Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN LABORATORIUM

A. PENGERTIAN LABORATORIUM
Laboratorium adalah suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian.
Tempat itu dapat berupa ruangan tertutup atau terbuka. Laboratorium sebagai
ruangan tertutup contohnya: kelas, laboratorium di sekolah-sekolah dan rumah
kaca. Sedangkan laboratorium sebagai ruang terbuka, misalnya: kebun sekolah
atau lingkungan yang dapat dijadikan sumber belajar (Sarosa Purwadi, 1981: 11).
Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasana penting untuk
penunjang proses pembelajaran di sekolah. Dikemukakan pada PP Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 42 ayat (2) serta Pasal 43
ayat (1) dan ayat (2) bahwa:
Pasal 42 (2) :
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang
kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,
ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah,
tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Pasal 43:
1) Standar keragaman jenis peralatan laboratorium ilmu pengetahuan alam
(IPA), laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan peralatan
pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar yang
berisi jenis minimal peralatan yang harus tersedia.
2) Standar jumlah peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan
dalam rasio minimal jumlah peralatan perpeserta didik.

B. FUNGSI LABORATORIUM
Dalam konteks pendidikan di sekolah laboratorium mempunyai fungsi
sebagai tempat proses pembelajaran dengan metoda praktikum yang dapat

1
memberikan pengalaman belajar pada siswa untuk berinteraksi dengan alat dan
bahan serta mengobservasi berbagai gejala secara langsung.
Kegiatan laboratorium/praktikum akan memberikan peran yang sangat
besar terutama dalam:
1. Membangun pemahaman konsep;
2. Verifikasi (pembuktian) kebenaran konsep;
3. Menumbuhkan keterampilan proses (keterampilan dasar bekerja ilmiah) serta
afektif siswa;
4. Menumbuhkan “rasa suka” dan motivasi terhadap pelajaran yang dipelajari;
5. Melatih kemampuan psikomotor.

C. PENGORGANISASIAN LABORATORIUM IPA


Organisasi laboratorium IPA adalah suatu sistem kerja sama dari
kelompok orang, barang, atau unit tertentu tentang laboratorium IPA, untuk
mencapai tujuan. Mengorganisasikan laboratorium IPA berarti menyusun
sekelompok orang atau petugas dan sumberdaya yang lain untuk melaksanakan
suatu rencana atau program guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
cara yang paling berdaya guna terhadap laboratorium IPA.
Orang-orang atau petugas yang terlibat langsung dalam organisasi
laboratorium IPA adalah sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
Tugas Kepala Sekolah:
a. Memberi tugas kepada penangung jawab teknis laboratorium IPA,
penanggung jawab mata pelajaran (fisika, kimia, dan biologi), dan laboran
b. Memberikan bimbingan, motivasi, pemantauan, dan evaluasi kepada
petugas- petugas laboratorium IPA
c. Memberikan motivasi kepada guru-guru IPA dalam hal kegiatan
laboratorium IPA
d. Menyediakan dana keperluan operasional laboratorium

2
2. Penanggung Jawab Teknis Laboratorium
Tugas Penanggung jawab teknis laboratorium
a. Bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi laboratorium
b. Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan laboratorium IPA
c. Mengusulkan kepada kepala sekolah tentang pengadaan alat/bahan
laboratorium
d. Bertanggung jawab tentang kebersihan, penyimpanan, perawatan, dan
perbaikan alat

3. Koordinator laboratorium
Tugas koordinator laboratorium:
a. Mengkoordinasikan guru mata pelajaran (fisika, kimia, biologi)
b. Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium
c. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium
d. Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium
e. Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium
f. Inventarisasi dan pengadministrasian peminjaman alat-alat laboratorium
g. Menyusun laporan pelaksanaan kegiaan laboratorium

4. Laboran
Tugas laboran adalah:
a. Mengerjakan administrasi laboratorium IPA
b. Mempersiapkan dan menyiapkan alat/bahan yang digunakan dalam
praktek belajar mengajar (PBM)
c. Bertanggung jawab atas keberhasilan alat dan ruang laboratorium beserta
perlengkapannya.

