Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR
ARSITEKTUR RENAISSANCE

NAMA : ZULFAHMI AFIF


NPM : 1415012036

TEKNIK ARSITEKTUR S1
UNIVERSITAS LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Arsitektur
Renaissance” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga penulis
berterima kasih kepada Bapak Agung Cahyo N., S.T., M.T. selaku Dosen mata kuliah
Perkembangan Arsitektur yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita terhadap perkembangan arsitektur khususnya pada masa renaissance. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah penulis buat di masa yang akan darang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dunia barat pada zaman sekarang dibanding dengan dunia barat pada zaman dahulu
sangat berbeda jauh. Karena pada zaman sebelum terjadinya sebuah kejadian luar biasa
yang kita kenal dengan renaissance, dunia barat dalam keadaaan gelap gulita (Dark Age)
tanpa ada cahaya pengetahuan sedikitpun. Perkembangan ilmu pengetahuan sangat
dibatasi oleh gereja, sehingga pada masa itu, manusia berfikir secara sempit dan terbatas
oleh aturan-aturan gereja. Dapat kita bayangkan bahwa pada zaman itu pemikiran manusia
tidak dapat berkembang bebas dan maju dengan pesat.
Masa Renaissance (masa pencerahan) muncul setelah melalui masa abad
pertengahan atau masa Medieval (Middle Age), yang biasa disebut dengan masa
kegelapan. Disebut demikian karena pada saat itu kurang atau tidak adanyapemikiran-
pemikiran baru, khususnya dalam dunia arsitektur yang menjadikankarya-karya arsitektur
berhenti atau hanya mengolah elemen-elemen detail yang sifatnya dekoratif (seperti
Arsitektur Rococo).
Faktor yang sangat mempengaruhi lahirnya masa Renaissance (pencerahan) adalah
adanya konsep-konsep dan pemikiran baru dalam cara pandang manusia dalam
kehidupannya yaitu dengan cara penghargaan terhadap akal manusia (personal), dengan
tidak lagi hanya menggantungkan pada kepemimpinan gereja.

1.2. Tujuan
Tujuannya untuk memperkenalkan tentang sejarah dan perkembangan arsitektur
renaissance. Untuk mengetahui bangunan yang terdapat pada zaman renaissance.

1.3. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Arsitektur Renaissance ?
2. Bagaimana sejarah Arsitektur Renaissance ?
3. Apa yang melatar belakangi munculnya Arsitektur Renaissance ?
4. Apa saja karakteristik Arsitektur Renaissance ?
5. Sebutkan macam-macam Bangunan pada masa renaissance !

1.4. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian Arsitektur Renaissance
2. Untuk mengetahui sejarah Arsitektur Reanissance
3. Untuk mengetahui latar belakang munculnya Arsitektur Renaissance
4. Untuk mengetahui karakteristik Arsitektur Renaissance
5. Untuk mengetahui contoh bangunan renaissance

1.5. Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode studi
pustaka dengan berbagai referensi dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Arsitektur Renaissance


Arsitektur Renaisans adalah arsitektur pada periode antara awal abad ke-15 sampai
awal abad ke-17 di wilayah Eropa, ketika terjadi kelahiran kembali budaya klasik terutama
budaya Yunani kuno dan budaya Romawi kuno. yang disebut Renaisans.

2.2. Sejarah Arsitektur Renaissance


Kata “Renaissance” berasal dari istilah “la rinascita” (kelahiran kemabil) yang
pertama kali muncul pada Giorgio Vasari’s Vite de’accelenti architeni PIU, pittori, et
scultori Italiani (The Kehidupan Seniman, 1550-1568).
Meskipun istilah Renaissance digunakan pertama oleh sejarawan Perancis Jules
Michelet, itu diberikan lebih kekal definisi dari sejarawan Swiss Jacob Burckhardt, yang
bukunya, Die Kultur der Renaissance di Itailen 1860, adalah berpengaruh dalam
perkembangan modern intrepetasi dari Renaisans Italia. Folio dari bangunan-bangunan
gambar diukur de mderne Roma: ou, Recueil des palais, Maisons, eglises, couvents et
autres monumen (The Bangunan Modern Roma), pertama kali diterbitkan pada tahun 1840
oleh Paul Letarouilly, juga memainkan peran penting dalam kebangkitan kembali minat
dalam periode ini. Gaya Renaisans diakui oleh sezaman dalam jangka “all’antica” atau
“dengan cara kuno” (dari Roma).

