BAB I
PENDAHULUAN
Berbicara dengan jaringan computer tentu tidak bias lepas dari komunikasi data yang
digunakan sebagai sentral proses. Komunikasi data adalah melibatkaan “data processing” dan
“telecommunication”, dimana data processing adalah input program dengan data dalam sistem
komputer (media input)dan telecommunication adalah komunikasi jarak jauh dengan satu atau
beberapa informasi dilewatkan dengan elektromagnetik device, misalnya : konduktor listrik, radio,
sinar dan lain-lain.
Dengan demikian komunikasi data adalah pengolahan data atau informasi dalam sistem
komputer dan biasanya komunikasi tersebut dengan jarak jauh (teleprocessing) perhatikan gambar
berikut :
Hubungan komunikasi data dengan jaringan komputer diperlihatkan pada gambar berikut ini :
Terminal
Sistem
Terminal
Komputer
Jaringan
Telekomunikasi
Terminal
STMIK BUDIDARMA
Diktat : Komunikasi Data Hal : 2
TUJUAN KOMUNIKASI DATA
Melihat betapa pentingnya komunikasi data dalam performansi jaringan, sehingga tujuan
komunikasi data tersebut :
1. Efisiensi cost dan waktu mengirim atau menerima data/informasi dari user ke komputer atau
dari komputer ke user.
2. Adanya peluang untuk multi user
3. Penghematan sumber daya baik user ataupun operator
4. Mengurangi delay waktu
Dalam mengorganisasi komunikasi data adanya suatu konsekuensi yaitu terjadinya proses batch.
Proses batch adalah sistem komputer akan menerima atau mengirim setiap input (request) dari user-
user dengan mengatur (schedule) permintaan dalam suatu antrian kemudiaan melayaninya satu
persatu (Bentuk-bentuk pelayanan (service) dalam antrian, misalya : Prioritas, First Come First
Served (FCFS), Short Job First (SJF), Quantum, dan lain sebagainya). Pada saat service dilakukan
pasti ada delay untuk setiap jawaban disebut dengan proses batch atau tumpukan proses.
Terdapat dua (2) bentuk implementasi komunikasi data yaitu :
1. Off–line, merupakan suatu proses pengiriman atau penerimaan informasi dengan pemancar
(transmitter) ke pusat komputer oleh unit khusus dan direkam di storage, kemudian diproses
(program dan data) dimasukkan ke sistem (terdapat delay) dan hasil pengolahan disimpan
kembali ke storage. Bentuk pengolahan dilakukan dengan konveersi analog ke digital atau
digital ke analog. Hasil pengolahan data oleh pusat komputer akan diteruskan
pengirimannya ke tujuan lewat transmisi.
Catatan : bahwa jalur transmisi tidak berhubungan langsung dengan sistem komputer, itu
sebabnya tidak langsung diolah komputer.
2. On–line merupakan proses perubahan langsung bentuk jalur transmisi ke pusat komputer
(sudah terdapat alat khusus untuk merekam informasi dalam storage dan media ini
digunakan sebagai input oleh sistem komputer ke tujuan)
Diagram berikut ini akan menunjukkan bahwa dalam suatu badan / unit pengolah data
dengan mempertimbangkan konsep komunikasi data yang standard dan tidak standard .
Tanpa komunikasi data :
C.S C. S. C. S. C. S.
C. S. C. S. C. S.
STMIK BUDIDARMA
Diktat : Komunikasi Data Hal : 3
Dengan komunikasi Data :
Dalam komunikasi data terdapat berbagai macam bentuk Aplikasi sebagai berikut :
- Data Acquisition adalah mengumpulkan data dari sejumlah terminal (remote station) dan store
dalam pusat komputer untuk diolah dalam waktu tertentu.
- Data Distribution adalah data dalam sistem komputer disebarkan ke sejumlah terminal.
- Inquiry/response adalah (pemeriksaan/response) sering disebut real time, bahwa user-user
mempunyai akses langsung dalam komputer pusat untuk fungsi-fungsi khusus (program/file)
melalui terminal.