3
Contoh Struktur Organisasi :

D. DESAIN LABORATORIUM
Pada umumnya bentuk, ukuran dan tata ruang suatu laboratorium didesain
sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium mudah melakukan aktivitasnya.
Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi
laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang
bersifat individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan
percobaan dalam konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi
kapasiitas ruangan laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu
kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium
dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa,
dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2 dari keseluruhan

4
luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum mahasiswa
membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4 m2 untuk setiap mahasiswa.

1. Jenis Laboratorium
Seperti telah disinggung di muka bahwa laboratirum dapat bermacam-
macam jenisnya. Di sekolah menengah, umumnya jenis laboratorium disesuaikan
dengan mata pelajaran yang membutuhkan laboratorium tersebut. Karena itu di
sekolah-sekolah untuk pembelajaran IPA biasanya hanya dikenal laboratorium
fisika, laboratorium kimia dan laboratorium biologi. Di SLTP mungkin hanya ada
laboratorium IPA saja. Di Perguruan Tinggi, untuk satu jurusan saja, mungkin
terdapat banyak laboratorium. Di Jurusan Biologi, kita kenal laboratorium
Fisiologi, laboratorium Mikrobiologi, laboratorium Ekologi, laboratorium
Genetika dan lain-lain. Bahkan ada laboratorium yang lebih spesifik lagi seperti
laboratorium Kultur jaringan tumbuhan.
Kadang-kadang atas pertimbangan efisiensi, suatu ruangan laboratorium
difungsikan sekaligus sebagai ruangan kelas untuk proses belajar mengajar IPA .
Laboratorium jenis ini dikenal sebagai Science classroom-laboratory. Kelebihan
jenis laboratorium ini berrsifat multi guna. Contoh tata letak laboratorium jenis ini
dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar: Tata letak Science Classroom-laboratory

5
2. Tata Letak Laboratorium
Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout
bangunan laboratorium. Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan
begitu saja kepada seorang arsitektur bangunan. Bangunan laboratorium tidak
sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum
membangun laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi bangunan
laboratorium dan ukuran-ukuran ruang. Persyaratan lokasi pembangunan
laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain
atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas
berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi
sumber air. Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan
lainnya. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan
memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil
kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium. Selain persyaratan
lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan.
Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sains umumnya terdiri dari
ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat
para siswa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya
terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan
untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau
percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru. Ruang penyimpanan atau gudang
terutama digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan
kimia) dan alat-alat yang penggunaannya tidak setiap saat (jarang). Selain
ruangan-ruangan tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruang
gelap (dark room), ruangan spesimen, ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-
bahan kimia dan ruang adminitrasi/staf . Hal ini didasarkan atas pertimbangan
keamanan berbagai peralatan laboratorium dan kenyamanan para pengguna
laboratorium. Penyimpanan alat-alat di dalam gudang tidak boleh disatukan
dengan bahan kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh
disatukan dengan alat-alat yang terbuat dari logam.

6
Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan
ruang penyimpanan. Contoh apabila luas lantai untuk sebuah bangunan
laboratorium 100 m2, 70 – 80 m2 diguanakan untuk ruang utama tempat
praktikum. Ruang penyimpanan harus dapat ditempati lemari yang akan
digunakan untuk menyimpan alat-alat atau bahan. Demikian juga ruang persiapan,
harus dapat ditempati meja dan alat-alat untuk keperluan penyiapan bahan-bahan
atau alat-alat untuk percobaan. Contoh tata letak ruangan-ruangan laboratorium
beserta ukurannya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar: Tata letak ruang laboratorium berikut meja samping, meja


demonstrasi, meja dan kursi praktikum, panggung, papan tulis, bak cuci
dan terminal listrik

E. SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM

1. Ruang Laboratorium
Bentuk, ukuran, denah atau tata letak fasilitas dari setiap ruangan itu
dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap kegiatan yang