2.2.1. Kelahiran Renaissance


Pengaruh Renaissance berkembang sejak awal abad ke-14 di Florence,
Italia yang kemudian meluas ke Perancis, Jerman, Inggris, Spanyol, Portugal dan
juga ke negara jajahan Eropa di Amerika, Asia dan Afrika.
Renaissance berawal dari karya kesusastraan, berpedoman pada karya Petrach,
Boccacio dan Dante. Kemudian diikuti oleh seni pahat dan seni lukis (dengan
beberapa senimannya yaitu Nicola Pisano, Gimabue dan Giotto). Kemudian yang
terakhir adalah perkembangan seni arsitekturnya. Filipo Brunelleschi(1377-1466)
adalah arsitek Renaissance pertama, berawal dari pengrajin emas, pemahat dan juga
mendalami Matematika. Serta membuat gambar kerja dari bangunan Romawi Kuno
di Roma. “Ospedale Degli Innocenti” 1419 (The Founding Hospital) karya
pertamanya bergaya “Tuscan dan Romanesque”. Desain selanjutnya menunjukan
pendekatan ke gaya New Classical, seperti kecenderungan “kesimetrisan”,
“proporsional” dan penerapan “Arcade dengan kolom-kolompendukung setengah
lingkaran (elemen busur)” merupakan ciri gaya arsitektur bangunan masa
Renaissance. Sedangkan Alberti dengan Pallazio Rucellai-nya(1446) yang
memiliki façade dengan order bentuk-bentuk pilar dan garis-garishorisontal pada
bidang datar yang luas pola ini menjadi populer di masa mendatang, merupakan
dua tokoh yang utama.
2.2.2. Periodisasi rsitektur Renaissance
2.2.2.1. Quattrocento (1400-1500)
Pada masa ini, konsep dan aturan
arsitektur diciptakan. Akibat
pembelajaran tentang arsitektur klasik
(arsitektur Yunani dan Romawi)
menyebabkan diadopsinya lagi
penggunaan detail dan ornamen
arsitektur klasik. Ruang, sebagai elemen
arsitektur, digunakan secara berbeda
dibandingkan pada masa abad
pertengahan. Ruang diatur dengan
proporsi yang logis, rupa dan ritmenya mengikuti geometri, tidak menggunakan
intuisi seperti pada masa abad pertengahan. Contoh bangunan pada masa ini adalah
Basilica di San Lorenzo di Florence, yang diciptakan oleh Fillipo Brunellschi.

2.2.2.2. High Renaissance (1500-1525)


Pada masa ini, konsep yang diambil
dari arsitektur klasik dikembangkan
dan digunakan dengan ke pastian
yang lebih besar. Arsitek yang paling
terkenal pada masa ini adalah
Bramante (1444-1514) yang
memperluas kemungkinan penerapan
arsitektur klasik pada bangunan
kontemporer. Bangunan ciptaannya,
San Pietro in Montorio, dibangun dengan bentuk sirkuler mengikuti gaya kuil
romawi.

2.2.2.3. Mannerism (1520-1600)


Pada masa ini, para arsitek melakukan
eksperimen menggunakan bentuk-
bentuk arsitektural untuk memberikan
penekanan hubungan antara ruang dan
masif. Contoh bangunan pada masa ini
adalah Villa Farnese atau disebut juga
Villa Caprarola.
2.3. Latar Belakang Arsitektur Renaissance
Perkembangan teori arsitektur yang dipakai para arsitek pada masa
Renaissance percaya bahwa bangunan mereka harus menjadi satu bagian dari suatu
tata aturan yang lebih tinggi. Mereka kembali pada sistem proporsi matematis
Yunani sehingga timbul pengertian arsitektur adalah matematika yang
diterjemahkan dalam satuan-satuan ruang. Pengembangan teori-teori Renaissance
banyak mengacu pada falsafah yang dibuat oleh Plato, Pythagoras dan Aristoteles.
Teori Plato melihat bahwa keindahan alami muncul melalui adanya garis,
lingkaran, dan permukaan yang menghasilkan bentuk dan volume geometris yang
absolut. Teori Pythagoras merupakan dasar pengembangan rasio perbandingan
yang membentuk dasar bagi proporsi-proporsi arsitektural dengan mencoba
perhitungan Matematis untuk membentuk suatu yang Estetis. Teori Aristoteles
mengemukakan teori ruang sebagai tempat dan terbatasnya Kosmos yang
kemudian berkembang sampai dengan timbulnya konsep”Ruang Cartesian”. Teori
ini menyatakan bahwa panjang, lebar dan ketebalan membentuk wujud keteraturan
geometris seperti grid dua atau tiga dimensi (konsep geometri ruang). Gabungan
dari beberapa teori terdahulu dengan teori Vitruvius menghasilkan teori Proporsi
pada Renaissance yang mengutamakan KEHARMONISAN.

