Anda di halaman 1dari 34

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)

MODA DARING

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2016
Penulis:

Tim PKB Moda Daring

rof

Copyright©2016
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
KATA PENGANTAR

Peningkatan kualitas pendidikan saat ini menjadi prioritas, baik oleh


pemerintah maupun pemerintah daerah. Salah satu komponen yang menjadi fokus
perhatian adalah peningkatan kompetensi guru. Peran guru dalam pembelajaran
di kelas merupakan kunci keberhasilan untuk mendukung prestasi belajar siswa.
Guru yang profesional dituntut mampu membangun proses pembelajaran yang
baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas.

Dalam rangka memetakan kompetensi guru, pada tahun 2015 telah dilaksanakan
Uji Kompetensi Guru (UKG) secara menyeluruh. UKG dilaksanakan bagi semua
guru, baik yang sudah maupun belum sertifikasi untuk memperoleh gambaran
obyektif sebagai baseline kompetensi profesional maupun pedagogik guru, yang
ditindaklanjuti dengan program Diklat Pasca UKG. Pengembangan profesionalitas
guru melalui program Diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru.

Program Diklat PKB dilakukan melalu beberapa moda yaitu moda tatap muka,
moda dalam jaringan (daring), dan moda kombinasi (tatap muka dan daring) untuk
semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan
program Diklat PKB memberikan sumbangan yang sangat besar dalam
peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan program Diklat PKB dengan mengimplementasikan “belajar


sepanjang hayat” untuk mewujudkan Guru “mulia karena karya” dalam
mencapai Indonesia Emas 2045.

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ....................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iii

DAFTAR TABEL .................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1


A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................................................... 2
C. Peta Kompetensi .......................................................................................................... 3
D. Ruang Lingkup .............................................................................................................. 3
E. Cara Penggunaan Modul .............................................................................................. 3

BAB II IMPLEMENTASI ISI MODUL ..........................................................5


A. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru ............................................. 5
1. Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru ........................ 5
2. Bahan Bacaan .......................................................................................................... 5
B. Pembelajaran Daring pada PKB Guru Garis Depan (GGD) .......................................... 6
1. Kegiatan Pembelajaran Daring pada PKB Guru Garis Depan (GGD)...................... 6
2. Bahan Bacaan ........................................................................................................... 7
C. Simulasi Pembelajaran Kegiatan Pengembangan diri Moda Daring ......................... 19
1. Kegiatan Pembelajaran ......................................................................................... 19
2. Lembar Kerja ......................................................................................................... 19
3. Bahan Bacaan ........................................................................................................ 19

BAB III PENUTUP .............................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 24

LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 25
A. Lembar Kerja .............................................................................................................. 25

ii
DAFTAR GAMBAR

gambar 1. 1. Peta Kompetensi Modul Pembelajaran Daring Pada PKB GGD .............. 3

Gambar 2. 1. Alur Pengembangan Program PKB 8

Gambar 2. 2. Model Pembimbingan PKB Moda Daring - Model 1 10

Gambar 2. 3. Model Pembimbingan PKB Moda Daring - Model 2 11

Gambar 2. 4. Model Pembimbingan PKB Moda Daring Kombinasi 12

Gambar 2. 5. Sistem PKB 13

Gambar 2. 6. Pendekatan TPACK 15

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Struktur Pembelajaran Moda Daring .......................................................... 21

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri. Pendidikan diselenggarakan
sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan yang bermutu menjadi hak bagi
setiap warga negara untuk mendapatkannya.

Pendidikan terselenggara dengan adanya peran serta dari pendidik dan tenaga
kependidikan. Guru sebagai salah satu bagian dari pendidik tentu memiliki
peran yang besar dalam menyelenggarakan pendidikan yang bermutu. Untuk
menghasilkan pendidikan yang bermutu, tentu saja membutuhkan pendidik
berkualitas salah satunya guru. Agar guru dapat melaksanakan tugasnya, wajib
bagi guru untuk selalu melakukan kegiatan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan guna mendukung pengembangan profesi bagi PKB sesuai dengan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terlebih era saat ini mudah
sekali untuk mendapatkan atau mencari sumber belajar. Kemajuan teknologi
memudahkan guru untuk belajar dimana saja dan kapan saja.

Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah membuat kebijakan bahwa guru


wajib untuk senantiasa melakukan pengembangan diri sebagai bagian dari
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Selain membuat kebijakan,
pemerintah memiliki kewajiban memberikan layanan dan kemudahan serta
menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara
tanpa diskriminasi. Pemerintah juga memiliki kewajiban untuk memberi

1
layanan bagi guru sebagai bagian dari warga negara dan sebagai pelaku
pendidikan tentu berhak juga mendapatkan layanan dari pemerintah. Untuk itu
pemerintah perlu menyelenggarakan layanan atau fasilitasi bagi guru dan salah
satu langkah yang ditempuh oleh pemerintah adalah dengan menjalankan
Kegiatan PKB.