7
dilaksanakan di dalamnya dapat berjalan dengan baik dan nyaman, memudahkan
akses dari ruangan yang satu ke ruangan yang lainnya, memudahkan
pengontrolan, menjaga keamaan alat-alat dan memelihara keselamatan kerja.
Berikut ini adalah contoh gambaran umum ruangan-ruangan laboratorium.
a. Ruang Praktikum
Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah laboratorium
sekolah. Ruang praktikum adalah ruang tempat berlangsungnya proses
pembelajaran di laboratorium. Proses pembelajaran di dalam ruang praktikum
dapat berupa peragaan atau demonstrasi, praktikum perorangan atau kelompok,
dan penelitian. Proses pembelajaran di ruang praktikum menuntut tempat yang
lebih luas dari pada proses pembelajaran klasikal di dalam kelas biasa. Olehkarena
itu luas ruang praktikum harus dapat memberikan keleluasaan bergerak kepada
siswa dan guru selama melakukan proses pembelajaran. Luas ruang praktikum ini
tentu harus memperhitungkan jumlah siswa dan guru yang akan melaksanakan
proses pembelajaran di dalamnya. Luas ruang praktikum persiswa rata-rata 2,5
m2 (termasuk meja kerja). Jadi bila kita ingin laboratorium memuat 40 siswa,
maka luas laboratorium tersebut hendaknya sekitar 100 m2

b. Ruang Administrasi dan Persiapan


Ruang adminstrasi dan persiapan adalah ruang yang disediakan untuk
melakukan pengadministrasian, perawatan dan persiapan alat-alat serta bahan.
Bila sekolah atau laboratorium memiliki petugas laboran, ruang administrasi dan
persiapan juga dapat digunakan sebagai ruang kerja laboran dalam melayani
kegiatan aboratorium kepada guru dan siswa. Ruang administrasi dan persiapan
terdapat di dalam laboratorium, di antara ruang praktikum dan ruang
penyimpanan atau gudang. Ruang administrasi/persiapan dan ruang praktikum
sebaiknya disekat dengan dinding berkaca bening atau ram kawat, sehingga dari
dalam ruang ini guru atau laboran dapat melihat kegiatan yang terjadi di dalam
ruang praktikum.

8
c. Ruang Penyimpanan.
Ruang penyimpanan di laboratorium dapat juga disebut sebagai gudang
laboratorium, adalah ruang yang disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat
dan bahan yang sedang tidak digunakan. Ruang penyimpanan terdapat di dalam
laboratorium di sebelah dalam ruang persiapan. Ruang penyimpanan alat
sebaiknya dipisahkan dengan ruang penyimpanan zat, untuk menghindari
kerusakan alat akibat korosi dsb. Apabila tidak ada ruang lain untuk penyimpanan
alat dapat dilakukan pada lemari di ruang praktikum. Demi keamanan dan
kemudahan penyimpanan dan pengambilan alat-alat dan bahan, ruang
penyimpanan atau gudang biasanya hanya memiliki satu pintu masuk dan keluar
melalui ruang persiapan.

2. Fasilitas Laboratorium
Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk
memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas
tersebut ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas
umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai
laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik,
gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja
siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan,
dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dll.
 Penerangan
Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat
diubah-ubah sesuai kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya
matahari atau dari listrik.
 Ventilasi
Laboratorium IPA membutuhkan ventilasi yang baik, lebih-lebih untuk
laboratorium biologi yang sering menggunakan bahan-bahan mudah
menguap. Kadang-kadang ventilasi tidak dapat dicukup dari jendela, sehingga
dibutuhkan alat perotasi udara seperti kipas penyedot (ceiling fans). Adanya
kipas penyedot ini dapat membantu pergantian udara menjadi lebih baik.