2.3.1. Ciri-ciri Umum dan Contoh-Contoh Langgam Arsitektur Renaissance


Pada umumnya arsitektur bangunan masa Renaissance memiliki fungsi
keagamaan seperti gereja dan kapel (peninggalan dan melanjutkan bangunan masa
Medieval), bangunan-bangunan istana, pusat pemerintahan dan rumah-
rumahkediaman pendeta atau saudagar (yang merupakan anggota masyarakat yang
terhormat). Teori-teori yang menonjol pada bangunan tersebut adalah :
Penerapan konsep simetri yang kuat, pada tampak dan ruang dalam bangunan.
Mayoritas pemakaian bahan bangunan/material dari marmer pada interior dan
warna bangunan yang cenderung monochrome atau satu warna.
Bangunan kaya akan elemen dekoratif, baik pada interior maupun eksterior
bangunan. Elemen dekoratif tersebut umumnya berupa ukiran/sculpture, relief
sertalukisan-lukisan. Tema elemen dekoratif tersebut umumya melambangkan
karakter- karakter atau penginterpretasian alam dan sosok manusia, flora, fauna
serta pemandangan alam.
Pada ruang dalam, bagian dinding dan langit-langit umumnya dilapisi
ukiran (stucco) yang obyeknya seputar flora, sosok dan perilaku dari fauna dan
manusia,topeng-topeng, perahu maupun perisai.
Penggunaan patung yang dipadukan dengan detail arsitektural, baik pada
interior maupun eksterior.
Pada fasad bangunan terdapat deretan kolom-kolom dengan kepala dihiasi
elemen dekoratif bermotif flora, susunan order dapat berupa Doric, Ionic, maupun
Corinthian. Penerapan garis-garis hirisontal dan elemen-elemen busur pada bidang
datar. Atap, baik atap perisai maupun datar dilengkap dengan hiasan, baik berupa
Lantern, Louvre, Lucarne, Ammortizement, Tympanum maupun Balustrade.
2.4. Karateristik Arsitektur Renaissance

2.4.1. Denah
Denah bangunan berbentuk simetris dan juga proporsional. Ukurannya mengikuti
ketetapan yang sudah ditentukan. Untuk bangunan gereja, denahnya tidak berbeda jauh
dengan denah yang sudah ada di Italia sebelum terjadinya revolusi minat terhadap gaya
arsitektur klasik.

2.4.2. Dinding dan Kolom


Pada abad pertengahan, dinding eksterior menggunakan material-material kecil yang
disusun. Sementara itu, untuk masa Renaissance, dinding eksterior menggunakan batu
atau plesteran sehingga terlihat halus. Pada masa ini, kolom-kolom Yunani dan Romawi
digunakan kembali, namun hanya digunakan sebagai hiasan dan bukan sebagai penopang
struktur. Selain digunakan sebagai kolom, digunakan juga pilaster dan pedimen.

2.4.3. Bukaan
Bukaan pada masa ini datar, atau menggunakan arch semi-sirkuler, terkadang dapat juga
berbentuk elips, tapi hampir tidak pernah ada yang menggunakan arch berbentuk lancip.
Arsitektur bangunan pada masa ini dapat dibagi menjadi dua bagian, antara lain bangunan
yang mengandalkan efek dari jendela dan juga bangunan yang mengandalkan efek dari
ornament seperti cornice, pilaster, dan kolom-kolom.

2.4.4. Desain dan Konstruksi


Pada masa ini, barrel vault kembali digunakan. Tidak seperti arsitektur gothic yang
memiliki denah persegi panjang, pada masa renaissance denah yang digunakan berbentuk
persegi atau semi sirkuler. Pada masa ini juga, kubah sering digunakan sebagai fitur
struktural pada bagian eksterior, dan juga sebagai atap bagi ruangan lebih kecil yang hanya
dapat dilihat di dalam bangunan. Pada abad pertengahan kubah jarang digunakan, namun
setelah digunakan dalam desain milik Brunelleschi dalam desain Basilica di Santa Maria
del Fiore dan juga pada desain Brahmante untuk St. Peter’s Basilica, kubah menjadi
bagian yang penting dalam arsitektur gereja dan bahkan kemudian menjadi penting bagi
bangunan sekuler, seperti Villa Rotonda milik Palladio.
2.5. Bangunan Arsitektur Renaissance

2.5.1. Perancis

Renaissance di Perancis tidak diterima secara langsung seperti Renaissance di Italia.