Kegiatan PKB dikembangkan berdasarkan peta kompetensi guru yang dapat


dilihat dari hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG), dan Uji Kompetensi Guru (UKG)
serta didukung dengan hasil evaluasi diri. Guru yang kompetensinya masih
dibawah Kriteria Capaian Minimal (KCM) akan mengikuti peningkatan
kompetensi PKB yang diorientasikan untuk mencapai standar kompetensi
minimal. Guru yang hasil pengembangan keprofesiannya telah mencapai
standar kompetensi minimal, kegiatan PKB-nya diarahkan kepada peningkatan
keprofesian yang dapat memenuhi tuntutan ke depan dalam pelaksanaan tugas
dan kewajibannya memberikan pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhan sekolah.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan


Tenaga Kependidikan mengembangkan peningkatan kompetensi PKB ini dalam
3 (tiga) moda, yaitu (1) Tatap Muka; (2) Daring (full online learning); dan (3)
Kombinasi antara daring dan tatap muka (blended learning), yang selanjutnya
disebut dengan daring kombinasi. Pada daring kombinasi, guru dapat berperan
sebagai mentor yang membimbing peserta.

B. Tujuan

Modul ini disusun dengan tujuan untuk memberikan panduan bagi peserta
dalam mengikuti pembelajaran PKB moda daring.

2
C. Peta Kompetensi

Memahami Konsep
Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) Guru

Memahami Pembelajaran
Daring pada PKB Guru Garis
Depan (GGD)

Mensimulasikan
Pembelajaran Kegiatan PKB
Moda Daring

Membuat Refleksi dan


Rencana Tindak Lanjut

GAMBAR 1. 1. PETA KOMPETENSI MODUL PEMBELAJARAN DARING PADA PKB GGD

D. Ruang Lingkup

Modul ini memuat:

1. Konsep Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru

2. Pembelajaran Daring pada PKB Guru Garis Depan (GGD)

3. Simulasi Pembelajaran Kegiatan PKB Moda Daring

4. Refleksi dan Rencana Tindak Lanjut

E. Cara Penggunaan Modul

Peserta diharapkan membaca secara seksama, menelaah informasi tambahan


yang diberikan oleh fasilitator, serta menggali lebih dalam informasi yang
diberikan melalui eksplorasi sumber-sumber lain, melakukan diskusi, serta upaya
3
lain yang relevan untuk memahami dan mampu melaksanakan seluruh isi dalam
modul ini. Pada tahap penguasaan keterampilan diharapkan Anda mencoba
berbagai keterampilan yang disajikan secara bertahap sesuai dengan langkah dan
prosedur yang dituliskan dalam modul ini. Cobalah berkali-kali dan kemudian
Anda bandingkan keterampilan yang Anda kuasai dengan kriteria yang ada dalam
setiap pembahasan.

4
BAB II
IMPLEMENTASI ISI MODUL

A. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi Guru


Garis Depan (GGD) 2016
1. Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi
Guru Garis Depan (GGD) 2016
 Peserta dipersilahkan menyimak paparan singkat mengenai konsep
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru.
 Peserta dipersilahkan menyimak penguatan yang disampaikan oleh
Fasilitator.
2. Bahan Bacaan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru Dan
Angka Kreditnya

Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan danlatau akumulasi
nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang Guru dalam
rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya.

Unsur kegiatan yang dinilai dalam memberikan angka kredit terdiri atas:

a. unsur utama; dan


b. unsur penunjang.

Unsur utama, terdiri atas:

a. pendidikan;
b. pembelajaran, pembimbingan dan tugas tambahan dan atau tugas lain
yang relevan dengan fungsi sekolahl madrasah; dan
c. pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan


kompetensi Guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap,
berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.

5
Pengembangan keprofesian berkelanjutan, meliputi:

1. pengembangan diri: a) diklat fungsional; dan b) kegiatan kolektif Guru


yang meningkatkan kompetensi danlatau keprofesian Guru;
2. publikasi Ilmiah: a) publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan
inovatif pada bidang pendidikan formal; dan b) publikasi buku teks
pelajaran, buku pengayaan, dan pedoman Guru;
3. karya Inovatif: a) menemukan teknologi tepat guna; b)
menemukan/menciptakan karya seni; c) membuat/memodifikasi alat
pelajaran/peragalpraktikum; dan d) mengikuti pengembangan
penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya;

B. Pembelajaran Moda Daring pada PKB bagi Guru Garis Depan (GGD)

1. Kegiatan Pembelajaran Moda Daring pada PKB bagi Guru Garis


Depan (GGD)

 Peserta dipersilahkan menyimak paparan singkat mengenai kegiatan


pembelajaran Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
bagi GGD.
 Peserta diminta berdiskusi secara berkelompok mengenai:
a. Karakteristik PKB moda daring
b. Filosofi dan prinsip pembelajaran daring
 Secara berkelompok, Peserta diminta untuk menuangkan hasil diskusi
pada format diskusi
 Secara berkelompok, Peserta diminta untuk membuat kesimpulan hasil
curah pendapat
 Menunjuk perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok Peserta di depan kelas.

 Peserta dipersilahkan menyimak penguatan yang disampaikan oleh


Fasilitator.

