4) Depresi, stres, isolasi sosial
Kriteria hasil yang dituju:
Klien akan mengonsumsi kebutuhan nutrisi harian sesuai dengan
tingkat aktivitas dan kebutuhan metabolik.
Indikator :
1) Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
2) Mengidentifikasi kekurangan atau defisiensi dalam asupan
sehari-hari
3) Menyebutkan metode-metode untuk meningkatkan nafsu makan
Intervensi umum :
1) Menjelaskan perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral dan cairan yang adekuat.
2) Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan
kalori harian dan jenis makanan yang sesuai dengan klien.
3) Diskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya
nafsu makan.
4) Anjurkan klien untuk istirahat sebelum makan.
5) Tawarkan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering.

13
6) Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan
saat makan dan hindari mengonsumsi cairan satu jam sebelum
dan sesudah makan.
7) Dorong dan bantu klien untuk menjaga kebersihan mulut yang
baik.
8) Atur agar posisi makanan tinggi kalori dan tinggi protein
disajikan saat klien biasanya paling lapar.
9) Lakukan langkah-langkah untuk meningkatkan nafsu makan
a) Tentukan makanan kesukaan klien dan atur agar makanan
tersebut tersaji apabila memungkinkan.
b) Hilangkan bau dan pemandangan yang tidak sedap dari
area makan.
c) Kontrol rasa nyeri dan mual sebelum makan.
d) Anjurkan orang terdekat klien untuk membawa makanan
yang diperbolehkan dari rumah apabila memungkinkan.
e) Ciptakan lingkungan yang santai saat makan.
10) Beri klien daftar materi nutrisi diet yang terdiri atas :
a) Asupan tinggi karbohidrat kompleks dan serat.
b) Pengurangan asupan gula, garam, kolesterol, lemak total
dan lemak jenuh.
c) Penggunaan alkohol hanya dalam jumlah sedang.
d) Asupan kalori yang sesuai untuk mempertahankan berat
badan ideal.

b. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan


Yang berhubungan dengan :
1) Perubahan pada indera pengecapan dan penciuman.
2) Medikasi (Kortikosteroid, antihistamin, estrogen).
3) Risiko peningkatan berat badan sebesar 12,5-15 kg selama
kehamilan.
4) Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolik.
Kriteria hasil :

14
Klien akan menjelaskan mengapa dia berisiko mengalami
peningkatan berat badan.
Indikator :
1) Menjelaskan alasan peningkatan asupan pada kondisi defisit
pengecapan atau panciuman.
2) Mendiskusikan kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
3) Mendiskusikan pengaruh olah raga terhadap pengontrolan
berat badan.
Intervensi umum :
1) Kaji adanya faktor penyebab peningkatan berat badan, seperti
penurunan indera pembau dan perasa pengaruh medikasi, atau
riwayat penambahan berat badan lebih dari 15 kg selama
kehamilan.
2) Jelaskan pengaruh penurunan indera perasa dan pembau pada
persepsi kenyang setelah makan. Anjurkan klien untuk
mengevaluasi asupan berdasarkan penghitungan jumlah kalori,
bukan perasaan kenyang.
3) Jelaskan rasional peningkatan selera makan akibat
penggunaan obat-obatan tertentu (misalnya, steroid,
androgen).
4) Diskusikan tentang asupan nutrisi dan peningkatan berat badan
selama kehamilan.
5) Tingkatkan kesadaran klien mengenai berbagai tindakan yang
bisa menyebabkan peningkatkan asupan makanan.
a) Minta klien menuliskan seluruh makanan yang
dikonsumsinya dalam 24 jam terakhir.
b) Instruksikan klien untuk membuat buku harian diet selama 1
minggu yang menjelaskan hal-hal berikut : jenis makanan,
kapan, dimana, dan mengapa klien makan, serta kehadiran
orang lain saat makan.
c) Tinjau kembali buku harian diet untuk mengetahui pola
makan klien yang mempengaruhi asupan makannya.

15
6) Ajarkan teknik-teknik modifikasi prilaku untuk mengurangi
asupan kalori, seperti :
a) Jangan makan pada saat melakukan kegiatan.
b) Minum satu gelas air sesaat sebelum makan.
c) Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak,
makanan manis dan alkohol.
d) Siapkan makanan dalam porsi kecil yang hanya cukup untuk
satu kali makan dan buang sisanya.
e) Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga
sempurna.
7) Instrusikan klien untuk memperbanyak aktivitas guna
membakar kalori.

c. Ketidakseimbangan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan


Pada dasarnya diagnosis keperawatan ini mirip dengan risiko
ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh. Diagnosis
ini menggambarkan individu yang memiliki riwayat obesitas pada
keluarga, yang juga memperlihatkan pola berat badan yang lebih
tinggi serta individu yang pernah memiliki riwayat peningkatan berat
badan yang berlebihan (misalnya, kehamilan sebalumnya).
Sampai penelitian klinis membedakan diagnosis tersebut
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (aktual atau risiko) atau
risiko ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh untuk
memberikan penyuluhan langsung guna mambantu klien dan
keluarga mengidentifikasi pola diet yang tidak sehat.

4. IMPLEMENTASI
Merupakan tindakan-tindakan yang dilaksanakan untuk
mengatasi keluhan pasien berdasarkan intervensi-intervensi yang telah
dibuat. Implemetasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang dibuat.

16
5. EVALUASI
Asuhan keperawatan yang kita berikan dikatakan berhasil bila :
a. Klien mampu mengatasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
diet.
b. Klien mampu mengontrol pola makannya.
c. Klien merasa nyaman saat makan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. 2007. Buku Ajar Kebutuhan
Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC.

Tarwoto dan Wartona. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat, A.Aziz Alimul. 2008. Pengantar kebutuhan Dasar Manusia:


Aplikasi Konsep dan

Doenges, Marilynn E, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan:


Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Keperawatan Pasien. Jakarta : EGC.

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1992. Asuhan Kesehatan Anak


dalam Konteks Keluarga. Departemen Kesehatan: Jakarta.

Wahidiyat, Iskandar. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2. Bagian


Kesehatan Anak FKUI: Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai

  • 16
    16
    Dokumen3 halaman
    16
    Amalia Febriana
    Belum ada peringkat
  • 15
    15
    Dokumen4 halaman
    15
    Amalia Febriana
    Belum ada peringkat
  • Episode 28
    Episode 28
    Dokumen5 halaman
    Episode 28
    Amalia Febriana
    Belum ada peringkat
  • Episode 29
    Episode 29
    Dokumen4 halaman
    Episode 29
    Amalia Febriana
    Belum ada peringkat
  • Episode 36
    Episode 36
    Dokumen3 halaman
    Episode 36
    Amalia Febriana
    Belum ada peringkat
  • Episode 20
    Episode 20
    Dokumen5 halaman
    Episode 20
    Amalia Febriana
    Belum ada peringkat
  • Episode 42
    Episode 42
    Dokumen3 halaman
    Episode 42
    Amalia Febriana
    Belum ada peringkat
  • Episode 10
    Episode 10
    Dokumen4 halaman
    Episode 10
    Amalia Febriana
    Belum ada peringkat
  • Episode 11
    Episode 11
    Dokumen3 halaman
    Episode 11
    Amalia Febriana
    Belum ada peringkat
  • Checklist
    Checklist
    Dokumen3 halaman
    Checklist
    Amalia Febriana
    Belum ada peringkat