Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul

Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3

Pengendalian Kualitas Produk Menggunakan Peta


2
Kendali T Hotelling Dan Analisis Kemampuan Proses Untuk Data Multivariat
Dengan Pengamatan Individual
(Studi Kasus: Hasil Produksi Crude Palm Kernel Oil)

Novita Damayanti1, Rito Goejantoro2,*, Wasono2


1
Laboratorium Ekonomi dan Bisnis Program Studi Statistika, FMIPA, Universitas Mulawarman
2
Program Studi Statistika FMIPA, Universitas Mulawarman
*Corresponding Author: rto.mtk@gmail.com

Abstrak Kualitas suatu produksi merupakan hal penting yang diperhatikan dalam menghadapi
persaingan bisnis dunia industri. PT. Rea Kaltim Plantations bergerak di bidang industri dengan
hasil produksi berupa Crude Palm Kernel Oil (CPKO). Kualitas CPKO diukur berdasarkan
kandungan kadar asam lemak bebas, kadar air, dan kadar benda asing. Alat yang digunakan
2
dalam pengontrolan proses secara statistik adalah peta kendali T Hotelling dan Analisis
Kemampuan Proses (AKP). Penelitian dilakukakan pada Bulan Juni 2015 sampai dengan Agustus
2
2015. Peta kendali T Hotelling fase I menunjukkan proses produksi tidak dalam keadaan
terkendali, dan pada fase II diketahui hasil yang diperoleh pada fase I belum tepat digunakan untuk
memantau proses produksi di waktu yang lain. Menggunakan Dekomposisi Mason, Young dan
Tracy (MYT) diketahui kadar asam lemak bebas menjadi penyebab proses tidak terkendali.
Analisis kemampuan proses dengan nilai MCp sebesar 0,678 dan nilai MCpk sebesar 0,679 berarti
kemampuan proses produksi tidak baik, variabilitas tinggi, dan produk di luar spesifikasi.
Perusahaan perlu melakukan perbaikan dalam proses produksi dan pemantauan secara berkala
sehingga dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik.
Kata-kata kunci: Analisis kemampuan proses, minyak inti sawit, pengendalian kualitas multivariat,
2
peta kendali T Hotelling
2
Pendahuluan menggunakan peta kendali T Hotelling
Statistical Process Control (SPC) sebagai alat pengendalian kualitas.
merupakan sekumpulan strategi, teknik, dan Dari penelitian tersebut penulis tertarik
tindakan yang diambil oleh sebuah untuk melakukan pengendalian kualitas
2
perusahaan untuk memastikan bahwa dengan menggunakan peta kendali T
strategi tersebut menghasilkan produk yang Hotelling yang terdiri atas fase I dan fase II
berkualitas [1]. Pengendalian kualitas dimana analisis pola pengamatan
multivariat seringkali terjadi karena banyak menggunakan zona aturan Western Electric
kasus memerlukan pengendalian lebih dari [2]. Dilanjutkan dengan analisis variabel
dua karakteristik kualitas secara simultan. penyebab proses tidak terkendali dengan
Salah satu alat yang digunakan dalam menggunakan Metode Dekomposisi MYT [5].
pengendalian kualitas adalah peta kendali Pada akhirnya dilakukan analisis
dan analisis kemampuan proses. Peta kemampuan proses secara multivariat
2
kendali T Hotelling digunakan untuk berdasar nilai MCp dan MCpk [6].
mendeteksi pergeseran rata-rata proses PT. Rea Kaltim Plantations membutuhkan
dengan menggunakan vektor rata-rata pengendalian kualitas untuk memaksimalkan
sampel dan matriks kovariansi, sedangkan produksinya agar produk yang dihasilkan
analisis kemampuan proses adalah teknik memiliki kualitas yang terbaik. Analisis
statistik yang bertujuan untuk menganalisis dilakukan pada data hasil produksi Crude
variabilitas terhadap spesifikasi yang Palm Kernel Oil (CPKO) atau minyak inti
selanjutnya dapat digunakan untuk sawit dengan variabel kadar asam lemak
mengurangi variabilitas tersebut [2]. bebas, kadar air, dan kadar benda asing
Mahmuda (2014) menggunakan peta pada Juni 2015 sampai dengan Agustus
kendali multivariat dengan Dekomposisi 2015. Penelitian ini bertujuan untuk
Mason, Young, dan Tracy (MYT) pada data mengetahui keadaan proses produksi dan
outlier [3], dan Ekorini (2014) menggunakan kemampuan proses produksi.
2
peta kendali T Hotelling dengan pendekatan
bootstrap pada data berdistribusi non-normal
multivariat [4]. Kedua penelitian tersebut

