Kekerasan Tumpul
Yuan Alessandro Suros
102013009 / F4
Alamat Korespendensi:
Pendahuluan
Di masyarakat, kerap terjadi peristiwa pelanggaran hukum yang menyangkut tubuh dan
nyawa manusia. Untuk pengusutan dan penyidikan serta penyelesaian masalah hukum di tingkat
lebih lanjut sampai akhirnya pemutusan perkara di pengadilan, diperlukan bantuan berbagai ahli di
bidang terkait untuk membuat jelas jalannya peristiwa serta keterkaitan Antara tindakan yang satu
dengan yang lain dalam rangkaian perisiwa tersebut. Dalam suatu perkara pidana yang menimbulkan
korban, dokter diharapkan dapat menemukan kelainan yang terjadi pada tubuh korban, bilamana
kelainan tersebut timbul, apa pnyebabnya serta apa akibat yang timbul terhadap kesehatan korban.
Dalam hal korban meninggal, dokter diharapkan dapat menjelaskan penyebab kematian yang
bersangkutan, bagaimana mekanisme terjadinya kematian tersebut, serta membantu dalam perkiraan
saat kematian dan perkiraan cara kematian.
Untuk kesemuanya itu, dalam bidang ilmu kedokteran forensik dipelajari tata laksana
medikolegal, tanatologi, traumatologi, toksikologi, teknik pemeriksaan dan segala sesuatu yang
terkait, agar semua dokter dalam memenuhi kewajibannya membantu penyidik, dapat benar-benar
memanfaatkam segala pengetahuan kedokterannya untuk kepentingan peradilan serta kepentingan
lain yang bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat.
Pembahasan
Skenario
Sesosok mayat pria dikirimkan ke Bagian Kedokteran Forensik FKUI/RSCM oleh sebuah Polsek di
Jakarta. Ia adalah tersangka pelaku pemerkosaan terhadap seorang remaja putri yang kebetulan anak
dari seorang pejabat kepolisian. Berita yang dituliskan di dalam surat permintaan Visum et Repertum
adalah bahwa laki-laki ini mati karena gantung diri di dalam sel tahanan Polsek.
Pemeriksaan yang dilakukan keesokan harinya menemukan bahwa pada wajah mayat terdapat
pembengkakan dan memar, pada punggungnya terdapat beberapa memar berbentuk dua garis sejajar
(railway hematom) dan di daerah paha di sekitar kemaluannya terdapat beberapa luka bakar
berbentuk bundar berukuran diameter kira-kira satu sentimeter. Di ujung penisnya terdapat luka
bakar yang sesuai dengan jejas listrik. Sementara itu terdapat pula jejas jerat yang melingkari leher
dengan simpul di daerah kiri belakang yang membentuk sudut ke atas. Pemeriksaan bedah jenazah
menemukan resapan darah yang luas di kulit kepala, perdarahan yang tipis di bawah selaput keras
otak, sembab otak besar, tidak terdapat resapan darah di kulit leher tetapi sedikit resapan darah di
otot leher sisi kiri dan patah ujung rawan gondok sisi kiri, sedikit busa halus di dalam saluran napas,
dan sedikit bintik-bintik perdarahan di permukaan kedua paru dan jantung. Tidak terdapat patah
tulang. Dokter mengambil beberapa contoh jaringan untuk pemeriksaan laboratorium.
Keluarga korban datang ke dokter dan menanyakan tentang sebab-sebab kematiak korban karena
mereka mencurigai adanya tindakan kekerasan selama di tahanan Polsek. Mereka melihat sendiri
adanya memar-memar di tubuh korban.