- Real time adalah fasilitas terhadap user-user untuk bertanya (ask) ke sistem komputer yang
selanjutnya diolah dan dijawab (dialog interactive).
- Store/retrieve
Mode
Pusat view Jaringan m monitor
data
Telepon
Umum
Telephone
Gambar 1.4. Bentuk penyimpanan dan pengambilan data dalam Komunikasi data
- Time Sharing adalah para user-user input program dan data dalam sistem komputer melalui
terminal ke sistem kemudian hasil olahan langsung di transmisi ke user-user dalam Video
Display Unit (VDU) atau printer secara interaktif atau bergiliran.
- Remote Job Entry adalah mengunakan sistem batch (queue).
STMIK BUDIDARMA
Diktat : Komunikasi Data Hal : 4
BAB II
SINYAL DIGITAL DAN SINYAL ANALOG
SINYAL
Proses transfer data dalam hubungan (link) antara media yang berbeda atau antara 2 sistem
disebut rangkaian sambungan(circuit link). Rangkaian sambungan dibedakan atas 2 jenis yaitu
kabel (fisik) dan satelit. Proses tranfer data melalui media tersebut disebut transmisi. Data
ditransmisi sebagai sinyal elektromagnetik (analog atau digital).
Teks Teks
1 2 3 4 5 6
Input informasi Input data Transmitted signal Received signal Output data Output informasi
(m) g (t) s (t) r (t) g’ (t) (m’)
Frequency domain :
Amplitudo (volt)
f 2f 3f 4f
frekwensi
Gambar 2.4. Domain Frekwensi
Sehingga bentuk sinyal analog dan data digital terbentu sebagai berikut :
amplitudo (volt)
1 gelombang
1 bit butuh waktu = ½ T (1/2 periode)
T = 1/(2f) = 1/400 second dalam 2 bit
Maka 1/(2f) = 1/800 second
A 1 1 1
0 time
-A 0 0 0
DATA ANALOG :
- Nilainya kontinu pada suatu interval
- Intensitas berubah secara kontinu
Contoh: suara, video.
DATA DIGITAL :
- Nilainya diskrit
Contoh : text dan integer yang direpresentasikan dengan sandi kode morse atau deretan
Bit-bit American Standard Code For Information Interchange (ASCII)
SINYAL ANALOG:
- Dalam bentuk eklektrik / elektromagnetik
- Gelombang berubah secara kontiniu
- Propagasi melalui berbagai media ( guided and unguided media) tergantung sprektum sinyal.
Misalnya :
- Suara : 1100 Hz- 7 KHz.
- Untuk lebih ekonomis, sistem telepon hanya menggunakan sprektum 300-3400 hz.
- Video : 4 MHz.
SINYAL DIGITAL :
- Sekuensinya dengan pulsa-pulsa voltage
- Tingkat voltase positif konstan untuk bit 1 dan voltase negatif untuk bit 0.
- Propagasi melalui guided media.
DATA DAN SINYAL
Aspek-aspek penting dalam merepresentasikan data dan sinyal adalah :
- Sinyal digital merepresentasi data digital dan sinyal analog merepresentasi data analog
- Sinyal analog juga bisa merepresentasi data digital dengan menggunakan modem (modulator
dan demulator)
- Sinyal digital juga merepresentasi data analog, misalnya : compact disk audio
Sinyal analog mempresentasikan data analog dan digital, perhatikan electromagnetic wave berikut :
Tranmisi Digital
Transmisi Transmisi data melalui pemrosesaan dan propagasi sinyal analog (misalnya telepon)
dan sinyal digital (misalnya ethernet card, dan lain sebagainya).
Bentuknya :
- Gelombang sinus
- Hanya dapat meambatkan data bentuk analog tanpa memperdulikan asal (analog/digital)
- Semakin jauh transmisi, semakin mengalami antenuation (pelemahan).
Akibat noise
Gambar 2.9. Bentk gelombang akibat noise
- Amplifier (penguat) untuk menguatkan sinyal, sebagai konsekuensinya noise juga akan kuat.