535
Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 2016
Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3

Metode Penelitian Hotelling fase II dengan menggunakan


data baru yaitu data produksi CPKO pada
Adapun langkah-langkah yang dilakukan
1 September 2015 sampai dengan 10
dalam analisis data adalah sebagai berikut:
September 2015. Perhitungan nilai
2
1. Uji kenormalan data multivariat dengan statistik T pada Fase II menggunakan
hipotesis Persamaan (3) tetapi menggunakan
H0: Data berdistribusi normal multivariat x dan S 1 dari peta kendali T2 Hotelling
fase I yang sudah dalam keadaan
H1: Data tidak berdistribusi normal terkendali.
multivariat
7. Perhitungan Upper Control Limit (UCL)
Statistik uji yaitu menghitung nilai jarak dan Lower Control Limit (LCL) dengan
2
Mahalanobis ( d i ) dengan persamaan persamaan

 
d i2  Xij  X j )T S 1 ( Xij  X j ,i 1,..., m (1) UCL 
p ( m  1)( m  1)
F( ; p;m p ) (7)
m( m  p )
H0 diterima jika ada 50% nilai d   ;df .
i
2 2
LCL  0 (8)
2. Perhitungan koefisien korelasi dengan
persamaan 8. Identifikasi titik pengamatan yang berada

m  X iYi   X i  Yi   (2)
di luar UCL maupun LCL.
  
r XY 

m X i2   X i
2

m  Yi 2   Yi
2
  9. Pengamatan yang berada di luar batas
3. Dalam [5], pembuatan peta kendali T
2 kendali pada Fase II selanjutnya seperti
Hotelling fase I dengan melakukan dalam [5], diidentifikasi menggunakan
2
perhitungan nilai statistik T untuk sampel Metode Dekomposisi MYT dengan
m dan variabel sebanyak p dengan persamaan
persamaan
x j  x j 2
  X i  X , i  1,2,..., m
T 2
2 1 Tj  , untuk j  1, 2,..., p (9)
Ti  Xi  X S (3) 2
sj
dimana: S 1 adalah invers matriks Variabel dinyatakan sebagai penyebab
kovariansi dan x adalah vektor rata-rata. jika T j2  UCL , dimana UCL adalah
4. Perhitungan Upper Control Limit (UCL) ( m  1)
dan Lower Control Limit (LCL) dengan UCL  F( ;1;m1) (10)
persamaan m
10. Analisis Kemampuan Proses (AKP)

UCL 
m  12  dilakukan apabila seluruh pengamatan
p Q  p 1 (4) telah dalam keadaan terkendali (pada
m , , Fase I). AKP berdasar variansi dilihat dari
2 2
2 nilai MCp yang dihitung dengan
2 ( m  1)
dengan Q  (5) persamaan
m p
LCL  0 (6) MCp   Wi Cp ( X i ) (11)
5. Analisis pola pengamatan berdasarkan i 1
aturan zona Western Electric, yaitu: UCL  LCL
dengan Cp  (12)
a. Satu titik jatuh di luar batas kendali 3σ. 6
b. Dua dari tiga titik yang berturutan jatuh AKP berdasar mean dilihat dari nilai
di luar batas peringatan 2σ. MCpk yang dihitung dengan persamaan
c. Empat dari lima titik yang berturutan p
jatuh pada jarak 1σ atau lebih jauh dari MCpk   Wi Cpk ( X i ) (13)
garis tengah. i 1
 UCL     LCL 
d. Delapan titik yang berturutan jatuh dengan Cpk  min  ,  (14)
pada satu sisi dari garis tengah.  3 3 
6. Setelah seluruh pengamatan dalam
keadaan terkendali maka dilanjutkan
2
dengan pembuatan peta kendali T

