Oleh :
Nama : Rizki Sapta Aji W
NIM : 410016109
Jawaban :
1. Klorida atau lebih dikenal sebagai chloride merupakan salah satu
ion (anion) negatif terpenting di alam. Klorida mempunyai muatan negatif
berjumlah satu dengan notasi CV dan berat atom = 35,453. Sumber utama CV di
bumi adalah dari air laut yang terbawa angin ke darat setelah diuapkan oleh sinar
matahari dan jatuh ke bumi. Jumlah kandungan klorida dalam air sekitar 25 mg/I
dan di laut dapat mencapai 350.000 mg/I. Sumber klorida yang utama adalah
batuan sedimen terutama hasil evaporasi. Pada batuan beku hampir tidak
ditemukan unsur ini terlarut dalam air, kecuali pada jumlah yang sangat kecil.
Selain itu mineral utama penghasil klorida adalah halite dan silvit. Secara spasial,
jumlah klorida yang terlarut dalam air semakin banyak kearah pantai. Senyawa
Klorida yang umumnya terlarut dalam air antara lain Klorida (Hg2Cl2), Perak
Klorida, (AgCl), Timbel Klorida, (PbCl2).
Tabel 1. Konsentrasi Klorida dalam air
Yang mempengaruhi konsentrasi ion klorida pada air tanah antara lain
Iklim (curah hujan dan temperatur), hujan yang turun melarutkan beberapa
unsur kimia Oksigen (O2), Karbondioksida (CO2), Sulfat (SO4), Nitrogen (N),
termasuk Klorida (Cl) baik dalam bentuk cair maupun gas. Curah hujan dan
kualitasnya yang jatuh ke permukaan bumi (bagian dari sikius hidrologi) sangat
berpengaruh terhadap kualitas air tanah di suatu wilayah. Sebagai contoh, kualitas
air hujan di daerah pantai tentunya berbeda dengan kualitas air hujan di
pegunungan. Contoh lain adalah hujan yang jatuh di daerah beriklim tropis akan
berbeda pula dengan hujan yang jatuh di daerah dengan iklim subtropis.
Temperatur berpengaruh terhadap pelarutan gas (semakin tinggi temperratur
semakin sedikit gas yang tertinggal sebagai larutan).
Lithologi (batuan dan tanah) sebagai lapisan penutup dan batuan penyusun
akuifer merupakan sumber mineral yang terlarut pada air tanah selain sifat kimia
air hujan sendiri. Ion klorida paling banyak terdapat pada golongan mineral halida
(NaCl), namun ion klorida dapat juga terdapat pada batuan vulkanik.
Waktu, semakin lama air berada di dalam tanah, maka semakin lama pula
air bereaksi dengan mineral batuan. Akibatnya, jumlah unsur yang terlarut dalam
air akan semakin banyak dan mempengaruhi komposisi kimia air. Sebagai contoh
adalah airtanah yang terdapat pada cekungan (basin) yang sangat luas dimana
gerakan airtanah sangat lambat, komposisi Unsur terlarutnya sudah sangat jenuh
dan kadang-kadang terasa asin. Hal ini diakibatkan lamanya waktu kontak
airtanah dan mineral batuan.
Vegentasi, tumbuhan mempunyai pengaruh yang positif terhadap kualitas
air suatu wilayah. Akar tumbuhan yang menyerap air dan kemudian
ditranspirasikan menurut Appelo dan Postma (1993) ternyata tidak menyerap
semua ion yang ada dalam air sehingga tentu saja merubah komposisi kimia
dalam air. Selain itu vegetasi juga menyerap gas dari atmosfer, sebagai contoh
(SO2, NH3, dan NO2) sehingga akan merubah pula komposisi air hujan sebagai
komponen utama air yang ada di bumi (Jankowski, 201).
Aktifitas Manusia, adanya polusi air seperti nitrat dari limbah rumah
tangga, hujan asam, pencemaran air tanah dari sampah, limbah industri,
eksploitasi air tanah secara besar-besaran, urine manusia (mengandung klorida
400mg/l), dan lain-lain.
Hujan pada derah recharge area tidak mempengaruhi salinitas air, karena
yang mempengaruhi salinitas air adalah banyak tidak nya ion klorida, dan di air
hujan sendiri hanya terdapat sedikit ion klorida sehingga tidak mempengaruhi
salinitas air di bawah permukaan. Kalau dalam recharge area adalah batugamping
apakah mempengaruhi salinitas? Jawabannya juga tidak, karena salinitas air dapat
bertambah jika terdapat banyak ion Cl, Sedangkan pada batu gamping mayoritas
kandungannya adalah Karbonatan sehingga sedikit sekali mempengaruhi salinitas.
b. Tolak ukur ion yang dihitung dalam Total Dissolve Solid (TDS)
adalah
Material Utama (Major Constituent) dengan kandungan 1,0-1000 mg/l
dalam air baik berupa anion yaitu Kalsium (Ca2+), Magnesium (Mg2+), Natrium
(Na2+) maupun kation yaitu klorida (Cl2-), Sulfat (SO42-), dan Bikarbonat (HCO3-)
Unsur minor (minor constituents), dengan kandungan 0,0001-0,1 mg/l,
yakni : atimon, aluminium, arsen, barium, brom, cadmium, krom, kobalt,
tembaga, germanium, jodium, timbal, litium, mangan, molibdiunum, nikel, fosfat,
rubidium, selenium, titanium, uranium, vanadium, seng.
Unsur silika, metal, dan unsur terlarut lain
TDS = (anion + kation + silika + unsur minor + metal + unsur terlarut lain)
c. Bagaimana proses kimia pelarutan CO2 dalam reaksi air (H2O) dan
Karbonat (CaCO3) ?
H2O(l) + CaCO3(s) H2CO3(l) + CaO(s)
Rekoningtyas, Widya Ika dan Zakaria, Zufialdi dan Sukiyah, Emi. 2017.
Potensi Mengembang Tanah Lempung di Wilayah Kampung Cigintung, Desa
Cimuncang, Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa
Barat. Jawa Barat : Bulletin of Scientific Contribution. Vol. 15, No. 2. Agustus
2017 123-128
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&c
ad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwilltqP2tHYAhXFtY8KHWHwDZAQFghWMAc
&url=http%3A%2F%2Felisa.ugm.ac.id%2Fuser%2Farchive%2Fdownload%2F24
175%2F9f2dea23759b28e138c6c634b8c8ff14&usg=AOvVaw34vIy9qUM_swj4v
DRYJtO6 diakses pada 12 Januari 2018 pukul 13.44 WIB
Bisri, Mohammad. Yuliani, Emma. Raharsiwi, Chyntia. Studi Karakteristik
Kimia Airtanah dan Status Mutu Air di Kawasan Candi Songgoriti Kelurahan
Songgokerto Kecamatan Batu Kota Batu
Marzani, Yulius. Hand Out Mata Kuliah Prinsip-Prinsip Geokimia. Program
Studi Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta
Yudistira, Andri. Adji, Thahyo Nugroho. Kajian Potensi dan Arahan
Penggunaan Airtanah untuk Kebutuhan Domestik di Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman.
http://www.iagi.or.id/paper/potensi-sifat-mengembang-expansive-tanah-lempung-
formasi-subang-di-kota-subang-dan-sekitarnya diakses pada 12 Januari 2018
pukul 11:09 WIB