Aspek Hukum
Prosedur medikolegal diatur dalam KUHAP pada pasal-pasal berikut:
Page 2 of 14
tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap
jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat
Pasal yang mengatur mengenai kejahatan terhadap tubuh & jiwa manusia antara lain:
I. Pasal 89 KUHP1
Membuat orang pingsan atau tidak berdaya disamakan dengan menggunakan
kekerasan
Page 3 of 14
tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya
secara melawan hukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau selama
waktu tertentu, paling lama 20 (dua puluh) tahun
Page 4 of 14
(2) Jika perbuatan mengakibatkan mati, yang bersalah dikenakan pidana penjara
paling lama 15 (lima belas) tahun
Anamnesis
Pada kasus forensik, dilakukan autoanamnesis ketika korban masih kooperatif atau
alloanamnesis kepada keluarga atau orang yang menghantar korban saat korban sudah tidak
kooperatif atau bahkan telah meninggal dunia. Pertanyaan yang diajukan meliputi umur
korban, urutan kejadian, jenis penderaan yang dialami korban, jikalau ada kecurigaan
kekerasan dapat ditanyakan oleh siapa, kapan, dimana, dengan apa dan bagaimana cara
pemukulannya, beberapa kali, apakah ada orang disekitar saat kejadian. Perlu juga ditanyakan
berapa lama jedah waktu antara kejadian dan penghantaran ke rumah sakit. Tanyakan juga
kondisi kesehatan pasien sebelumnya, trauma serupa diwaktu lamoau, pertumbuhan psikis
dan fisik, dan siapa yang mengawasi sehari-hari. Jikalau kasus menyangkut kekerasan
seksual dapat ditanyakan riwayat HPHT, apakah pernah melakukan persetubuhan sebelum
kejadian, apakah korban atau pelaku memakai kondom atau obat kontrasepsi lainnya, apakah
korban atau pelaku didalam pengaruh minuman keras atau obat-obatan.
Page 5 of 14
Kemudian menjadi ungu dan hitam
Setelah 4 sampai 5 hari akan berwarna hijau
Dalam 7-10 hari akan berubah menjadi kuning
Dan akhirnya akan menghilang dalam 14 sampai 15 hari
Hematom ante mortem yang timbul beberapa saat sebelum kematian biasanya
akan menunjukkan pembengkakan dan infiltrasi darah dalam jaringan sehingga
dapat dibedakan dari lebam mayat dengan cara melakukan penyayatan kulit.
Pada lebam mayat, darah akan mengalir keluar dari pembuluh darah yang tersayat
sehingga bila dialiri air, penampang sayatan akan tampak bersih, sedangkan pada
hematom penampang sayatan tetap berwarna merah kehitaman.
Page 6 of 14
Kematian dapat terjadi karena fibrilasi ventrikel, kelumpuhan otot pernapasan dan
kelumpuhan pusat pernapasan.
(1) Mati somatis atau mati klinis terjadi akhibat terhentinya ketiga sistem penunjang
kehidupan yaitu sistem saraf pusat, respirasi, dan kardiovaskuler
(2) Mati suri atau suspended animation disebabkan karena terhentinya ketiga sistem
kehidupan jika dilakukan pemeriksaan dengan alat kedokteran sederhana.
(3) Mati seluler atau mati molekuler adalah kematian organ atau jaringan tubuh yang
timbul beberapa saat setelah kematian somatis.
(4) Mati serebral merupakan kerusakan kedua hemisfer otak yang ireversibel kecuali
batang otak dan serebelum sedangkan sistem respirasi dan kardiovaskuler masih
berfungsi dengan bantuan alat
(5) Mati otak disebabkan karena terjadinya kerusakan seluruh isi neural intrakranial yang
ireversibel termasuk batang otak dan serebelum.
