Anda di halaman 1dari 98

Diktat : Komunikasi Data Hal : 1

BAB I
PENDAHULUAN

DEFENISI KOMUNIKASI DATA

Berbicara dengan jaringan computer tentu tidak bias lepas dari komunikasi data yang
digunakan sebagai sentral proses. Komunikasi data adalah melibatkaan “data processing” dan
“telecommunication”, dimana data processing adalah input program dengan data dalam sistem
komputer (media input)dan telecommunication adalah komunikasi jarak jauh dengan satu atau
beberapa informasi dilewatkan dengan elektromagnetik device, misalnya : konduktor listrik, radio,
sinar dan lain-lain.
Dengan demikian komunikasi data adalah pengolahan data atau informasi dalam sistem
komputer dan biasanya komunikasi tersebut dengan jarak jauh (teleprocessing) perhatikan gambar
berikut :

Komunikasi data (teleprocessing)

Gambar 1.1. Komunikasi data

Hubungan komunikasi data dengan jaringan komputer diperlihatkan pada gambar berikut ini :

Terminal

Sistem
Terminal
Komputer
Jaringan
Telekomunikasi

Terminal

Gambar 1.2. Hubungan Komunikasi data dengan jaringan komputer

STMIK BUDIDARMA
Diktat : Komunikasi Data Hal : 2
TUJUAN KOMUNIKASI DATA

Melihat betapa pentingnya komunikasi data dalam performansi jaringan, sehingga tujuan
komunikasi data tersebut :
1. Efisiensi cost dan waktu mengirim atau menerima data/informasi dari user ke komputer atau
dari komputer ke user.
2. Adanya peluang untuk multi user
3. Penghematan sumber daya baik user ataupun operator
4. Mengurangi delay waktu

Dalam mengorganisasi komunikasi data adanya suatu konsekuensi yaitu terjadinya proses batch.
Proses batch adalah sistem komputer akan menerima atau mengirim setiap input (request) dari user-
user dengan mengatur (schedule) permintaan dalam suatu antrian kemudiaan melayaninya satu
persatu (Bentuk-bentuk pelayanan (service) dalam antrian, misalya : Prioritas, First Come First
Served (FCFS), Short Job First (SJF), Quantum, dan lain sebagainya). Pada saat service dilakukan
pasti ada delay untuk setiap jawaban disebut dengan proses batch atau tumpukan proses.
Terdapat dua (2) bentuk implementasi komunikasi data yaitu :

1. Off–line, merupakan suatu proses pengiriman atau penerimaan informasi dengan pemancar
(transmitter) ke pusat komputer oleh unit khusus dan direkam di storage, kemudian diproses
(program dan data) dimasukkan ke sistem (terdapat delay) dan hasil pengolahan disimpan
kembali ke storage. Bentuk pengolahan dilakukan dengan konveersi analog ke digital atau
digital ke analog. Hasil pengolahan data oleh pusat komputer akan diteruskan
pengirimannya ke tujuan lewat transmisi.

Catatan : bahwa jalur transmisi tidak berhubungan langsung dengan sistem komputer, itu
sebabnya tidak langsung diolah komputer.

2. On–line merupakan proses perubahan langsung bentuk jalur transmisi ke pusat komputer
(sudah terdapat alat khusus untuk merekam informasi dalam storage dan media ini
digunakan sebagai input oleh sistem komputer ke tujuan)

Contoh secara umum :

Diagram berikut ini akan menunjukkan bahwa dalam suatu badan / unit pengolah data
dengan mempertimbangkan konsep komunikasi data yang standard dan tidak standard .
Tanpa komunikasi data :

Perusahan : Pembelian Personalia Pemasaran Stok

C.S C. S. C. S. C. S.

Pengembangan Produksi Laporan

C. S. C. S. C. S.

STMIK BUDIDARMA
Diktat : Komunikasi Data Hal : 3
Dengan komunikasi Data :

Pusat Komputer Pembelian Personalia Pemasaran Stok

(Server) C.S (T) C. S. (T) C. S. (T) C. S. (T)

Pengembangan Produksi Laporan

C. S. (T) C. S. (T) C. S. (T)

Gambar 1.3. Implementasi komunikasi data pada Unit Pengolah Data

Dalam komunikasi data terdapat berbagai macam bentuk Aplikasi sebagai berikut :
- Data Acquisition adalah mengumpulkan data dari sejumlah terminal (remote station) dan store
dalam pusat komputer untuk diolah dalam waktu tertentu.
- Data Distribution adalah data dalam sistem komputer disebarkan ke sejumlah terminal.
- Inquiry/response adalah (pemeriksaan/response) sering disebut real time, bahwa user-user
mempunyai akses langsung dalam komputer pusat untuk fungsi-fungsi khusus (program/file)
melalui terminal.
- Real time adalah fasilitas terhadap user-user untuk bertanya (ask) ke sistem komputer yang
selanjutnya diolah dan dijawab (dialog interactive).
- Store/retrieve

Mode
Pusat view Jaringan m monitor
data
Telepon
Umum

Telephone

Gambar 1.4. Bentuk penyimpanan dan pengambilan data dalam Komunikasi data

- Time Sharing adalah para user-user input program dan data dalam sistem komputer melalui
terminal ke sistem kemudian hasil olahan langsung di transmisi ke user-user dalam Video
Display Unit (VDU) atau printer secara interaktif atau bergiliran.
- Remote Job Entry adalah mengunakan sistem batch (queue).

STMIK BUDIDARMA
Diktat : Komunikasi Data Hal : 4
BAB II
SINYAL DIGITAL DAN SINYAL ANALOG

SINYAL
Proses transfer data dalam hubungan (link) antara media yang berbeda atau antara 2 sistem
disebut rangkaian sambungan(circuit link). Rangkaian sambungan dibedakan atas 2 jenis yaitu
kabel (fisik) dan satelit. Proses tranfer data melalui media tersebut disebut transmisi. Data
ditransmisi sebagai sinyal elektromagnetik (analog atau digital).

Proses transmisi dibedakan atas dua jenis transmisi yaitu:


1. Guided Media : Gelombang merambat melalui sebuah physical path, misalnya twisted pair,
coaxial cable dan fiber optic.
2. Unguided Media : misalnya, udara (satelit), air.

Sinyal dapat dinyatakan sebagai fungsi dari :


- waktu (time domain)
- frekuensi (frequently domain), sinyal terdiri atas beberapa komponen dengan frekuensi yang
berbeda-beda.

Perhatikan diagram berikut ini :

Sistem Receiver Destination


Source Transmitter Transmission

Source system Destination system


Gambar 2.1. Diagram blok transmisi
Contoh:

Gambar 2.2. Rangkaian jaringan transmisi


Dalam melakukan proses transmisi data, perlu memperhatikan aspek-aspek berikut :

Teks Teks

Source Transmitter Transmisi


Receiver Destination
On sistem

1 2 3 4 5 6
Input informasi Input data Transmitted signal Received signal Output data Output informasi
(m) g (t) s (t) r (t) g’ (t) (m’)

Gambar 2.3. Proses Transmisi data dalam jaringan komputer


STMIK BUDIDARMA
Data dapat berupa : suara, text, signal, mail.
Time Domain : - Continuous Signal, intensitas sinyal berubah halus (smooth)
- Discrete Signal, intensitas sinyal konstan pada periode tertentu,
kemudian berubah ke nilai konstan lainnya ( )

Frequency domain :

Amplitudo (volt)

1,2 Biasanya komponen frekuensi ada 2 yaitu :


1,0 -f
0,8
0,6
0,4 - 3f
0,2

f 2f 3f 4f
frekwensi
Gambar 2.4. Domain Frekwensi

Sehingga bentuk sinyal analog dan data digital terbentu sebagai berikut :
amplitudo (volt)

Analog time Digital time


Gambar 2.5. Bentuk siyal dan data digital
Data rate biasanya dalam satuan bit /second = 2f bit/second

1 gelombang
1 bit butuh waktu = ½ T (1/2 periode)
T = 1/(2f) = 1/400 second dalam 2 bit
Maka 1/(2f) = 1/800 second

Gambar 2.6. Bentuk gelombang frekwensi


SQUARE WAVE

A 1 1 1

0 time

-A 0 0 0

periode (T) = 1  = 1 / (2f)

Gambar 2.7. Bentuk gelombang Square Wave


Setiap bit butuh waktu 1/(2f), data rate = 2f bps

DATA ANALOG :
- Nilainya kontinu pada suatu interval
- Intensitas berubah secara kontinu
Contoh: suara, video.

DATA DIGITAL :
- Nilainya diskrit
Contoh : text dan integer yang direpresentasikan dengan sandi kode morse atau deretan
Bit-bit American Standard Code For Information Interchange (ASCII)

SINYAL ANALOG:
- Dalam bentuk eklektrik / elektromagnetik
- Gelombang berubah secara kontiniu
- Propagasi melalui berbagai media ( guided and unguided media) tergantung sprektum sinyal.

Misalnya :
- Suara : 1100 Hz- 7 KHz.
- Untuk lebih ekonomis, sistem telepon hanya menggunakan sprektum 300-3400 hz.
- Video : 4 MHz.

SINYAL DIGITAL :
- Sekuensinya dengan pulsa-pulsa voltage
- Tingkat voltase positif konstan untuk bit 1 dan voltase negatif untuk bit 0.
- Propagasi melalui guided media.
DATA DAN SINYAL
Aspek-aspek penting dalam merepresentasikan data dan sinyal adalah :
- Sinyal digital merepresentasi data digital dan sinyal analog merepresentasi data analog
- Sinyal analog juga bisa merepresentasi data digital dengan menggunakan modem (modulator
dan demulator)
- Sinyal digital juga merepresentasi data analog, misalnya : compact disk audio

Sinyal analog mempresentasikan data analog dan digital, perhatikan electromagnetic wave berikut :

D(Sautaaraa) Sinyal Analog


nalog Telephone
Data digital Sinyal Analog
(Binary voltage pulses) Modem

Data analog Sinyal Digital


codec
Data Digital Sinyal Digital

Tranmisi Digital

Gambar 2.8. Bentuk-bentuk elektromagnetic wave

Transmisi Transmisi data melalui pemrosesaan dan propagasi sinyal analog (misalnya telepon)
dan sinyal digital (misalnya ethernet card, dan lain sebagainya).

Bentuknya :
- Gelombang sinus
- Hanya dapat meambatkan data bentuk analog tanpa memperdulikan asal (analog/digital)
- Semakin jauh transmisi, semakin mengalami antenuation (pelemahan).

Akibat noise
Gambar 2.9. Bentk gelombang akibat noise
- Amplifier (penguat) untuk menguatkan sinyal, sebagai konsekuensinya noise juga akan kuat.

Transmisi Digital ( TD)


- Memperhatikan isi, integritasnya rentan dengan antenuation dan noise.
- Menggunakan repeater: menerima sinyal, mengesktraksi pola biit, dan retransmisi (berguna
untuk mengatasi kekuatan antenuation dan noise).

Keunggulan TD:
- Teknologi digital: - LSI dan VLSI : ukuraan kecil, biaya kecil.
- Integritas data : penggunaan repeater dibandingkan dengan amplifer memungkinkan data
ditransmisi lebih jauh tetapi kualitas rendah.

KOMPONEN FUNSIONAL
Komponen-komponen fungsioal diperlihatkan pada gambar berikut :
Sambungan Rangkaian :

rangkaian
CS CS/TS

Data Comunication Controller (DCC) :


CS DCC DCC TS

Paraler Seri paraler

Modem :
CS DCC M M DCC TS
M

Digital digital

Gambar 2.10. Beberapa sambungan rangkaian

Tingkat-tingkat Komunikasi:
CS DCC M M DCC TS
M

Samb.rangkaian

Samb. transmisi
Sambungan data

Sambungan Aplikasi

Gambar 2.11. Tingkat-tingkat komunikasi


Data Terminal Equipment (DTE) dan Data Circuit Equipment (DCE)
- Kombinasi antara unit pengolahan dan DCC disebut DTE.
- Kombinasi modem dan peralatan transmisi disebut DCE.
CS DCC M M DCC TS
M
DTE DCE DTE

Gambar 2.12. Deskripsi DTE dan DCE

METODE KERJA PENGIRIMAN PESAN ANTAR DTE


Bagaimana DTE mengirim pesan ke DCE ? Aktivitas ini dilakukan dengan :
1. DTE dalam modus start stop
2. DTE dalam modus sinkron.
3. DTE dalam paket.

Ad.1. DTE dalam modus start stop, bahwa pesan:


- Tersusun dari karakter lepas/terpisah.
- Mungkin secara berurutan dalam jangka tertentu.
- Diapit bit sinkronisasi.
- Didahului bit start dan disusul karakter proper terbentuk dari sejumlah bit data (antara 5 bit
sampai dengan 8 bit tergantung kode yang dipakai) dan sebuah bit paritas ( parity bit)
- Diikut 1 bit stop / lebih, pola bit dengan susunan seperti disebut frame.

Catatan :
Saat penerimaan bit start akan memeriksa apakah sinkronisaai bit dan sinkronisassi karakter
terlaksana. Sinkronisasi bit terjadi saat penerimaan bit-bit data sedangkan sinkronisasi karakter akan
memeriksa apakah semua bit dari karaker yang bersangkutan diterima dengan benar.

Misalnya : cc c cc c
//

Bit-bit data

Bit stop
Bit start

Gambar 2.13. Pemetaan bit-bit


Karakter sinkronisaasi start/stop.

Bit start bit stop


Data 0 1 0 0 1 1

Clock

mulai

½ boud Clock berhenti

Periksa bit ke 1dan ke 2 Bit stop pengecek

Gambar 2.14. Sinkronisasi bit

Waktu antara 2 karakter paling sedikit 1 baud

karakter karakter karakter


pertama kedua akhir

Frame

Gambar 2.15. Bentuk Frame


Modus sinkron di atas menunjukkan tidak ada penambahan bit start/stop ke karakter karena
sinkronisasi di stasiun penerima dilakukan dengan cara lain, perhatikan hal-hal berikut :
Pola block

data data
mod dem

pemancar clock
sync

Clock penerima

mod mod

dcc dcc
data

clock

transmisi

sinkron sinkron
Gambar 2.16. Sinkronisasi bit pada stasiun penerima

TERMINAL DENGAN MODUS PAKET


Pengiriman pesan-pesan untuk terminal-terminal terdiri dari paket-paket informasi. Paket
adalah rangkaian bit yang diapit oleh flag yang tersusun dari sekuensi yang unik.

Flag pembuka Arus bit (paket) Flag penutup


Gambar 2.17. Frame dengan modus paket

Dalam paket terdapat informasi sebagai berikut :


- Pengirim (sender as sources)
- Alamat (Address as destination)
- Jenis pesan ( message / subject)
- Pemerikasaan kesalahan ( error detection)

Flag adalah terbentuk dari kombinasi bit-bit unik yaitu : 01111110


Catatan :
- Bila ada 5 buah bit 1 (satu) berurutan dalam pesan maka akan ditambahkan sebiah bit 0 (nol)
diantaranya sehingga tidak ada 6 (enam) buah bit 1 berurutan dalam pesan.
- Kemudian stasiun penerima akan menghilangkan semua bit 0 yang terdapat setelah 5 buah bit
1 yang berurutan.
Perhatikan diagram berikut :

flag data flag

01111110 01111111010 01111110

Penambahan untuk transmisi

01111110 011111011010 01111110


pembuangan oleh stasion penerima

011111110 011111111010 01111110

Paket
paket
CS

CS

TS

Gambar 2.18. Model jaringan transmisi paket

KODE
Kode adalah data dengan informasi yang dikodekan dalam bentuk tertentu, dimana
rangkaian karakter mencakup :
- Huruf : A…Z sebanyak 52 karakter
- Angka : 0…9 sebanyak 10 karakter
- Tanda : ; : , + .. – sebanyak 25 karakter
Kombinasi 6 bit => 26 = 64 < 90
7 bit => 27 =128 >90 sisa 30

Jenis-jenis kode :
1. kode 5 bit : telex / telegram (Baudot Code).
Dalam kode ini dikenal 32 bit kombinasi (kurang memadai, 26 kombinasi diberi makna ganda)
Huruf kecil : abjad
Huruf besar : tanda baca dan angka.
2. Kode 6 bit (kode transpac) : 64 kombinasi pembentuk karakter
3. Kode 7 bit : ISO-7 spec. terdapart dalam standard ISO-646
4. Kode 8 bit : EBCDIC (Extended binary Code Decimal Code ) : oleh IBM terdapat IBM terdapat
256 kombinasi.

KECEPATAN
Proses tranfer data lewat media tranmisi antara lain :
- kecepatan modulasi : baud (Bd).
- Kecepatan sinyal : bit per detik (bps)
- Kecepatan tranmisi : karakter per detik (cps)
Catatan :
Kecepatan sinyal > kecepatan modulasi
Kecepatan modulasi kecepatan sinyal kecepatan transmisi

Bd bps DC cps
mod controller Cs / Ts
em

Gambar 2.19. Perbandingan kecepatan modulasi, sinyal, transmisi

Contoh :
Start – stop 110 Bd 110 bps 10 cps
Sinkron 1200 Bd 2400 bps 300 cps

1). Setiap karakter terdiri atas : 1 bit start + 7 bit data + 1 bit paritas + 2 bit stop = 11 bit.
 kecepatan tranmisinya adalah 110:11 = 10 cps (110 bps relatif lambat –
modem langsung digunakan).
2). Kecepatan sinyal = 2400 bps (lebar band / tingkat frekwensi) tidak memadai – digunakan
modulasi menggabungkan 2 bit = 1 bit = ½ kecepatan modulasi = 1200 Bd.
Jika digunakan 7 bit + 1bit paritas maka kecepatan transmisi =2400 : 8 = 300 cps.
BAB III
METODE DETEKSI ERROR

PENDEKATAN METODE
Dalam mendeteksi error, terdapat 2 pendekatan antara lain:
1). Kontrol Forward Error
Bahwa untuk setiap transmisi karakter / frame yang berisi penambahan (redundand) informasi
sedemikian hingga “receiver” tidak hanya mendeteksi waktu error ada, tetapi juga menentukan
dimana terdapat arus bit (bit stream) terletak. Koreksi data kemudian dilakukan dengan “invert”
bit-bit tersebut.
2). FeedBack (Backward) Error Control
Bahwa untuk setiap transmisi karakter/frame termasuk informasi tambahan yang berlebih yang
memungkinkan “receiver” mendeteksi errror yang ada tanpa lokasi. Untuk suatu kontrol
“retransmission” digunakan meminta frame yang lain untuk koreksi penuh, copy informasi
yang mengindikasikan error diselesaikan.

