PENDAHULUAN
signifikan, yang dapat mengakibatkan tingkat keparahan yang berbeda pada tiap
penting dari faktor penyebab lainnya. 'aktor resiko genetik yang paling sering
(*O-$ !""/, dibagi atas 0 derajat, yaitu 1 derajat (PPOK ringan$, derajat !
Penderita PPOK akan datang ke dokter dan mengeluhkan sesak nafas, batuk&batuk
kronis, sputum yang produktif, faktor resiko (3$. Sedangkan PPOK ringan dapat
tanpa keluhan atau gejala. an baku emas untuk menegakkan PPOK adalah uji
spirometri.
1
terjadi gagal nafas, infeksi berulang dan cor pulmonal. Prognosa PPOK
tergantung dari stage 4 derajat, penyakit paru komorbid, penyakit komorbi d lain.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Penyakit Paru Obstrutif Kronik (PPOK$ adalah penyakit paru kronik yang
ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif
proses inflamasi paru yang disebabkan oleh pajanan gas berbahaya yang dapat
memberikan gambaran gangguan sistemik. *angguan ini dapat dicegah dan dapat
diobati. Penyebab utama PPOK adalah rokok, asap polusi dari pembakaran, dan
dengan obstruksi jalan napas yang tidak reversibel penuh, dan memenuhi kriteria
PPOK.
• Pertambahan penduduk
• +ndustrialisasi
3
• Polusi udara terutama di kota besar, di lokasi industri, dan di
pertambangan
(PP+,!""$
a$ 5iwayat merokok
− Perokok aktif
− Perokok pasif
− )ekas perokok
dalam tahun 1
− 5ingan 1 "&!""
− Sedang 1 !""&#""
− )erat 1 :#""
4
!. 5iwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja
2. ipereaktiviti bronkus
2.! Patofiologi
perubahan&perubahan pada sel&sel penghasil mukus bronkus dan silia. Selain itu,
metaplasia.
kental dalam jumlah besar dan sulit dikeluarkan dari saluran nafas. 8ukus
hiperkapnia akibat dari ekspirasi yang memanjang dan sulit dilakukan akibat
Obstruksi saluran napas pada PPOK bersifat ireversibel dan terjadi karena
perubahan struktural pada saluran napas kecil yaitu 1 inflamasi, fibrosis, metaplasi
5
sel goblet dan hipertropi otot polos penyebab utama obstruksi jalan napas seperti
pada gambar .
(dinding saluran nafas dan parenkim$. >ang mana hal ini dapat dibedakan dengan
6
;abel . Patogenesis PP"K
(Sumber 1 PP+,!""$
2.$ Klasifikasi
aliran udara ringan (<?P 4 K<P A /"7B <?P : ="7 Prediksi$. Pada derajat ini,
orang tersebut mungkin tidak menyadari bahwa fungsi parunya abnormal.
Semakin memburuknya hambatan aliran udara (<?P 4 K<P A /"7B 6"7 A <?P
A ="7$, disertai dengan adanya pemendekan dalam bernafas. alam tingkat ini
pasien biasanya mulai mencari pengobatan oleh karena sesak nafas yang
dialaminya.
(<?P 4 K<P A /"7B 2"7 <?P A 6"7 prediksi$. ;erjadi sesak nafas yang
7
semakin memberat, penurunan kapasitas latihan dan eksaserbasi yang berulang
Keterbatasan 4 hambatan aliran udara yang berat (<?P 4 K<P A /"7B <?P A
2"7 prediksi$ atau <?P A 6"7 prediksi ditambah dengan adanya gagal nafas
;erdapat ketidak sesuaian antara nilai <?P dan gejala penderita, oleh
sebab itu perlu diperhatikan kondisi lain. *ejala sesak napas mungkin tidak bisa
2.* Diagnosis
*ejala dan tanda PPOK sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala, gejala
ringan hingga berat. Pada pemeriksaan fisis tidak ditemukan kelainan jelas dan
%. *ambaran klinis
a. %namnesis
pernapasan
8
• 5iwayat terpajan Cat iritan yang bermakna di tempat kerja
b. Pemeriksaan 'isik
− +nspeksi
• )ila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis
9
− Palpasi
− Perkusi
− %uskultasi
• ;erdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau
jauh
Pink puffer
*ambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan dan
Blue bloater
*ambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk sianosis, terdapat edema
tungkai dan ronki basah di basal paru, sianosis sentral dan perifer
10
Pursed - lips breathing
%dalah sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu dan ekspirasi yang
a. Pemeriksaan rutin
• 'aal paru
<?P4K<P ( 7$.
/6 7
11
• Dji bronkodilator
%P? meter.