Page 7 of 14
Setelah mati, eritrosit akan menempati tempat terbawah (mengisi vena), dan
kemudian membentuk livide (bercak merah-ungu)
Pada bagian yang tertekan oleh alas keras tidak akan timbul lebam mayat
Letak dari lebam mayat tergantung pada posisi ketika meninggal
Umumnya mulai tampak 20-30 menit setelah kematian dan akan menetap
setelah 8-12 jam
Pada kasus keracunan CO atau CN, lebam akan terlihat merah muda
Pada kasus keracunan nitrit, lebam akan terlihat coklat
a) Cadaveric spasm
Bentuk kekakuan otot yang terjadi saat kematian dan menetap
Timbul dengan intensitas sangat kuat tanpa didahului relaksasi primer
Disebabkan habisnya cadangan glikogen dan ATP setempat karena
kelelahan sebelum meninggal
b) Heat stiffening
Koagulasi protein otot oleh panas sehingga otot berwarna merah muda,
kaku, dan rapuh
Sering dijumpai pada korban yang mati terbakar
c) Cold stiffening
Kekakuan tubuh akibat lingkungan dingin
Terjadi pembekuan cairan tubuh
4. Pembusukan Decomposition
Proses degradasi jaringan akibat autolisis dan kerja bakteri
Akan terlihat ±24 jam pasca kematian,dimulai berupa kehijauan (terbentuk
sulf-met-hemoglobin) pada daerah caecum, dan mulai berbau busuk
Pembuluh darah dibawah kulit nampak melebar dan berwarna hijau-kehitaman
Pembentukan gas dimulai dari dalam lambung dan usus, menyebabkan
tegangnya perut dan keluarnya cairan dari mulut dan hidung
Gas yang terdapat dalam jaringan tubuh akan mengakibatkan teraba krepitasi
dan pembengkakan menyeluruh
Bila ditemukan larva, sudah terjadi pembusukan nyata (meninggal >36 jam)
6. Mumifikasi
Dehidrasi jaringan yang cukup cepat, sehingga terjadi pengeringan jaringan,
yang selanjutnya dapat menghentikan pembusukan
Jaringan berubah menjadi keras dan kering, berwarna gelap, dan berkeriput
Jaringan tidak membusuk karena kuman tidak dapat berkembang pada
lingkungan kering
Terjadi jika suhu lingkungan dalam keadaan hangat, kelembaban rendah,
aliran udara yang baik, tubuh yang dehidrasi dan waktu yang lama
Selain tanda-tanda pasti dan tidak pasti dari kematian, untuk menentukan lamanya
waktu kematian dapat dilakukan melalui identifikasi beberapa perubahan, seperti:2
1. Perubahan pada mata
2. Perubahan pada lambung
3. Perubahan rambut
4. Pertumbuhan kuku
Page 9 of 14
5. Perubahan dalam cairan serebrospinal
6. Kadar kalium
7. Komponen darah
8. Reaksi supravital
Autopsi
Pada kematian akibat kekerasan, pemeriksaan terhadap luka harus dapat
mengungkapkan beberapa hal, yaitu:2,3
Visum et Repertum
Page 10 of 14
Surat keterangan dokter yang dikeluarkan untuk polisi dan pengadilan dan berfungsi
sebagai alat bukti yang sah dalam perkara pidana. Visum et Repertum berisi laporan tertulis
tentang apa yang dilihat dan ditemukan pada tubuh korban. Pembuatan Visum et Repertum
harus objektif, tanpa adanya pengaruh dari orang-orang yang berkepentingan dalam perkara
dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.2,4
Page 11 of 14
Visum et Repertum adalah salah satu alat bukti yang sah sebagaimana tertulis dalam
pasal 184 KUHP. Visum et Repertum dapat turut berperan dalam proses pembuktian suatu
perkara pidana terhadap kesehatan dan jiwa manusia, dimana ia menguraikan segala sesuatu
tentang hasil pemeriksaan medik yang tertuang di dalam bagian pemberitaan, yang karenanya
dapat dianggap sebagai pengganti barang bukti. Visum et Repertum juga memuat keterangan
atau pendapat dokter mengenai hasil pemeriksaan medik tersebut yang tertuang di dalam
bagian kesimpulan. Dengan demikian, Visum et Repertum secara utuh menjembatani ilmu
kedokteran dengan ilmu hukum. Dengan membaca Visum et Repertum, dapat diketahui