Keunggulan TD:
- Teknologi digital: - LSI dan VLSI : ukuraan kecil, biaya kecil.
- Integritas data : penggunaan repeater dibandingkan dengan amplifer memungkinkan data
ditransmisi lebih jauh tetapi kualitas rendah.
KOMPONEN FUNSIONAL
Komponen-komponen fungsioal diperlihatkan pada gambar berikut :
Sambungan Rangkaian :
rangkaian
CS CS/TS
Modem :
CS DCC M M DCC TS
M
Digital digital
Tingkat-tingkat Komunikasi:
CS DCC M M DCC TS
M
Samb.rangkaian
Samb. transmisi
Sambungan data
Sambungan Aplikasi
Catatan :
Saat penerimaan bit start akan memeriksa apakah sinkronisaai bit dan sinkronisassi karakter
terlaksana. Sinkronisasi bit terjadi saat penerimaan bit-bit data sedangkan sinkronisasi karakter akan
memeriksa apakah semua bit dari karaker yang bersangkutan diterima dengan benar.
Misalnya : cc c cc c
//
Bit-bit data
Bit stop
Bit start
Clock
mulai
Frame
data data
mod dem
pemancar clock
sync
Clock penerima
mod mod
dcc dcc
data
clock
transmisi
sinkron sinkron
Gambar 2.16. Sinkronisasi bit pada stasiun penerima
Paket
paket
CS
CS
TS
KODE
Kode adalah data dengan informasi yang dikodekan dalam bentuk tertentu, dimana
rangkaian karakter mencakup :
- Huruf : A…Z sebanyak 52 karakter
- Angka : 0…9 sebanyak 10 karakter
- Tanda : ; : , + .. – sebanyak 25 karakter
Kombinasi 6 bit => 26 = 64 < 90
7 bit => 27 =128 >90 sisa 30
Jenis-jenis kode :
1. kode 5 bit : telex / telegram (Baudot Code).
Dalam kode ini dikenal 32 bit kombinasi (kurang memadai, 26 kombinasi diberi makna ganda)
Huruf kecil : abjad
Huruf besar : tanda baca dan angka.
2. Kode 6 bit (kode transpac) : 64 kombinasi pembentuk karakter
3. Kode 7 bit : ISO-7 spec. terdapart dalam standard ISO-646
4. Kode 8 bit : EBCDIC (Extended binary Code Decimal Code ) : oleh IBM terdapat IBM terdapat
256 kombinasi.
KECEPATAN
Proses tranfer data lewat media tranmisi antara lain :
- kecepatan modulasi : baud (Bd).
- Kecepatan sinyal : bit per detik (bps)
- Kecepatan tranmisi : karakter per detik (cps)
Catatan :
Kecepatan sinyal > kecepatan modulasi
Kecepatan modulasi kecepatan sinyal kecepatan transmisi
Bd bps DC cps
mod controller Cs / Ts
em
Contoh :
Start – stop 110 Bd 110 bps 10 cps
Sinkron 1200 Bd 2400 bps 300 cps
1). Setiap karakter terdiri atas : 1 bit start + 7 bit data + 1 bit paritas + 2 bit stop = 11 bit.
kecepatan tranmisinya adalah 110:11 = 10 cps (110 bps relatif lambat –
modem langsung digunakan).
2). Kecepatan sinyal = 2400 bps (lebar band / tingkat frekwensi) tidak memadai – digunakan
modulasi menggabungkan 2 bit = 1 bit = ½ kecepatan modulasi = 1200 Bd.
Jika digunakan 7 bit + 1bit paritas maka kecepatan transmisi =2400 : 8 = 300 cps.
BAB III
METODE DETEKSI ERROR
PENDEKATAN METODE
Dalam mendeteksi error, terdapat 2 pendekatan antara lain:
1). Kontrol Forward Error
Bahwa untuk setiap transmisi karakter / frame yang berisi penambahan (redundand) informasi
sedemikian hingga “receiver” tidak hanya mendeteksi waktu error ada, tetapi juga menentukan
dimana terdapat arus bit (bit stream) terletak. Koreksi data kemudian dilakukan dengan “invert”
bit-bit tersebut.