Terdapat 2 faktor menentukan deteksi error yaitu :


1). Bit error rate (BER).
Apakah error terjadi sebagai random single-bit error atau sebagai grup-grup string panjang pada
bit-bit salah.
2). Burst errror
Dimana peluang single bit di corrupted dalam interval waktu rata-rata 10-3 dimana 1 bit dalam
103 di corrupted selama 1 periode waktu.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam burst error sebagai berikut :


 Jika karakter tunggal dipakai sebagai transmisi asynchronous ( 8 bit /char +1 bit start + 1 bit
stop ) jadi peluang corrupted = 1 – (1- p)10 untuk aproksimasi 10 –2.
 Jika block character yang ditransmisi dengan asynchronous ( 125 char / block @ 8 bit )
maka probability dari block / frame yang berisi error dengan aproksimasi 1, berarti rata-rata
setiap block yang berisi error harus di “retransmisi”. Dengan demikian sejumlah bit dalam
skema yang menetukan “burst length” yang terdeteksi.

Skema yang dimaksud adalah :


 Parity Check
 Block Sum Check
 Cyclic Redudancy Check

BENTUK-BENTUK PENGECEKAN
PARITY CHECK (PC)
Metode parity bit adalah untuk mendeteksi bit error dengan asynchronous dan transmisi
synchronous yang berorientasi karakter. Pada suatu skema bahwa transmitter memberikan bit
tambahan (parity bit) untuk setiap karakter pokok yang ditransmisi.
Parity bit adalah suatu fungsi dari bit untuk melapisi karakter yang sedang ditransmisi,
menerima masing-masing karakter kemudian melakukan fungsi yang sama untuk karakter lain,
membandingkan hasil dengan parity bit yang diterima.
Perhatikan algaritma berikut :
If parity bit kirim = parity bit terima
Then
No error
Else
Transmission error terjadi
End
Parity bit / char maksudnya bahwa 1 bit code / char yang ada (modulo 2) dan parity bit-nya
sendiri (even parity) atau odd parity.
Setiap parity mengemas XOR gate (modulo-2 adder).

Perhatikan gambar berikut :

a).
Char yang ditransmisi Waktu
Posisi karakter

1 sb m sb Stop bit
Parity bitt

Start bit

Gambar 3.1. Bentuk Operasi Parity Check untuk karakter yang ditransmisi

b). bit 1 bit 2 XOR

0 0 0 bit 1 Truth
0 1 1 output Table
1 0 1 bit 2 +
1 1 0

Gambar 3.2. Bentuk Operasi Parity Check dalam Array dan Rangkaian
c). Membangun rangkaian parity bit

B6 B5 B4 B3 B2 B1 B0

+ inverter

Bit Even Parity Bit Odd Parity

Gambar 3.3. Bentuk Operasi Parity Check dalam Device

d). Contoh :
1001001 1 (Even parity)
1001001 0 (Odd parity)

BLOCK SUM CHECK (BSC)


Masing-masing char (byte) dalam frame (blok karakter) diberi 1 parity bit sebelumnya
(transverse atau row parity) pada suatu frame yang lengkap lengkap.
Selanjutnya ekstra bit dihitung untuk setiap posisi bit (longitudinal atau column parity)
dalam frame lengkap, maka parity untuk setiap column didasarkan pada block (sum) check karakter.
Contoh :
PR B6 B5 B4 B3 B2 B1 B0

0 0 0 0 0 0 1 0 = STX
1 0 1 0 1 0 0 0
0 1 0 0 0 1 1 0
0 0 1 0 0 0 0 0 Isi Transmisi langsung
1 0 1 0 1 1 0 1 frame
0 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 1 1
1 0 0 0 0 0 1 1 = ETX
1 1 0 0 0 0 0 1 = BCC

Ket :
: kombinasi errror tidak terdeteksi.

Gambar 3.4. Blok karakter dalam array

Contoh di atas menggunakan odd parity untuk row parity bit, even parity untuk column
parity bit. Asumsikan bahwa frame berisi char tercetak dan tidak terdapat 2 bit error dalam column
yang sama pada satu waktu akan berpengaruh pada peluang 2 bit error pada single karakter yang
terjadi dengan demikian blok sum check error yang terdeteksi .

CYCLIC REDUNDANCY CHECK (CRC)


Perhatian : Kedua check sebelumnya lebih baik untuk aplikasi random single bit error yang ada.
Misal : B = Panjang error burst
M = K – bit angka (pesan ditransmisi)
R = n – bit angka (K>n) (sisa)
G= (n+1) bit angka (pembagi/pembangkit)

Transmisi Langsung

Pesan transmisi = 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1
Pesan diterima = 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1

2 bit min dari 4 6 bit error min 6 bit error


error burst error bit free burst bit bebas

Gambar 3.5. Bentuk transmisi bit secara langsung

Bahwa bit error burst length yang berbeda (I dan III) tidak dapat mendefenisikan 11 bit error
burst tunggal berikut. Single set dari digit check yang dihasilkan untuk setiap frame yang
ditransmisi tergantung isi frame.
Umumnya jumlah check digit / frame untuk mengantisipasi transmisi errror adalah 16 dan 32
bit. Check digit didasarkan pada Frame Check Digit (FCS) atau Cyclic Redundancy Check (CRC).
Jika :
(M * 2n )  G = Q + R/G ; Q= Quationt
(M * 2n – R) / G = Q ; Asumsi aritmatika modulo-2

Contoh :
Block pesan (frame) 8 bit ditransmisi berseberangan dengan data link CRC (untuk deteksi
error). Pembangkit polynomial 11001 untuk :
a). Frame Check Sequence (FCS)
b). FCS checking proses
c). Error Burst proses
Jawab :

a). pesan : 11100110 selesaikan dengan Frame Check Sequence (FCS)

jadi :

1 0 1 1 0 1 1 0 = quotiont (ignored)
11001 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0
+11001

001011
+ Maka :
00000 Frame : 11100110
Tambahan Zero : 111001100000
010111 Pembangkit Polinomial : 11001
Frame yang ditransmisi : 111001100110
+ 11001 (FCS / CRC)

011100
+
11001
001010
+
00000
010100

+ 11001
011010
+
11001

000110
+
00000
0 1 1 0 = sisa (Frame Check Sequence / Cyclic Redundancy Check)
b. Pesan : 11100110 selesaikan dengan FCS checking proses

10110110

11001 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0
+
11001
001011
+
00000
010111
+
11001

011100
+
11001
001010
+
00000
010101
+
11001
011000
+
11001
000000
+
00000
0 0 0 0 = sisa (no error)
c. Pesan : 11100110 selesaikan dengan Error Burst proses

1 0 1 1 0 1 1 0 = quotiont

11001 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1
Error Burst
+
11001

001011
+
00000

010111
+
11001
011100
+
11001
001011
+
00000
010111
+
11001
011101
+
11001
001001
+
00000
1 0 0 1 = sisa tidak sama dengan 0 (error deteksi)

Latihan :

Lakukan dengan membuat tambahan pesan dengan kombinasi 4 bit lainnya.

CRC - 16 = x16 + x15 + x2 + 1


Diktat : Komunikasi Data Hal : 21
16 12 5
CRC - CCITT = x +x +x +1
CRC – 32 = x32 + x26 + x23 +x16 + x12 + x11 + x10 + x 8+x7 + x5 + x4 + x2+x1 + 1
CRC-16 = 1 1000 0000 0000 0101

DETEKSI HARDWARE DENGAN CRC


Metode deteksi hardware dengan CRC, dilakukan dengan prinsip kerja hardware yang
digunakan seperti diagram pada gambar 3.5.

. Feedback control signal


(10 setelah 8 *
Transmitted

nt*c)
clock

+ X3
0 1 2
X x x

TxC
1.s m.s
Transmited S-R . .
Diktat : Komunikasi Data Hal : 22
Paralel byte meload dengan alat
kontrol(*n) number +

TxC (Transmitted clock)


TxD (Transmitted data)
Gambar 3.5. Deteksi CRC dalam hardware

TxC Transmit S-R (shift reg) FCS S.R

Pulses 1.s………………m.s X0 X1 X2 X3

0 01100111 0 0 00

1 00110011 1 0 01

2 00011001 0 1 00

3 00001100 1 0 11 Time

4 00000110 1 1 00

5 0000011 0 1 10

7 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0

STMIK BUDIDARMA
0 0 000 0 1 1 0 0

8 0 00 0 0 1 1 0

9 00 0 0 1 1

10 0 0 0 1

11 0 0 TxD

Gambar 3.6. Pemetaan Pulsa-pulsa TxC

Function CRC : byte ;


Var i,d : integer;
Data : integer;
Begin
Data := buff[1] shl 8;
For j := 2 to count do
Begin
Data := data + buff[j];
For i := 1 to 8 do

If ((data and $80000) = $8000)


Then Begin
Data:= data shl 1;
Data := data XOR CRCDIV;
End Else
Data shl 1;
End;
CRC := data shr 8;
End;

Catatan : Fragmen program ini untuk 8 bit checking.

STMIK BUDIDARMA
BAB IV
MODULATOR DEMULATOR

DATA DIGITAL MENJADI SINYAL DIGITAL


Perubahan data menjadi sinyal oleh Modem dilakukan dengan berbagai variasi seperti
berikut :
1. Data digital, sinyal digital adalah kelengkapan untuk encoding data digital ke dalam sinyal
digital
2. Data analog, sinyal digital adalah mengkonversikan data analog ke bentuk digital dengan
fasilitas transmisi digital modern dan perlengkapan switching
3. Data digital, sinyal analog adalah beberapa media transmisi seperti fiber optik dan unguided
media yang hanya mempropagasi sinyal analog
4. Data analog, sinyal analog adalah data analog dalam bentuk elektronik dapat ditransmisikan
sebagai sinyal baseband mudah dan murah. Menstransmisikan suara lewat jalur media
dibutuhkan modulasi untuk menggeser bandwith dari sinyal baseband ke spektrum yang lain.

Tabel 4.1. Bentuk transmisi data key


Term Unit Defenisi
Elemen data Bit-bit Biner tunggal 1 atau 0
Data rate Bit/second (bps) Rate dengan element data di
transmisi
Elemen sinyal Digital : voltase pulsa dari Bagian sinyal. Yang
amplitudo konstan memenuhi interval pendek
Analog : sutau pulsa dari dari kode sinyal
frekwensi konstan phase
dan amplitude
Rate sinyal atau Element sinyal per detik Rate dari elemen sinyal
(baud) yang transmisi
Format sinyal digital encoding
Nonreturn to zero level (NRZ-L) : 0 : high level dan 1 = low level
Non return to zero inverted (NRZI) : 0 : Tidak ada transisi dari awal interval (1 bit time)
1 : transisi di awal interval
Bipolar Ami : 0 : tidak ada sinyal dijalur
1 : level + atau -, alternatif setelah 1
PseudoTernary : 0 : level + atau -, alternatif setelah 0
1 : tidak ada sinyal dijalur
Manchester : 0 = transisi dari high ke low dalam tengah interval
1 = trasnisi dari low ke high fdalam tengah interval
Differentisal Manchester : transisi selalu di tengah interval
0 = transisi di awal interval
1 = tidak ada transis di awal interval
B8ZS : sama dengan Bipolar Ami, kecuali beberapa string ditimpa
oleh
string degan 1 kode violation.
HDB3 : sama dengan bipolar ami , kecuali beberapa string ditimpa
oleh
string dengan kode 1 violation.
 apa faktor yang menentukan sukses nya receiver menginterpretasikan sinyal yang masuk :? Yaitu
:
(1) Sinyal terhadap ratio noise (atau lebIh baik Eb/No)
(2) Rate data
(3) Bandwith.

Faktor lain :
1. Pertambahan dalam rate data tehadpa pertambahan bit error rate (BER) : mengukur
performansi error atau kemungkinan suatu bit errror yang diterima (bit error ratio).
2. Pertambahan dalam SNR mengurangi bit error rate.
3. Pertambahan dalam bentuk bandwith mengijinkan pertambahan dalam rate data.

Berikut cara mengetahui / membandingkan format encoding sinyal digital :

0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1

NRZ-L

NRZ-I

Bipolar-Ami

Pseudoternary

Manchester

Differential

Manchester

Gambar 4.1. Bentuk-bentuk format encoding sinyal

NRZ
Cara mentransmisi sinyal digital dalam 2 level voltase yang berbeda dengan digit 2 binary.
Contoh : tidak ada voltase yang dapat digunakan merepresentasikan biner 0 dengan suatu voltase
positif konstan merepresentsikan biner 1. Voltase negatif digunakan merepresentasikan satu nilai
biner dan voltase positif digunakan merepresentasikan yang lainnya.

NRZ-L
Digunakan untuk menghasilkan data digital dengan terminal dan peralatan lainnya. Jika
kode yang digunakan berbeda pada transmisi, sinyal yang diperoleh dari NRZ-L (g(t)) dan sinyal
encoding adalah x(t).

NRZ-I
Variasi NRZ (Non Return to Zero, inverted to one), NRZ-I menjamin pulsa voltase konstan
selama durasi waktu bit. Data yang di encode ada / tidak ada pada transmisi sinyal pada awal bit.
Trasnsisi (low to high) atau (high to low) di awal bit dinotasikan biner 1 tidak ada transisi
mengindikasikan biner 0.

NRZI adalah merupakan contoh differential encoding.

2.0
1.8
1.6
1.4
1.2
1.0
0.8
0.4
0.2

0.2 0.4 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0

Gambar 4.2. Bentuk grafik encoding sinyal

Keterangan :
AMI = alternatif mark inversion
B8ZS = bipolar with 8 zeros subtituion
F = frequency
HDB3 =high density bipolar – 3 zeros
R = data rate
IEEE = Institute of enginering electrical of electric
ISO = international standard organization
SNI = standar national indonesia

DIFFERENTIAL ENCODING
 NRZ-I adalah contohnya
 Data differensentasi sebagai perubahan, bukan tingkat voltase tertentu
 Jika ada noise, diff. Encoding lebih handal mendeteksi transisi dibanding dengan suatu nilai
tegangan
NRZ Pros dan Cons
 pros : mudah, bandwith digunakan dengan baik
 Cons : tidak ada fasilitas sinkronisasi digunakan pada perekaman magnetic, jarang dipakai
untuk transmisi sinyal

BIPHASE MANCHESTER
 Transisi ditengah interval suatu bit
 Transisi tersebut digunakan untuk data clock
 0=transisi dari high to low ditengah interval bit
 1=transisi dari low to high ditengah interval bit
 digunakan pada IEEE 802.3 (Ethernet).
BIPHASE DIFFERENTIAL MANCHESTER
Transisi ditengah interval bit hanya untuk clocking.
 untuk data : 0=transisi diawal interval bit, 1=tidak ada transisi diawal interval bit
 Digunakan oleh IEEE 802.5 (token ring).

BIPHASE PROS DAN CONS


 CONS : Dua (2) transisi pada bit time, modulation rate 2x NRZ membutuhkan bandwith
yang
lebih besar
 PROS : pada setiap bit time dapat diprediksi adanya transisi sehingga receiver dapat
melakukan sinkronisasi (self clocking), tidak ada transisi (seharusnya ada) dapat
digunakan deteksi error.

MODULATION RATE
Modulation rate ditunjukkan pada diagram berikut :

NRZ-I 1 1 1 1 1

1 bit = 1 elemen
signal
= 1 s

Manchester 5 bit = 5 s

1 bit=1 s 1 elemen sinyal = 0.5 s

Gambar 4.3. Bentuk grafik modulation rate

DATA DIGITAL MENJADI SINYAL ANALOG


Sistem telepon umum, dengan spektrum 300hz-3400hz (dibulatkan 4000 hz) berarti jumlah
sampel yang boleh diambil adalah 2 X 4000 = 8000 sampel/second. Setiap sampel ditetapkan ke
level 16 (24) Setiap sampel butuh 4 bit. Jadi 8000 sampel = 4x 8000 = 32 KB/second. Perangkat
digital lewat modem (modulator-demodulator).

TEKNIK ENCODING
 Amplitodo – shift keying (ASK)
 Frequency – shift keying (FSK).
 Phase – shift keying (PSK).
TEKNIK MODULASI (ASK)

0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0

Optical Fiber

Gambar 4.4. Teknik Modulasi ASK

TEKNIK MODULASI (FSK)

0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0
Ratio dengan frekwensi tinggi.
Coaxial dengan frekwensi tinggi

Gambar 4.5. Teknik Modulasi FSK

TEKNIK MODULASI (PSK)

0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0

0= fase sama dengan


sebelumnya
1= fase berbeda 1800
dari sinyal yang
sebelumnya

Gambar 4.6. Teknik modulasi PSK

ASK : Nilai 2 biner representasi dengan 2 amplitudo yang berbeda pada frekwensi carrier. 1
amplitudo adalah zero (1amplitudo konstan) dari carrier maka hasil sinyal adalah :
S(t) = A cos (2fct) biner 1  sinyal carrier
0 biner 0

jalur suara = 1200 bps

FSK : Nilai 2 biner direpresentasi dengan 2 frekwensi yang berbeda dekat frekwensi carrier.
Maka hasil sinyal adalah :
S(t) = A cos (2fct) biner 1
A cos (2f2t) biner 0
dimana f1, f2 adalah effect dari frekwensi carrier fc
Operasi full duplex FSK( bell system 108 series modem) dengan aproksimasi frekwensi :
300 – 3400 Hz. Frekwensi untuk merepresentsikan 1 dan 0 dipusatkan pada 1170 hz dengan
pergeseran 100 Hz ke sisi lain.
Modem menggunakan frekwensi shift 100 hz untuk @ side dari pusat frekwensi 2125 hz.
Jalur suara >= 1200 bps (high frekwensi 3-30 mhz)(transisi radio), juga pada LAN dengan coaxial
cable sehingga PSK menjadi :
S(t) = A cos (2fct + ) biner 1
A cos (2fct) biner 0

Untuk lebih efisien menggunakan bandwith @signal element merepresentasikan lebih besar
1 bit dengan phase shift 1800 dalam PSK dikenal Quadratic Phase-Shift Keying (QPSK).
Phase shift multiple dari /2 (900) menjadi :
A cos (2fct + /4) 1 1
QPSK S(t) = A cos (2fct + 3/4) 1 0
A cos (2fct + 5/4) 0 0
A cos (2fct + 7/4) 0 1

Perbedaan sinyal data rate R (bps) dan modulation rate D (baud) asumsikan anggotanya NRZ-
L input digital.

