Anda di halaman 1dari 8

ERGONOMI

Analisa kebisingan (intensitas suara), pencahayaan (lighting),


temperatur ruangan

Di susun oleh :
RISKI FERIANTO
NIM : 161021062
Absen : 43

TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2016
 Kebisingan
Intensitas suara yang ada dalam perusahaan melebihi ambang batas dan
mempunyai pengaruh yang cukup kuat. Pekerja yang ada selama ini relatif sedikit
yang menggunakan pengendalian kebisingan, dan selama pengamatan
pengendalian kebisingan hanya terbatas pada sumbat telinga menggunakan kapas.
Pengendalian kebisingan bisa juga dilakukan dengan memproteksi telinga. Kalau
tutup telinga dapat menurunkan kebisingan 25-40 dB, kemampuan sumbat telinga
lebih kecil dan tergantung bahan yang digunakan. Sumbat karet dapat
menurunkan kebisingan 18-25 dB, dan bahan Cotton Wool hanya menurunkan 8
dB. Kelemahan sumbat telinga adalah pada ukurannya yang kecil yang sering
terlupakan oleh operator, sehingga pada usulan ini diusulkan penggunaan sumbat
telinga terbuat dari karet yang bersatu (menempel) pada batang kacamata las yang
bersandar pada daun telinga. Usulan ini diadopsi dari peralatan menembak yang
secara efektif mengurangi pencahayaan dan mengurangi kebisingan sampai
dengan 25 dB serta mengantisipasi sumbat telinga tertinggal atau tidak terbawa.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi kebisingan tersebut adalah
dengan menganti bahan dinding ruangan dengan bahan bangunan yang dapat
meredam suara. Pemasangan bahan peredam perlu memperhatikan kekuatan
bahan, ongkos dan masa pakai. Salah satu medium yang paling baik dalam
meredam suara adalah kayu. Kayu berserat selain harganya murah, tidak gampang
rusak bahannya mudah didapatkan dimana-mana dan tidak terlalu mahal
dibandingkan bahan karet atau asbes yang biasa digunakan dalam studio rekaman.
Untuk tingkat kebisingan diperoleh bahwa tingkat kebisingan pada
ruangan kerja yang ada kurang baik, karena masing-masing perhitungan
memberikan pembebanan yang berlebih yaitu 91,95 dB untuk shift pagi dan 97,2
dB untuk shift malam, dan hal ini tidak sesuai dengan standar kebisingan
perindustrian yaitu 85 dB untuk durasi kerja 8 jam/hari. Dilihat dari cara kerja
mereka ternyata selama pelakukan pekerjaan tersebut para operator tidak
menggunakan alat pelindung keselamatan seperti earflug, mereka hanya
menggunakan penyumbat telinga berupa kapas. Hal ini sering mereka abaikan
karena penyumbat kapas yang sering jatuh atau hilang. Dampak dari kebisingan
ini memang tidak dirasakan secara langsung oleh pekerja, namun sebetulnya
dalam jangka waktu yang lama hal ini dapat merusak gendang telinga yang
menerima getaran melebihi dari batas yang seharusnya. Sehingga untuk itu perlu
dirancang ulang bagaimana cara untuk mengurangi kebisingan tersebut sehingga
secara jangka panjang tidak berdampak buruk terhadap operator.
Alat ukur yang digunakan :
Sound Level Meter ( Alat Pengukur Intensitas Kebisingan )