2). FeedBack (Backward) Error Control
Bahwa untuk setiap transmisi karakter/frame termasuk informasi tambahan yang berlebih yang
memungkinkan “receiver” mendeteksi errror yang ada tanpa lokasi. Untuk suatu kontrol
“retransmission” digunakan meminta frame yang lain untuk koreksi penuh, copy informasi
yang mengindikasikan error diselesaikan.
BENTUK-BENTUK PENGECEKAN
PARITY CHECK (PC)
Metode parity bit adalah untuk mendeteksi bit error dengan asynchronous dan transmisi
synchronous yang berorientasi karakter. Pada suatu skema bahwa transmitter memberikan bit
tambahan (parity bit) untuk setiap karakter pokok yang ditransmisi.
Parity bit adalah suatu fungsi dari bit untuk melapisi karakter yang sedang ditransmisi,
menerima masing-masing karakter kemudian melakukan fungsi yang sama untuk karakter lain,
membandingkan hasil dengan parity bit yang diterima.
Perhatikan algaritma berikut :
If parity bit kirim = parity bit terima
Then
No error
Else
Transmission error terjadi
End
Parity bit / char maksudnya bahwa 1 bit code / char yang ada (modulo 2) dan parity bit-nya
sendiri (even parity) atau odd parity.
Setiap parity mengemas XOR gate (modulo-2 adder).
a).
Char yang ditransmisi Waktu
Posisi karakter
1 sb m sb Stop bit
Parity bitt
Start bit
Gambar 3.1. Bentuk Operasi Parity Check untuk karakter yang ditransmisi
0 0 0 bit 1 Truth
0 1 1 output Table
1 0 1 bit 2 +
1 1 0
Gambar 3.2. Bentuk Operasi Parity Check dalam Array dan Rangkaian
c). Membangun rangkaian parity bit
B6 B5 B4 B3 B2 B1 B0
+ inverter
d). Contoh :
1001001 1 (Even parity)
1001001 0 (Odd parity)
0 0 0 0 0 0 1 0 = STX
1 0 1 0 1 0 0 0
0 1 0 0 0 1 1 0
0 0 1 0 0 0 0 0 Isi Transmisi langsung
1 0 1 0 1 1 0 1 frame
0 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 1 1
1 0 0 0 0 0 1 1 = ETX
1 1 0 0 0 0 0 1 = BCC
Ket :
: kombinasi errror tidak terdeteksi.
Contoh di atas menggunakan odd parity untuk row parity bit, even parity untuk column
parity bit. Asumsikan bahwa frame berisi char tercetak dan tidak terdapat 2 bit error dalam column
yang sama pada satu waktu akan berpengaruh pada peluang 2 bit error pada single karakter yang
terjadi dengan demikian blok sum check error yang terdeteksi .
Transmisi Langsung
Pesan transmisi = 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1
Pesan diterima = 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1
Bahwa bit error burst length yang berbeda (I dan III) tidak dapat mendefenisikan 11 bit error
burst tunggal berikut. Single set dari digit check yang dihasilkan untuk setiap frame yang
ditransmisi tergantung isi frame.
Umumnya jumlah check digit / frame untuk mengantisipasi transmisi errror adalah 16 dan 32
bit. Check digit didasarkan pada Frame Check Digit (FCS) atau Cyclic Redundancy Check (CRC).