9
 Air
Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA, terutama
untuk laboratorium biologi. Pasokan air ke dalam laboratorium tersebut harus
cukup. Selain jumlah pasokan, kualitasnya juga harus baik, kualitas air yang
kurang baik dapat mempercepat kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang
terbuat dari logam. Aliran air yang masuk ke dalam laboratorium harus
lancar. Demikian juga aliran air yang ke luar laboratorium. Air yang masuk
dan ke luar laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus diperhatikan
pembuangan air sisa cucian yang mengandung bahan-bahan yang dapat
merusakkan pipa-pipa tersebut. Pembuangan sisa asam atau basa kuat atau
bahan korosif lainnya harus melalui pengenceran dahulu sebelum dibuang
lewat pipa. Hal ini untuk menghindari kerusakan pipa-pipa saluran air.
 Bak cuci
Bak cuci atau sinks dapat terbuat dari beton atau porcelain. Bak cuci
yang terbuat dari porcelain mudah ternoda apabila kena bahan-bahan kimia.
Bak cuci harus dilengkapi dengan saringan untuk mencegah masuknya sisa-
sisa praktikum yang berupa bahan padat. Untuk menghindari adanya
kerusakan bak cuci, hindarkan pembuangan bahan-bahan kimia seperti asam-
basa kuat dan bahan-bahan korosif lainnya.
 Listrik
Pada laboratoium biologi, listrik merupakan fasilitas yang sangat penting.
Besarnya daya yang terpasang harus mencukupi kebutuhan alat-alat
laboratorium, terutama alat-alat laboratorium yang membutuhkan daya besar,
seperti oven, furnace, autoclave dan lain-lain. Tegangan listrik harus selalu
dicek apakah stabil atau tidak.Tegangan listrik yang tidak stabil dapat
merusak alat-alat. Harus diperhatikan pula instalasi listrik, jangan didekatkan
dengan aliran air dan gas. Selain itu harus dilengkapi dengan pengaman yang
mudah dijangkau. Terminal out let harus mudah dijangkau. Instalasi listrik
secara periodic perlu diperiksa kondisinya. Kabel-kabel listrik secara periodic
disikat untuk menghilangkan bahan-bahan korosif yang biasanya menempel
pada permukaan kabel. Socket dan plug harus diperiksa apakah masih

10
berfungsi dengan baik atau rusak (aus). Apabila rusak harus segera diganti.
Periksa juga secara periodic hubungan kabel ke socket apakah masih terikat
dengan kuat.
 Mebelair
Perlengkapan yang berupa mebelar harus diperhatikan kualitas dan
ukurannya. Misalnya untuk meja perlu diperhatikan ketinggiannya. Umunya
meja siswa / mahasiswa ukuran tingginya 70-75 cm. Meja guru / dosen atau
meja demonstrasi harus lebih tinggi dari meja siswa, agar sewaktu
demonstrasi dapat terlihat sampai ke meja siswa paling belakang. Kursi
laboratorium apabila memungkinkan ketinggiannya dapat diatur, sehingga
siswa / mahasiswa dapat menyesuaikan dengan jenis kegitan praktikum /
percobaan. Meja samping yang biasa dipakai untuk menyimpan alat-alat yang
menetap umumnya terbuat dari cor beton. Namun demikian dapat juga meja
samping tersebut dibuat dari bahan kayu keras. Bagian bawah meja samping
dapat sekaligus digunakan sebagai lemari.
Ukuran meja samping panjangnya bervariasi sesuai kebutuhan,
sedangkan lebarnya antara 50 cm sampai 60 cm dengan ukuran tinggi 70cm -
75 cm. Demikian halnya meja untuk timbangan harus rata dan tidak mudah
bergetar atau goyang. Meja timbangan ini sangat cocok dibuat dari cor beton
atau dari bahan kayu keras yang tebal. Lemari alat dan bahan hendaknya
memiliki tahapan (shelve) yang dapat diubah-ubah posisinya agar
memudahkan dalam menata alat-alat yang bervariasi ukurannya. Adakalanya
dibutuhkan suatu lemari yang khusus digunakan untuk menyimpan
mikroskop dan alat optik lainnya. Lemari mikroskop dibuat dengan tahapan
(shelve) yang kokoh dan datar yang dapat dibuat dari bahan logam atau kayu
keras. Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan atau jumlah mikroskop yang
dimiliki. Hal yang perlu diperhatikan untuk lemari mikroskop tersebut adalah
diusahakan tidak lembab agar terhindar dari jamur.