6
2. Bahan Bacaan

Program Peningkatan Kompetensi PKB merupakan proses penyelenggaraan


kegiatan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan dan
kompetensi guru dalam melaksanakan tugas profesinya. Peningkatan
kemampuan tersebut mencakup kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
perbaikan dan pertumbuhan kemampuan (abilities), sikap (attitude), dan
keterampilan (skill). Dari kegiatan ini diharapkan akan menghasilkan suatu
perubahan perilaku guru yang secara nyata perubahan perilaku tersebut
berdampak pada peningkatan kinerja guru dalam proses belajar mengajar di
kelas.
Guru sebagai pembelajar menjadikan Program Peningkatan Kompetensi PKB
sebagai salah satu cara untuk memenuhi standar kompetensi guru sesuai
dengan tuntutan profesi dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni. Program Peningkatan Kompetensi PKB menjadi bagian penting
yang harus selalu dilakukan secara terus menerus atau berkelanjutan untuk
menjaga profesionalitas guru. Oleh karena itu, Program Peningkatan
Kompetensi PKB harus dirancang untuk memberikan pengalaman baru
dalam membantu meningkatkan kompetensi sesuai bidang tugasnya agar
guru memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan meningkatkan sikap
perilaku yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik
sesuai tanggung jawabnya.
a. Desain PKB
Program Peningkatan Kompetensi PKB dirancang berdasarkan Standar
Kompetensi Guru (SKG) yang mengacu pada Permendiknas Nomor 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru, Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Konselor, Permendiknas Nomor 32 Tahun
2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
Pendidikan Khusus, dan Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Berdasarkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dalam SKG
dikembangkan peta kompetensi guru yang dibagi menjadi 10 kelompok

7
kompetensi. Selanjutnya, dari 10 kelompok kompetensi dikembangkan
kisi-kisi soal UKG, dan untuk masing-masing kelompok kompetensi
dikembangkan juga modul peningkatan kompetensi PKB. Hasil UKG
menjadi acuan dalam penilaian diri (self assessment) bagi guru tentang
kompetensinya sehingga dapat menetapkan modul peningkatan
kompetensi PKB yang dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensinya,
dan menjadi acuan bagi penyelenggara Program Peningkatan
Kompetensi PKB untuk melakukan analisis kebutuhan.

GAMBAR 2. 1. ALUR PENGEMBANGAN PROGRAM PKB

b. Moda PKB
Program Peningkatan Kompetensi PKB dilakukan melalui tiga moda,
yaitu Moda Tatap Muka, Moda Daring, dan Moda Daring Kombinasi.
Pelaksanaan program PKB dapat dilakukan di tingkat kabupaten/kota,
provinsi, maupun nasional.

8
1) Moda Tatap Muka
Moda tatap muka merupakan bagian dari sistem pembelajaran di
mana terjadi interaksi secara langsung antara fasilitator dengan
peserta pembelajaran. Interaksi pembelajaran yang terjadi dalam
tatap muka meliputi pemberian input materi, tanya jawab, diskusi,
latihan, kuis, praktik, dan penugasan.
Moda tatap muka diperuntukkan bagi guru yang memerlukan
peningkatan kompetensi yang lebih intensif pada 8-10 modul. Di
samping itu, moda tatap muka dapat menjadi alternatif bagi guru
yang memiliki berbagai keterbatasan sehingga tidak memungkinkan
untuk mengikuti pembelajaran moda lainnya, misalnya karena
alasan geografis, tidak/kurang tersedianya aliran listrik dan jaringan
internet, ketersediaan anggaran, literasi teknologi informasi dan
komunikasi, serta alasan lain yang rasional.
Moda tatap muka dapat dilaksanakan dengan beberapa alternatif,
yaitu: tatap muka penuh, tatap muka tidak penuh (in-on-in), dan
tatap muka dalam kegiatan kolektif guru yaitu PKG (Pusat Kegiatan
Gugus) untuk guru PAUD, KKG (Kelompok Kerja Guru) untuk guru
SD, MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) untuk guru
SMP/SMA/SMK, dan MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan
Konseling).
2) Moda Daring
Moda Dalam Jejaring (Daring) adalah program PKB yang
dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi jaringan komputer
dan internet. Moda Daring dapat dilaksanakan dengan
mempersiapkan sistem pembelajaran yang secara mandiri
memberikan instruksi dan layanan pembelajaran kepada peserta
tanpa melibatkan secara langsung para pengampu dalam proses
penyelenggaraannya. Melalui moda ini, peserta memiliki keleluasaan
waktu belajar. Peserta dapat belajar kapanpun dan dimanapun,
sehingga tidak perlu meninggalkan kewajibannya sebagai guru
dalam mendidik.
Peserta dapat berinteraksi dengan pengampu/mentor secara
synchronous – interaksi belajar pada waktu yang bersamaan seperti
9
dengan menggunakan video call, telepon atau live chat, maupun
asynchronous – interaksi belajar pada waktu yang tidak bersamaan
melalui kegiatan pembelajaran yang telah disediakan secara
elektronik dengan menggunakan forum atau message.
Dalam pelaksanaan moda daring, dikembangkan dua model sebagai
berikut.