Jika :
(M * 2n ) G = Q + R/G ; Q= Quationt
(M * 2n – R) / G = Q ; Asumsi aritmatika modulo-2
Contoh :
Block pesan (frame) 8 bit ditransmisi berseberangan dengan data link CRC (untuk deteksi
error). Pembangkit polynomial 11001 untuk :
a). Frame Check Sequence (FCS)
b). FCS checking proses
c). Error Burst proses
Jawab :
jadi :
1 0 1 1 0 1 1 0 = quotiont (ignored)
11001 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0
+11001
001011
+ Maka :
00000 Frame : 11100110
Tambahan Zero : 111001100000
010111 Pembangkit Polinomial : 11001
Frame yang ditransmisi : 111001100110
+ 11001 (FCS / CRC)
011100
+
11001
001010
+
00000
010100
+ 11001
011010
+
11001
000110
+
00000
0 1 1 0 = sisa (Frame Check Sequence / Cyclic Redundancy Check)
b. Pesan : 11100110 selesaikan dengan FCS checking proses
10110110
11001 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0
+
11001
001011
+
00000
010111
+
11001
011100
+
11001
001010
+
00000
010101
+
11001
011000
+
11001
000000
+
00000
0 0 0 0 = sisa (no error)
c. Pesan : 11100110 selesaikan dengan Error Burst proses
1 0 1 1 0 1 1 0 = quotiont
11001 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1
Error Burst
+
11001
001011
+
00000
010111
+
11001
011100
+
11001
001011
+
00000
010111
+
11001
011101
+
11001
001001
+
00000
1 0 0 1 = sisa tidak sama dengan 0 (error deteksi)
Latihan :
nt*c)
clock
+ X3
0 1 2
X x x
TxC
1.s m.s
Transmited S-R . .
Diktat : Komunikasi Data Hal : 22
Paralel byte meload dengan alat
kontrol(*n) number +
Pulses 1.s………………m.s X0 X1 X2 X3
0 01100111 0 0 00
1 00110011 1 0 01
2 00011001 0 1 00
3 00001100 1 0 11 Time
4 00000110 1 1 00
5 0000011 0 1 10
7 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0
STMIK BUDIDARMA
0 0 000 0 1 1 0 0
8 0 00 0 0 1 1 0
9 00 0 0 1 1
10 0 0 0 1
11 0 0 TxD
STMIK BUDIDARMA
BAB IV
MODULATOR DEMULATOR
Faktor lain :
1. Pertambahan dalam rate data tehadpa pertambahan bit error rate (BER) : mengukur
performansi error atau kemungkinan suatu bit errror yang diterima (bit error ratio).
2. Pertambahan dalam SNR mengurangi bit error rate.
3. Pertambahan dalam bentuk bandwith mengijinkan pertambahan dalam rate data.
0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1
NRZ-L
NRZ-I
Bipolar-Ami
Pseudoternary
Manchester
Differential
Manchester
NRZ
Cara mentransmisi sinyal digital dalam 2 level voltase yang berbeda dengan digit 2 binary.
Contoh : tidak ada voltase yang dapat digunakan merepresentasikan biner 0 dengan suatu voltase
positif konstan merepresentsikan biner 1. Voltase negatif digunakan merepresentasikan satu nilai
biner dan voltase positif digunakan merepresentasikan yang lainnya.
NRZ-L
Digunakan untuk menghasilkan data digital dengan terminal dan peralatan lainnya. Jika
kode yang digunakan berbeda pada transmisi, sinyal yang diperoleh dari NRZ-L (g(t)) dan sinyal
encoding adalah x(t).
NRZ-I
Variasi NRZ (Non Return to Zero, inverted to one), NRZ-I menjamin pulsa voltase konstan
selama durasi waktu bit. Data yang di encode ada / tidak ada pada transmisi sinyal pada awal bit.
Trasnsisi (low to high) atau (high to low) di awal bit dinotasikan biner 1 tidak ada transisi
mengindikasikan biner 0.
