Bagaimana bunyi itu bisa terjadi? Gelombang bunyi dihasilkan oleh benda
bergetar sehingga menyebabkan gangguan kerapatan pada medium. Gangguan ini
berlangsung melalui interaksi molekul-molekul medium sepanjang arah
perambatan gelombang. Adapun molekul hanya bergetar ke depan dan ke
belakang di sekitar posisi kesetimbangan.
a. Audio yaitu daerah gelombang bunyi yang dapat didengar oleh telinga
manusia yang memiliki frekuensi berkisar antara 20 hingga 20.000 Hz.
b. Infrasonik yaitu gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di bawah 20
Hz.
c. Ultrasonik yaitu gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di atas 20.000
Hz. Baik gelombang infrasonik maupun ultrasonik tidak dapat didengar
oleh telinga manusia.
4. Mengukur Cepat Rambat Bunyi
Kilat dan guntur terjadi bersamaan tetapi kilat tampak terlebih dahulu
dibanding gunturnya sampai ke pengamat. Ini menunjukkan bahwa laju cahaya
dan bunyi tidak sama “laju cahaya lebih besar dibanding laju bunyi” dan untuk
menempuh jarak tertentu bunyi membutuhkan waktu. Jarak yang ditempuh bunyi
dibagi waktu tempuhnya disebut laju bunyi. Cepat rambat bunyi ialah jarak yang
ditempuh oleh gelombang bunyi setiap satu satuan waktu.
Keterangan:
Selain dengan rumus tersebut, untuk mengukur laju bunyi di udara dapat
dilakukan dengan teknik resonansi. Bila frekuensi garputala diketahui dan dengan
resonansi panjang gelombang bunyi (ʎ) dapat dihitung, maka laju bunyi pada suhu
udara setempat dapat dihitung dengan rumus:
v=f.ʎ
= 3 x 103 m/s