 Data Rate R = 1/tb ; tb= width @ NRZ-L bit sinyal encoded berisi b = 4 bit dalam @
elemen sinyal L< 16
 Modulation rate D adalah R/4 sebab @ menukar elemen sinyal berkomunikasi dengan 4 bit.

Kecepatan sinyal adalah 2400 baud untuk jalur suara yang punya modulation rate
Data rate adalah 9600 bps

Sehingga : D= R/b= R/log2L ; D = modulation rate (baud)


R = data rate (bps)
L = jumlah element sinyal yang berbeda
B = jumlajh bit per element sinyal

AMI,
1.0 Psaeudoternary,
1.0-1 ASK, FSK
1.0-2
1.0-3
1.0-4 3 db
1.0-5 NRZ, Biphase,
1.0-6 PSK, QPSK
1.0-7

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
(Eb /No) (dB
Gambar 4.7. Grafik kecepatan sinyal dengan data rate
Tabel 4.2. Data rate ke transmisi bandwith ratio untuk variasi digital ke analog
R=0 R=0.5 R=1
ASK : 1.0 0.67 0.5
FSK :
Wideband (F>>R) ~0 ~0 ~0
Narrowband (F  fc ) 1.0 0.67 0.5
PSK : 1.0 0.67 0.5
Sinyal multilevel
L =4, b=2 2.00 1.33 1.00
L=8, b=3 3.00 2.00 1.50
L=16, b=4 4.00 2.67 2.00
L=32, b= 5 5.00 3.33

 Transmisi bandwith BT untuk ASK : BT = (1+r)R


 Transmisi bandwith BT untuk FSK : BT = 2F + (1+r) R

F = f2-fc = fc-f1 (frekwensi modulasi dari frekwensi carrier)

Sinyal FSK standard (coaxial cable LAN) F= 1.25 MHZ


fc = 5 MHz 2F = 2.5 MHz
R= 1 MHZ

Bell 108 modem => F = 100 Hz, fc = 1170 Hz (1 direction).


Sehingga :
(1+r)/b (1+r)/log2L
BT = R= R

Contoh :
Berapa efisiensi bandwith untuk FSK, ASK, PSK, QPSK pada 1 BER di 10-7 dalam channel
dengan sebuah SNR dari 12 dB
Jawab :
Kita mempunyai :
Eb/No = 12 dB – (R/Bt)dB
Untuk FSK dan ASK (grafik BER)
Eb/No =14.2 dB ; (R/Bt)dB=-2,2 dB ; R/Bt=0.6
Untuk PSk :
Eb/No = 11.2 dB ; (R/bt)dB=0.8 dB ;R/Bt=1.2
Maka hasil QPSK nilai baud rate D=R/2 kemudian
R/Bt=2.4
Aprokmasinya adalah : BT=0.5 (1+r)D
NRZ, D=R => R/BT=2/(1+r)
DATA ANALOG MENJADI SINYAL DIGITAL
Perubahan data analog menjadi sinyal analog bervariasi sebagai berikut :
 Data digital ditransmisi dengan NRZ-L
 Data digital ditransmisi dengan encoding yang lain
 Data digital dikonversikan lagi ke sinyal analog.

PULSA CODE MODULATION (PCM)


 Teorema Nyquist : sinyal analog disampel secara teratur 2x maksimum frekwensinya
 Data suara di bawah 400Hz
 Disampel 8000/scond, (800/second x 8 bit) = 64 kbps (panjangnya)
 Sampel analog (pulsa amplitudo modulation /PAM)
 Setiap sampel diberi nilai digital
 4 bit sampel = 16 level (sejumlah error atau noise) dan tidak dibentuk persis seperti aslinya
 8 bit sampel = 256 level.

Cara mendigitisasi data analog :

modulator
digitizer

Data analog (suara) data digital (NRZ-L) data analog (ASK)

Gambar 4.8. Digitisasi data analog

Sinyal ratio noise : jumlah noise di expresikan :


SNR = 20 log 2n + 1.76 dB
= 6.02n + 1.76dB
Masing-masing penambahan bit digunakan pertambahan SNR lebih kurang 6dB dengan faktor 4.

Berikut perhatikan diagram berikut yang menunjukkan pertambahan SNR

|1.52  1.5
1.5
1.3
1.1
0.9 |1.08  1.1
|0.27  0.3
0.7 |0.56  0.6
|0.92  0.9
|0.28  0.3
0.5
0.3
0.1 |0.11  0.1

0
||1/(2fm)|  jumlah sampel

Gambar 4.9. Pertambahan SNR


Tabel 4.3. Ekivalensi bit dengan bentuk digital PCM

Digit ekivalensi biner PCM waveform

0 0000

1 0001

2 0010

3 0011

4 0100

5 0101

6 0110

7 0111

8 1000

9 1001

10 1010

11 1011

12 1100

13 1101

14 1110

15 1111

Interface terhadap transmisi medium :

Bit serial jalur transmi (bit serial)


interface ke network
Data digital Alat jalur Jalur alat Data digital
transmitter interface interface transmitter /
/receiver transmis transmis receiver
DTE DCE

Sinyal jalur control Gambar 4.10. Interface transmisi medium


DATA ANALOG MENJADI SINYAL ANALOG
Suatu modulasi yang mengkombinasikan sinyal input m(t) dan frekwensi carrier pada
frekwensi fc untuk menghasilkan sinyal s(t) yang mana bandwith terpusat pada fc, antara lain :
- AM ( amplitudo modulation).
- FM (frekwensi modulatio).
- PM (phase modulation).

AMPLITUDO MODULATION
Modulasi sederhana, dengan porses : s(t)=[1+naX(t)] cos 2fct dimana : cos 2fct
adalah carrier.
X(t) adalah sinyal input
Na adalah parameter (indeks modulasi).

Contoh :

Menurunkan s(t) terhadap sinyal AM : cos 2fmt

kita punya : s(t)= [1+na cos 2fmt] cos 2fct


f
S(t)
Amax
Amin 1

Gambar 4.11. Bentuk Gelombang AM

AM ini dapat diexpanded menjadi :


S(t) = cos 2fct + na/2 cos 2(fc – fm)t + na/2 cos 2(fc + fm)t

AM (ANGLE MODULATION)
Gabungan FM dan PM
Fungsi : s(t)=Ac cos [2fct + (t)]
Untuk PM bahwa signal modulasi proportional : (t)=np m (t)  np index modulasi
Untuk FM bahwa sinyal modulasi proportional : ’(t)= nf m(t)  index frekwensi modulasi

Sebagian observasi menyatakan bahwa FM :


AF = 1/(2) nf Am Hz dimana Am adalah nilai maksimum dari m(t) perhatikan diagam
berikut :

Carrier
Modulasi sine wave signal

AM (DSBT) wave

PM wave

FM wave

Gambar 4.12. Bentuk gelombang Wave

QAM (QUADRATIC AMPLITUDO MODULATION)


Sinyal ditransmisi dengan s(t)=d1(t) cos 2 fct + d2(t)2fct dimana QAM lebih dikenal dengan
Asymetric Digital Subcriber Line (ADSL).

QAM ini merupakan kombinasi AM dengan PM dengan prinsip berikut :


- Jika level 2 ASK digunakan masing-masing 2 stream menjadi 1 dari 2 keadaan dan juga
kombinasi stream 4 = 2 x 2 state.
- Jika level 4 ASK digunakan Kombinasi stream menjadi 16=4x4.
- Bahkan 64 dan 256 sudah ada.
Perhatikan diagram berikut :

Input biner 2 bit parallel


serial pararel
Carrier Oscilator ~ QAM sinyal out
d(t)
R bps
converter Phasa shift
 S(t)
- / 2

d2(t)
R/2 bps X
Gambar 4.13. Modulator QAM
BAB V
INTERFACE DAN PEMELIHARAAN INTERFACE

Perangkat pemograman data digital memiliki batasan kapasitas transmisi dan akan terlihat
pada perangkat teknologi transmisi.

V.1. RS-232-C / V.24


Merupakan interface standard untuk menghubungkan Data Terminal Equipnent (DTE) ke
PTT didukung modem. Jalur-jalur Transmit Data (TxD) dan Received Data (RxD) adalah jalur yang
mentransmisi dan menerima data, jalur lainnya secara kolektif dengan setting dan clearing koneksi
switch melalui PSTN.
Perhatikan diagram berikut :
RS-232C / V.24
Switch or Leased Line RS-232C / V.24
Calling Modem Modem Called
DTE DTE

a. Penyambungan Modem dengan DTE oleh RS-232C

DTE (Terminal / Computer) DCE (Modem)


22
CCITT 125 - RI 20 Ring Indication
No. Rangkaian 108 - DTR 16 Data Terminal Ready
111 - TxClk 15 Transmit Data Timing (DTE Source)
- TxClk 17 Transmit Data Timing (DCE Source)
- RxClk 8 Receive Data Timing
109 - CD 7 Carrier Detect
102 - SIG 6 Signal Ground
107 - DSR 5 Data Set Ready
106 - CTS 4 Clear to Send
105 - RTS 3 Request to Send
104 - RxD 2 Receive Data
103 - TxD Transmit Data
101 - SHG
25 Way D-Connector

b. Peta rangkaian sambungan DTE


1 Shield Ground

Gambar 5.1. Interface 232.C / V.24

EIA-232-F/V.24 (ELECTRONIC INDUSTRIES ALLIANCE)

Untuk mendukung DTE dengan jalur suara Modem terdapat 6 aspek sebagai berikut :
- Mekanikal : ISO 2110
- Electrical : V.28
- Functional : V.24
- Procedural : V.24
Spesifikasi mekanikal :
Transmitted
Request to send DCE Received line signal Reserved for Sec. Rec’d line
data
Ready for receiving ready detector testing signal detector

Shield Received Clear to Signal Reserved for Unsigned Sec. clear


data send ground testing to send

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Sec. trans’d Sec. rec’d Local loop DTE Data ring Trans’d sign.
data data back ready indicator Elem. timing

Trans’d sign. Rece’d sign. Sec. request Remote loopback / Data signal Test mode
element time element time to send signal quality detector rate select

Gambar 5.2. Spesifikasi mekanikal EIA-232-F / V.24

Spesifikasi electrical :
 Sinyal antara DTE dan DCE
 Tergantung fungsi dari masing-masing interchange circuit, nilai elektrik sebagai data /
kontrol
 NRZ-L untuk data untuk voltase <-3 volt adalah binary 1 dan >+3volt adalah binary 0
 Sinyal rate < 20 KBps dan jarak < 15 m
 Kontrol sinyal untuk voltase <-3 volt adalah OFF dan >+3 volt adalah ON

Spesfikasi fungsional :
 Saat DTE hidup maka pin 20 (DTE ready) diberi nilai 1 dan DCE beralih ke DTE
Spesifikasi procedural :
 DTE menyatakan request to send (pin 4)
 Modem siap menerima data dan akan membalas dengan clear to send (pin 5).
 DTE akan mengirimkan data (1’s & 0’s) ke modem A melalui pin 2 (transmitted data)
 Modem melakukan modulasi dan mengirimkannya melalui analog carrier signal
 Modem tujuan melakukan konversi ke sinyal digital dan mengirimkannya ke DTE tujuan
melalui pin 3 (received data).

PERTUKARAN INFORMASI ANTARA DTE DAN DCE


Komunikasi antara komputer dengan modem merupakan komunikasi yang paling lengkap
antara DTE – DCE dimana komunikasi ini meliputi 3 hal :
1. Komputer menerima panggilan telepon lewat modem.
2. Komputer menghubungi pesawat telepon lewat modem.
3. Mengakhiri komunikasi antar 2
modem. Untuk lebih jelas perhatikan diagram
berikut :
DTE DCE

RI = 0 RI =ring indicator

DTR = 0 DTR = data terminal ready

DSR = 0 DSR = data set ready

DCD = 0 RTS = request to send

RTS = 0 CTS = clear to send

CTS = 0 TD = transmit data

TD = RD RD = received data

DTR = 1

DSR, DCD = 1

Gambar 5.3. Pertukaran informasi antara DTE dan DCE

Urutan peristiwa diawali dengan DCE mengirim sinyal RI (ring indikator) setelah telepon
yang terhubung ke modem berdering kemudian :
1. Menerima sinyal RI, DTE membalas dengan sinyal DTR yang menyatakan DTE siap melayani
panggillan telepon
2. Setelah menerima sinyal DTR, modem akan mengangkat handset telepon untuk menghubungi
dirinya dengan pesawat telepon pemanggil, selesai melakukan ini modem mengirim sinyal
DSR (DCE ready)
3. Setelah modem menerima sinyal jawaban dari pesawat telepon pemanggil modem mengirim
sinyal DCD
4. Pasangan sinyal RTS dan CTS dipakai untuk mengatur arah data yang dikomunikasikan
melalui modem yang hanya bisa melakukan komunikasi half duplex pada modem yang bisa
melakukan full duplex (komunikasi dua arah sepenuhnya) sinyal RTS di-nol-kan
5. Menerima sinyal RTS modem akan membalas dengan sinyal CTS
6. Sampai di sini sudah siap diselenggarakan komunikasi antar 2 DTE (komputer) lewat modem
(bantuan sepasang DCE)
7. Komunikasi ini diakhiri dengan cara DTE menghentikan sinyal DTR (DTR =1)
8. Mengetahui data terminal tidak lagi melanjutkan komunikasi modem pun menghentikan
komunikasi dengan cara membuat DSR dan DCD menjadi 1.
Menghubungi pesawat telepon lain
Pertukaran sinyal antara DTE dan DCE dalam proses DTE menghubungi pesawat telepon lain
lewat modem dengan cara :
1. DCE menyatakan dirinya siap berkomunikasi dengan sinyal DTR
2. Menerima sinyal DTR, modem akan mengangkat handset telepon untuk menghubungkan
dirinya dengan sentral telepon, selesai melakukan ini modem mengirim sinyal DSR (DCE
ready)
3. DTE mengirim sinyal RTS sebagai tanda akan mengirim data
4. Sinyal RTS ini dijawab dengan CTS menandakan modem siap menerima kiriman data
5. Berikutnya DTE mengirim perintah ke modem untuk menghubungi nomor pesawat telepon,
perintah ini berupa teks ‘ATDT5024585’ dimana
AT = awalan perintah untuk modem
DT = dial tone yaitu nomor telepon yang dikirim dengan sinyal DTMF (tone dialing)
5024585 adalah nomor pesawat telepon yang akan dihubungi
6. Menerima perintah tersebut modem akan menghubungi no telepon yang dimaksud, setelah
terjadi hubungan dengan pesawat telepon yang diminta, modem memberitahukan hal ini
dengan sinyal DCD
7. Komunikasi antar 2 komputer selanjutnya dengan dilakukan lewat jalur TD dan RD
8. Komunikasi ini diakhiri dengan cara DTE menghentikan sinyal DTR (DTR = 1)
9. Mengetahui data terminal tidak lagi melanjutkan komunikasi, modem pun menghentikan
komunikasi dengan cara membuat DSR Dan DCD menjadi 1.
Untuk lebih jelas perhatikan diagram berikut :
DTE DCE

DTR = 0

DSR = 0

RTS = 0

CTS = 0

TD = ‘ATDT5024585

DCD = 0

TD = RD

DTR = 1

DSR, DCD = 1

Gambar 5.4. Menghubungi pesawat telepon lain


Catatan :

Bahwa langkah 7 sama sekali tidak diatur oleh standard RS 232 karena tata cara
pembicaraan antar 2 komputer ini ditentukan sendiri lewat protokol komunikasi yang dipilih
oleh pemakai modem.
Menghubungkan AT89C2051 ke modem
AT89C2051 memiliki UART, data seri UART tersebut merupakan sinyal TD dan RD dalam
sistem RS 232, sedangkan sinyal-sinyal RS-232 yang lain misalnya : RTS, CTR, DTR, DSR dan
lain sebagainya dibentuk sendiri dengan memakai port paralel yang ada.
Proses pertukaran informasi antara DTE (dalam hal ini AT89C2051 bertindak sebagai DTE)
dan DCE (modem) seperti yang dibahas di atas sepenuhnya dilakukan dengan program.

RS – 449
Digunakan dengan RS-422 / RS-423 dengan sinyal elektrik sepanjang DTE/DCE digunakan.
RS-449 memiliki konektor pin 37 dengan rangkuman sebagai berikut :
DCE DCE (modem)

RR receiver ready (RR)

TM test mode (TM)

DM data mode

RTS request to send

CTS clear to send

RxT received data

TxD transmit data


SHIELD GROUND

Gambar 5.5. Spesifikasi RS-449

Jangkauan kemampuan interface ini sebagai berikut :


Rangkaian receiver jangkauan maks.(m) bit rate maks.