Penyebab hal ini adalah karena arsitektur Gothic sangat berpengaruh pada Negara
Perancis. Diperlukan sebuah periode transisi hingga akhirnya arsitektur Renaissance
diterima di Perancis. Pada masa transisi ini, bangunan-bangunan memiliki gaya
campuran antara gaya Gothic dan Renaissance. Contoh bangunan dengan gaya seperti
ini adalah Chateau de Chambord. Bangunan ini memiliki jendela dengan gaya gothic,
tapi memiliki ornamen seperti pilaster dan ornamen renaissance lainnya.

2.5.2. Belanda

Sama seperti dalam bidang lukisan, arsitektur Renaissance memerlukan waktu yang
lumayan lama untuk dapat diterima di Belanda, selain itu gaya arsitektur ini juga belum
bisa menghapuskan gaya arsitektur Gothic secara keseluruhan. Contoh bangunan pada
masa ini adalah Antwerp City Hall. Akulturasi budaya Belanda pada arsitektur
Renaissance antara lain; penggunaan rumah tinggal berbentuk sempit dan tinggi,
penggunaan “trapgevel” atau gable Belanda, penggunaan dekorasi berupa pediment
diatas pintu dan jendela dengan bentuk lebih tajam dari yang digunakan pada arsitektur
renaissance.
2.5.3. Inggris

Arsitektur Renaissance di Inggris mulai dikenal dalam masa pemerintahan Ratu


Elizabeth I. Arsitektur gaya ini dikenali melalui Negara Belanda, sehingga arsitektur
Renaissance di inggris mengadopsi juga gaya arsitektur renaissance Belanda.
Arsitektur Renaissance di Inggris dikenal dengan gaya arsitektur Elizabethan. Gaya
bangunan pada masa ini adalah bangunan tinggi berbentuk persegi, contohnya adalah
Longleat House.

2.5.4. Skandinavia

Arsitektur Renaissance di Negara-negara Skandinavia dipengaruhi oleh arsitektur


Flemish, contohnya adalah gable yang tinggi seperti pada arsitektur Istana
Frederiksborg. Di Denmark, arsitektur Renaissance berkembang pada masa
pemerintahan Fredrick II dan Christian IV. Gaya arsitekturnya diinspirasikan oleh
kastil di Perancis pada masa itu. Di Swedia, akibat reformasi protestan dan penghentian
kekuasaan Gustav Wasa, pembangunan gereja dan bangunan para bangsawan sempat
terhenti. Walaupun begitu terdapat beberapa contoh bangunan seperti Gripsholm
Castle, Kalmar Castle dan Vadstena Castle yang terkenal karena pencampuran gaya
abad pertengahan dan arsitektur Renaissance.
BAB III
KESIMPULAN

Perkembangan arsitektur renaissance berarti melahirkan kembali konsep-konsep


arsitektur peradaban klasik Yunani dan Romawi, ketika keduanya mengalami masa
keemasan. Walaupun konsep, perwajahan dan tatanan antara arsitektur renaissance dan
klasik memiliki kesamaan, tetapi tisak semata-mata arsitektur renaissance tidak memiliki
daya dan upaya selain mencontoh kejayaan masa lalu, Kebebasan berfikir melahirkan
penalaran dan pemahaman yang baru terhadap konsep klasik lama yang kemudian
diterapkan pada tatanan arsitektur klasik dengan wajah baru.
Pada akhir kejayaannya, Renaissance telah berkembang dengan gaya yang
berlebih-lebihan. Dikenal dengan sebutan Manerism seoanjang tahun 1527-1600, setelah
itu arsitektur renaissance meninggalkan langgam budaya klasik, digantikan dengan
kebudayaan Barok dan Rococo. Barok berarti mutiara pelengkap dengan bentuk yang
tidak teratur/tidak simetri. Rococo berarti pekerjaan kasar. St. Peter puluhan tahun
kemudian juga dilengkapi oleh patung-patung gaya Barok, hasil karya Bernini, berdiri
diatas pilar-pilar yang mengadap ke halaman yang berbentuk oval.
Karena Barok dan Rococo merupakan turunan dari gaya renaissance, maka gaya
ini juga dianggap sebagai bagian dari kebudayaan Renaissance.
DAFTAR PUSTAKA

http://dokumen.tips/documents/sejarah-arsitektur-renaissance.html

http://tsaqofachoirur.blogspot.co.id/

http://rianamuslikhah.blogspot.co.id/2015/01/makalah-renaissance.html

http://srimulyani-arch.blogspot.co.id/2014/07/bangunan-masa-
renaissance.html

Anda mungkin juga menyukai