Anda di halaman 1dari 7

MATERI GELOMBANG BUNYI

Bagaimana bunyi itu bisa terjadi? Gelombang bunyi dihasilkan oleh benda
bergetar sehingga menyebabkan gangguan kerapatan pada medium. Gangguan ini
berlangsung melalui interaksi molekul-molekul medium sepanjang arah
perambatan gelombang. Adapun molekul hanya bergetar ke depan dan ke
belakang di sekitar posisi kesetimbangan.

Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang terjadi karena


adanya rapatan dan renggangan medium baik gas, cair, maupun padat. Apakah
setiap getaran dapat menghasilkan bunyi? Cobalah menjatuhkan sekeping uang
logam ke lantai. Dapatkah kamu mendengar suara dari uang logam tersebut?
Selanjutnya jatuhkan benda yang ringan, misalnya sesobek kertas di atas lantai.
Masih dapatkah kamu mendengarsuara jatuhnya kertas tersebut? Kedua percobaan
di atas menunjukkan kepada kita bahwa tidak semua getaran menghasilkan bunyi.

1. Sifat-Sifat Gelombang Bunyi


(a) Gelombang Bunyi Memerlukan Medium Dalam Perambatannya
Karena gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik, maka
dalam perambatannya bunyi memerlukan medium. Hal ini dapat
dibuktikan saat dua orang astronout berada jauh dari bumi dan keadaan
dalam pesawat dibuat hampa udara, astronout tersebut tidak dapat
bercakap-cakap langsung tetapi menggunakan alat komunikasi seperti
telepon. Meskipun dua orang astronout tersebut berada dalam satu
pesawat. Kemampuan medium untuk menggetarkan partikel berbeda-beda
bahkan ada medium yang dapat meredam bunyi misalnya air.
(b) Gelombang Bunyi Mengalami Pemantulan (Refleksi)
Salah satu sifat gelombang ialah dipantulkan sehingga gelombang
bunyi juga dapat mengelami hal ini hukum pemantulan gelombang : sudut
datang = sudut pantul juga berlaku pada gelombang bunyi. Hal ini dapat
dibuktikan bahwa pemantulan bunyi dalam ruang tertutup dapat
menimbulkan gaung. Yaitu sebagian bunyi pantul bersamaan dengan
bunyi asli sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas. Untuk menghindari
terjadinya gaung maka dalam bisokop, studio, radio, televise dan gedung
konser music, dinding dilapisi zat perendam suara yang biasanya terbuat
dari kain wol, kapas, gelas, karet atau besi.
(c) Gelombang Bunyi Mengalami Pembiasan (Refraksi)
Salah satu sifat dari gelombang ialah mengalami pembiasan.
Peristiwa pembiasan dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada malam
hari bunyi petir terdengar lebih keras dari pada siang hari. Hal ini
disebabkan karena pada siang hari udara lapisan atas lebih dingin dari pada
di lapisan bawah. Karena cepat rambat bunyi pada suhu dingin lebih kecil
daripada suhu panas maka kecepatan bunyi di lapisan udara atas lebih
kecil daripada di lapisan bawah, yang berakibat medium lapisan atas lebih
rapat dari medium lapisan bawah. Hal yang sebaliknya terjadi pada malam
hari. Jadi pada siang hari bunyi petir merambat dari lapisan udara atas ka
lapisan udara bawah.Jika bunyi datangnya merambat vertical ke bawah,
pada malam hari, arah rambat bunyi dibiaskan mendekati garis normal.
Sebaiknya pada siang hari arah rambat bunyi dibiaskan menjauhi garis
normal. Sesuai dengan hukum pembiasan gelombang bahwa gelombang
datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat akan dibiaskan
mendekati garis normal atau sebaliknya.
(d) Gelombang Bunyi Mengalami Pelenturan (Difraksi)
Gelombang bunyi sangat mudah mengalami difraksi karena
gelombang bunyi di udara memiliki panjang gelombang dalam rentang
sentimeter sampai beberapa meter. Difraksi ialah peristiwa pelenturan
gelombang ketika melewati celah, yang ukuran celahnya se-orde dengan
panjang gelombangnya.Seperti yang kita ketahui, bahwa gelombang yang
lebih panjang akan lebih mudah di difraksikan. Peristiwa difraksi terjadi
misalnya saat kita dapat mendengar suara mesin mobil di tikungan jalan
walaupun kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang oleh
bangunan tinggi di pinggir tikungan.
(e) Gelombang Bunyi Mengalami Perpaduan (Interferensi)
Gelombang bunyi mengalami gejala perpaduan gelombang atau
interferensi yang dibedakan menjadi dua yaitu interferensi konstruksi atau
penguatan bunyi dan interferensi destruktif atau pelemahan bunyi.
Misalnya waktu kita berada diantara dua buah loud-speaker dengan
ferekuensi dan amplitude yang sama atau hampir sama maka kita akan
mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian.
(f) Gelombang Bunyi Mengalami Pelayangan Bunyi
Interfensi yang ditimbulkan dari dua gelombang bunyi dapat
menyebabkan peristiwa pelayangan bunyi, yaitu penguatan dan pelemahan
bunyi. Hal tersebut terjadi akibat superposisi dua gelombang yang memilki
frekuensi yang sedikit berbeda dan merambat dalam arah yang sama. Jika
kedua gelombang bunyi tersebut merambat bersamaan akan menghasilkan
bunyi paling kuat saat fase keduanya sama. Jika kedua getaran berlawanan
fase, akan menghasilkan bunyi paling lemah.
2. Karakteristik Bunyi Berdasarkan Mediumnya

