PALEONTOLOGI
Disusun oleh:
Antonio Prince Zidane S (410016061)
Afri Tri Kristanto (410016062)
Aldre Yudhanto Putra (410016005)
Cindy Kamela (410016016)
Edward Malo S (410016037)
Fitra Ardiansyah (410016026)
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui;
2.1.FOSIL JEJAK
Fosil jejak dapat didefinisikan sebagai suatu struktur sedimen berupa
hasil dari aktifitas kehidupan organisme berupa jejak. Contoh fosil jejak
berupa tanda atau jejak yang dibuat hewan-inventerbrate saat bergerak,
merayap, makan, memanjat, lari atau istirahat, pada atau di dalam sedimen
lunak. Struktur sedimen ini seringkali terawetkan sehingga membentuk
tinggian atau rendahan pada batuan sedimen. Jejak hasil aktifitas atau
kebiasaan organisme sebagai fosil jejak dikenali berupa :
a. Track = struktur fosil jejak berupa bekas atau jejak yang tercetak pada
material lunak, terbentuk oleh kaki burung, reptil, mamalia atau hewan
lainnya. Istilah lain untuk track adalah footprint.
b. Trail = struktur fosil jejak berupa jejak atau tanda lintasan satu atau
beberapa hewan yang berbentuk tanda seretan menerus yang ditinggalkan
organisma pada saat bergerak di atas permukaan.
c. Burrow = struktur fosil jejak berupa liang di dalam tanah, biasanya untuk
bersembunyi
d. Tube = struktur fosil jejak berupa pipa
e. Borring = struktur fosil jejak berupa (lubang) pemboran, umumnya
berarah vertikal.
f. Tunnel = struktur fosil jejak berupa terowongan sebagai hasil galian
Dari berbagai fosil, fosil jejak mempunyai kegunaan tertentu antara lain :\
a. Fosil jejak umumnya terawetkan pada lingkungan perairan dangkal
dengan energi tinggi, batupasir laut dangkal dan batulanau laut dalam.
b. Fosil jejak umumnya tidak dipengaruhi oleh diagenesa, dan bahkan
diperjelas secara visual oleh proses diagenesa.
c. Fosil jejak tidak tertransport sehingga menjadi indikator lingkungan
pengendapan yang sebenarnya.
Terdiri dari 2 unit litologi. Unit litologi ini (dari tua ke muda) yaitu:
a. Unit litologi batulempung karbonatan
warna : coklat merah muda
struktur : berlapis, silang siur,
terdapat kekar dengan pola berpasangan
tekstur : klastik
komposisi : karbonatan
ketebalan : - meter
ciri khas : bereaksi dengan HCL (berbuih)
nama batuan : kalsilutite
Secara umum keterdapatan fosil jejak di daerah ini, baik kualitas maupun
kuantitasnya cukup representatif untuk dianalisis dalam menentukan lingkungan
pengendapan purba. Fosil jejak ditemukan hampir di setiap lapisan batuan yang
sebagian besar sejajar perlapisan dan berelief semi relief dengan kenampakan
negative dan positif epirelief. Fosil jejak dengan kedudukan full relief jarang
dijumpai. Berdasarkan klasifikasi ethologi atau tingkah laku, fosil jejak di daerah
pengamatan terdiri dari grazing traces (Pascichnia) dan crawling traces
(Repichnia).
a. Fosil pertama
Model Pengawetan : semi relief
Pola Hidup : repichnia
Ciri-ciri : - ada sekat-sekat pada tubuh
- memiliki bentuk curve / cembung pada tubuhnya
Genus : Nereites
b. Fosil kedua
Terdapat fosil jejak berupa Nereites yang merupakan penciri dari lingkungan
pengendapan laut dalam (deep marine) atau bathyal. Sedangkan fosil jejak berupa
Zoophycos yang merupakan bentuk transisi, dapat sebagai penciri lingkungan
pengendapan offshore shelf sampai deep marine (abysal-bathyal).
Pada lokasi II ini Terdapat fosil jejak berupa Chondrites yang merupakan
penciri dari lingkungan pengendapan laut pada zona bathyal.
BAB IV
PENUTUP
4.1 kesimpulan
Dari lokasi pengamatan I dan II dapat disimpulkan bahwa daerah tersebut
dulunya merupakan lingkungan laut berupa bathyal dan abissal. Hal ini
ditunjukan dengan adanya fosil yang terkandung dalam batuan, yakni fosil
Nereites dan Zoophycos. Fosil ini merupakan organisme yang hidup di lingkungan
laut dalam .
Pada lokasi II ditemukan fosil Chondritess . dimana fosil tersebut
merupakan organisme yang hidup pada lingkungan laut bathyal
Hubungan antara lokasi I dan lokasi II menunjukan kedudukan dimana
seakan-akan batuan pada lokasi II lebih tua dibandingkan dengan lokasi I, tetapi
berdasarkan fosil yang terkangdung, fosil pada lokasi I lebih tua dari fosil yang
terkandung pada batuan di lokasi II. Hal ini menunjukan bahwa dulunya lokasi
ini merupakan lingkungan laut dalam yang mengalami pengangkatan akibat
aktivitas tektonik sehingga lapisan batuan yang tersingkap pada saat sekarang
telah mengalami pembalikan .
4.2. Saran
Agar ke depanya pembelajaran praktikum paleontology. Bisa lebih
maksimal dan efektif, sehingga praktikan dapat lebih mengerti tentang fosil,
karena fosil yang sebagai objek pembelajaran dari ilmu paleontology yang sangat
membantu dalam ilmu geologi sebagai salah satu cara penentuan umur statigrafi.