11
3. Alat-alat Laboratorium
Alat yang dimaksudkan adalah alat-alat yang di gunakan untuk pelaksanaan
praktikum. Contoh alat praktikum yang terdapat disekolah:

No Peralatan Pendidikan Jumlah


1 Mistar 6 Buah
2 Jangka Sorong 7 Buah
3 Neraca 6 Buah
4 Stopwatch 7 Buah
5 Rol Meter 5 Buah
6 Termometer 10 Buah
7 Gelas ukur 10 Buah
8 Massa Logam 5 Buah
9 Multimeter AC/DC 8 Buah
10 Batang Magnet 9 Buah
11 Globe 1 Buah
12 Model Tata Surya 6 Buah
13 Garputala 8 Buah
14 Bidang Miring 4 Buah
15 Dinamometer 6 Buah
16 Katrol Tetap 6 Buah
17 Katrol Bergerak 5 Buah
18 Percobaan Muai Panjang 3 Set
19 Percobaan Optik 8 set
20 Percobaan Rangkaian Listrik 8 Set
21 Gelas Kimia 20 Buah
22 Model Molekul Sederhana 4 Set
23 Pembakar Spritus 10 Buah
24 Cawan Penguapan 13 Buah
25 Plat tetes 15 Buah
26 Pipet Tetes + Karet 10 Buah
27 Mikroskop 10 Buah
28 Kaca Pembesar 10 Buah
29 Poster Genetika 1 Buah
30 Model Kerangka Manusia 1 Buah
31 Model Tubuh Manusi 1 Buah
32 Gambar Pencernaan Manusia 1 Buah
33 Gambar Sistem Peredaran Darah 1 Buah
34 Sistem Pernapasan Manusia 1 Buah
35 Gambar Mata Manusia 1 Buah
36 Gambar Telingan Manusia 1 Buah
37 Gambar Tenggorokan Manusia 1 Buah

12
Untuk memudahkan pemeriksaan alat dan bahan laboratorium perlu
dilakukan inventarisasi yang sistematik. Inventarisasi ini dapat dibuat pada suatu
buku atau secara komputasi sebagai daftar induk. Hal-hal yang umum diperlukan
pada inventarisasai mencakup:
1. Kode Alat/bahan
2. Nama alat/bahan
3. Spesifikasi alat/bahan (Merk, tipe, dan pabrik pembuat alat)
4. Sumber pemberi alat dan tahun pengadaannya
5. Tahun penggunaan
6. Jumlah atau kuantitas
7. Kondisi alat, baik atau rusak
Setiap alat dan bahan yang masuk atau diterima di Madrasah, baik yang
berasal dari permintaan sekolah melalui usulan mapun yang berasal dari bantuan
(dropping) harus dicatat dalam daftar penerimaan alat dan bahan.

13
Alat atau barang dan bahan atau zat yang telah diterima, selanjutnya
didokumentasikan dalam daftar induk inventaris alat dan daftar induk inventaris
bahan. Kedua bentuk daftar tersebut contohnya adalah sebagai berikut:

Selain daftar inventarisasi alat dan bahan, perlu pula dibuat kartu
alat/barang dan kartu bahan/zat. Kartu-kartu tersebut berfungsi untuk
menertibkan, mengendalikan dan sekaligus mengawasi penggunaan alat dan
bahan. Penanggung jawab laboratorium dapat melihat sejauhmana efektivitas dan
efisiensi penggunaan alat dan bahan berdasarkan kartu-kartu tersebut.