!" menit kemudian dilihat perubahan nilai <?P atau %P?, perubahan
• arah rutin
• 5adiologi
paru lain
− iperinflasi
− iperlusen
12
− iafragma mendatar
appearance$
− Eormal
b. Pemeriksaan khusus
• 'aal paru
− Sgaw meningkat
13
− Sepeda statis (ergocycle$
− @entera (treadmill$
(prednison atau metilprednisolon$ sebanyak 2" & 6" mg per hari selama
minimal !6" ml. Pada PPOK umumnya tidak terdapat kenaikan faal paru
• 5adiologi
14
− 8endeteksi emfisema dini dan menilai jenis serta derajat emfisema
• ?lektrokardiografi
− ?kokardiografi
• )akteriologi
+ndonesia.
15
2./ Diagnosis Ban'ing
• %sma
• Pneumotoraks
16
(Sumber 1 PP+,!""$
2. Penatalaksanaan
;ujuan penatalaksanaan 1
. ?dukasi
!. Obat F obatan
2. ;erapi oksigen
0. <entilasi mekanik
6. Eutrisi
#. 5ehabilitasi
17
PPOK merupakan penyakit paru kronik progresif dan nonreversibel, sehingga
penatalaksanaan PPOK terbagi atas ($ penatalaksanaan pada keadaan stabil dan
2..1 ?dukasi
?dukasi merupakan hal penting dalam pengelolaan jangka panjang pada PPOK
stabil. ?dukasi pada PPOK berbeda dengan edukasi pada asma. Karena PPOK
adalah penyakit kronik yang ireversibel dan progresif, inti dari edukasi adalah
paru. )erbeda dengan asma yang masih bersifat reversibel, menghindari pencetus
dan memperbaiki derajat adalah inti dari edukasi atau tujuan pengobatan dari
asma.
berulang pada setiap kunjungan, baik bagi penderita sendiri maupun bagi
18
gawat darurat ataupun di +D dan di rumah. Secara intensif edukasi diberikan di
klinik rehabilitasi atau klinik konseling, karena memerlukan waktu yang khusus
dan memerlukan alat peraga. ?dukasi yang tepat diharapkan dapat mengurangi
keterbatasan aktivitas. Penyesua ian aktiviti dan pola hidup merupakan salah satu
)ahan dan cara pemberian edukasi harus disesuaikan dengan derajat berat
penderita.
6. Penyesuaian aktiviti
%gar edukasi dapat diterima dengan mudah dan dapat dilaksanakan ditentukan
. )erhenti merokok
ditegakkan
19
!. Pengunaan obat F obatan
2. Penggunaan oksigen
• )erapa dosisnya
6. ;anda eksaserbasi 1
Sputum bertambah
20
#. 8endeteksi dan meng hindari pencetus eksaserbasi
edukasi sebaiknya diberikan berulang dengan bahan edukasi yang tidak terlalu
banyak pada setiap kali pertemuan. ?dukasi merupakan hal penting dalam
pengelolaan jangka panjang pada PPOK stabil, karena PPOK merupakan penyakit
5ingan
Sedang
21
)erat
22
2..2 Obat F obatan
a. )ronkodilator
iberikan secara tunggal atau kombinasi dari ketiga jenis bronkodilator dan
jangka panjang. Pada derajat berat diutamakan pemberian obat lepas lambat (
23
Kombinasi kedua golongan obat ini akan memperkuat efek bronkodilatasi,
mempermudah penderita.
terutama pada derajat sedang dan berat. )entuk tablet biasa atau puyer untuk
mengatasi sesak ( pelega napas $, bentuk sunti kan bolus atau drip untuk
b. %ntiinflamasi
igunakan bila terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk oral atau injeksi
c. %ntibiotika
makrolid
24
& -ini ++ 1 %moksisilin dan asam klavulanat
Sefalosporin
Kuinolon
8akrolid baru
d. %ntioksidan
e. 8ukolitik
f. %ntitusif
25
;abel 2. Penatalaksanaan PP"K
26
(Sumber 1 PP+,!""$
hal yang sangat penting untuk mempertahankan oksigenasi seluler dan mencegah
a. 8anfaat oksigen 1
27
& 8emperbaiki aktiviti
b. +ndikasi
& Pao! diantara 66 & 69 mmg atau S at O! : =97 d isertai Kor Pulmonal,
perubahan P pullmonal, t :667 dan tanda & tanda gagal jantung kanan,
28
;erapi oksigen dapat dilaksanakan di rumah maupun di rumah sakit.
;erapi oksigen di rumah diberikan kepada penderita PPOK stabil derajat berat
dengan gagal napas kronik. Sedangkan di rumah sakit oksigen diberikan pada
PPOK eksaserbasi akut di unit gawat daruraat, ruang rawat ataupun +D.