(a) Model 1
Pembelajaran PKB pada model ini hanya melibatkan pengampu
dan guru sebagai peserta. Dengan memanfaatkan TIK, peserta
secara penuh melakukan pembelajaran daring dengan
mengakses dan mempelajari bahan ajar, mengerjakan lembar
kerja, berdiskusi serta berbagi ilmu pengetahuan dan
pengalaman dengan peserta PKB lainnya. Selama proses
pembelajaran, peserta difasilitasi secara daring penuh oleh
pengampu, seperti pada Gambar 2.2.

Sistem
PKB

GAMBAR 2. 2. MODEL PEMBIMBINGAN PKB MODA DARING - MODEL 1

10
(b) Model 2
Pembelajaran pada PKB moda daring – Model 2 melibatkan
peserta, mentor dan pengampu. PKB moda daring model ini
dilakukan secara daring penuh dengan menggabungkan interaksi
antara peserta, mentor dan atau pengampu, dengan model
pembimbingan seperti pada Gambar 2.3 berikut:

Sistem
PKB

GAMBAR 2. 3. MODEL PEMBIMBINGAN PKB MODA DARING - MODEL 2

 Interaksi Pengampu – Mentor: Pengampu mendampingi


mentor dan berinteraksi dengan mentor secara daring.
 Interaksi Mentor – Peserta: Mentor mendampingi, berdiskusi,
dan berkoordinasi dengan peserta secara daring.
 Interaksi Pengampu – Peserta: Pengampu memfasilitasi dan
berkomunikasi dengan peserta secara daring.

(c) Moda Daring Kombinasi


Moda daring kombinasi adalah moda yang mengkombinasikan
antara tatap muka dengan daring. Fasilitator sebagai pengampu
dalam pembelajaran daring memfasilitasi sistem pembelajaran
yang telah disiapkan dalam sistem PKB, sementara peserta di sisi
lain melaksanakan instruksi yang diberikan oleh sistem, mulai

11
dari registrasi, pelaksanaan pembelajaran, sampai dengan
evaluasi.
Moda Daring Kombinasi dilaksanakan dengan mempersiapkan
sistem pembelajaran yang membutuhkan keterlibatan secara
langsung para pengampu dan mentor dalam proses pembelajaran.
Keterlibatan para mentor dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara: (1)
bertemu muka secara langsung dengan peserta di Pusat Belajar atau
dalam kegiatan kolektif guru yaitu PKG (Pusat Kegiatan Gugus)
untuk guru PAUD, KKG (Kelompok Kerja Guru) untuk guru SD,
MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) untuk guru
SMP/SMA/SMK, dan MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan
Konseling); atau (2) bertemu muka secara virtual, baik melalui
video (Video Call), audio, maupun teks. Moda Daring Kombinasi
diperuntukkan bagi guru yang memerlukan peningkatan
kompetensi pada 6-7 modul. Penjelasan lebih lanjut pelaksanaan
program PKB moda daring dan daring kombinasi dijelaskan dalam
juknis moda daring.

Sistem
PKB

GAMBAR 2. 4. MODEL PEMBIMBINGAN PKB MODA DARING KOMBINASI

c. Sistem PKB
Sistem PKB adalah sebuah sistem informasi yang terdiri dari kumpulan
beberapa aplikasi (LMS PKB, Aplikasi Mobile, Sistem Pengolahan Data
dan Sistem UKG) yang saling terintegrasi untuk memberikan layanan
12
informasi mengenai pendataan, pelaksanaan, dan portofolio PKB. Sistem
PKB dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini.

GAMBAR 2. 5. SISTEM PKB

Sistem ini bermuara dari database DAPODIK (Data Pokok Pendidik),


dimana data tersebut akan menjadi acuan dalam mengembangkan
ataupun melaksanakan program PKB.
Sistem PKB terintegrasi dengan:
(1) LMS PKB, yaitu sistem pembelajaran yang digunakan untuk PKB
moda daring dan daring kombinasi. LMS yang digunakan adalah
Moodle versi 3.1.1.
(2) Aplikasi Mobile, adalah suatu aplikasi yang dikembangkan oleh tim
pengembang untuk memberikan kemudahan kepada peserta
pengguna smartphone, sehingga pembelajaran dapat dilakukan
dimana saja melalui smartphone yang digunakan.
(3) Sistem Pengolahan Data, yaitu aplikasi yang digunakan untuk
mengolah data kegiatan PKB moda tatap muka.
(4) Sistem UKG, adalah sistem yang digunakan dalam melaksanakan tes
akhir kegiatan PKB. Sistem ini sama dengan sistem yang digunakan
pada kegiatan Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2015.