Fungsi Sound Level Meter


Sound Level Meter digunakan untuk dapat mengukur kebisingan antara 30 – 130
dB dalam satuan dBA dari frekuensi antara 20 sampai 20.000Hz.
Penggunaan Sound Level Meter
Penggunaan Sound Level Meter biasanya dipakai dilingkungan pabrik, seperti
untuk menganalisa kebisingan dari peralatan dipabrik. Misalnya digunakan pada
pabrik pupuk, karena dipabrik pupuk terdapat alat yang berpotensi untuk
menimbulkan kebisingan seperti compressor, turbin, pompa drum, condenser dan
lain – lain.
Bagian-bagian Sound Level Meter
Bagian-bagian dari Sound Level Meter antara lain mikropon serta sebuah sirkuit
elektronik termasuk attenuator, skala indicator, 3 jaringan perespon frekuensi dan
juga amplifier. 3 jaringan tersebut telah distandarisasi sesuai dengan standar
Sound Level Meter, yang bertujuan untuk dapat memberikan pendekatan yang
tepat dalam pengukuran tingkat kebisingan total. Respon yang terjadi pada
manusia terhadap suara itu bermacam macam, hal itu sesuai dengan frekuensi dan
juga intensitasnya. Sound Level Meter memiliki sebuah panel LCD, yang
merupakan sebuah perangkat yang berdiri sendiri dan digunakan sebagai
pembacaan pada alat ini.
Prinsip kerja Sound Level Meter
Prinsip kerja Sound Level Meter ialah didasarkan pada getaran yang terjadi.
Apabila ada objek atau benda yang bergetar, maka akan menimbulkan terjadinya
sebuah perubahan pada tekanan udara yang kemudian akan ditangkap oleh sistem
peralatan, Lalu selanjutnya jarum analog akan menunjukkan angka jumlah dari
tingkat kebisingan yang dinyatakan dengan nilai dB.
Pada umumnya SLM akan diarahkan ke sumber suara, setinggi telinga, agar bisa
menangkap kebisingan yang telah tercipta. Untuk keperluan mengukur nilai
kebisingan pada suatu ruang kerja, pencatatan dilaksanakan satu shift kerja penuh
dengan beberapa kali pencatatan dari SLM.
Cara penggunaan Sound Level Meter
Cara penggunaan Sound Level Meter seperti halnya alat elektronik lainnya yaitu
dengan menyalakan alat ini terlebih dahulu. Kemudian sebelum digunakan, perlu
dilakukannya pengecekan kalibrasi dari alat ini agar dapat memastikan nilai
akurasi pada alat ini sesuai dalam melakukan pengukuran nanti. Kalibrasi yang
ideal ialah 90% ke atas. Kalibrasikan alat dengan 114 dB (A) dengan
menggunakan alat kalibrasi yang dimasukkan ke microphone. Lalu tahap
selanjutnya ialah dengan menentukan range dan juga satuan yang akan digunakan.
Pada umumnya, digunakan satuan dB (decibel). Sesudah itu, pasang wind screen
pada microphone agar suara pada angin tidak ikut masuk di dalam Sound Level
Meter dan juga mencegah debu jika mengukur pada tempat kerja yang terdapat
debu – debu dari kimia korosif supaya tidak merusak microphone. Kemudian
arahkan microphone ke arah dari sumber suara yang akan di ukur. Lalu
selanjutnya amati angka yang ada atau tertera pada layar Sound Level Meter.

 Pencahayaan
Cahaya yang keluar dari proses pengelasan yang diserap mata ternyata
memberikan pengaruh yang cukup kuat. Usulan yang diberikan untuk
pencahayaan adalah dengan mengganti kacamata las dengan yang menggunakan
lensa lebih pekat yaitu 60% sampai 80%. Karena mengunakan kacamata yang
lebih pekat maka untuk mengantisipasi benda kerja yang tidak terlihat oleh
operator, penambahan cahaya lampu neon dapat diandalkan. Cahaya neon yang
ada selama ini kurang berfungsi secara maksimal dikarenakan penempatan yang
kurang tepat karena keterbatasan tempat Seperti yang dapat dilihat pada Gambar
1. Usulan lain yang diberikan untuk pencahayaan ini adalah dengan mengganti
tutup depan hood (tutup meja las yang berfungsi memfokuskan asap yang keluar
untuk disedot oleh fan) dengan menggunakan bahan akrilik yang tembus pandang
(dapat dilihat dalam Gambar 2) atau dengan menempatkan neon dibawah hood
(dapat dilihat dalam Gambar 3). Perlu diketahui bahwa cahaya lampu neon tidak
akan mempengaruhi temperatur yang cukup signifikan sehingga tidak akan
menimbulkan masalah apabila ditempatkan dibawah hood.
Selama pengamatan rata-rata intensitas cahaya yang diterima oleh mata
untuk shift siang adalah 311,202 lux dan untuk shift malam adalah 181 lux.
Pengukuran intensitas cahaya dilakukan dengan cara menempatkan alat ukur
disamping kepala (dekat mata) operator, dengan cara ini diharapkan sinar yang
diterima oleh mata operator pada saat welding gas dioperasikan akan sama dengan
apa yang terukur dalam Lux Meter. Sinar yang dihasilkan dari proses welding
dapat merusak kornea mata yang mempunyai keterbatasan untuk menerima sinar
yang lebih terang dari lingkungan sekitarnya. Sehingga dalam jagka waktu yang
lama hal ini dapat mengganggu kesehatan mata operator. Selama melakukan
perkerjaan welding tersebut para operator menggunakan kacamata las dan tameng
las yang berfungsi untuk meredam atau mengurangi efek sinar yang ditimbulkan.
Tameng yang digunakan sudah standar yang mempunyai kemampuan menyerap
cahaya 60-80%, namun kacamata las yang sekarang digunakan mempunyai
intensitas penyerapan 20% dan 40%. Untuk itu masih dapat diusulkan untuk
menggunakan kacamata yang mempunyai intensitas penyerapan yang lebih tinggi.
Alat ukur yang digunakan dalam intensitas cahaya :
Lux meter
Fungsi bagian- bagian alat ukur :
1. Layar panel : Menampilkan hasil pengukuran
2. Tombol Off/On : Sebagai tombol untuk menyalakan atau mematikan alat
3. Tombol Range : Tombol kisaran ukuran
4. Zero Adjust VR : Sebagai pengkalibrasi alat (bila terjadi error)
5. Sensor cahaya : Alat untuk mengkoreksi/mengukur cahaya.
Prosedur Penggunanaan Alat
Dalam mengoperasikan atau menjalankan lux meter amat sederhana. Tidak
serumit alat ukur lainnya, dalam penggunaannya yang harus benar- benar
diperhatikan adalah alat sensornya,karena sensornyalah yang kan mengukur
kekuatan penerangan suatu cahaya. Oleh karena itu sensor harus ditempatkan pada
daerah yang akan diukur tingkat kekuatan cahayanya (iluminasi) secara tepat agar
hasil yang ditampilkan pun akuarat. Adapun prosedur penggunaan alat ini adalah
sebagai berikut :
 Geser tombol ”off/on” kearah On.
 Pilih kisaran range yang akan diukur ( 2.000 lux, 20.000 lux atau 50.000 lux)
pada tombol Range.
 Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan pada permukaan daerah
yang akan diukur kuat penerangannya.
 Lihat hasil pengukuran pada layar panel.
Hal- hal yang harus diperhatikan dalam perawatan alat ini adalah sensor cahaya
yang bersifat amat sensitif. Dalam perawatannya sensor ini harus diamankan pada
temapat yang aman sehingga sensor ini dapat terus berfungsi dengan baik karena
sensor ini merupakan komponen paling vital pada alat ini.