536
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3

Hasil dan Pembahasan 33, 34, 35, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50,
51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 60, 61, 62, 63, 70,
Statistika Deskriptif
71, 72, 73, 74, 75, 76, 82, 84, 85, dan 86.
Tabel 1. Statistika Deskriptf Data CPKO.
Dilakukan pengulangan dalam
Rerata Min Maks perhitungan dan pembuatan peta kendali
2
kendali T Hotelling fase I dengan terlebih
Asam Lemak dahulu mengeluarkan pengamatan dengan
4,591 1,32 9,84 2
Bebas (%) nilai T paling jauh dari batas kendali.
Setelah dilakukan pengulangan, pada peta
Kadar Air (%) 0,394 0,17 0,84 ke-30 (m=57) seluruh pengamatan dalam
keadaan terkendali.
Kadar Benda
0,042 0,01 1,37
Asing (%) Peta Kendali T-Kuadrat Hotelling Ke-30 (Fase I)

20 UCL=20.26

Koefisien Korelasi
15 2sigma=15.03

Tabel 2. Koefisien Korelasi Data CPKO.

Nilai T-Kuadrat
10 1sigma=9.81
Kadar Asam Kadar
Lemak Kadar Benda
5
Bebas Air Asing CL=4.59
1sigma=3.06
2sigma=1.53
0
Kadar Asam
1 7 13 19 25 31 37 43 49 55
Lemak 1 0,466 -0.061 Pengamatan

Bebas
Gambar 2. Peta ke-30 pada Fase I.
Kadar Air 0,466 1 0,065
Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa
Kadar Benda seluruh pengamatan telah berada alam
-0.061 0,065 1
Asing keadaan terkendali dengan tersisa jumlah
pengamatan (m) sebanyak 57.

2 2
Peta Kendali T Hotelling Fase I Peta Kendali T Hotelling Fase II
Pada fase I menggunakan data hasil
produksi pada Juni 2015 sampai dengan
Agustus 2015. Perhitungan nilai statistik
2
T menggunakan persamaan (3) dan nilai
UCL dan LCL menggunakan persamaan (4)
2
dan (6), maka peta kendali T Hotelling ke-1
pada fase I yaitu
Peta Kendali T-Kuadrat Hotelling Ke-1 (Fase I)
90

80

70

60
Nilai T-Kuadrat

50
Gamber 3. Peta pada Fase II.
40
Pada fase II menggunakan data baru,
30

20 UCL=21.33
yaitu data hasil produksi pada 1 September
2sigma=15.62
10 1sigma=9.90
sampai dengan 10 September 2015.
CL=4.18
0
1sigma=2.79
2sigma=1.39
Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui
1 10 19 28 37 46
Pengamatan
55 64 73 82 bahwa terdapat 3 pengamatan pada data
baru yang berada di luar batas kendali yaitu
Gambar 1. Peta ke-1 pada Fase I. pengamatan ke 2, 3, dan 4 yang berarti peta
Berdasar aturan zona Western Elektric [2] kendali fase II tidak dalam terkendali. Hal ini
terdapat 61 pengamatan berada dalam menegaskan bahwa pengamatan pada peta
keadaan tidak terkendali, yaitu pengamatan kendali ke 30 pada fase I kurang tepat
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 17, 18, 19, digunakan untuk monitoring proses produksi
20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, pada waktu yang lain.

537
Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 2016
Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3

Identifikasi Variabel Penyebab Proses menggunakan Persamaan (13) diperoleh


Tidak Terkendali nilai MCpk yaitu 0,679.
Kemampuan proses produksi CPKO
Identifikasi dilakukan terhadap
berdasarkan nilai MCp dan MCpk dalam
pengamatan ke 2, 3, dan 4 pada fase II.
keadaan tidak baik, produk yang dihasilkan
Hasil perhitungan dari Metode Dekomposisi
berada di luar spesifikasi, variabilitas
MYT ini dapat memberi gambaran variabel
produksi cukup tinggi, serta produk memiliki
penyebab tidak terkendalinya proses pada
presisi dan akurasi yang rendah. Perusahaan
fase I dan fase II. Berdasarkan persamaan
2 perlu melakukan perbaikan terhadap seluruh
(9) diperoleh nilai T Dekomposisi MYT
aspek proses produksi dan melakukan
adalah:
monitoring secara berkala agar proses
2
Tabel 3. Nilai T Dekomposisi MYT. produksi selanjutnya mampu menghasilkan
produk yang berkualitas baik dengan
Pengamatan Variabel Nilai T variabilitas yang rendah.