13
d. Desain PKB Moda Daring
PKB moda daring dikembangkan dengan menggunakan pendekatan
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK), yaitu kerangka
pengembangan yang menggambarkan hubungan dan kompleksitas
antara tiga komponen dasar pengetahuan (teknologi, pedagogi, dan
konten). Berdasarkan gambar 2.6, Peserta akan melihat irisan 3 tipe
pengetahuan, yaitu pemahaman intuitif pengajaran konten dengan
metode pedagogi dan teknologi yang sesuai.
(1) Pedagogical - content knowledge (PCK), berhubungan dengan
pengetahuan konten yang berhubungan dengan proses mengajar
(Shulman, 1986). PCK merupakan perpaduan antara konten dan
pedagogi dengan tujuan untuk mengembangkan praktik mengajar
suatu konten yang lebih baik.
(2) Technological - content knowledge (TCK), merupakan pengetahuan
tentang bagaimana teknologi bisa mencipkan representasi yang baru
untuk konten yang spesifik. Dengan menggunakan teknologi yang
spesifik, guru bisa mengubah cara guru berlatih dan memahami
konsep di dalam konten spesifik.
(3) Technological pedagogical knowledge (TPK), merupakan
pengetahuan tentang bagaimana berbagai teknologi bisa digunakan
dalam mengajar dan untuk memahami bahwa penggunaan teknologi
dapat mengubah cara guru mengajar.

14
GAMBAR 2. 6. PENDEKATAN TPACK

Berdasarkan uraian tersebut dapat dijabarkan bahwa pengembangan


sistem pembelajaran dengan menggunakan pendekatan TPACK
berhubungan dengan pengetahuan yang dibutuhkan oleh fasilitator
untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam pengajaran konten tertentu.
Fasilitator memiliki pemahaman intuitif mengenai interaksi kompleks
antara tiga komponen dasar pengetahuan (konten, pedagogi, teknologi)
dengan mengajarkan konten menggunakan metode pedagogik dan
teknologi yang sesuai.

e. Konsep dan Prinsip Dasar Pembelajaran Daring


Pembelajaran daring adalah pembelajaran jarak jauh yang
memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer, dan atau
internet. Melalui pembelajaran daring ini memungkinkan pembelajar
untuk belajar melalui komputer di tempat masing-masing tanpa harus
secara fisik pergi mengikuti pembelajaran di kelas. Saat ini pembelajaran
daring sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia terbukti dengan
banyaknya implementasi pembelajaran daring khususnya di lembaga
pendidikan (sekolah, universitas, dan lembaga diklat).
Salah satu pendekatan pembelajaran yang diterapkan dalam
pembelajaran daring ini adalah pendekatan konstruktivisme.
Konstruktivisme merupakan proses pembelajaran yang menuntut

15
pembelajar untuk membangun dan menciptakan pengetahuan secara
mandiri dengan melakukan eksplorasi dan interaksi terhadap objek,
fenomena, dan lingkungan pembelajaran. Pendekatan konstruktivisme
lebih menekankan terhadap proses pembelajaran dibandingkan hasil
belajar yang ingin dicapai.
Proses belajar konstruktivisme tidak dapat memisahkan antara aktivitas
dan interaksi antar kelompok belajar lain dalam suatu komunitas,
sehingga dalam prosesnya, pembelajar akan berkolaborasi dengan
pembelajar lain dalam membangun pengetahuannya dan memecahkan
masalah secara bersama-sama (konstruktivisme sosial).
Konstruktivisme sosial sangat dimungkinkan tercapai pada
pembelajaran daring. Budaya pembelajaran seperti ini diharapkan dapat
membentuk suatu komunitas belajar (community learning) yang inklusif
dan mampu menumbuhkan suasana kekeluargaan, disiplin, saling
membantu, dan saling menghormati.
Karakteristik pada pembelajaran daring sangat berbeda dengan
pembelajaran konvensional. Beberapa karakteristik yang dimiliki dalam
pembelajaran daring adalah interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas,
dan pengayaan. Dalam pembelajaran daring, daya tangkap pembelajar
terhadap materi pembelajaran tidak bergantung pada fasilitator, karena
pembelajar membangun sendiri pemahamannya melalui bahan ajar yang
disampaikan dan bisa diakses oleh siapapun yang terkoneksi
didalamnya. Lingkungan belajar yang disediakan secara daring
dilengkapi dengan fasilitas yang dikombinasikan untuk mendukung
proses pembelajaran seperti lesson, book, blog, forum, chat, dan e-
portfolio.
Pembelajaran daring memungkinkan para pembelajar dapat mengambil
kelas kapanpun dan dimanapun karena keterbatasan waktu, jarak, atau
dana. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyesuaikan pendidikan
dan pelatihannya dengan tanggung jawab dan komitmen diluar proses
pembelajaran. Fasilitator akan berperan aktif untuk memastikan
terciptanya suasana pembelajaran daring yang berbasis pada
pendekatan konstruktivisme sosial. Fasilitator juga harus memastikan

16
bahwa pebelajar mengetahui tugas dan perannya dalam komunitas
belajar.

f. Prinsip Pembelajaran Daring


PKB moda daring yang dikembangkan oleh Ditjen GTK harus memenuhi
prinsip sebagai berikut:
(1) Rumusan tujuan pembelajaran pada setiap modul telah jelas,
spesifik, teramati, dan terukur untuk mengubah perilaku
pembelajar
(2) Konten di modul telah relevan dengan kebutuhan pembelajar,
masyarakat, dunia kerja, atau dunia pendidikan
(3) Meningkatkan mutu pendidikan yang ditandai dengan
pembelajaran lebih aktif dan mutu lulusan yang lebih produktif
(4) Efisiensi biaya, tenaga, sumber, waktu, serta efektivitas program
(5) Pemerataan dan perluasan kesempatan belajar
(6) Pembelajaran yang berkesinambungan dan terus menerus.