RS –423 10, 100, 1000 100 KBps, 10 KBps, 1 KBps


RS –422 10, 100, 100 10 MBps, 1 MBps, 100 KBps
(terminated)
STANDARISASI CCITT V-SERIES

Berikut ini disajikan deskripsi standarisasi CCITT V-Series sebagai berikut :

CCITT V-series

Telepon circuit widehand circuit

RS 232-C / V.24 V.35 / RS-449 (interface defenition)

2/4- wire leased 2-wire sinkronisasi point to point

circuit switched circuit 48 – 168 KBps

V.23 600 – 1200 Bps 300/300 Bps DUPLEX 48 KBps


V.26 1200 – 2400 Bps 1200/1200 BpsDUPLEX 48 – 72 KBps
V.27 2400 – 4800 Bps V.22 bis 2400/2400 Bps duplex 96 – 168 KBps
V.29 4800 – 9600 Bps V.23A 75/1200 Bps DUPLEX
(half duplex 2-wire full V.29 4800/9600 half-duplex
duplex 4 wire) V.32 4800/9600 duplex

Gambar 5.6. Standarisasi CCITT V-Series

ALTERNATIF MODEM

MOD DEM
HT HT DTE
DTE PSTN MOD
DEM

V.24/RS –232 C Jenis lain (ada yang 4-wire) V.24/RS-232 C

Gambar 5.7. Alternatif modem

Catatan :
Mod = modulator section HT = hybrid transformer

Dem = demodulator LT = line transformer


BAB VI
MULTIPLEXING
KONSEP DASAR
Multiplexer merupakan suatu perangkat yang menghubungkan beberapa media pada suatu
percakapan dimana beberapa aplikasi yang sering digunakan misalnya : Long haul trunk (seperti :
optical fiber, coaxial atau microwave berkecepatan tinggi). Tujuan perangkat ini adalah
meningkatkan efisiensi penggunaan saluran komunikasi berkecepatan tinggi. Perhatikan diagram
berikut pada gambar 6.1.

N Input 1 LINK, n CHANNEL


MUX DEMUX N Output

DEMUX=demultiplexe
MUX = multiplexer

Gambar 6.1. Peran multiplexer dalam percakapan

LATAR BELAKANG
Merupakan bagian dari komunikasi data dengan batas-batas kemampuan sebagai berikut :
- Data rate semakin tinggi maka biaya per KBps semakin efektif (cost – effective)
- Sebagian besar aplikasi secara individual (mis : PC) membutuhkan data rate yang tidak terlalu
tinggi misalnya : 9600 Bps – 64 KBps
- Hal yang sama berlaku pada komunikasi suara.

KATEGORI MULTIPLEXING
- FDM (Frequency Division Multiplexing) :
+ WDM (Wavelength Division Multiplexing)
- TDM ( Time Division Multiplexing)
+ Synchronous
+ Statistical
FDM
Channel6
Channel5
Channel4
Channel3
Channel2
Channel1
Frequency

f6
f5
f4
f3
f2
f1

Waktu

Gambar 6.2. Metode kerja multiplexing untuk FDM


Beberapa sinyal yang berbeda frekwensi dapat ditransmisi secara bersamaan melalui 1
media. Salah satu metode kerja yang digunakan adalah FDM. FDM mampu melewatkan beberapa
paket pada line / jalur yang sama dengan frekwensi yang berbeda pada waktu yang sama.
Prinsip kerjanya adalah :
- Sinyal analog
- Bandwidth media transmisi juga sebagai bandwidth yang diperlukan oleh sebuah kanal.
- Sinyal dimodulasikan ke frekwensi pembawa (carrier frequency) yang berbeda dimana data
analog dikonversi menjadi sinyal analog
- Terdapat guard band yang memisahkan 2 buah frekwensi pembawa sehingga sinyal tidak
tumpang tindih (Redudancy).
- Kanal dialokasikan walaupun tidak terjadi pemborosan data.
Untuk memperjelas proses kerja FDM perhatikan diagram berikut pada gambar 6.3.

Channel 1 Faktor antenuation


1

60

Ch 1
60 KHz 64 KHz

64
1 Channel 2

Ch 2
64 KHz 68 KHz

68
Channel 3
1

Ch3
72

300 Hz 3100 Hz 68 KHz 72 KHz

Gambar 6.3. Antenuation terhadap sinyal

Dari antenuation diketahui bahwa :


- Sebuah grup memiliki spektrum 60 – 108 KHz (Bandwidth 48 KHz)
- Setiap kanal menempati bandwidth 4000 Hz (3000 Hz untuk setiap user + 2 x 500 Hz untuk
guardband).

Masalah pada FDM


- Crosstalk, diatasi dengan spektrum yang tidak tumpang tindih.
- Intermodulation noise, karena amplifier menguatkan noise.
Contoh yang umum FDM adalah broadcast dan cable television dengan 6 MHz bandwidth
untuk video, color, audio signal, (masing-masing 1,25 MHz, 4,79 MHz, 5,75 MHz). Baseband video
signal mempunyai bandwidth 4 MHz dan modulasi signal memiliki bandwidth 8 MHz terpusat pada
fcv.
Sinyal hasil diextend dari ± fcv– 0,75 MHz ke fcv + 4,2 MHz, perhatikan diagram berikut pada

gambar 6.4.

Synchronous Pulse

White Level

Video Signal
2,25 sec
Suatu bandwith dari 50 Hz
dialokasikan untuk audio signal

Gambar 6.4. Sinyal hasil di ekstend

Catatan : Telepon merambatkan suara pada frekwensi 300 – 3400 Hz.

WDM

Spektrum fiber 1 Spektrum fiber 2 Spektrum pada shared fiber

Fiber 1
Prisma atau diffraction grating
Fiber 3

Fiber 2 Shared fiber

Fiber 4

Gambar 6.5. Variasi FDM pada optikal fiber


Setiap kanal memiliki spektrum frekwensi yang tidak beririsan dengan bandwidth dari band single
fiber ± 25.000 GHz.

TDM

Channel 4
Channel 3
Channel 5

Channel 1

Channel 6

Channel 5
Channel 2

Channel 4

Channel 3

Channel 2

Channel 1

Frequency
……

frame
Waktu

Gambar 6.6. Metode kerja multiplexing untuk TDM


Data dari berbagai sumber dibawa oleh frame yang berulang dimana setiap frame terdiri dari
slot waktu. Suatu sumber data dapat memiliki beberapa slot waktu, pada waktu suatu frame. Hanya
bisa melewatkan suatu paket data pada line dan waktu yang sama sehingga :
- Sinyal analog atau sinyal digital
- Data rate media transmisi menjadi data rate sinyal digital yang ditransmisi
- Beberapa sinyal ditransmisi secara bergantian (interleaving)
- Interleaving pada tingkat bit, byte atau sekumpulan byte

SYNCHRONOUS TDM
- Slot waktu sudah ditentukan secara menetap untuk masing–masing sumber data
- Slot waktu tetap dialokasikan walaupun tidak ada data terjadi pemborosan
- Slot waktu dapat didistribusikan secara tidak merata, misalnya sumber data yang cepat
diberikan lebih dari 1 slot waktu

Contoh :
Beberapa terminal yang dihubungkan ke port komputer yang sama, walaupun semua
terminal aktif, tetapi seringkali tidak ada data yang ditransmisikan terminal tersebut.
PRIMARY INTEGRATED SELULAR DIGITAL NETWORK
Primary Integrated Selular Digital Network (ISDN) merupakan suatu aktivitas yang
difasilitasi dengan multiplexing.
Hal-hal pokok yang penting dalam aktivitas ini adalah :
- Synchronous TDM banyak digunakan pada WAN yang berevolusi ke teknologi digital,
misalnya : telepon, fax, data / file transmitter. Perhatikan diagram dalam gambar 6.7.

TDM
End Office End Office

komputer modem
modem codec codec komputer

Digital(short cable) Analog loccal loop Analog local loop


Digital (short cable)
Digital (telp.company trunk)
Customer premisses equipment
Customer premisses equipment

Gambar 6.7. Primary ISDN


- Primary ISDN menggunakan dasar dari hirarki TDM :
 DS – 1: - dikembangkan di USA
- 24 kanal suara
- data rate : 1,544 Mbps
 E1 : - dikembangkan ITU – T di Eropa
- 30 kanal suara
- data rate : 2,048 MBps

Format Frame : DS – 1

C2hn3nl41 5 6 8 2 3 125
C4hn5ms
nl62 7 8 2 C ha4 24 8
a e a e 3n 6
1 7 1 1 ne 7
5.18 sec 193 bit 0.6477 sec 5l

Gambar 6.8. Format frame DS-1

Jumlah bit dalam 1 frame = (24 x 8) + 1= 193 bit

Data rate (bit rate) = 193 bit * 8000 sample/see = 1544000 bps = 1,544 Mbps
Format Frame : E1
256 bit 125 s
Channel 0 channel 1 channel 31
1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
2.048 MBps

Gambar 6.9. Format frame E-1

Jumlah bit dalam 1 frame = (32 x 8) = 256 bit


Data rate atau bit rate = 256 bit x 8000 sample/sec = 2.048.000 Bps
= 2,048 MBps
125 s ? 8000 sampel /sec
- Bandwidth kanal telepon = 4 KHz = 4000 Hz
- Codec pada end office digitizes analog signal
- Nyquist theorem : C = 2B log2 M
- M = 2, CODEC melakukan (2 x 4000) samples/see = 8000 sampel/sec dan 125 s /sample =
125 s / frame
- Pengulangan suatu kanal atau slot waktu terjadi setiap 125 Ms

STATISTICAL TDM
- Slot waktu dialokasikan secara dinamis sesuai permintaan
- Multiplexer memindahkan input dan mengumpulkan data sampai frame penuh
- Jumlah slot waktu pada suatu frame lebih kecil dari jumlah input pada MUX
- Setiap slot waktu membawa data + alamat (overhead)

Hal-hal yang perlu dalam proses statistik :


- Harus ada alamatnya
- Jumlah time slot (MUX) dalam sebuah frame bisa lebih kecil dari input device

Hal-hal yang perlu dalam proses synchronous :


- Time slot di MUX harus sama dengan jumlah device
- Ada / tidak ada time slotnya sudah didefenisi
Untuk lebih jelas diagram dalam gambar 6.10 berikut menunjukkan proses :

fo f1 f2 f3 f4

To Remote computer

Time Slot

Synchronous time division multiplexing A1 B1 A1 C1 D1 B2 C2 D2

Statistical time division multiplexing A1 B1 B2 C2 Ekstra bandwidth Available


First cycle Second cycle

Gambar 6.10. Statistical TDM

Catatan : Sebuah frame yang terdiri dari seluruh channel


BAB VII
OPEN SYSTEM INTERCONNECTION DAN
TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL

OPEN SYSTEM INTERCONNECTION REFERENCE MODEL


Model ini diusulkan oleh International Standard Organizational (ISO) untuk tujuan koneksi
open system (Open system interconnection = OSI), perhatikan diagram berikut pada gambar 7.1.
:
Layers Nama unit yang di operasikan
Protocol aplikasi
7 Aplikasi Ap likasi APDU

Protocol presentasi
6 Presentasi Presentasi PPDU
i

5 Session Protocol sessi Session SPDU

Protocol transportasi
4
Transportation Transportation TPDU
Boundary subnet komunikasi subnet
protokol intenal
3 Network Network Network Network Packsge ROUTERS

2
Data Link Data Link Data Link Switches /
Data Link Frame
Bridge

1
Physical Physical Physical Physical HUBS
Bit

Router Router
Host A Host B

Lapisan jaringan protokol host router


Lapisan link data protokol host router

Lapisan fisik data protokol host router

Gambar 7.1. Model referensi OSI


Misalnya : alur informasi yang mendukung lapisan 5 komunikasi virtual

M Protocol lapisan 5 M
Lapisan 5

Lapisan protocol 4
Lapisan 4 H4 M H4 M

Lapisan protocol 3
Lapisan 3 H3 H4 M1 H3 M2 H3 H4 M1 H3 M2

Lapisan protocol 2
Lapisan 2 H2 H3 H4 M1 T1 H2 H3 M2 T2 H2 H3 H4 M1 T2 H2 H3 M2 T2

Lapisan 1
Mesin sumber Mesin tujuan

Gambar 7.2. Alur informasi dalam lapisan 5

Hal yang perlu diperhatikan :


- Seolah–olah ada komunikasi horizontal antara peer (virtual communication) pada
kenyataannya komunikasi berlangsung vertikal dari lapisan atas ke lapisan bawahnya di
mesin sumber (source machine) dan dari lapisan bawah ke lapisan atasnya pada mesin tujuan
(destination machine)
- Headernya hanya ditunjukkan pada peer, tidak disampaikan pada layer di atasnya

Tabel 7.1. Garis-garis besar 7 Lapisan OSI


Lapisan Fungsi Contoh
Phsycal Mengubah data logika menjadi sinyal-sinyal listrik atau betuk RG-45 V.35, kable UTP, FDDI
lain yang lebih mudah dibawa serta mengaatur semua yang dan EIA/TIA-233
berhubungan dengan interface, cable, dan masalah fisik
lainnya
Data link Mengurusi masalah bagaimana data berlalu lintas melalui Teknologi ethernet, PPP, Frame
suatu media transmisi beserta pengaturannya, termasuk relay, FDDI, Token ring dan
pengalamatan secara fisikal MAC
Network Menangani pengalamatan secara logika dan mengatur agar IP, IPX, Apple talk dan ICMP
paket-paket data dapat dikirim ke alamat tersebut
Transport Menjamin sampainya data ke tempat yang dituju dengan TCP, UDP, SPX
akurat
Session Mengatur aliran data yang keluar masuk agar tepat menuju RPC, NetBios, SQL dan NFS
pada aplikasi yang menggunakannya
Presentation Mengubah format data yang akan keluar masuk menjadi JPEG, ASCII, TIFF, PICT, GIF,
bentuk yang dapat dibaca oleh manusia maupun komputer MPEG dan MIDI
Application Bertanggung jawab menyediakan kemampuan berkmunikasi Web Browser, HTTP, Telnet
untuk aplikasi-aplikasi yang digunakan dan FTP

ISU PENTING
- Addresing untuk identifikasi sender dan receiver (tergantung dari masing – masing lapisan)
- Transfer data :
 Simplex : 1 arah
 Half duplex : dua arah tidak bersamaan
 Full duplex : dua arah bersamaan ( dapat dibedakan dengan frekwensi)
- Error detection dan correction : error dapat terlihat pada deretan bit
- Sequencing : receiver mengurutkan paket yang diterima
- Flow control : fast sender tidak menenggelamkan slow receiver
- Routing : bagaimana sebuah paket dapat ditransformasikan dengan memilih jalan yang lebih
tepat ke network lainnya, dan jika ada kemungkinan permasalahan yang terjadi disebabkan
keterbatasan memori.
A A
HOST ROUTER ROUTER HOST
B B

Memiliki routing table

Gambar 7.3. Proses routing

Dalam implementasi LAN dan internet dikenal dua jenis routing :


1. Routing langsung (Direct Routing) : paket langsung dikirim ke tujuan karena remote host
berada dalam network / subnetnork dengan lokal host.
2. Routing tidak langsung (Indirect Routing) biasanya ditemukan dalam network yang memiliki
beberapa subnetwork / koneksi antar network di internet. Routing default dari host masing –
masing network akan diarahkan pada router yang terdapat pada network tersebut. Pertemuan
antara 1 router dengan router lainnya disebut hop. Proses routing sendiri memiliki beberapa
protokol yang digunakan diantaranya adalah Routing Information Protocol (RIP)
ROUTER
Pintu gerbang jaringan merupakan deskripsi yang tepat untuk menggambarkan sebuah
router. Jika jaringan komputer anda ingin berkomunikasi dengan komunitas jaringan lain, di sinilah
router diperlukan. Berawal dari routerlah internet dapat berkembang, karena sebenarnya internet
adalah sekumpulan komunitas jaringan komputer yang dapat diakses darimana saja.
Jika data ingin masuk ke dalam jaringan maka harus melewati router terlebih dahulu dan
begitu juga untuk keluar. Alamat yang diberikan pada router adalah alamat yang dikenal dan dapat
diakses jaringan lain, dan alamat tersebut adalah alamat IP. Perhatikan diagram berikut dalam
gambar 7.4.

A
Serial 0
B Keterangan :
UB Data yang dikirim / diterima
Hwitch/ ke / dari luar / dalam
s Internet /
?
C Outside Interface router yang berfungsi
Sebagai gateway untuk menghu
network’ bungkan dengan dunia luar
D
Serial 1 ? Proses logika yang dapat menentu
arah , tujuan dan memfilter data.

Gambar 7.4. Router dalam jaringan komputer


Setiap interface router dapat diberi alamat, sehingga data yang dikirim dari jaringan lain
mempunyai alamat tujuan yang jelas. Karena memiliki kelebihan untuk diberi alamat maka alamat
IP router-lah yang dicari lebih dahulu oleh router lain dalam pengiriman data. Setelah alamat router
ditemukan, barulah data akan diteruskan ke alamat jaringan komputer yang terhubung dibelakang
router. Alamat yang dapat diberikan pada router dapat lebih dari satu, tergantung banyaknya
interface router dan juga kebutuhannya.
SWITCH / BRIDGE
Switch sering disebut dengan multiport bridge, karena switch sebenarnya merupakan bridge
yang terdiri dari banyak port merupakan salah satu solusi untuk jaringan berskala sedang sampai
besar. Secara fisik tampilannya tidak berbeda dengan Hub. Switch terdiri dari banyak port ethernet,
begitu pula dengan Hub. Jika tidak ada keterangan yang jelas pada fisiknya, sulit sekali
membedakan kedua piranti tersebut. Namun bagi kemampuan kedua piranti tersebut sangat
berbeda, meski fungsinya tetap sama yaitu menyediakan fasilitas komunikasi antar komputer.
Kemampuan switch jauh lebih bagus daripada Hub.
Untuk membuat satu komputer dapat berkomunikasi dengan yang lainnya, swith tidak lagi
menggunakan satu media kabel saja untuk diakses bersama-sama (shared media) seperti Hub.
Switch membentuk suatu jalur khusus secara tidak nyata (virtual circuit). Jalur tersebut
menghubungkan dua komputer yang ingin berkomunikasi dengan lebih lancar.
Kemampuan virtual circuit adalah mengenal, menganalisis, dan menyimpan alamat MAC
dari setiap network card yang terhubung kepadanya. Jika ada data yang ingin menuju suatu tempat
melalui switch maka switch akan melihat alamat MAC asal dan tujuannya terlebih dahulu.
Kemudian alamat tujuan akan dicocokkan dengan database alamat MAC yang disimpan oleh
memori switch. Jika switch menemukan di port beberapa alamat tersebut berada maka data akan
langsung diteruskan ke tujuannya tanpa kemana-mana lagi.
Perhatikan diagram berikut dalam gambar 7.5.

Keterangan :
A ? Data yang dikirim / diterima
ke / dari luar / dalam
Swttch

B arah aliran ke / dari jaringan


ke jaringan

Proses logika yang dapat menentu


C ? ? Arah aliran data.