 Temperatur
Temperatur ruangan saat ini tergolong tinggi yang disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya : Udara kota panas, Ventilasi kurang sehingga panas tidak keluar
ruangan, Asap residu hasil pengelasan yang tidak cepat tersedot/terbuang,
Kekuatan fan penyedot kurang.
Keempat sumber penyebab panas di atas adalah sumber yang dapat
diperbaiki karena sifatnya buatan, sedangkan untuk yang sifatnya alami seperti
metabolisme tubuh, warna, dan aktivitas operator sulit untuk diperbaiki karena
proses alam. Melihat kondisi yang ada saat ini yaitu bangunan yang mepunyai
cerobong putar hanya 12 untuk ruangan yang besar dirasa sangat kurang karena
hanya didukung kekuatan fan penyedot yang kecil ( 8 Bar) ditambah ventilasi
untuk keluar masuk udara yang sedikit. Usulan rancangan yang diberikan adalah
dengan menambah cerobong putar menjadi 36 (18 tiap sisi) dengan alasan satu
line produksi terbagi rata-rata 3 jalur dan masing-masing jalur mempunyai
cerobong putar sehingga residu yang keluar tidak menumpuk/terkonsentrasi pada
satu tempat. Beberapa hasl penelitian menyatakan bahwa produktivitas kerja
manusia akan mencapai tingkat paling tinggi (optimal) pada temperatur ruangan
sekitar 24oC sampai 27oC. Untuk itu maka untuk kondisi ruangan kerja perlu
dilakukan perbaikan yang dapat menurunkan suhu ruangan sampai dengan batasan
yang direkomendasikan tersebut.

Alat ukur yang digunakan :


Thermometer ruangan
Thermometer Maksimum Minimum
Termometer Maksimum Minimum untuk Ruangan adalah termometer yang dapat
mengukur suhu maksimum dan minimum mencapai lebih dari satu periode waktu,
biasanya selama satu hari. Hal ini biasanya digunakan dimanapun dengan cara
yang sederhana, diperlukan untuk mengukur temperatur yang ekstrem di lokasi,
misalnya dalam meteorologi dan hortikultura. termometer maksimum minimum,
merupakan desain praktis awal dan jenis yang paling umum digunakan, yang
menyimpan catatan di mana suhu tertinggi atau terendah di masa lalu
Specifications
– maximum minimum thermometer
– Plastic Case
– Range -40/50C
– Press Button Feature For Simple Resetting

Anda mungkin juga menyukai