2.0
1.8
1.6
1.4
1.2
1.0
0.8
0.4
0.2
Keterangan :
AMI = alternatif mark inversion
B8ZS = bipolar with 8 zeros subtituion
F = frequency
HDB3 =high density bipolar – 3 zeros
R = data rate
IEEE = Institute of enginering electrical of electric
ISO = international standard organization
SNI = standar national indonesia
DIFFERENTIAL ENCODING
NRZ-I adalah contohnya
Data differensentasi sebagai perubahan, bukan tingkat voltase tertentu
Jika ada noise, diff. Encoding lebih handal mendeteksi transisi dibanding dengan suatu nilai
tegangan
NRZ Pros dan Cons
pros : mudah, bandwith digunakan dengan baik
Cons : tidak ada fasilitas sinkronisasi digunakan pada perekaman magnetic, jarang dipakai
untuk transmisi sinyal
BIPHASE MANCHESTER
Transisi ditengah interval suatu bit
Transisi tersebut digunakan untuk data clock
0=transisi dari high to low ditengah interval bit
1=transisi dari low to high ditengah interval bit
digunakan pada IEEE 802.3 (Ethernet).
BIPHASE DIFFERENTIAL MANCHESTER
Transisi ditengah interval bit hanya untuk clocking.
untuk data : 0=transisi diawal interval bit, 1=tidak ada transisi diawal interval bit
Digunakan oleh IEEE 802.5 (token ring).
MODULATION RATE
Modulation rate ditunjukkan pada diagram berikut :
NRZ-I 1 1 1 1 1
1 bit = 1 elemen
signal
= 1 s
Manchester 5 bit = 5 s
TEKNIK ENCODING
Amplitodo – shift keying (ASK)
Frequency – shift keying (FSK).
Phase – shift keying (PSK).
TEKNIK MODULASI (ASK)
0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0
Optical Fiber
0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0
Ratio dengan frekwensi tinggi.
Coaxial dengan frekwensi tinggi
0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0
ASK : Nilai 2 biner representasi dengan 2 amplitudo yang berbeda pada frekwensi carrier. 1
amplitudo adalah zero (1amplitudo konstan) dari carrier maka hasil sinyal adalah :
S(t) = A cos (2fct) biner 1 sinyal carrier
0 biner 0
FSK : Nilai 2 biner direpresentasi dengan 2 frekwensi yang berbeda dekat frekwensi carrier.
Maka hasil sinyal adalah :
S(t) = A cos (2fct) biner 1
A cos (2f2t) biner 0
dimana f1, f2 adalah effect dari frekwensi carrier fc
Operasi full duplex FSK( bell system 108 series modem) dengan aproksimasi frekwensi :
300 – 3400 Hz. Frekwensi untuk merepresentsikan 1 dan 0 dipusatkan pada 1170 hz dengan
pergeseran 100 Hz ke sisi lain.
Modem menggunakan frekwensi shift 100 hz untuk @ side dari pusat frekwensi 2125 hz.
Jalur suara >= 1200 bps (high frekwensi 3-30 mhz)(transisi radio), juga pada LAN dengan coaxial
cable sehingga PSK menjadi :
S(t) = A cos (2fct + ) biner 1
A cos (2fct) biner 0
Untuk lebih efisien menggunakan bandwith @signal element merepresentasikan lebih besar
1 bit dengan phase shift 1800 dalam PSK dikenal Quadratic Phase-Shift Keying (QPSK).
Phase shift multiple dari /2 (900) menjadi :
A cos (2fct + /4) 1 1
QPSK S(t) = A cos (2fct + 3/4) 1 0
A cos (2fct + 5/4) 0 0
A cos (2fct + 7/4) 0 1
Perbedaan sinyal data rate R (bps) dan modulation rate D (baud) asumsikan anggotanya NRZ-
L input digital.
Data Rate R = 1/tb ; tb= width @ NRZ-L bit sinyal encoded berisi b = 4 bit dalam @
elemen sinyal L< 16
Modulation rate D adalah R/4 sebab @ menukar elemen sinyal berkomunikasi dengan 4 bit.