Gambar 7.5. Switch dalam jaringan komputer

SUBNET (NET MASK)


Sunet terdiri dari 32 bit yang akan mendefenisikan jumlah host dalam sebuah network.
Misalkan LAN kelas C biasanya menggunakan nilai subnet 255. 255. 255. 0 menandakan network
tersebut maksimal memiliki 254 host dengan sebuah alamat digunakan untuk broadcast dengan
implementasi :
 Network : 192. 168. 0. 0
 Range IP : 192. 168. 0. 1 – 192. 168. 0. 254
 Subnet : 255. 255. 255. 0
 Broadcast : 192. 168. 0. 255

Tabel 7.2. Connection – 0riented & connectionless services


Services Contoh Model
Reliable message stream Sequence of pages Connection Oriented
Reliable byte steam Remote login Connection Oriented
Unteliable connection Digitized voice Connection Oriented
Unreliable datagram Electronic junk mail Connectionless
Aknowledged datagram Registered mail Connectionless
Request – reply Database query Connectionless

OSI LAPISAN FISIK


Fungsi : mentransmisi “raw bit” melalui suatu saluran komunikasi lapisan ini memastikan
bahwa yang dikirim adalah sama dengan yang diterima.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
- Voltase untuk merepresentasikan 0 dan 1
- Jangka waktu (dalam sec) suatu bit dapat bertahan
- Jenis transfer data : simplex half / full duplex
- Bagaimana koneksi di bangun dan diputus
- Jumlah dan fungsi pin pada network connector
- Media transmisi

OSI LINK DATA


Fungsi :
- Menyiapkan saluran transmisi yang bebas error bagi lapisan jaringan. Sender memecah input
data menjadi frame–frame, mantransmisikannya secara terurut dan memproses
acknowldgement frame dan receiver. Penanganan displicate, damaged, dan lost frame
- Flwo control
- Error handler
Link data berada pada Medium Access Control (MAC) yang merupakan sub lapisan untuk
menangani pengguanan channel secara bersama pada broadcast jaringan.
OSI LAPISAN JARINGAN
Fungsi : Routing secara static atau dinamik, congestion control (kendali penyesatan), accounting
function (fungsi akuntansi).
Jika terdapat beberapa paket dalam subnet pada waktu sama dengan masing – masing cara
(bentuk bottlenecks) maka addressing digunakan oleh jaring kedua.
OSI LAPISAN TRANSPORT
Merupakan lapisan end to end berfungsi untuk menerima data dari lapisan sessi dan
memecahnya bila perlu, meneruskannya ke lapisan jaringan, memastikan setiap bagian sampai
dengan baik di receiver, juga mengatur koneksi jaringan yaitu : jaringan multiple vs multiplexing
dan demultiplexing. Tipe servis : error free point to point channel vs no guarantee, flow control.
OSI LAPISAN SESSI
Fungsi : memungkinkan pembuatan session enter para pengguna di beberapa mesin, servis
mengatur token dan sinkronisasi, contoh chating, telnet, mail.
OSI LAPISAN PRESENTASI
Fungsi : menangani sintaks dan semantik dari informasi yang ditransmisikan, data encoding
misalnya Ascii vs Unicode , integer.
OSI LAPISAN APLIKASI
Pada lapisan ini terdapat beberapa variasi protokol yang umumnya dibutuhkan. Untuk
menyelesaikan masalah perlu mendefenisikan abstrak network virtual terminal, file transfer, E–mail
remote job entry, directory look up.

OSI DAN TCP / IP REFERENCE MODELS


Contoh :modem, media saluran telepon
7. Application Application

6. Presentation
tidak ada dalam model
5. Session

4. Transport Transport

3. Network Internet

2. Data link Host to network


wireless Data yang merambat
Media berupa bit
1. Pysical cable

Gambar 7.6. Model referensi TCP / IP


`
TCP / IP REFERENCE MODEL
- Isu penting dalam perancangan : mampu menghubungkan berbagai jaringan secara
transparan, handal, hubungan antara “source” dan “destination” tidak terputus, walaupun
subnet terganggu, arsitektur yang fleksibel untuk mengantisipasi berbagai aplikasi.
- Digunakan oleh ARPANET dari US DoD yang merupakan cikal bakal internet

PROTOCOL & NETWORK DALAM TCP/IP MODEL


Lapisan (Osi Names)

TELNET FTP SMTP DNS


protokol

4. Application

TCP UDP 3. Transport

IP
Network

2. Transport

Arpanet Satnet Packet Radio LAN


1. Physical + data link

Gambar 7.7. Protocol dan networks dalam model TCP /IP


FTP : File Transfer Protocol
SMTP : Simple Mail Transfer Protocol
DNS : Domain Name System
UDP : User Datagram Protocol
TCP : Transmission Control Protocol
IP : Internet Protocol
LAN : Local Area Network

TCP/IP menggantikan protokol yang digunakan ARPANET sebelumnya yaitu Network


Control Protocol (NCP)
Fungsi TCP : pengontrol alur data dan handle pengiriman paket, termasuk bila terjadi kerusakan
(Recovery From Lost Packets)
Fungsi IP : Sebagai pengalamatan dan meneruskan paket data ke tujuan (Addressing & Forwarding
Of Individual Packets)
IP terdiri dari 32 bit dimana :
- 8 bit pertama menandakan sebuah network
- 24 bit lainnya sebagai pengalamatan untuk host dalam network
Dalam pengembangannya TCP/IP berjalan pada OS. UNIX termasuk BSD sedangkan dalam
DOS yaitu IPX, NETX. Kunci keberhasilannya adalah Sharing informasi antara ARPANET dan
komunitas di internet. Protokol lain yang dipakai sekarang : User Datagram Protokol (UDP),
Addressing Rosulation Protocol (ARP), Routing Information Protocol (RIP) semua ini mengacu
pada information sharing sebagai fungsi utama internet.

TCP/IP HOST TO NETWORK LAYER


- Tidak didefenisikan dengan baik
- Host terhubung kejaringan dengan menggunakan “suatu Protokol” agar host tersebut dapat
mengirimkan paket IP
- Protokol tersebut bervariasi tergantung jenis host dan jaringan
TCP/IP INTERNET LAYER
- Mendefenisikan format dan protokol internet (IP) paket
- Fungsi : memampukan host untuk menginjeksi paket ke jaringan. Paket tersebut berjalan
secara independen melalui berbagai jaringan hingga sampai ke tujuan, paket routing (mencari
rute static dan dinamik) congestion control
- Mirip dengan OSI lapisan jaringan
- Informasi lain :
Paket switching network prossenya berdasarkan relay

Paket 1 Paket 1
router tujuan

Paket 2 Paket 2

Gambar 7.8. Jaringan paket switching


Komponen lain LAN :
- Repeater
- Bridge
- Router

TCP/IP TRANSPORT LAYER


Fungsi : memampukan “peer entitas” pada “source” dan “destination host” untuk melakukan
percakapan (mirip dengan OSI transport layer) memiliki dua buah “end to end” protokol dimana :

TCP :
- Reliable connection oriented protocol
- Error free
- Sequencing
- Flow control
UDP :
- Unreliable, connection oriented protocol
- Kecepatan lebih penting dari keakuratan
IP

Domain user session (DUS) - Aplikasi :HTTP/FTP


Multimedia on frame - Transport : TCP/IP
(proses pengiriman gambar)

TCP/IP APPLICATION LAYER


- Telnet
- FTP : File Transfer Protocol
- HTTP : Hyper Text Transfer Protocol
- SMTP : Simple Mail Transfer Protocol
- DNS : Domain Name System
- SNMP : Simple Networking Management Protocol

DNS :
- System database terdistribusi
- format penamaan host di internet model hirarki (tree) berupa : hostname, subdomain (top
level domain) domain teratas (root domain ditulis titik) atau dapat dihilangkan.

Contoh penggunaan domain:


Yahoo.com\ mail atau Hemaviton.webdevelopmen.teras.net.id
- Null domain name setelah ID merupakan Root Domain
- ID merupakan Country Code Top Level Domain (CCTLD)
- Net merupakan Second Level Domain Names (SLDS)
- Teras merupakan Third Level Domain (atau domain teras.net.id)
- Web development Fourth level domain (subdomain dari teras.net.id)
- Hemaviton merupakan host name dari LAN di webdevelopment.teras.net.id
Diktat : Komunikasi Data Hal : 55

OSI VS TCP REFERENCE MODELS


- Persamaan : stack dari independend protocol dengan fungsi yang sama
- OSI Reference model didefenisikan sebelum ditemukannya protocol yang sesuai. Hal ini
sebaiknya terjadi pada TCP reference model
- Perbedaan : konsep “services, interfaces & protocol” pada OSI lebih kuat dari pada di TCP
yaitu:
 Services : apa yang dilakukan suatu layer
 Interface : para meter dan hasil suatu layer
 Protocol : implementasi dari services
- Perbedaan lain:
Protocol OSI lebih rapi terbungkus dari pada TCP serta lebih mudah diganti sesuai dengan
perkembangan teknologi.

Tabel 7.3. Perbedaan OSI dengan TCP


OSI TCP
Transport layer Connection oriented Connectionless & Connection oriented
Network layer Connectionless & Connectionless
Connection oriented

KRITIK TERHADAP OSI


- Teknologi jelek :
 Banyak dipengaruhi ke 7 layer IBM SNA ( System Network Arsitectur)
 Beberapa fungsi seperti flow control berulang – ulang di beberapa layer
 Tidak jelas penempatan feature pada suatu layer
 Awalnya merupakan connectionless dan conecction oriented protocol
 Communication mentality yang tidak sesuai dengnan cara kerja komputer dan software
- Bad timing : terjepit antara periode meningkatkannya aktivitas riset dan investasi besar –
besaran ke arah product TCP/IP
- Bad implementation : lambat
- Bad politics : birokrat dan dunia akademis

KRITIK TERHADAP TCP


- Tidak jelas membedakan konsep “service, interface, & protocol”
- Tidak dapat digunakan untuk menggambar “protocol Stack” lain
- Tidak jelasnya “host to network” layer
- Tidak membedakan physical dan data link layer
CONTOH JARINGAN
1. NOVEL NETWARE
- Jaringan PC sebagai client dan server
- Menggunakan protocol stack, di dasarkan pada Xerox Network System (XNS) lama dan
merupakan turunan OSI
Diktat : Komunikasi Data Hal : 56
Diktat : Komunikasi Data Hal : 57
Layer
Aplication SAP FILE SERVER ……..
NCP SPX
Transport IPX
Ethernet Token ring Arcnhet
Network
Ethernet Token ring arcnhet
Data link

physical Gambar 7.9. Bentuk lapisan Novel Netware

IPX : Internet Packet Exchange


NCP : Network core Protocol
SPX : Sequenced Packet Exchange
SAP : Service Advertising Protocol

byte 2 2 1 1 12 12
Destination address source addres data
tipe paket

control transport

panjang paket

checksum

Gambar 7.10. Bentuk pengalamatan Paket IPX novel netware

2. ARPANET
- Switch dari LAN ke WAN
- Model jaringan telepon
- Operasi proses :
 DOD
 ARPA (sebelumnya DARPA)
- Subnet berisi mini komputer disebut IMP (Interface Message Processors) dihubungkan
sebagai jalur transmisi. IMP juga terdapat pada masing – masing node (pada ruang yang
sama) yang terhubung dengan kabel pendek.
- IMP tidak memiliki disk, IMP terhubung dengan 56 KBps pada jalur telepon
Host-host protokol

host
Host IMP Prototcol

Source IMP to destination IMP protokol

IMP-IMP protokol IMP-IMP protokol

Subnet

IMP

Gambar 7.11. Proses penghungan IMP

- Software IMP untuk koneksi langsunng terminal disebut TIP (Terminal Interface Processors)

3. NSFNET
- Set up virtual network, pada awalnya CSNET berpusat di seputar di mesin tunggal untuk dial
up BBN. CSNET untuk call – up dan leave e- mail
- Pendahulu ARPANET
- Membangun backbone network untuk menghubungkan 6 super komputer di SAN DIEGO,
BOULDER, CHAMPAIGN, PITTSBURGH, ITHACA, PRINCETON : ke semua ini berisi
LSI–11 mikro komputer disebut fuzzball yang mampu koneksi 56 KBps

4. INTERNET
- Dapat dijalankan dengan ARPANET , TCP/IP, NSFNET
- Internet memiliki 4 aplikasi :
 E–mail
 News
 Remote login
 File transfer
 WWW (World Wide Web)

Tabel 7.4. Jenis–jenis protokol


Protokol Kadar transmisi maksimal Mode duplex
BELL103 300 bps Full
CCITT V.21 300 bps Full
BELL 212A 1.200 bps Full
ITU V.22 1.200 bps Half
ITU V.22 bis 2.400 bps Full
ITU V.29 9.600 bps Half
ITU V.32 9.600 bps Full
ITU V.32 bis 14.400 bps Full
ITU V.34 36.600 bps Full
ITU V.90 56.000 bps Full

5. ETHERNET
- Dipatenkan oleh XEROX
- Ethernet mengimplementasikan metode CSMA / CD (Carrier Sense Multiple Access with
Collision detection) untuk proyek wireless ALOHA (diatas kabel coaxial). Standarisasi oleh
IEEE
- Kecepatan transmisi data :10 sampai dengan 100 Mbps (dipasaran Ethernet berkecepatan 10
Mbps disebut seri 10 base
- Macam – macam jenis 10 base:
 10 Base 5
 10 Base 2
 10 Base T
 10 Base F
- CSMA/CD adalah host komputer yang akan mengirim data ke jaringan pertama sekali dan
memastikan bahwa jaringan tidak dipakai untuk transfer dari / oleh host komouter lain
dengan metode : bila terjadi penggunaan transmisi jaringan oleh host lain (coallision) maka
host komputer diharuskan mengulang permohonan (request) pengiriman pada waktu
berikutnya secara acak.
- Untuk memastikan posisi host komputer maka Ethernet di beri alamat sepanjang 48 bit yang
disimpan dalam chip (nampak pada saat komputer start) dalam urutan angka berbasis 16

NE * 000 ethercard probe at 0 x 300 : 00 40 05 61 20 e6 etho : NE2000 fount at 0 x 300, using


IRQ 9. Dengan 48 bit angka dikelompokkan masing–masing 8 bit berbasis 16, misalnya : (00 40 05
61 20 e6) dimana 3 angka di depan adalah kode perusahaan pembuat chip tersebut. Chip tersebut di
buat oleh ANI Communications Inc.
Berdasarkan address Ethernet maka setiap protocol komunikasi (TCP/IP, IPX, Apple Talk, dan
lain lain) memanfaatkan informasi masing–masing host komputer di jaringan.

A. 10 Base 5
- Menggunakan kabel coaxial sebagai media koneksi bus diameter 0,5 inci (10 mm) dan
biasanya warna kuning dan kedua ujung diberi konsentrator sehingga mempunyai resistansi
50 ohm.
- Satu segmen jaringan maksimal 500 m dan jika dipasang penghubung (repeater) bisa
mencapai 2,5 km
- Antara NIC (Network Interface Card) ada komputer (DTE) dengan media transmisi bus
(kabel coaxial) diperlukan transceiver (MAU, Medium Attachment Unit) jarak antara MAU
2,5 m dan hanya mampu menampung sebanyak 100 unit
- Konektor dipakai yang 15 pin

B. 10 Base 2
- Struktur bus
- Kabel diameter 5 mm (twisted Pair)
Diktat :Komunikasi Data Hal : 59
- MAU include dalam NIC
- Panjang maksimum segment sekitar 185 m, dan dapat disambung sampai 5 segment menjadi
925 m
- Setiap segmen maksimum menampung 30 unit komputer
- Butuh konsentraror (untuk resistansi 50 ohm)
- Jenis konektor BNC
DTE 1
R

DTE 4
DTE 2

DTE 2

Male BNC 50  terminator


NIC MAU
DTE
Female BNC MDI

Thin ethernet coax


(185 m max 0,5 m min) BNC tree

Male BNC connector

Gambar 7.12. Bentuk-bentuk penyambungan dengan BNC

C. 10 Base T
- Struktur star
- Include MAU dalam NIC
- Pengganti konsentrator dan repeater dibutuhkan hub
- Panjang segmen maksimum 100 m
- Setip hub bisa dihubungkan jaringan sampai dengan 4 unit dan bisa mencapai 1024 unit
DTE 1
DTE 2
R
DTE 3 Konektor 8 pin Jack (MDI) dan
DTE 4 RG45 plugs

Twisted pair cable (100 m max untuk


MAU Typical voice grade twisted pir cable)
Dan jenis cable UTP
R DTE NIC MAU

BNC MDI

5-port Repeater Hub 15-pin AUI Connector

Gambar 7.13. Bentuk penyambungan 10 Base T


Base F
- Berbentuk star
- Panjang jarak antara NIC dan konsentratornya lebih panjang 20 kali (2000 m)
- Transmisi output (TX) dan input menggunakan kabel / media yang berbeda
R
10 Base FL
Fiber Optic (FO)

F0 MAU

F0 MAU

F0 MAU
RX
repeater Hub
NIC
DTE TX
TX RX TX RX TX RX F0 Link to another F0 Hub

10 Base FL (segment)
(1200 m max )

Gambar 7.14. Bentuk sambungan 10 Base F

E. FAST ETHERNET (100 Base T Series)


- Menggunakan NIC
- Jenis Ethernet chip lainnya adalah seri 100 base antara lain :
 100 Base – T4
 100 Base – TX
 100 Base – FX
- kecepatan transmisi 100 Base melebihi kecepatan 10 Base antara 2 – 20 kali (20 – 200 Mbps)
- Didisain untuk menyaingi jenis LAN berkecepatan tinggi, seperti : FDDI, 100 VG – Any
LAN
BAB VIII
KONSEP JARINGAN

VIII. 1. PRINSIP DASAR JARINGAN


Metodologi dasar dalam mendisain jaringan untuk dapat melakukan komunikasi data adalah
sebagai berikut :
- Beberapa WAN seperti Public Switched Telephone Network (PSTN) menggunakan suatu
Mesh topology (sering disebut jaringan)
- Terdapat 4 topologi yaitu : Star, Bus, Ring, Hub/Tree
- Salah satu contoh LAN dengan topologi Star adalah private automatic branch exchange
(PABX) Digital
- Beberapa PABX banyak menggunakan teknik digital switching untuk merujuk Private
Digital Exchanges (PDX) untuk analogue – to – digital dan digital – to – analogue
- Path switch 64 KBps (digital voice)
- Teknik digital PDX memungkinkan service voice store dan forward

Untuk lebih jelas berikut dideskripsikan dalam gambar 8.1.