Pelaksanaan pembelajaran secara daring memiliki prinsip-prinsip yang


juga berlaku dalam pelaksanaan belajar secara tatap muka sebagai
berikut.
(1) Mendorong komunikasi antara peserta dengan mentor dan atau
pengampu
Komunikasi yang baik dalam lingkungan belajar daring adalah
aspek yang sangat penting dalam aktifitas pembelajaran. Hal ini
akan mendorong keterlibatan peserta dan membantu peserta
mengatasi tantangan-tantangan dalam belajar.

(2) Mengembangkan kedekatan dan kerjasama antar peserta


Lingkungan belajar daring dirancang dan dikembangkan guna
mendorong kerjasama dan dukungan timbal balik berbagi ide dan
saling menanggapi antara sesama peserta.

(3) Mendukung pembelajaran aktif


Lingkungan belajar daring mendukung pembelajaran berbasis
proyek, dimana peserta melakukan proses pembelajaran secara
aktif, mengakses materi, berdiskusi dengan sesama peserta dan
17
mentor dan atau pengampu. Peserta membahas apa yang dipelajari,
menuliskannya, menghubungkan dengan pengalaman mereka, dan
mengaplikasikannya.

(4) Memberikan umpan balik dengan segera


Kunci terhadap pembelajaran daring yang efektif adalah
memberikan tanggapan secepatnya kepada peserta, yaitu melalui
teks maupun suara. Agar peserta merasakan manfaat atas kelas
yang mereka ikuti dan merasakan bahwa proses belajar dalam
daring tidak membosankan, peserta daring memerlukan dua
macam umpan balik: (a) umpan balik atas konten – maupun (b)
umpan balik untuk pengakuan kinerja.

(5) Penekanan terhadap waktu pengerjaan tugas


Walaupun lingkungan belajar daring memberikan keleluasaan
untuk belajar dengan ritme masing-masing peserta, tetapi belajar
daring membutuhkan batasan waktu pengerjaan tugas, sehingga
peserta diarahkan untuk menggunakan rentang waktu yang telah di
desain dalam sistem pembelajaran daring.

(6) Mengkomunikasikan ekspektasi yang tinggi


Harapan dengan standar yang tinggi sangat penting untuk semua,
untuk yang kurang persiapan, untuk yang tidak bersedia
mendorong diri sendiri, dan untuk yang pintar dan memiliki
motivasi tinggi. Dalam lingkungan pembelajaran daring, ekspektasi
tinggi dikomunikasikan melalui tugas yang menantang, contoh-
contoh kasus, dan pujian untuk hasil kerja berkualitas yang
berfungsi untuk mencapai ekspektasi yang tinggi tersebut.

(7) Menghargai berbagai macam bakat dan metode pembelajaran


Dalam pembelajaran daring, hal ini dapat diartikan dengan
memberikan media belajar yang beragam, memilih topik tertentu
untuk proyek maupun kelompok diskusi. Menyediakan media
belajar yang beragam bertujuan untuk mengakomodasi gaya
belajar yang berbeda serta memberikan akses khusus untuk
penderita difabel.

18
C. Simulasi Pembelajaran Kegiatan PKB Moda Daring
1. Kegiatan Pembelajaran

Pemahaman Pembelajaran Kegiatan PKB Moda Daring

Peserta dipersilahkan menyimak penjelasan tentang Pembelajaran Kegiatan


PKB Moda Daring dari fasilitator.
 Peserta diminta menyimak penjelasan fasilitator mengenai fitur-fitur
yang digunakan dalam Pembelajaran Kegiatan PKB Moda Daring
 Peserta diminta untuk mensimulasikan Pembelajaran Kegiatan PKB Moda
Daring
 Peserta diminta berdiskusi secara berkelompok mengenai kendala,
hambatan dan solusi dalam Pembelajaran Kegiatan PKB Moda Daring
 Secara berkelompok, Peserta diminta untuk menuangkan hasil diskusi
pada format hasil diskusi temuan dan kendala.

2. Lembar Kerja

Lembar kerja yang digunakan pada kegiatan ini adalah:

a. Format Hasil Diskusi Temuan Kendala dan Solusi dalam pembelajaran


moda Daring

3. Bahan Bacaan

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat berbagai


komponen yang saling berinteraksi dan bekerjasama dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu, agar tujuan pembelajaran tercapai dengan
baik, semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran harus
diorganisasikan sebaik mungkin dalam format perencanaan yang matang,
sehingga ketika proses pembelajaran berlangsung seminimal mungkin
terjadi kesalahan yang disebabkan penempatan atau pemilihan komponen
yang kurang tepat.
Sebagai salah satu komponen dalam pembelajaran moda daring penuh
model 2 atau daring kombinasi, Peserta memiliki tugas untuk menyelesaikan
seluruh aktivitas pembelajaran baik secara daring maupun luring. Strategi