-;O; $
stabil terutama bila tidur atau sedang aktiviti, lama pemberian 6 jam setiap hari,
pemberian oksigen dengan nasal kanul & ! -4mnt. ;erapi oksigen pada waktu
tidur bertujuan mencega h hipoksemia yang sering terjadi bila penderita tidur.
;erapi oksigen pada waktu aktiviti bertujuan menghilangkan sesak napas dan
darah atau pulse oksimetri. Pemberian oksigen harus mencapai saturasi oksigen di
atas 9"7.
29
& Sungkup venturi
Pemilihan alat bantu ini disesuaikan dengan tujuan terapi oksigen dan kondisi
<entilasi mekanik pada PPOK digunakan pada eksaserbasi dengan gagal napas
akut, gagal napas akut pada gagal napas kronik atau pada pasien PPOK derajat
berat dengan napas kronik. <entilasi mekanik dapat digunakan di rumah sakit di
& <entilasi mek anik tanpa intubasi digunakan pada PPO K dengan gaga l
30
& $olume control
E+PP< bila digunakan bersamaan dengan terapi oksigen terus menerus (-;O;
pada 1
EP< tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan obstruksi saluran napas atas,
31
2..* Eutrisi
& %ntropometri
& Pengukuran kekuatan otot (8<<, tekanan diafragma, kekuatan otot pipi$
keseimbangan antara kalori yang masuk denagn kalori yang dibutuhkan, bila perlu
nutrisi dapat diberikan secara terus menerus %nocturnal feedings' dengan pipa
nasogaster.
32
meningkatkan ventilasi semenit oigen comsumption dan respons ventilasi
terhadap hipoksia dan hiperkapni. ;etapi pada PPOK dengan gagal napas
& ipofosfatemi
& iperkalemi
& ipokalsemi
& ipomagnesemi
yang disertai 1
33
& Kualiti hidup yang menurun
Program dilaksanakan di dalam maupun diluar rumah sakit oleh suatu tim
multidisiplin yang terdiri dari dokter, ahli giCi, respiratori terapis dan psikolog.
Program rehabilitiasi terdiri dari 2 komponen yaitu 1 latihan fisis, psikososial dan
latihan pernapasan.
34
2../ ;erapi Pembedahan
)ertujuan untuk 1
. )ulektomi
!. )edah re duksi volume paru ()5<P$ 4 lung "ol ume reduction surgey
(-<5S$
2. ;ransplantasi paru
35
;abel 0. Algorit,a PP"K
(Sumber 1 PP+,!""$
36
2. Ko,-likasi
. *agal napas
!. +nfeksi berulang
2. Kor pulmonal
& asil analisis gas d arah Po! A #" m mg dan Pco! : #" mm g, dan p
normal, penatalaksanaan 1
& ;erapi oksigen yang adekuat terutama waktu latihan atau waktu tidur
& %ntioksidan
-atihan pernapasan den gan pursed lips breathing *agal napas akut pada gagal
37
& emam
koloni kuman, hal ini memudahkan terjadi infeksi berulang. Pada kondisi kronik
ini imuniti menjadi lebih rendah, ditandai dengan menurunnya kadar limposit
darah.
Kor pulmonal 1
itandai oleh P pulmonal pada ?K*, hematokrit : 6" 7, dapat disertai gagal
jantung kanan
2.13 Pen4ega#an
38
& )erhenti merokok
39
BAB III
KESI5PULAN
40
DAFTA PUSTAKA
hhtp144www.andikacp.wordpress.com4!""94"/4!#4PPOK&eksaserbasi&
akut
http144www.klikpdpi.com4konsensus4konsensus&ppok4konsensus&ppok
2. %ntonio et all !""/. *lobal Strategy for the iag nosis, 8anagement,
0. )8@. %) of OP .!""#. Jit ed / 8are t !". id apat dari1
http144www.bmj.com4content422!4/66!4!#.full
www.kalbe.co.id4news4seminar4acuanpenangananppokterkini
hhtp144+rwanto&'K"0DSK.blogspot.com4!""4"=4Penyakit&Paru&
Obstruktif&Kronik&PPOK.html
PPOK. . idapat
41
dari1http144dokterblog.wordpress.com4!""94"64"4penggunaan&
rasional&antibiotik&pada&pasien&ppok4
". 5ani %% !""#. Panduan Pelay anan 8edik. @akarta1 Pusat Penerbitan
http144www.goldcopd.com4*uidelineitem.asp
2. Sin , 8c%lister '% , Paul S', et all !""2. 8anagement of chronic
%ssociation, p !2"!&!2!.
6. GedCicha @%, !". )eonc hodilator therapy for OP. Eew ?ngland
42