Office
Automation

Universitas / Factory
Hospital Automation

Closed System
International Standard organization (ISO)

Star Institute Of Electrical And Electrics


Application

Enginers (IEEE)
Domain

Ring National Bureau of Standard (NBS)


Standard
Bus bodies Electtrical Industries Association (EIA)
Topologies
Hub /
Tree LAN Europen Compter Manufactures
Association (ECMA)
Fiber Optic Transmission Medium
Media Access Carrier Sense Multiple Access (CSMA)
Twisted Pair Control
Token
Coaxial Cable
Distributed Queue, Dual Bus (DQDB)
Carrier Band
Base Band Broad Band Head End
rf Modem
Thin Wire Thick Wire Community Antenna TV Network (CATVN)

Gambar 8.1. Konfigurasi LAN


TOPOLOGI BUS
- Merupakan topologi standard dengan IEEE 802 (token bus)
- Terpasang untuk LAN/WAN
- Saat initial ring terpasang secara logikal dengan mengenali alamat masing-masing stasion dan
mengirim frame awal dengan mengijinkan ke stasion terdekat (tetangga) yang tercatat dalam
token.

STANDARD IEEE 802 (CSMA/CD, TOKEN BUS, TOKEN RING)


- IEEE 802.1 (interface primitive).
- IEEE 802.2 (lapisan data link) menggunakan logical link control (LLC) protocol.
- IEEE 802.3 – IEEE 802.5 menggambarkan ke tiga standard LAN : CSMA/CD (carrier sense
multiple access/collison detection), token bus, token ring.
- Masing-masing standard mengcover lapisan fisik dan protokol sub lapisan MAC.

IEEE 802.3 dan ETHETRNET


- Menetap pada LAN CSMA/CD
- Direlease oleh ALOHA yang mengijinkan komunikasi radio
- Kemudian juga digunakan Xerox Parc dengan 2.94 MBps pada LAN CSMA/CD
- Dapat mengkoneksikan 100 PC dan panjang kabel 1 km yang dikenal dengan ethernet.
- Ethernet Xerox berhasil pada Xerox, Dec, Intel dengan 10 MBps ethernet (baseband dengan 50
 kabel coaxial).

IEEE 802.3 : KABEL


- Untuk ethernet terdapat 4 tipe :
Tabel 8.1. Jenis-jenis cable 802.3
Nama Ciri Cable Segment max Node/Seg Keuntungan
10 Base 5 Tebal 500 m 100 Bagus pada backbones
10 Base 2 Tipis 200 m 30 Sistem termurah
10 Base T Twisted Pair 100 m 1024 Maintenance murah
10 Base F Fiber Optic 2000 m 1024 Bagus dalam bangunan

Terdapat
Terdapat tranceiver dan controller
controller

Vampire tap

HUB

Core
Tranceiver Connector

a. 10 Base 5 b. 10 Base 2 c. 10 Base T

Gambar 8.2. Model sambungan interface 802.3


KATEGORI KABEL

A B

A B C D
D

backbone backbone

a. Linier b. Spine c. Tree d. Segmented

Gambar 8.3. Kategori penyambungan kabel

PROTOKOL SUBLAYER 802.3 MAC


- Merupakan struktur frame, diawali dengan preamble (7 byte) berisi pola bit 10101010 dengan
Manchester encoding menghasilkan pola 10 MHz squarewave pada 5,6 sec
- Start frame berisi 10101011
- Frame berisi 2 alamat (source dan destination) dengan 6 byte dan 2 byte dengan baseband 10
MBps untuk alamatnya 6 byte
- Saat frame dikirim ke alamat grup maka semua stasion di grup menerimanya
- Proses pengiriman station grup disebut multicast
- Alamat berisi 1 bit cadangan untuk broadcast

Format frame 802.3


Byte 7 1 2 or 6 2 or 6 2 0..1500 0-46
preamble Alamat Alamat Data Pad checksum
tujuan sumber

Awal frame panjang field data

Gambar 8.4. Format frame prrotokol 802.3

LAN 10 MBps dengan panjang maksimum 2500 m dan 4 repeater. Semua frame untuk proses
kirim  2  dan minimum 51,2 sec untuk menghubungkan 64 byte untuk mendeteksi collision
selama 2.

PERFORMANSI 802.3
Asumsikan bahwa K stasiun selalu siap untuk transmit masing-masing stasiun punya
peluang A mendapatkan channel sehingga :
A = kp (1-p)k-1 dimana A selama = 1/k maka A adalah 1/e dimana k  ~
Peluang berisi berada pada interval j dalam A(1-A)j-1 jadi rata-rata slot adalah :
~
 jA (1-A)j-1 = 1/A
j=0
Masing-masing slot mempunyai durasi waktu 2, isi interval w = (2) / A ; asumsinya bahwa P
optimal dengan rata-rata slot  e jadi w paling banyak 2e  5,4. Jika rata-rata frame mengambil P
second untuk transmit pada waktu beberapa station mempunyai frame untuk dikirim maka :
Efisiensi channel = P / (P + 2/A)
Kabel maksimum untuk 2 stasion (kabel 2,5 km dan 4 repeater) dan paling tidak 2 tranceiver
(round trip time) dibatasi sampai dengan 51,2 sec dengan 10 MBps dihubungkan dhubungkan
dengan 512 bit atau 64 byte (ukuran minimum frame).
Panjang frame = 7 dengan bandwidth jaringan = B, panjang kabel = L, kecepatan sinyal = c,
isi slot frame = e dimana P = F/B sehingga :
Efisiensi channel = 1/(1 + (2BLe)/cF)

IEEE 802.4 : TOKEN BUS


Pada token bus akan dikenal bentuk rangkaian jaringan sebagai berikut :
Logical ring

Broadband coaxial cable

Not Logical Ring

Direction of token motion

Gambar 8.5. Token bus

PROTOKOL SUBLAYER TOKEN BUS MAC


Token bus mendefenisikan 4 prioritas class : 0,2,4,6 untuk traffic dimana 0 terendah dan 6
tertinggi. Contoh : parameter 50 stasion jaringan run pada 10 MBps dengan prioritas 6, 1/3
bandwidth untuk masing-masing stasion 67 KBps, perhatikan diagram berikut dalam gambar 8.6.
Byte 1 1 1 2 .. 6 2 .. 6 0 .. 8182 4 1
Alamat tujuan Alamat sumber Data checksum End delimiter

Frame control (tipe frame)


Start delimiter
premable

Gambar 8.6. Protokol sublayer token bus mac


Tabel 8.2. Frame control frame
Frame control Nama Arti
Field
00000000 Claim_token Claim token selama inisialisasi ring
00000001 Solicit_successor_1 Mengijinkan stasion-stasion masuk ring
00000010 Solicit_successor_2 Mengijinkan stasion-stasion masuk ring
00000011 Who_follows Recover dari token hilang
00000100 Resolve_contention Digunakan selama stasion banyak ingin
masuk
00001000 Token Pass token
00011000 Set_successor Ijinkan stasion keluar ring

IEEE 802.5 : TOKEN RING


Pada token ring akan dikenal bentuk rangkaian jaringan sebagai berikut :

Undirection ring

Undirection ring Ring interface

a. Topologi ring

1 bit delay

1 bit delay

To station From station

b. Listen mode c. Transmit mode

Gambar 8.7. Token ring

Token ring (lapisan fisik) : 16 MBps. Sinyal di encoding dengan Differensial manchester
absolute magnitudo (positive, negative) : 3,0 – 4,5 volt. Dalam topologi ring pada saat logical
terdapat wire-center berisi paling tidak 2 twisted pair : 1 stasion data terdapat dan satu lagi untuk
star-shaped ring. Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram berikut pada gambar 8.8.

Connector Wire center

cable
By pass relay
Station

Gambar 8.8. Bentuk penyambungan stasion dengan token ring


Diktat : Komunikasi Data Hal : 66
PROTOKOL SUBLAYER TOKEN RING MAC
Hal-hal penting dalam sublayer adalah :
- Tidak terdapat traffic
- Sirkulasi token 3 byte
- Waiting suatu stasion : 0 bit sampai dengan 1 bit
Perhatikan diagram berikut dalam gambar 8.9.
Diktat : Komunikasi Data Hal : 67
1 1 1
1 1 1 2 .. 6 2 .. 6 No limit 4 1
SD AC ED

a. Format token SD AC FC Alamat tujuan Alamat sumber Data checksum ED FS

Frame control (tipe Ending deimiter


frame)
Frame status
Start delimiter
premable
b. Format data frame

Gambar 8.9. Protokol sublayer token ring mac

- Stasion boleh memakai token disebut token holding time


- Instalasi nilai berbeda yaitu 10 msec
- Transisi dari frame lain (saat token holding time) yaitu 3 byte
- Transisi dengan different Manchester pattern (HH, LL)
- Access control berisi token bit, monitor bit, priority bit, reservation bit

Hal lain yang perlu diperhatikan :


1. A=0 dan C=0 maka destination tidak ada (tidak hidup)
2. A=1 dan C=0 maka destination ada tetapi frame tidak diterima
3. A=1 dan C=1 maka destination ada dan frame tercopy

Perhatikan tabel 8.3. berikut :

Tabel 8.3. Kontrol frame token ring


Kontrol field Nama Artinya
00000000 Duplikat address test Uji 2 stasion yang memiliki alamat sama
00000010 Beacom Digunakan untuk lokasi break dalam ring
00000011 Claim token Attemp to become monitor
00000100 Purge Reinitialize the ring
00000101 Active monitor present Issued periodically by the monitor
00000110 Standby monitor present Announces the presence of potensial monitor

CIRCUIT DAN PACKET SWITCHING


Model rangkaian instalasi dengan proses penghubungan data dengan suatu switch, dimana
DTE dengan Packet Switching Exhange dihubungkan satu sama lain dengan bentuk organisasi data
sedemikian rupa. Perhatikan diagram berikut pada gambar 8.10.

STMIK BUDIDARMA
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
- Standard interface bergabung pada public data network (PDN) yang membedakan 2 tipe switch
jaringan. Misalnya : Circuit switched network adalah public switched telephone network
(PSTN)
- Tipikal 64 KBps atau lebih
- PSTN dapat digandeng dengan Circuit switched data network (CSDN) dan untuk suara disebut
Integrated services digital network (ISDN)

DATAGRAM DAN VIRTUAL CIRCUIT


- Public switched packet data network (PSPDN) terdapat 2 tipe servis yaitu datagram dan
virtual call (circuit)
- Jika paket adalah multiple maka virtual call umumnya diseleksi
- DTE mengirim call request packet ke local PSE yang berisikan tambahan alamat DTE dengan
nomor tertentu disebut virtual circuit identifier (VCI)

Perhatikan diagram berikut pada gambar 8.11.

Virtual (call) circuit PSPDN

PSE

PSE PSE

Logical channel

PSE

Physical circuit

Gambar 8.11. Datagram dan virtual circuit

PACKET SWITCHED DATA NETWORK (PSDN)


Proses transpormasi data dalam jaringan dalam bentuk paket, dimana metodologi yang
digunakan sebagai berikut :
- Merupakan protokol akses jaringan dengan interface DTE dengan PSPDN yaitu X.25
- Protokol X.25 memiliki lokal significance (lapisan transport) dengan basis operasi end to end
- Pada lapisan fisik interface X.21 menjembatani DTE dan PTT (Postal, Telegrap, Telepon) dalam
local DCE

STMIK BUDIDARMA
- Link di lapisan protocol interface X.25 versi high level data link control (HDLC) dikenal LAPB
yang berfungsi menyediakan lapisan paket dengan transport paket bebas error
- Lapisan paket dengan kehandalan transper pada lapisan transport message (pesan) dikenal
transport protocol data unit (TPDU) dengan 1 MUX atau virtual call lebih (NSAP)

Untuk lebih jelas dideskripsikan pada diagram berikut dalam gambar 8.12.

X.21 / X.23 bis PSPDN X.21 / X.23 bis

DTE DCE PSE PSE DCE DTE

X.25 X.25

Internal network protokol

Lapisan fisik

DTE 4 3 2 1 DCE PSE PSE DCE 1 2 3 4 DTE


Lapisan link
Lapisan paket
Lapisan transport

Gambar 8.12. Transformasi data dalam PSDN


LAPISAN FISIK
Dengan interface X.25 untuk unit pesan dan interaksinya pada setiap lapisan dideskripsikan
sebagai berikut : Virtual circit (network service
Access point)

TPDU
DTE
TPDU
TPDU Transport layer
Paket layer
I - Field I - Field I - Field
Link layer
Physical layer

DCE DCE

01111110 …. Serial bit stream ….. 01111110

Gambar 8.13. Bentuk lapisan fisik dalam rangkaian

STMIK BUDIDARMA
BAB IX
PROTOKOL-PROTOKOL

STANDARD PROTOKOL
Berbagai macam standard protokol pada Local Area Network (LAN) yang terdapat pada
lapisan physical dan data link yang disesuaikan model ISO juga standard IEEE 802. Protokol ini
merupakan bagian tipe metode akses kontrol medium (MAC : Medium Akses Control).
Terdapat tiga jenis standard MAC :
1. IEEE 802.3 : CSMA/CD Bus
2. IEEE 802.4 : Token Bus
3. IEEE 802.5 : Token Ring

Lapisan Jaringan

Logical Link
Control 802.2 Lapisan Data Link
Model referensi
Medium Acces ISO untuk IEEE
802

Control 802.3 802.4 802.5

Physical Lapisan Fisik

Transmission medium

802.2 = Logical Link Control (LLC) Protokol


802.3 = CSMA/CD
802.4 = Token Bus
802.5 = Token Ring
CSMA/CD = Carrier Sense Multiple Access With Collision Detection

Gambar 9.1. Model referensi ISO untuk IEEE 802

LAYANAN SUBLAYER MAC :


1. Merupakan mode operasi CSMA/CD, Token ring, Token bus
2. Standard layanan oleh LLC sublayer ( Sub Lapisan Logical Link Control) untuk mentransfer
LLC-PDU ( Logical Ling Control-Protocol Data Unit) kesuatu layar yang berhubungan
3. Contoh layanan untuk user:
- MA.DATA.Request
- MA.DATA.Indication
- MA.DATA.Confirmation

Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram pada gambar 9.2.

LLC Layer MAC Layer Correspondent

LLC Layer

a.CSMA/CD:

MA DATA.request

MA DATA.confirm MA DATA.Indication

b.Token Bus/Ring
MA DATA.request
MA DATA.confirm MA DATA.Indication

Gambar 9.2. Layanan sublayer MAC

SUB LAYER LLC :


1. Berada dilapisan data link potokol
2. LLC protokol didasarkan pada high level data link control (HDLC)
3. Terdapat 2 tipe layanan user dengan protokol yang sudah digabung yaitu :
CONNECTIONLESS dan CONNECTION ORIENTED
4. Saat instalasi LAN dalam teknik dan lingkungan office maka hanya protokol
CONNECTIONLESS dengan send–data–with–no–acknowledge (SDN) yang di gunakan
5. Layanan user (primitive) adalah L.DATA.request dan semua data ditransfer menggunakan
unnumbered information (UI) frame.
Perhatikan interaksi antara LLC dan MAC pada diagram dalam gambar 9.3. berikut :

Network LLC MAC LLC Network

L.DATA.request MA.DATA. L.DATA.

(N-PDU) request (UI) MA DATA. indication

Request (UI) (N-PDU)

L.DATA. MA DATA. MA DATA. L.DATA.


Indication Indication request (UI) request
(N-PDU) (UI) (N-PDU)
Gambar 9.3. Sublayer LLC
6. L.DATA.request mempunyai parameter-parameter dengan spesifikasi SOURCE (lokal) dan
DESTINATION (remote) addresses dan DATA USER (service data unit) dan network layer
protokol data unit (N-PDU).
7. Alamat source dan destination masing-masing digabung pada alamat sublayer MAC dari DTE
dan penambahan Service Access Point (SAP) Address.

Untuk lebih jelas, perhatikan diagram berikut pada gambar 9.4.

SSAP = Source SAP


DSAP = Destination SAP
Network SA = Source Address
DA = Destination Address
SFD = Source Field
Destination
L.DATA. request FCS = Field Control Source
DSAP + DA
SSAP + SA
Link LLC Service
Service indicator
Primitive
Length Indicator
Uses Data
(N-PDU)

LLC. Protokol
Entity
LLC
LLC-PDU DSAP SSAP (N-PDU)

MA.DATA. request
DA
SA
Link Service class
Length Indicator
User data (LLC-PDU)

MAC Protokol
Entity
MAC
Preamble SFD DA SA LLC-PDU FCS

Physical
Lapisan fisik

Gambar 9.4. Service Access Point


8. Sublayer LLC membaca DSAP dan SSAP dari 2 parameter alamat yang tergabung dalam
L.DATA.request dan menyisip head pada LLC.PDU kemudian menambahkan lapisan jaringan
PDU (N-PDU) ke Sublayer MAC dengan parameter data user pada MA DATA.request
9. Service class yang digunakan oleh entitas protokol Sublayer MAC untuk menentukan prioritas
yang tergabung dalam frame jika token jaringan digunakan.