Asam Lemak Kesimpulan


Bebas 1,724
Berdasarkan hasil analisis maka diperoleh
2 Kadar Air 1,897 kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil produksi CPKO di PT. Rea Kaltim
Benda Asing 3,399 Plantatons pada Juni 2015 sampai
dengan Agustus 2015 tidak dalam
Asam Lemak keadaan yang terkendali berdasarkan
Bebas 5,257
variabel kadar asam lemak bebas, kadar
air, dan kadar benda asing.
3 Kadar Air 0,002
2. Data produksi pada Juni 2015 sampai
Benda Asing 0,387 dengan Agustus 2015 belum tepat
digunakan untuk monitoring proses
Asam Lemak produksi di waktu yang lain.
Bebas 6,176
3. Variabel penyebab proses tidak dalam
4 Kadar Air 0,024 keadaan terkendali adalah kadar asam
lemak bebas.
Benda Asing 0,387 4. Berdasarkan nilai MCp dan MCpk
menyatakan bahwa kemampuan proses
produksi tidak baik sehingga produk yang
Berdasarkan Persamaan (10) diperoleh nilai dihasilkan di luar spesifikasi dan
UCL  3,999 , maka variabel yang menjadi variabilitas produksi cukup tinggi.
penyebab proses dalam keadaan tidak
terkendali adalah variabel kadar asam lemak
Saran
bebas.
Penelitian ini menggunakan data dengan
pengamatan individual, maka di penelitian
Analisis Kemampuan Proses selanjutnya dapat menggunakan data
dengan pengamatan subgrup. Selain itu,
1. Nilai MCp dapat pula dilakukan analisis yg lebih jauh
Berdasarkan Persamaan (12) diperoleh seperti menganalisis faktor-faktor yang
Cp asam lemak bebas sebesar 0,793, Cp menjadi alasan dari suatu variabel penyebab
kadar air sebesar 0,562, dan Cp kadar benda proses tidak terkendali.
asing sebesar 0,7, maka dengan
menggunakan Persamaan (11) diperoleh
nilai MCp yaitu 0,678. Ucapan Terima Kasih
2. Nilai MCpk Penulis mengucapkan terima kasih
Berdasarkan Persamaan (14) diperoleh kepada pihak PT. Rea Kaltim Plantations
Cpk asam lemak bebas sebesar 0,793, Cpk atas kesempatan yang diberikan untuk
kadar air sebesar 0,565, dan Cpk kadar melakukan penelitian. Selanjutnya, penulis
benda asing sebesar 0,7, maka dengan berterima kasih pada Laboratorium Statistika
Ekonomi dan Bisnis FMIPA UNMUL.

538
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3

Demikian pula, penulis berterima kasih Outlier. Skripsi Program Studi Statistika,
kepada seluruh Civitas Akademika FMIPA Fakultas Matematika dan Ilmu
UNMUL atas diskusi dan bimbingannya yang Pengetahuan Alam, Universitas
bermanfaat. Mulawarman. Samarinda (Tidak
dipublikasikan).
2
Daftar Pustaka [4] Ekorini, Diah. 2014. Grafik Kendali T
Hotelling dengan Pendekatan Bootstrap
[1] Lind, D.A., Marchal, W.G., dan Mason, pada Data Berdistribusi Non-Normal
R.D. 2008. Teknik-teknik Statistika Multivariat. Jurnal Mahasiswa Statistik.
dalam Bisnis dan Ekonomi Vol. 2, No.6, pp.401-404.
menggunakan Kelompok Data Global, [5] Mason, R.L. dan Young, J.C. 1946.
edisi 13. Jakarta: Salemba Empat. Multivariate Statistical Process Control
[2] Montgomery, D.C. 1990. Pengantar with Industrial Applications.
Pengendalian Kualitas Statistik, Philadelphia: ASA SIAM.
Terjemahan Zanzawi Soejoeti. [6] Raissi. 2009. Multivariate Process
Yogyakarta: Gadjah Mada University Capability Indices on The Presence of
Press. Priority for Quality Characteristics.
[3] Mahmuda, Siti. 2014. Peta Kendali Journal Industrial Engineering
Multivariat dengan Dekomposisi Mason, International. 5-7.
Young, dan Tracy (MYT) pada Data

539

Anda mungkin juga menyukai