14
Contoh untuk kartu alat/barang, secara sederhana dapat dibuat sebagai
berikut:

F. ANGGARAN
Kelancaran kegiatan laboratorium dan kesinambungan fungsionalisasi
laboratorium sangat tergantung kepada anggaran yang memadai. Penngertian
anggaran disini adalah suatu proses yang meliputi perencanaan sistematik untuk
suatu kegiatan yang menghemat uang. Untuk laboratorium sains anggaran harus
sudah disiapkan dua atau tiga bulan sebelum tahun ajaran baru dimulai, sehingga
cukup waktu untuk pertimbangan, pembatalan dan finalisasi pesanan-pesanan
dann pengadaan alat. Urutan persiapan anggaran untuk laboratorium sains yang
dianjurkan sebenarnya tidak ada tata cara yang standar disebabkan variasinya
administrasi. Langkah-langkah berikut ini sangat bermanfaat untuk
dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran:
1. Cek semua persediaan alat/bahan
2. Dengan bantuan guru senior dan asisten laboratorium, mintakan informasi
mengenai:

15
 Kepala Sekolah
 Penanggung Jawab Laboratorium
 Bag. Kurikulum
 Koordiantor Lab Fisika
 Koordinator Lab Kimia
 Koordinator Lab Biologi
 Teknisi Laboratorium
 Guru Fisika
 Guru Kimia
 Guru Biologi

3. Barang habis tahunan


4. Periode mana dari tahun ajaran, bahan habis tertentu dibutuhkan untuk
digunakan:
 Alat-alat yang mengalami kerusakan akut
 Alat-alat baru yang dibutuhkan pada tahun ajaran yang akan datang
 Alat/bahan yang rusak atau hilang
5. Mencari informasi proyeksi penerimaan siswa pada tahun ajaran yang akan
datang
6. Pengecekan fasilitas laboratorium mencakup suplai air, listrik, gas dan lain-
lain
7. Mengecek harga-harga alat/bahan pada saat ini dan memprediksi harga-harga
tersebut pada tahun mendatang
8. Menyiapkan daftar kebutuhan untuk tahun yang akan datang. Daftar yang
dibuat harus mencakup tipe alat, model dan jumlah yang dibutuhkan. Secara
umum daftar kebutuhan meliputi:
 Bahan habis
 Alat-alat gelas, plastik dan logam
 Specimen untuk biologi dan preparat mikro (microslide)
 ATK
 Dan lain-lain

16
G. KEAMANAN KERJA DAN TATA TERTIB LABORATORIUM

1. Keamanan Kerja di Laboratorium


Keamanan adalah faktor yang seharusnya menjadi perhatian yang paling
besar dalam kegiatan laboratorium, tetapi umumnya yang selama ini terjadi adalah
justru terabaikan. Kita belum terbiasa memperhatikan keamanan bekerja. Syarat
keamanan di laboratorium bertujuan untuk melindungi baik yang bekerja di
laboratorium itu sendiri, maupun untuk keamanan sekitar/lingkungan. Beberapa
hal yang menyangkut keamanan laboratorium adalah tersedianya ventilasi/blower,
unit pengolahan limbah, bak cuci dan saluran yang aman. Pintu masuk/keluar
hendaknya cukup luas dan mengarah/membuka keluar sehingga bila terjadi
keadaan darurat orang dari dalam dapat dengan mudah keluar tanpa hambatan.
Selain itu, laboratorium hendaknya dilengkapi dengan alat keaman seperti
pemadam api, alat pelindung diri (APD, seperti jaslab, masker, gogle), alat listrik
yang aman, detektor, shower, kotak P3K, serta peralatan keamanan khusus
lainnya.
Selain didukung oleh fasilitas keamanan laboratorium, setiap pekerja di
laboratorium sebaiknya menyadari bahwa bekerja di laboratorium mengandung
resiko yang membahayakan keselamatan kerja. Oleh karena itu untuk
menghindari terjadinya kecelakaan yang membahayakan keselamatan kerja maka
para pekerja laboratorium perlu mengetahui sumber-sumber bahaya di
laboratorium, simbol-simbol bahan kimia berbahaya, dan kegiatan laboratorium
yang dapat menimbulkan kecelakaan.

a. Pengenalan jenis bahaya di laboratorium


Jenis bahaya yang menimbulkan kecelakaan di laboratorium meliputi
keracunan, iritasi, luka kulit, luka bakar, dan kebakaran.
 Keracunan akibat penyerapan zat kimia beracun (toxic) baik melalui oral
maupun kulit. Keracunan dapat bersifat akut atau kronis. Akut artinya
dapat memberikan akibat yang dapat dilihat atau dirasakan dalam waktu
singkat. Misalnya, keracunan fenol dapat menyebabkan diare dan
keracunan karbon monoksida dapat menyebabkan pingsan atau kematian