PROTOKOL PADA LAPISAN JARINGAN


1. Beroperasi dalam mode connectionless atau mode connection oriented
2. Dalam LAN bahwa message (frame) menggunakan point of attachment (pada sublayer
Mac) address lebih-lebih LAN mengutilisasi media high bit rate yang mempunyai bit errror rate
yang sangat rendah
3. Transit delay DTE-DTE tergabung pada masing-masing transfer message dan peluang message
corruption yang sangat rendah
4. Service transfer message dasar adalah N.UNIT_DATA_REQUEST dan INDICATION
5. DA dan SA tergabung pada sublayer MAC di DTE
6. Network Service Access Point (NSAP) juga digunakan
7. LLC – SAP secara kolektif mengijinkan pesan (message) melalui berbagai protokol terhadap
aplikasi proses yang berbeda (program-program) dalam DTE yang sama
8. Umumnya parameter Quality Of Service (QOS) yang memuat field-field untuk mengijinkan
delay transit, Prioritas Message dan parameter jaringan lain
9. N.REPORT.Indication digunakan provider jaringan LLC dan sublayer MAC untuk melaporkan
beberapa kondisi error yang mungkin berelasi terhadap permintaan transfer
10. Membangun N-PDU (Network PDU) untuk N.Unit_data.Request melalui Sublayer LLC dalam
parameter data user dari L_DATA.Request
11. Total jaringan dikenal internetwork atau internet dan individual network adalah
SUBNETWORK atau SUBNET
a.DTE DTE

User (Transport) Network Correspondent User


Layer Layer layer
N.UNIT.DATA.Request

Data N.UNIT-DATA.Indication

Transfer N.UNIT-DATA.Request
N.UNIT.DATA.Indication
Gambar 9.5. Internetwork

N.REPORT.Indication Network Error N.REPORT.Indication


Reporting
b. Service Primitive Parameter

N.UNIT.DATA.Request/Indication DA dan SA, QOS, User Data


N.REPORT.Indication Reason Code

KOMUNIKASI DATA PAKET


Dalam proses komunikasi data paket dalam rangkaian switching terdapat sejumlah aspek
yang perlu diperhatikan antara lain :
- Jaringan data : jalur komunikasi dan device switching memungkinkan proses pengiriman data
secara fisik
- Rangkaian : memungkinkan komunikasi 2 arah antara 2 titik dengan 2 saluran. Kapasitas
pengiriman pengiriman dalam rangkaian dinyatakan dengan lebar band dengan perbandingan
antara sinyal dan bunyi, misalnya : telepon umum dengan lebar band : 300-3400 Hz
- Saluran : hanya memungkinkan pengiriman 1 arah
- Rangkaian data : untuk mengirim data (kapasitas tidak dinyatakan dengan band melainkan
dengan bps). Rangkaian data lebih lambat (nilainya sangat kecil) maka dapat dianggap sebagai
konstan. Untuk lebih jelasnya perhatikan jaringan rangkaian switching dalam gambar 9.6.
Terminal start / stop T T T
Terminal sinkron

Jaringan data rangkaian


switching DSC

host
T

T T
DSC DSC
T T

T T

Rangkaian data

Gambar 9.6. Jaringan rangkaian switching

- Jaringan circuit switching disediakan untuk user


- Jalur pengiriman menggunakan multiplexing dan switching di data switching exchange (DSE)
dan juga dapat berdasarkan TDM
- Terminal-terminal yang sesuai disambung ke jaringan swiching yang terbagi 2 kelompok
yaitu terminal start/stop (modus start / stop) dan terminal sinkron (modus sinkron)
- Terminal start / stop berorientasi pada karakter dengan kode 7 bit (ISO-7, ASCII atau CCITT
no.5) atau kode 8 bit. Kode 7 bit dan 8 bit memenuhi standard V3 dan V4
- Terminal sinkron tidak berorientasi pada karakter tetapi pada blok
- Jaringan rangkaian switching bersifat bit sequence transparent (mereka tidak dapat mengenali
struktur apapun dalam arus bit (bit stream) yang dipertukarkan antara 2 terminal (user). Oleh
karena itu sinkronisasi karakter harus terjadi di terminal itu sendiri
- Jaringan data (telex) khusus dirancang untuk lalu lintas start / stop (tidak sinkron) yang identik
jaringan tidak sinkron
- Jaringan lain seperti Nordic Public Data Network (NPDN) (di Swedia) khusus untuk lalu lintas
sinkron yang identik jaringan sinkron. Untuk lebih jelas ditunjukkan pada gambar 9.7.

Jarngan data switching rangkaian

DCE DTE

MUX
DSC
DSC
DCE DTE

DSC DCE DTE


DSC

MUX MUX
Interface DTE/DCE
X20 (Start / Stop) / X21 (sinkron)
DCE DCE DCE DCE

DTE
DTE DTE DTE Peralatan pemakai (host dan terminal)

Gambar 9.7. Jaringan data switching rangkaian

JARINGAN SWITCHING RANGKAIAN UNTUK UMUM


Jaringan switching rangkaian untuk umum, terdapat pokok-pokok yang perlu diperhatikan
sebagai berikut :
- Interface dipasang antara DTE dan DCE untuk lalu lintas Start / Stop yang terdapat dalam
standard CCITT X.20 dan lalu lintas sinkron dalam X.21
- Dengan protocol X20 / X21 user dapat menyetel rangkaian data ke user lain dalam bentuk
jaringan yang sama
- Fungsi-fungsi digunakan untuk meyetel, memantau, menghapus sambungan disebut
pensinyalan
- Dalam jaringan data sinkron untuk umum mengemas data dalam amplop-amplop yang
menunjukkan apakah isi amplop yang bersangkutan berupa data pensinyalan atau data
pemakai. Metode ini ditunjukkan dalam gambar 9.8.

Amplop I Amplop II

F 5 n-bit F S data

Skandinavia  n = 8 ( 8 + 2 amplop)
Amerika, Perancis, Italia  n = ( 6 + 2 amplop)

Bit Status, menentukan apakah bit-bit data mengacu pada data atau pensinyalan

Bit Frame, bersama-sama dengan bit-bit F lain menyakinkan terlaksananya sinkronisasi pada penerima

Gambar 9.8. Jaringan data sinkron dalam amplop


- Amplop 6+2 sesuai multiplex frame, karena protokol pensinyalan berdasarkan kode no.5
CCITT (V4) dimana setiap karakter terdiri dari 8 bit (7 bit data dan 1 paritas) berarti 1
character sesuai untuk amplop 8+2
- Untuk komunikasi jarak jauh (tele) tidak cocok lagi dengan kawat disinilah perlu multiplexing
(FDM, TDM) memberikan jalan keluar
- Contoh FDM : Pengiriman 300 saluran telepon melalui sepasang kawat. Pada jaringan data
umumnya dipilih stacking dalam TDM (karena dapat dilakukan pada rangkaian digital yang
murah)
- Dalam TDM terdapat 2 faktor yang memiliki peranan :
+ Jumlah bit yang dialokasikan persatuan waktu (time slot) dalam sistem TDM
+ Kombinasi berbagai kecepatan dalam multiplex time frame
Contoh : Multiplex time frame dengan kecepatan 19.200 bps yang mengalokasi posisi-posisi
waktu :
 1 Saluran sinkron 9600 bps
 2 Saluran sinkron 2400 bps
 8 Saluran sinkron 600 bps
- Saluran dengan kecepatan terendah hanya diberi satu posisi waktu per frame. Lama (acuration)
frame ditentukan oleh kecepatan terendah dan jumlah bit per posisi waktu.
- Setiap posisi waktu dikirim 6 bit data dan lama frame 6/600 = 1/100 detik
Perhatikan diagram berikut dalam gambar 9.9.

9600 bps 11 X X X X X X X X
2400 bps
10 X

9 X

8
600 bps

4 X

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 …. 32
Posisi waktu ( 6 bit data) no. posisi waktu
Frame (lama 1/100 detik)

Gambar 9.9. Posisi waktu 6 bit data


- Jika bit data dibungkus dalam amplop 6+2 dan lama frame tetap 1/100 detik dan kecepatan bit
total tidak 19.200 bps melainkan (8/6) x 19.200 = 25.600 bps
- Jika ingin meningkatkan kapasitas total dari 2 x 9600 menjadi 5 x 9600 dan kecepatan bit total
menjadi 5/2 x 25.600 = 64 kbps dan hasil ini sesuai dengan telefoni PCM (dengan standar x 50
CCITT)
- Rekomondasi x 50 sesuai dengan :
+ Saluran 5 x 9600 bps atau
+ Saluran 10 x 4800 bps atau
+ Saluran 20 x 2400 bps atau
+ Saluran 80 x 600 bps atau
+ Kombinasi di atas

JARINGAN SWITCHING PAKET


- Membagi-bagi 1 jalur ke beberapa pemakai
- Untuk mendapatkan pembagian terbaik maka perlu memecah data yang dirutekan menjadi
paket-paket data
- Ukuran paket data (data user) antara 16 – 1024 byte (oktade) (tergantung jaringannya)
- Setiap paket mempunyai format header yang ditentukan oleh jaringan. Isi header digunakan
untuk mengarahkan paket-paket dengan tepat. Namun pemakai DTE-lah yang bertanggung
jawab memformat paket-paket itu dengan header
- Terminal menggunakan interface sesuai dengan rekomondasi dari CCITT X3, X28 dan X29
- Format-format pesan yang ditentukan oleh terminal itu dikonversi menjadi format paket yang
diminta oleh jaringan (dilakukan oleh node lokal)
- Tidak terdapat komunikasi end to end, karena sebelum pengiriman data harus diformat dahulu
menjadi paket-paket, jaringan switching paket dengan komunikasi tidak langsung sedangkan
switching rangkaian dengan komunikasi secara langsung

Node sumber atau node akses


DTE 1 1-4 1-5
1-4 Node tujuan
1-3
NODE 2-4 DTE 4
2-4
DTE 2 2-3
2-4 1-5
NODE 1-4
2-3 1-5

1-3 DTE 5
Paket

1-3 Paket dari DTE 1 ke DTE 3

NODE
2-3
DTE 3 1-3
Header Data
Paket

Paket

Gambar 9.10. Jaringan packet switching


- Komunikasi end to end terdapat di :
+ Terminal yang memanggil dan node sumber (node akses)
+ Di dalam jaringan antara node sumber dan node tujuan.
+ Antara node tujuan dengan terminal yang dipanggil.
- Jaringan switching paket menyediakan rangkaian yang sebenarnya bagi user untuk pengiriman
data, tampak sebagai sambungan titi ke titik biasa yang kenyataannya menggunakan teknik
TDM untuk banyak pemakai secara bersamaan.
- Rangkaian yang sebenarnya merupakan basis tingkat 3 x 25.

Jaringan data
switching paket
DCE Node
DTE

Level-1
Level-2
x21 x21-bis
LAP-B (HDLC)
Level-3
Protokol paket

Gambar 9.11. Rangkaian basis data 3 x 25

Level 1 : Interface fisik dan fisik untuk mempertahankan menonaktifkan sambungan antar
Level 2 : Link access procedure untuk pertukaran data untuk framing, sinkronisasi dan
pelacakan error antar DTE dan jari
Level 3 : Format paket dan prosedur pengontrol (rangkaian sebenarnya = virtua dan
mengirim data antar DTE dalam jaringan).

Pemakai jaringan switching paket mempunyai 2 fasilitas :


- Pemanggilan sebenarnya : Panggilan ini sementara membentuk rangkaian antara 2 DTE.
- Rangkaian sebenarnya permanen : Rangkaian ini menghubungkan 2 DTE secara permanen
melalui rangkaian sebenarnya.
- Nomor kelompok saluran logik (0 - 15) dan nomor saluran logik (0 – 255) dan panggilan
diatur dalam fase pengaturan panggil (call set-up).
- Nomor-nomor untuk rangkaian permanen diberikan bagian administrasi jaringan.
- Tersedia 4095 saluran logik pada setiap interface X25 juga diatur bagian administrasi jaringan
jika dinyatakan sebagai pelanggan.
Perhatikan diagram berikut dalam gambar 9.12.
Node DTE
DTE
Saluran Logik Node
Saluran logik Saluran Logik
Host tetap untuk Rangkaian sebenarnya DTE
Rangkaian fisik t PVC permanen (PVC) Node
DTE DTE

Node

Gambar 9.12. Saluran logika interface X.25


- Semua paket X25 memuat identifikasi nomor saluran logika dalam oktade 1 dan 2 pada paket
X26
Tabel 9.1. Nomor saluran paket X25

1 Pengidentifikasi format umum Nomor kelompok saluran logik

2
Nomor saluran logik
Pengidentifikasi jenis paket
3

- Permanent virtual circuit (PVC)


Node

DTE DTE

Ga
Saluran logik (tetap) Rangkaian mb
sebenarnya yang
permanen
ar
9.1
3.
Model PVC
Saluran logik (tetap)
- Prosedur untuk panggilan virtual :
+ Ready
+ Call set – up
+ Pengiriman data
+ Call cleaning
+ Ready
Perhatikan diagram berikut dalam gambar 9.14.

NODE NODE DCE DTE

DTE DCE NODE

Virtual circuit
Saluran logika

NODE NODE DCE DTE

Saluran logika

Call set-Up Call request Ready


End to end DTE waiting
Callconnected Incoming call

DCE waiting
End to end Data transper Call accepted
Data paket
Pengitiman data
Clear request Data packets
Clear indication
End to end DCE clear request
DCE clear indication
DCE clear confirm
DCE clear confirm

Ready
Ready

Gambar 9.14. Konfigurasi jaringan packet switching

Contoh switching paket.

Tipe Alamat tujuan Alamat pengirim Controler info Data


Paket

Header Paket

a. Bentuk switching paket


KT

PT KT
PT

PT KT
PT
LDSC

LDSC = Lokal Data Switching


Rangkaian trunk PT Centres
Node Node LDSC PT = Packet Terminal
PT TC = Terminal Centres
PT

Node
PT LDSC Node

Node
PT Jaringan transit

LDSC
PT

PT
KT
PT

KT

KT

b. Contoh jaringan switching paket

Gambar 9.15. Instalasi jaringan switching paket

- Setiap node mempunyai tabel routing yang menunjukkan rangkaian keluar yang mana harus
digunakan untuk mencapai berbagai alamat tujuan
- Routing ada 2 jenis statik dan dinamik
Statik = Jika tabel routing tidak dilengkapi / diperbaharui
Dinamik = Jika tabel routing dilengkapi / diperbaharui
- Pada keadaan tertentu ada routing alternatif dan jenis-jenisnya adalah :
+ Routing tetap : Rutenya selalu sama
+ Routing alternatif : Rute pengganti jika sewaktu-waktu terjadi kegagalan
+ Routing adatif : Rute disesuaikan dengan beban disambung tertentu
BAB X
LOCAL AREA NETWORK

PEMILIHAN LOCAL AREA NETWORK


Pemilihan Local Area Network (LAN) dapat dilakukan berdasarkan :
1. Topologi : Star, Ring, Bus, Hub / Tree.
2. Media transmisi : fiber optic, twisted pair, coaxial cable (carrier band, base band (thin–wire,
thick-wire), broad band (headend, rf modems, Community Antenna Television (CATV)
networks), dimana :
- Masing-masing channel ditempatkan pada band frekwensi tipikal 6 MHz bandwidth.
- Masing-masing sinyal video (bergantung variasi antenna) biasanya memodulasi suatu
frekwensi carrier
- Untuk komunikasi data dikenal two – way (duplex) capability :
 Sistem Single–Cable : mentransmisi dan menerima 2 frekwensi band berbeda dalam cable
yang sama
 Sistem Dual–Cable : 2 bagian cable dimana 1 bagian digunakan untuk lintasan transmisi
dan lainnya lintasan terima. Perhatikan diagram berikut dalam gambar 10.1.

Community Antenna

Headend

Trunk
Cable Directional
Coupler (Tap)
Trunk
Splitter

Broadband
Aplifier TV

Gambar 10.1. Dasar sistem CATV

- Sistem total cable band (Tipikal 5 – 450 MHz)


- Channel data simplex 9,6 Kbps hanya menbutuhkan pada setiap order 20 Khz total
bandwidth tersedia
- Sepasang band sub frekuensi 6 Mhz digunakan untuk menyediakan 300 channel atau 150 full
duplex.
3. Medium Access Control (MAC)
- CSMA/CD : untuk jaringan bus, dapat menghubungkan langsung pada cable yang sama
untuk mentransmisi semua data diantara sepasang DTE :
 Semua data yang di transmisi di encapsulasi dalam fram pada alamat DTE tujuan pada
head frame
 Frame ditransmisi (broadcast) dalam cable
 Membaca data berisi frame dan meresponsi terhadap protokol Link
- Control Token
 Token dikirimkan dari DTE yang satu ke DTE lain
 Suatu DTE hanya boleh mentransmisi satu frame selama memiliki token dan setelah
mentransmisi frame kemudian melepaskan token ke DTE lain
 Urutan Operasi :
 Suatu Logikal ring (terminal-terminal yang berhubungan) berada di physical
medium dan pembuatan token control
 Token dilepaskan dari DTE ke DTE diseputar logikal ring kemudian diterima oleh
DTE yang sedang menunggu untuk mengirim frame
 DTE yang menunggu mengirimkan frame yang menunggu dengan menggunakan
physical medium, setelah itu token control diberikan ke DTE berikutnya dalam
logikal ring

Perhatikan diagram berikut dalam gambar 10.2.


keterangan :
DTE DTE DTE DTE DTE
A B C D I

DTE 1 dan DTE2 di


abaikan
Physical medium
Logical ring

DTE DTE DTE DTE DTE


H G F E J

a. Token ring Physical medium

DTE DTE DTE DTE


A B C D

DTE DTE DTE DTE


H G F E

b. Token bus

Gambar 10.2. Token control dalam MAC


- Slotted Ring
 Untuk mengontrol akses pada jaringan ring
 Ring diinisialisai pada isi bilangan tetap dari digit biner dengan mode spesial dikenal
monitor
 Ring komplit diatur pada isi bilangan tetap dari slot-slot masing-masing yang membawa
frame ukuran informasi tetap. Perhatikan diagram berikut dalam gambar 10.3.