19
adalah suatu cara untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Strategi dalam pembelajaran moda daring terdiri dari :
(1) Persiapan
 Mendapatkan Username dan Password dari Sim GPO yang telah
mengikuti UKG
o Daftar mandiri
o Melalui dinas pendidikan
o Melalui PPPPTK dan LP3TK KPTK

(2) Pelaksanaan Pembelajaran


Selama pelaksanaan, Peserta diharapkan dapat melakukan hal-hal
berikut:
 Aktif di kelas minimal 2 jp/hari. Hal ini dilakukan untuk
memahami materi pembelajaran daring yang dapat dilakukan
kapan saja, di sela-sela atau diluar kesibukannya mengajar.
berkomunikasi dengan pengampu/mentor di forum umum
tentang materi yang dipelajari (khususnya pada materi tertentu
yang memerlukan penguatan atau referensi tambahan dari
mentor). Kegiatan ini penting dilakukan agar peserta tidak salah
dalam memahami materi yang sedang dipelajari.
 Aktif mengikuti pembelajaran sesuai dengan alur yang telah
ditentukan.
 Aktif berbagi pengalaman dan berdiskusi dalam kegiatan forum
sesi sehingga dapat menciptakan kolaboratif melalui komunitas
pembelajaran, menumbuhkan konstruktivisme dan
konstruktivisme social antar peserta.
 Menggunggah tagihan dan melakukan penilaian diri berdasarkan
tagihan yang sudah dikerjakan.
 Aktif berkomunikasi dengan mentor/pengampu baik secara
daring maupun luring sehingga materi pada kegiatan
pembelajaran daring dapat dipahami dan diaplikasikan dalam
pembelajaran di kelas.

20
(3) Akhir Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran, peserta diharapkan dapat melakukan hal-
hal berikut:
 refleksi diri sendiri terhadap proses kegiatan pembelajaran
pengembangan diri moda daring yang telah dilakukan. Hal ini
dilakukan agar mengetahui kelebihan atau kekurangan selama
mengikuti kegiatan, sehingga dapat ditingkatkan atau
dipertahankan pada kegiatan selanjutnya.
 membuat laporan hasil kegiatan pembelajaran kelas daring yang
telah diikuti sebagai bukti bahwa telah mengikuti kegiatan
pembelajaran PKB moda daring secara tuntas kepada atasan
langsung.

Setelah membaca uraian materi mengenai simulasi pembelajaran kegiatan


pengembangan diri moda daring, Peserta diharapkan dapat
mempraktikannya melalui kegiatan simulasi berikut.

a. Simulasi Pembelajaran Kegiatan PKB Moda Daring


Simulasi pembelajaran kegiatan PKB moda daring merupakan salah satu
kegiatan yang akan dilakukan untuk memberikan gambaran situasi dan
keadaan pada saat melakukan kegiatan di kelas daring. Berikut adalah
aktivitas yang akan disimulasikan :
TABEL 2. 1. STRUKTUR PEMBELAJARAN MODA DARING

Sesi Pendahuluan Sesi Pembelajaran Sesi Penutup


Berisi: Berisi: Berisi:
 Kebijakan  Pengantar Sesi  Kesimpulan dan
pengembangan dan  Aktivitas belajar umpan balik
pembinaan karir  Forum Sesi  Evaluasi
guru  Refleksi penyelenggaraan
 Penjelasan umum  Mengunggah lembar
kegiatan PKB moda kerja
daring  Umpan balik (reaksi
 Saran dan cara peserta)
penggunaan modul  Penilaian Diri
 Alur Pembelajaran  Tes Sumatif Sesi
Video call

21
Kegiatan simulasi ini bertujuan untuk memberikan gambaran
mengenai apa saja yang dilakukan ketika melakukan pembelajaran
moda daring , diantaranya adalah:
1. Menyelesaikan seluruh kegiatan sesuai dengan sesi yang diambil.
2. Pada sesi pendahuluan mencermati, kebijakan, saran
penggunaan modul dan alur pembelajaran.
3. Pada sesi pembelajaran (sesi inti) melakukan aktivitas meliputi:
mengunduh file, melakukan diskusi dalam forum, melakukan
refleksi dalam blog, mengunduh dan mengerjakan LK,
mengunggah LK yang sudah diisi ke e-portofolio, mengerjakan
penilaian diri dan tes sumatif sesi, serta mengisi umpan balik
yang ada di sesi genap.
4. Pada sesi penutup, melakukan aktivitas meliputi: mengisi
kesimpulan dan umpan balik di blog refleksi dan mengisi
evaluasi pelatihan.

22
BAB III
PENUTUP

Jabatan fungsional guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup,
tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki
oleh Pegawai Negeri Sipil. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Untuk mencapai dan memenuhi standar kompetensinya sebagai guru maka guru
perlu melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB). PKB
dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan
profesionalitasnya. Diharapkan dengan melakukan kegiatan PKB guru dapat
memberikan pelayanan yang memenuhi standar dan berkualitas kepada peserta
didik sehingga dapat mengembangkan diri sesuai dengan kompetensinya.

Semoga dengan disusunnya modul ini dapat mempermudah CASN Guru Garis Depan
dalam rangka menyiapkan diri untuk menjalankan tugas sebagai guru sehingga
dapat mendukung terciptanya pembelajaran yang berkualitas.