17
dalam waktu singkat. Kronis artinya pengaruh dirasakan setelah waktu
yang lama, akibat penyerapan bahan kimia yang terakumulasi terus
menerus. Contoh menghirup udara benzena, kloroform, atau karbon
tetraklorida terus menerus dapat menyebabkan sakit hati (lever). Uap
timbal dapat menyebabkan kerusakan dalam darah.
 Iritasi dapat berupa luka, atau peradangan pada kulit, saluran pernapasan
dan mata akibat kontak dengan bahan kimia korosif, seperti asam sulfat,
gas klor, dll.
 Luka kulit dapat terjadi sebagai akibat bekerja dengan alat gelas.
Kecelakaan ini sering terjadi pada tangan atau mata karena pecahan kaca.
 Luka bakar atau kebakaran disebabkan kurang hati-hati dalam menangani
pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar, seperti eter dan etanol. Hal
yang sama dapat diakibatkan oleh peledakan bahan reaktif peroksida dan
perklorat.

b. Simbol-simbol bahan kimia berbahaya


Bahan kimia berbahaya harus diberi lambang sesuai dengan ketentuan.

c. Kegiatan laboratorium yang dapat menimbulkan kecelakaan.


Sumber bahaya lain yang terjadi di laboratorium dapat diakibatkan oleh
kesalahan teknik bekerja. Beberapa contoh yang berhubungan dengan aspek ini
adalah:
 Banyak peralatan yang tidak diperlukan pada meja praktikum. Simpanlan
kelebihan peralatan tersebut pada lemari alat.
 Mengarahkan tabung reaksi yang sedang dipanaskan ke badan atau teman
didekatnya.
 Melubangi sumbat karet tanpa dibasahi dahulu dengan air atau
menggunakan tumpuannya menggunakan telapak tangan.
 Memasukkan pipa kaca ke dalam sumbat karet tanpa mengunakan lap,
tanpa dibasahi air, dan cara memegang pipa kacanya jauh dari permukaan
karet

18
 Memindahkan zat ke botol pereaksi bermulut kecil tanpa menggunakan
corong, dll.

2. Tata Tertib Laboratorium


Suatu laboratorium akan berjalan sesuai dengan perannya bila disertai
dengan aturan main yang dituangkan dalam tata tertib laboratorium. Sekecil
apapun laboratorium, haruslah memiliki tata-tertib, karena tata tertib akan sangat
mendukung terhadap keselamatan sendiri, orang lain dan lingkungan, serta untuk
menunjang kelancaran kegiatan laboratorium itu sendiri. Setiap siswa atau orang
lain yang akan bekerja di laboratorium harus mengetahui tata-tertib yang berlaku
di laboratorium tersebut. Umumnya, tata-tertib di laboratorium meliputi:
 Tata-tertib umum: menyangkut hal-hal umum sebagaimana berlaku di
setiap laboratorium. Tujuannya untuk melindungi pengguna laboratorium
dan kepentingan umum. Seharusnya tata tertib umum ditulis dengan
bahasa yang jelas dan singkat dan mudah terbaca.
 Tata-tertib khusus: Biasanya diberlakukan khusus, misalnya untuk para
pengguna laboratorium dari luar, atau yang menyangkut laboratorium
dengan spesifikasi khusus, seperti laboratorium yang memiliki ruang steril
atau ruang gelap. Tata-tertib di laboratorium hendaknya dilengkapi dengan
perangkat sangsi bagi pelanggar. Sanksi ini dapat berupa teguran,
dikeluarkan dari laboratorium, atau sanksi administrasi, denda dan sanksi
lainnya. Sanksi ini harus tertulis dengan jelas dan dikomunikasikan kepada
pengguna.

19

Anda mungkin juga menyukai