1 1 1 8 8 16 1 1 1 1 1 bit

Alamat tujuan Alamat sumber Data 1

Transmisi langsung
Parity

Parity Responsi Bit


00 : Sibuk
Monitor 01 : terima
10 : Tolak
Status 11 : terus

Status Transmisi langsung

Status

Status
Status

Gambar 10.3. Model transmisi langsung pada slotted ring

TOKEN
Perhatikan bentuk implementasi token dalam instalasi jaringan berikut :
D D
Token

A C A C
Frame

B B

Gambar 10.4. Bentuk token dan frame

TOKEN RING
- Digunakan di lingkungan kantor
- DTE melepaskan Token
 Slower rings (4 Mbps)
 Higher speed rings (16 Mbps)
- RING interface :
 Memiliki truk coumpling unit (TCU) form sebagai interface fisik dengan kabel medium
 TCU berisi sekumpulan relay dan tambahan elektronik untuk menjalankan dan menerima
sinyal ke/dari kabel
 TCU berada dalam state by pass dan melanjutkan lintasan transmisi
 Unit MAC meresponi beberapa fungsi sebagai frame enkapsulasi dan de encapsulation
- Format frame
1 1 1 2/6 2/6 <500 4 1 1

SD AC FC DA SA INFO FCS ED FS SD = start delimite AC = acces control FC = frame control


ED = end delimite FS = frame status FCS = frame check
Start frame FCS coverage end of frame sequence

Gambar 10.5. Format frame token ring

- Transmisi frame
Proses pengiriman frame berdasarkan prioritas dalam sirkulasi ring. Pengiriman frame yang ada
di dasarkan pada :
1. Prioritas terhadap frame-frame yang menunggu lebih besar atau sama dengan prioritas
token
2. Total waktu yang dipakai untuk transmisi didefenisikan dengan limit tertentu dikenal
token holding time.
- Frame Reception
Mengulangi sinyal masuk (bit) stream dalam deteksi ring
- Operasi prioritas
1. Frame-frame dengan prioritas tinggi dari prioritas layanan ring selalu ditransmissi pada
ring awal
2. Semua DTE memegang frame-frame dengan prioritas sama untuk memiliki hak akses
yang sama dalam ring

- Manajemen RING
Tabel 10.1. Tipe range token ring
Type frame Fungsi

Duplicate Addres Test (DAT) Ini sialisasai prosedur yang membolehkan station menentukan tidak
ada station dalam ring yang menggunakan address
Stand by Monitor Present (SMP) Memungkinkan station menentukan address tetangga dalam ring

Active Monitor Present (AMP) Tipe-tipe frame yang ditransmissi secara regular interval dengan
monitor selalu aktif dan station monitor dilewati
Claim Token (CT) Untuk menentukan monitor aktif bahwa jika ada yang gagal (dalam
prosedur)
Purge (PRG) Dugunakan monitor aktif menginisiasi semua station yang menganggur

Beacon (BCN) Untuk membeaconing procedure

Beacon : jika ada kegagalan serius seperti kabel rusak / pecah dalam ring disebut beacon dan
akan menginformasikan masing-masing DTE dalam ring untuk menunda pengiriman token
oleh protokol sampai kegagalan tersebut diperbaiki.

TOKEN BUS
- Merupakan standard topologi bus
- Dapat dterapkan oleh MAC (broadcast untuk bus, sequential untuk ring) untuk mengatur
logical ring
- Menghindarkan pengulangan
- Menggunakan kabel coaxial sebagai transmissi medium dan operasi mode broadband atau
modifikasi baseband dikenal carrierband
- Modulasi dan rangkaian control interface untuk performasi fungsi :
 Transmit data encoding (modulasi)
 Menerima data encoding (demulation)
 Membangkitkan clock

- Skema interface DTE


Coaxial cable

Modulasi dan interface


Physical interface modul
control circuit

MAC/phisical interface cable

Unit MAC Communication

Protokol control
DTE (station)

Gambar 10.6. Interface DTE

- Operasi dasar
Waktu slot = 2 x (waktu tunggu lintas transmissi) + waktu tunggu processing
- Token passing
 DTE dapat menstransmisi beberapa frame yang menunggu
 Setelah mengirim token, DTE mendengar suatu noise atau frame dengan FCS yang salah
dan selanjutnya mendengar waktu slot
- Prioritas operasi : terdapat 4 access class yaitu :
 Class 6 : pesan penting seperti relasi terhadap kondisi alarm kritis dan fungsi kontrol
gabungan
 Class 4 : relasi pesan ke aksi kontrol normal dan fungsi pengaturan ring
 Class 2 : relasi pesan ke data rutin terhadap data logikal
 Calss 0 : pesan berelasi terhadap program downloading dan file transfer umum yaitu pesan
panjang dan prioritas rendah

INTERNETWORKING
Internetworking sering disebut dengan internet, dimana seluruh aspek komunikasi sudah
diadopsi, baik dalam perangkaian jaringan secara fisik maupun kamunikasi data. Hal-hal yang perlu
diperhatikan sebagai berikut :
- Disainnya berupa Local Area Networking (LAN), Wide Area Networking (WAN) dan
Metropolitan Area Networking (MAN)
- Disesuaikan dengan terminologi ISO sebagai Intermediate System (IS) atau Internetworking
Unit (IWU)
- IS sebagai routing (router) menyediakan link antara dua jaringan dengan suatu gateway
- Protokol inverter digunakan dengan rujukan IS untuk operasi stack protokol yang berbeda
- Dalam lingkungan terbuka (system) protokol lapisan atas transport sampai dengan
application (OSI)
- Di satu sisi setiap jaringan dengan tipe yang berbeda maka router memiliki kumpulan
protokol jaringan yang berbeda tergabung pada port jaringan
- Paket (NPDU = Network Protokol Data Unit) diterima dari satu jaringan dan dilewatkan
sampai protokol-protokol terhubung terhadap semua anggota jaringan.
End system (Host) End system (Host)
Process application Process application
A- L A- L
IS (Router / Gateway)
P-L P-L
S-L IS S-L
Relay
T-L T-L
N-L N–L N – L’ N-L
D-L D–L D – L’ D-L
Physical Phy Phy’ Physical

Network ! Network 2

Gambar 10.7. Protokol-protokol dalam jaringan


- Performansi protokol converter merelay fungsi di atas layar application disebabkan
penambahan protokol jaringan pada tipe yang berbeda
- Layar protokol independend jaringan tinggi juga berbeda lebih-lebih pada protokol stack juga
berbeda pada jaringan yang sama
End system (Host)
IS End system (Host)
Process application Relay Process application
A- L A– L A – L’ A- L
P-L P–L P – L’ P-L
S-L S–L S – L’ S-L
T-L T-L T – L’ T-L
N-L N-L N – L’ N-L
D-L D-L D – L’ D-L
Physical Phy Phy’ Physical

Network ! Network 2

Gambar 10.8. Protokol-protokol dalam jaringan

End system /host merupakan komputer /workstation / server


ARSITEKTUR INTERNETWORKING
Arsitektur jaringan internetwork WAN dan LAN ditunjukkan pada diagram dalam gambar 10.9.

LAN

backbone
LAN 1

LAN 2 LAN 4

LAN 3

Station/end system

Bridge/router

a. Arsitektur single LAN

WAN

DTE/host

Packet switching exchange

b. Arsitektur single WAN

Gambar 10.9. Arsitektur internetwork


Contoh LAN / WAN interconnected

LAN LAN

WAN
Intermediate system (IS) Gateway

LAN LAN

Gambar 10.10. LAN / WAN interconnected

PROSES INTERNETWORKING
 Entitas protocol (internet) meyediakan alamat service pada user network service access point
(NSAP) untuk komunikasi pada user yang sama dalam remote system
Host / End System X Host / End System Y Host / End System Z

AP AP AP

T_E T_E T_E


Protocol entity Internet – Wide Area Network
Transport
NSAP_X NSAP_Y NSAP_Z
Lingkungan internetmengendalikan heterogenitas working banyak dalam jaringan
Entity ne
Gambar 10.11. Proses internetworking

 Hal-hal yang penting antara lain :


- Network servise
- Addressing
- Quality of servise
- Maximum pacet size
- Flow dan congestion(peyesatan) control
- Error reporting

NETWORK SERVICE
 Dalam LAN adalah pengalamatan sublayer MAC untuk mengenali end system (station/DTE)
dengan transparasi bridge untuk meremote atau meroute frame antara system terlebih delay
transisi pendek dan low bit error rote LAN dengan menggunakan protokol jaringan
connectionless network service (CL-NS)
 Dalam WAN memiliki connection oriented network service(CO-NS)
ADDRESSING
 NSAP address dipangil untuk mengidentifikasi suatu NS dalam end system WAN address
dengan system total network
 Pada jaringan tunggal bahwa point attacment(PA) address dari end system.
 NSAP address dan NS-user membangun PA address pada sistem terhubung dengan LSAP dan
NSAP interlayer address select dalam system
 Untuk basis NS-user dan NSAP address tidak memungkinkan mengkombinasikan network point
attacment (NPA) address dari masing-masing sistem menjadi internet

ROUTING
 Suatu service yang menerima NSAP dalam end sytem dan hiptesan internet sebagai berikut :
IS

ES1.1 NET_2 ES4.


IS
NET_1 NET_4
ES1.N ES4.
NET.n = networking n
IS.n = Intermediate IS ES2. ES2.
IS IS IS

ES5.
NET_3 IS NET_5
ES5.

IS 7 IS 8 IS 9
ES3. ES3.

NET_6

ES6. ES6.

Gambar 10.12. Proses routing

KUALITAS LAYANAN
 Parameter kualitas layanan (quality of service = QOS) terlihat saat adaya permintaan NSAP
termasuk delay transit(network system provider) untuk membagi NSDU ke tujuan
 Dengan connection-oriented network service, proses peer-to-peer (mengatur bagaimana
berkomunikasi ) menepatkan antara dua 2 NS saat pemanggilan dilakukan
 Internetworking yang terjadi antara tipe-tipe jaringan yang berbeda QOS
membuka/memungkinkan entitas dalam end system membangun knowledge internet-wide QOS
dibeberapa tujuan NSAP

UKURAN MAKSIMUM PAKET


Ukuran ini tergantung varuasi jaringan dengan beberapa faktor :
 But error rate (BER) : BER tertinggi dalam link jaringan, ukuran maksimum paket terendah
harus mengidikasikan jumlah paket signifikan yang diterima error free dengan peluang tinggi
 Transit delay : ukuran maksimum paket terpanjang, dengan paket terpanjang lain harus
menunggu link masing-masing sebelum dikirim dengan konsekuensi penambahan dalam paket
delay transit
 Memerlukan buffer storage : ukuran maksimum paket terkecil dengan ukuran buffer memory
terkecil di perlukan peyimpanan
 Processing overheads : ukuran maksimum paket terkecil, jumlah paket terbesar dibutuhkan
mengirim masing-masing pesan (NSDU) dengan konsekuensi penambahan dalam processing
overhead per pesan.

STRUKTUR LAPISAN JARINGAN INTERNETWORKING

 Sublayer protokol

ES / Host
transport entity
NSAP

SNICP
= Subnet Independend Convergece Protocol
SNDCP
= Subnet Dependend Convergence Protocol
SNDAP
= Subnet Dependend Access Protocol.
D_L

PHY

Network / Subnet

Gambar 10.13. Sublayer protokol

 Struktur IS
End system (Host)
Transport entity End system (Host)
NSAP-1 ♦
Transport entity = Logical Flow
IS  NSAP-2
SNICP = =Actual Flow
Routing + Relay + SNICP SNICP
SNDCP
SNDCP SNDCP’ SNDCP ES = End System
SNDAP
SNDAP SNDAP’ SNDAP
D-L IS = Intermediate System
D–L D – L’ D-L
Physical
Phy Phy’ Physical

Network / subnet 1 Network / subnet 2

Gambar 10.14. Protokol-protokol dalam jaringan


STANDARD PROTOKOL INTERNET
 Dalam WAN multipe X.25 dapat interconnected dengan X.75-based gateways
 Lapisan protokol paket X.25 yang menggunakan LAN untuk pendekan internetwork
mengadopsi X.25 sebagai protokol internet dan belakangan dioperasikan mode connection-
oriented atau dalam mode pseudo connectionless dengan menggunakan pilihan cepat
 SNICP (ISO 8475) berlandaskan internet protokol oleh DARPA (US. Defense Advanced
Research Projects Agency). DARPA internet-ARPANET- komputer mainframe dalam LAN
 Protokol internet yang tergabung dengan complete protocol suite (stack) yang disebut internet di
kenal TCP/IP termasuk transport dan protokol aplikasi.
 Semua spesifikasi protokol TCP/IP tersedia untuk umum (internet cape)
 Ada 2 standard protokol : Internet IP (IP) dan ISO-Internet; keduanya menggunakan OSI-
STACK
End system (Host) End system (Host)
AP AP
…… ……
Internet / Wide IP Protokol
TE TE
 IS / GW IS / GW  SNICP
SNDCP
SNDAP

Network / Network / Network /


Subnet Subnet Subnet

Gambar 10.15. Protokol-protokol dalam jaringan


INTERNET IP
- Struktur alamat frame

Bit order 1 7 8 16 24 32
0 netid hostid
Class A
2 14 16

1 0 netid hostid Class B


3 21 8
1 1 0 netid hostid Class C
4
1 1 1 0 multicast address Multicast
32
1 11 1 Reserved

Gambar 10.16. Struktur alamat frame

 Struktur alamat
Subnet

1 32
Internet-wide netid part 8 / 16 / 24 hostid Class A / B / C

Internet routing part Local part

Gambar 10.17. Struktur alamat subnet


 Struktur alamat modifikasi Class B

1 16 32
1 0 net id subnet hostid Class B

Gambar 10.18. Struktur alamat modifikasi Class B

 Kominikasi IP Adress (32 bit) dipecah 4 kelompok dan dikonversi ke decimal dengan dot
(periode) disebut dotted decimal
Contoh :
00001010 00000000 00000000 00000000 = 10.0.0.0 = Class A
= netid_10 (ARPANET)
10000000 00000011 00000010 00000011 = 128.3.2.3 = Class B
= netid_128.3 , hosted 2.3
11000000 00000000 00000001 11111111 = 192.0.1.255 = Class C
= all host broadcast on netid_192.0.1
 Wide – range subnet untuk jaringan berbeda didefenisikan batasan (boundary) subaddress pada
local address, kemudian menggunakan Adress Mask
Contoh :
11111111 11111111 11111111 00000000 = 255.255.255.0
Information About You :
TCP / IP Services Type PPP
(PAP,PPP,or SLIP)
Local IP Address 0.0.0.0
Local Domain Name idola.net.id
Local E-Mail Address ID_anda @idola.net.id
Login Username & Password ID_anda Password_anda
Pop3 Mailbox ID_anda Password_anda

Information About Your Provider (IDOLA)


Provider’s dialup phone number 3442121
Default Gateway IP Address 202.152.0.1
Domain Name Server IP Address 202.152.0.2

Host / Peer IP Adress (Slip Mly)


Mail Gateway / Server IP Adress Mail.idola.net.id
News Gateway / Server IP Adress News.idola.net.id
Subnet Mask 255.255.255.0
Login Script Send / Expect Send
Sequence Expect

DATA GRAM
Sebelum menggambarkan variasi fungsi-fungsi dan protocol-protokol yang bersatu dengan
IP Address juga mencatat format protocol IP unit data dikenal datagram, perhatikan diagram berikut
dalam gambar 10.19
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Version Header Length Type Of Service

Total Length

Identification

D M Fragment offset

Time to Live Protokol

Header Checksum

Source IP Addres

Destination

Option

Data

(  65536 Octets)

Type of service

8 9 10 11 12 13 14 15 16

Presedence D T R Unused

High relasi

High Throughput

Low Delay

Polority (0 – 7)
Gambar 10.19. Datagram Protokol IP

FUNGSI PROTOCOL
 Fragmentasi dan reassembly : menyesuaikan transper user message across networks / subnets
pada paket kecil dari data
 Routing : melakukan fungsi routing, IP dalam masing-masing houst source mengetahui lokasi
internet gateway / local router yang dihapus jaringan yang sama. Juga IP dalam masing-masing
gateway harus mengetahui route yang megikuti jangkauan network / subnets
 Error reporting : selama routing / reassembly datagram dalam host / gateway IP memanfaatkan
data gram, kemudian melaporkan semua performansinya.
LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT JARINGAN SEDERHANA
Berikut ini disajikan bagaimana membuat jaringan sederhana, jika anda memiliki lebih dari
1 komputer, ikutilah langkah-langkah berikut :
1. Siapkan network card yang kompatibel untuk masing-masing komputer. Siapkan kabel UTP
(Unshielded Twisted Pair) yang sudah dipasang dengan konektor RG-45 untuk koneksinya
2. Pasang network card pada setiap komputer, instalasi drivernya dengan benar. Jangan sampai
terjadi konflik pada network card, karena jika demikian network card tidak akan berfungsi
3. Jika hanya dua unit komputer yang ingin disambungkan , maka kita tidak perlu menggunakan
bantuan HUB atau SWITCH, sambungkan saja kedua ujung kabel UTP ke masing-masing
komputer. Namun syarat untuk menggunakan koneksi jenis ini adalah susunan kabel UTP
haruslah berjenis CROSS.
4. Jika lebih dari dua komputer, anda memerlukan sebuah HUB atau SWITCH bila ingin lebih baik
lagi. Hubungkan komputer ke HUB atau SWICH dengan menggunakan kabel UTP dengan
susunan STRAIGHT.
5. Setelah terpasang, berilah alamat IP pada masing-masing komputer. Caranya, masuklah ke
SETTING | CONTROL | PANEL | NETWORK. Di dalamnya anda akan menemukan boks berisi
servis-servis yang berhubungan dengan network. Pilihlah servis TCP/IP a (nama atau merk
network card anda), kemudian klik PROPERTIES.
6. Di dalam properties, anda akan menemukan beberapa tab. Masuklah ke tab IP ADDRESS,
setelah itu aturlah pilihan yang ada di dalamnya aga menunjuk ke kalimat SPECIFY AN IP
ADDRESS. Istilah IP Address dan SubNet Mask. Untuk jaringan kecil (CLASS C), alamat IP
yang cocok untuk digunakan adalah 192.168.1.x (x berarti dapat diisi sesuai dengan keinginan
anda) dengan subnet mask 255.255.255.0. Setelah mengklik OK, anda akan kembali ke menu
NETWORK.
7. Pada menu Network, masuklah ke tab IDENTIFICATION. Di dalam tab ini anda perlu mengisi
nama computer dan nama WORKGROUP. Setelah terisi dengan benar, klik OK, anda akan
kembali ke menu Network
8. Ulangi langkah-langkah di atas pada semua computer. Pastikan nomor IP tidak ada yang sama
antara dua computer. Pastikan juga nama Workgroup dari semua computer sama. Jika semua
langkah talah dilakukan dengan benar dan tidak ada kekurangan pada factor fisik, maka jaringan
anda sudah siap digunakan.

Anda mungkin juga menyukai