PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
organisasi lain pada umumnya. Rumah sakit merupakan organisasi komplek yang
padat sumber daya manusia, padat modal, padat teknologi dan pengetahuan, dan
yang ada dalam organisasi rumah sakit maka perlu adanya perhatian yang lebih
baik dalam hal pengelolaan sumber daya manusia yang ada di dalamnya, karena
departemen dan kelompok kerja, perawat yang bekerja di kelompok kerja yang
berbeda atau bangsal mungkin memiliki nilai yang berbeda dan keyakinan jika
(Kemenkes, 2013).
kesehatan yang paling dominan di rumah sakit dan memberikan pelayanan kepada
pasien selama 24 jam sehari secara terus menerus. Kemampuan perawat yang
berkualitas tinggi.
yang ada di Kota Langsa adalah 153,08 per 100,000 penduduk, ini melebihi
standar normal menurut indikator Indonesia Sehat 2010 yaitu 117,5 per 100,000
mereka yang belum memuaskan disebabkan oleh beban kerja mereka yang tinggi
dan kurangnya perhatian dari atasan terhadap prestasi kerja mereka, serta tidak
adanya perbedaan insentif yang diterima antara yang rajin dengan yang malas
bekerja. Kurangnya perhatian dan beban kerja yang tinggi serta tidak adanya
perbedaan insentif yang diterima akan menimbulkan kelelahan dan stress kerja
pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga kesehatan profesional dalam satu
rumah sakit dicirikan oleh campuran heterogen profesional dan staf non-
organisasi sangat penting, memainkan peranan yang besar dan merupakan tempat
yang menyenangkan dan sehat untuk bekerja. Selain itu budaya organisasi
memiliki pengaruh yang kuat di seluruh rumah sakit tentang hal-hal yang dapat
dkk, 1987).
Sejalan dengan itu hasil penelitian Harvard Business School (Kotter dan
Teori dan konsep budaya organisasi diterapkan secara khusus untuk rumah
Mishra 1995).
memuaskan dapat dibuat oleh karyawan ketika organisasi memiliki budaya yang
sehat dan dengan demikian memiliki sikap positif terhadap pekerjaan karyawan.
bagi tindakan organisasi, semua anggota akan tetap dalam organisasi apa pun yang
akan terjadi. Penelitian juga menunjukkan bahwa kualitas yang lebih tinggi pada
rumah sakit.
Mereka lebih menyukai nilai-nilai, baik individu maupun kelompok yang selama
ini telah dimiliki. Mereka juga lebih menyukai cara kerja yang selama ini telah
sumber daya kesehatan yang dapat mempromosikan hasil yang baik pada pasien.
komitmen organisasi.
yang tinggi, dengan kata lain budaya organisasi sangat efektif dalam
management.
Makasardan RSU Labuang Baji Makasar, untuk budaya organisasi di RSUD Haji
konsistensi tinggi sebesar 53.3%, dimensi adaptasi dinilai cukup 76.7%, dimensi
organisasi pada RSUD Haji Makasar sedangkan di RSUD Labuang Baji, budaya
efektivitas organisasi.
yang merasa puas dalam bekerja hanya sebesar 7.04%, dan yang tidak puas
kepuasan kerja, budaya yang kuat akan mengantarkan kepada kepuasan kerja yang
kepuasan kerja yang rendah. Namun penelitian Tarjo, (2011) tentang pengaruh
budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kepuasan dan kinerja perawat di
jumlah terbesardi rumah sakit sekitar 60-70%. Olehkarena itu kinerja perawat
bedah (penyakit dalam) RSUP. Dr Jamil Padang tergolong rendah (54.7 %).
yang dianut secara intensif akan memberikan dampak dalam pencapaian tujuan
jawab yang besar dalam diri karyawan sehingga mampu memotivasi untuk
menampilkan kinerja yang paling memuaskan, mencapai tujuan yang lebih baik,
bidang keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Langsa pada tahun 2012 dengan
jumlah sampel 76 orang pasien yang dirawat di bagian rawat inap didapati 65%
dan suka marah-marah, 53% menyatakan perawat tidak ada motivasi dalam
bekerja dan hanya menunggu perintah dokter, 35% menyatakan perawat tidak
disiplin dalam bekerja dan sering meninggalkan ruangan dan 70% menyatakan
2012)
perawat yang mengeluhkan beban kerja yang tinggi, perawat harus melakukan
Kota Langsa: pada pengkajian 35% tidak lengkap, diagnosa keperawatan 20.8 %
dengan menggunakan diagnosa yang sama. hal ini sangat beralasan karena
kurang tanggap dan tidak melanjuti keluhan dari pasien, kurangnya interaksi
antara perawat dengan pasien, dan perawat memperlihatkan wajah yang kurang
ramah. Tindakan keperawatan banyak dilakukan oleh siswa perawat dan dokter
muda. Berdasarkan data keluhan dapat diketahui bahwa masalah utama adalah
perawat sangat berpengaruh terhadap budaya organisasi pada RSUD Kota Langsa,
dimana budaya organisasi pada RSUD Kota Langsa itu sendiri yaitu serambi
yang di harapkan oleh karena itu dapat diasumsikan kinerja yang belum optimal
(keterlibatan,konsistensi,penyesuaian,misi).
Perumusan masalah dalam penelitian ini mengacu pada latar belakang dari
Kota Langsa
4. Ada hubungan budaya organisasi misi dengan kinerja perawat di RSUD Kota
Langsa
pengembangan keilmuan baik secara teoritis dan praktik bagi dunia keperawatan
diantaranya:
pihak manajemen rumah sakit untuk menanamkan budaya organisasi dan dapat