Gelombang bunyi adalah gelombang mekanik yaitu gelombang yang di


dalam perambatannya memerlukan medium perantara. Di udara, laju bunyi
bertambah terhadap temperatur. Pada suhu 20˚C besarnya sekitar 343 m/s.

Gelombang bunyi juga termasuk gelombang longitudinal, gelombang yang


terjadi berupa rapatan dan renggangan. Medium perantara gelombang bunyi bisa
berupa gas, cair atau padat.

Gelombang bunyi tidak dapat merambat di dalam ruang hampa udara.


Kecepatan perambatan gelombang bunyi di dalam zat padat lebih cepat dibanding
di dalam gas atau udara. Hal ini disebabkan oleh jarak antar molekul dalam zat
padat lebih pendek dibandingkan pada zat cair dan gas sehingga perpindahan
energi kinetik lebih cepat terjadi.
Zat Cepat rambat bunyi (m/s)
Udara 340
Helium 977
Air 1500
Marmer 3810
Kayu 3850
Aluminium 5000
Besi 5120
Tabel 1. Kecepatan Bunyi dalam berbagai zat pada suhu 15ºC

3. karakteristik Gelombang Bunyi Berdasarkan Frekuensinya

Gelombang bunyi berdasarkan daya pendengaran manusia dibedakan


menjadi menjadi tiga, yaitu audio/bunyi, infrasonik dan ultrasonik.

a. Audio yaitu daerah gelombang bunyi yang dapat didengar oleh telinga
manusia yang memiliki frekuensi berkisar antara 20 hingga 20.000 Hz.
b. Infrasonik yaitu gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di bawah 20
Hz.
c. Ultrasonik yaitu gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di atas 20.000
Hz. Baik gelombang infrasonik maupun ultrasonik tidak dapat didengar
oleh telinga manusia.
4. Mengukur Cepat Rambat Bunyi

Kilat dan guntur terjadi bersamaan tetapi kilat tampak terlebih dahulu
dibanding gunturnya sampai ke pengamat. Ini menunjukkan bahwa laju cahaya
dan bunyi tidak sama “laju cahaya lebih besar dibanding laju bunyi” dan untuk
menempuh jarak tertentu bunyi membutuhkan waktu. Jarak yang ditempuh bunyi
dibagi waktu tempuhnya disebut laju bunyi. Cepat rambat bunyi ialah jarak yang
ditempuh oleh gelombang bunyi setiap satu satuan waktu.
Keterangan:

S =Jarak tempuh (m)

t = waktu tempuh (s)

v = laju bunyi (m/s)

Selain dengan rumus tersebut, untuk mengukur laju bunyi di udara dapat
dilakukan dengan teknik resonansi. Bila frekuensi garputala diketahui dan dengan
resonansi panjang gelombang bunyi (ʎ) dapat dihitung, maka laju bunyi pada suhu
udara setempat dapat dihitung dengan rumus:

v=f.ʎ

Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang dapat merambat


dalam medium padat, cair, dan gas. Cepat rambat bunyi tergantung pada sifat-sifat
medium rambat.
a. Cepat rambat bunyi dalam zat padat
Cepat rabat bunyi dalam zat padat bergantung pada modulus young dan
massa jenis zat padat.
𝐸
v =√ 𝜌

Keterangan: v = cepat rambat bunyi (m/s)


E = Modulus Young (N/m2)
ρ = Massa jenis (kg)/m3)
b. Cepat rambat bunyi dalam zat cair
Cepat rambat bunyi dalam zat cair bergantung pada modulus Bulk dan
massa jenis zat cair.
𝐵
v =√ 𝜌

Keterangan: v = cepat rambat bunyi (m/s)


B = Modulus Bulk (N/m2)
ρ = Massa jenis (kg)/m3)
c. Cepat rambat bunyi dalam gas
Cepat rambat bunyi dalam gas bergantung pada suhu dan jenis gasnya.
𝑅𝑇
v =√𝛾 𝑀

Keterangan: v = cepat rambat bunyi (m/s)


𝛾 = Konstanta Laplace
R = Konstanta gas umum (J/mol K)
T = Suhu gas (K)
M = Massa molekul relatif gas
dik: B = 9 x 109N/m2
ρ = 1 x 103 kg/m3
dit : v=...?
v = \( \sqrtB/ρ \)
=\( \sqrt9 x 109/1 x 103 \)
= \( \sqrt9 x 10 \)6

= 3 x 103 m/s

Anda mungkin juga menyukai