dengan jelas apa yang telah terjadi pada seseorang, dan praktisi hukum dapat menerapkan
norma-norma hukum pada perkara pidana yang menyangkut tubuh dan jiwa manusia.2,4
Bagi Penuntut Umum (Jaksa) keterangan itu berguna untuk menentukan pasal yang
akan didakwakan, sedangkan bagi Hakim sebagai alat bukti formal untuk menjatuhkan
pidana atau membebaskan seseorang dari tuntutan hukum. Untuk itu perlu dibuat suatu
Standar Operasional Prosedur (SOP) pada suatu rumah sakit tentang tata laksana pengadaan
Visum et Repertum.2,4
Page 12 of 14
Kesimpulan hasil pemeriksaan berdasarkan keilmuan atau keahliannya. Juga
disebutkan jenis perlukaan atau cedera, penyebab serta derajat luka
(e) Penutup
Merupakan kalimat yang menyatakan bahwa visum dibuat dengan sebenarnya,
berdasarkan keilmuan serta mengingat sumpah dan sesuai dengan KUHAP
Interpretasi Temuan
1. Resapan darah yang luas di daerah kepala mengindikasikan terjadinya cedera kepala
akibat trauma tumpul
2. Pada wajah, terdapat bengkak dan memar (hematom)
Suatu perdarahan dalam jaringan bawah kulit akibat pecahnya kapiler dan vena, yang
disebabkan oleh kekerasan tumpul
Luka memar kadang memberi petunjuk tentang benda penyebabnya dan umur luka
3. Jejas jerat yang melingkari leher dengan simpul di kiri belakang dengan sudut keatas
Penekanan benda asing berupa tali, ikat pinggang, dan sebagainya yang dapat melingkari
leher yang bias menyebabkjan kematian akibat asfiksia atau reflex vagal.
4. Patah ujung rawan gondok
Dapat dikarenakan penjeratan atau karena simpul.
5. Punggung terdapat memar berbentuk dua garis sejajar
Menggambarkan benda yang dipakai untuk memukul seperti kayu, gagang rotan, dan
gagang sapu.
6. Daerah paha disekitar kemaluan terdapat beberapa luka bakar berbentuk bundar
berukuran diameter 1cm
7. Diujung penis terdapat luka bakar yang sesuai jejas listrik
Gambaran makroskopis jejas listrik pada daerah kontak berupa kerusakan lapisan tanduk
kulit sebagai luka bakar
Bentuknya sering sesuai dengan benda penyebab
8. Busa halus didalam saluran pernapasan dan bintik perdarahan di kedua paru dan jantung
Merupakan tanda terjadinya asfiksia
Busa halus timbul akibat peningkatan aktivitas pernapasan pada fase dispnea yang
disertai sekresi selaput lendir daluran napas bagian atas
Keluar masuknya udara yang cepat dalam saluran sempit akan menimbulkan busa yang
kadang-kadang bercampur darah akibat pecahnya kapiler
Page 13 of 14
Kesimpulan
Pada korban laki-laki ini ditemukan resapan darah pada leher bagian kiri, selaput keras otak
dan terdapat sembab otak sesuai dengan gambaran kekerasan tumpul pada kepala dan leher. Sebab
mati adalah kekerasan tumpul pada kepala, yang menyebabkan perdarahan di bawah selaput keras
otak dan sembab otak. Korban diperkirakan sudah mati kurang lebih dua puluh empat jam sebelum
dilakukan pemeriksaan jenazah, karena ditemukannya tanda-tanda lebam mayat dan pada saat
penekanan, lebam hilang dan mudah berpindah serta suhu tubuh korban 24,6oC.
Daftar Pustaka
1. Safitry O. Kompilasi peraturan perundang-undangan terkait praktik kedokteran. Jakarta
Pusat: Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2014.
2. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, dkk. Ilmu
kedokteran forensik. Jakarta Pusat: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 1997.
3. Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Teknik autopsi forensik. Jakarta Pusat: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2000.
4. Safitry O. Mudah membuat visum et repertum kasus luka. Jakarta Pusat: Departemen Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2014.
Page 14 of 14