23
DAFTAR PUSTAKA

Salirawati, Das. (2005). Persiapan Pembelajaran, Makalah disampaikan dalam


Workshop Strategi Pembelajaran Mahasiswa Jurusan Tadris Fakultas
Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta: FPMIPA UNY.

Kemdikbud. 2016. Panduan Menggunakan Video Call, Jakarta: Direktorat Jenderal


Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud.

Kemdikbud. 2016. Pedoman Program Peningkatan Kompetensi PKB 2016. Jakarta:


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud.

Kemdikbud. 2016. Petunjuk Teknis Program Peningkatan Kompetensi PKB Moda


Dalam Jejaring 2016, Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kemdikbud.

Harris, J.B., Hofer, M.J. (2011). Technological Pedagogical Content Knowledge


(TPACK) in Action: A Descriptive Study of Secondary Teachers’ Curriculum-
Based, Technology-Related Instructional Planning, JRTE | Vol. 43, No. 3, pp.
211–229.

24
LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Lembar Kerja

1. Format Hasil Diskusi Program PKB

FORMAT DISKUSI KELOMPOK

a. Karakteristik Moda pada Kategori Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan (PKB)

Komponen yang Model


No. Moda/Karakteristik
terlibat pembimbingan

1. Moda Daring Model 1

2. Moda Daring Model 2

3. Moda Daring Kombinasi

b. Filosofi dan Prinsip Pembelajaran Daring

Buatlah Pohon Filosofi dan Prinsip pembelajaran dari Bahan


Bacaan Berikut ini.

BAHAN BACAAN KONSEP DAN PRINSIP DASAR PEMBELAJARAN DARING


Pembelajaran daring adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning)
yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer, dan atau
internet. Melalui pembelajaran daring ini memungkinkan pembelajar untuk
belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus
secara fisik pergi mengikuti pembelajaran di kelas. Saat ini pembelajaran
daring sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia terbukti dengan
banyaknya implementasi pembelajaran daring khususnya di lembaga
pendidikan (sekolah, universitas, dan lembaga diklat).

25
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran daring ini adalah pendekatan konstruktivisme.
Konstruktivisme merupakan proses pembelajaran yang menuntut
pembelajar untuk membangun dan menciptakan pengetahuan secara
mandiri dengan melakukan eksplorasi dan interaksi terhadap objek,
fenomena, dan lingkungan pembelajaran. Pendekatan konstruktivisme lebih
menekankan terhadap proses pembelajaran dibandingkan hasil belajar yang
ingin dicapai.

Proses belajar konstruktivisme tidak dapat memisahkan antara aktivitas dan


interaksi antar kelompok belajar dalam suatu komunitas. Sehingga dalam
prosesnya, pembelajar akan berkolaborasi dengan pembelajar lain dalam
membangun pengetahuannya dan memecahkan masalah secara bersama-
sama (konstruktivisme sosial). Konstruktivisme sosial sangat
dimungkinkan tercapai pada pembelajaran daring. Budaya pembelajaran
seperti ini diharapkan dapat membentuk suatu komunitas belajar
(community learning) yang inklusif dan mampu menumbuhkan suasana
kekeluargaan, disiplin, saling membantu, dan saling menghormati.

Karakteristik pada pembelajaran daring sangat berbeda dengan


pembelajaran konvensional. Beberapa karakteristik yang dimiliki dalam
pembelajaran daring adalah interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas,
pengayaan. Dalam pembelajaran daring, daya tangkap pembelajar terhadap
materi pembelajaran tidak bergantung pada fasilitator, karena pembelajar
mengkonstruk sendiri ilmu pengetahuannnya melalui bahan ajar yang
disampaikan dan bisa diakses oleh siapapun yang terkoneksi didalamnya.
Lingkungan belajar yang disediakan secara daringdilengkapi dengan fasilitas
yang dikombinasikan untuk mendukung proses pembelajaran seperti
Lesson, book, blog, forum diskusi, chat, dan e-portofolio.
Pembelajaran daring memungkinkan para pembelajar dapat mengambil
kelas kapanpun dan dimanapun karena keterbatasan waktu, jarak, atau
dana. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyesuaikan pendidikan dan
pelatihannya dengan tanggung jawab dan komitmen diluar proses
pembelajaran. Fasilitator akan berperan aktif untuk memastikan terciptanya
suasana pembelajaran daringyang berbasis pada pendekatan
konstruktivisme sosial. Fasilitator juga harus memastikan bahwa
pembelajar mengetahui tugas dan peranannya dalam komunitas belajar.

26
2. Format Diskusi Temuan Kendala dan Solusi di Kelas Daring

Peserta bersama kelompok dipersilakan untuk merangkum catatan-catatan


penting yang ditemukan terkait hasil simulasi proses pembelajaran ke dalam
kolom berikut.

Tahapan
Temuan Kendala Solusi
Pembelajaran

Sesi Pendahuluan

Sesi 1

Sesi 2

Sesi 3

Sesi 4

Penutup

27

Anda mungkin juga menyukai