Kecepatan sinyal adalah 2400 baud untuk jalur suara yang punya modulation rate
Data rate adalah 9600 bps
AMI,
1.0 Psaeudoternary,
1.0-1 ASK, FSK
1.0-2
1.0-3
1.0-4 3 db
1.0-5 NRZ, Biphase,
1.0-6 PSK, QPSK
1.0-7
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
(Eb /No) (dB
Gambar 4.7. Grafik kecepatan sinyal dengan data rate
Tabel 4.2. Data rate ke transmisi bandwith ratio untuk variasi digital ke analog
R=0 R=0.5 R=1
ASK : 1.0 0.67 0.5
FSK :
Wideband (F>>R) ~0 ~0 ~0
Narrowband (F fc ) 1.0 0.67 0.5
PSK : 1.0 0.67 0.5
Sinyal multilevel
L =4, b=2 2.00 1.33 1.00
L=8, b=3 3.00 2.00 1.50
L=16, b=4 4.00 2.67 2.00
L=32, b= 5 5.00 3.33
Contoh :
Berapa efisiensi bandwith untuk FSK, ASK, PSK, QPSK pada 1 BER di 10-7 dalam channel
dengan sebuah SNR dari 12 dB
Jawab :
Kita mempunyai :
Eb/No = 12 dB – (R/Bt)dB
Untuk FSK dan ASK (grafik BER)
Eb/No =14.2 dB ; (R/Bt)dB=-2,2 dB ; R/Bt=0.6
Untuk PSk :
Eb/No = 11.2 dB ; (R/bt)dB=0.8 dB ;R/Bt=1.2
Maka hasil QPSK nilai baud rate D=R/2 kemudian
R/Bt=2.4
Aprokmasinya adalah : BT=0.5 (1+r)D
NRZ, D=R => R/BT=2/(1+r)
DATA ANALOG MENJADI SINYAL DIGITAL
Perubahan data analog menjadi sinyal analog bervariasi sebagai berikut :
Data digital ditransmisi dengan NRZ-L
Data digital ditransmisi dengan encoding yang lain
Data digital dikonversikan lagi ke sinyal analog.
modulator
digitizer
|1.52 1.5
1.5
1.3
1.1
0.9 |1.08 1.1
|0.27 0.3
0.7 |0.56 0.6
|0.92 0.9
|0.28 0.3
0.5
0.3
0.1 |0.11 0.1
0
||1/(2fm)| jumlah sampel
0 0000
1 0001
2 0010
3 0011
4 0100
5 0101
6 0110
7 0111
8 1000
9 1001
10 1010
11 1011
12 1100
13 1101
14 1110
15 1111
AMPLITUDO MODULATION
Modulasi sederhana, dengan porses : s(t)=[1+naX(t)] cos 2fct dimana : cos 2fct
adalah carrier.
X(t) adalah sinyal input
Na adalah parameter (indeks modulasi).
Contoh :
AM (ANGLE MODULATION)
Gabungan FM dan PM
Fungsi : s(t)=Ac cos [2fct + (t)]
Untuk PM bahwa signal modulasi proportional : (t)=np m (t) np index modulasi
Untuk FM bahwa sinyal modulasi proportional : ’(t)= nf m(t) index frekwensi modulasi
Carrier
Modulasi sine wave signal
AM (DSBT) wave
PM wave
FM wave
d2(t)
R/2 bps X
Gambar 4.13. Modulator QAM
BAB V
INTERFACE DAN PEMELIHARAAN INTERFACE
Perangkat pemograman data digital memiliki batasan kapasitas transmisi dan akan terlihat
pada perangkat teknologi transmisi.
Untuk mendukung DTE dengan jalur suara Modem terdapat 6 aspek sebagai berikut :
- Mekanikal : ISO 2110
- Electrical : V.28
- Functional : V.24
- Procedural : V.24
Spesifikasi mekanikal :
Transmitted
Request to send DCE Received line signal Reserved for Sec. Rec’d line
data
Ready for receiving ready detector testing signal detector
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Sec. trans’d Sec. rec’d Local loop DTE Data ring Trans’d sign.
data data back ready indicator Elem. timing
Trans’d sign. Rece’d sign. Sec. request Remote loopback / Data signal Test mode
element time element time to send signal quality detector rate select
Spesifikasi electrical :
Sinyal antara DTE dan DCE
Tergantung fungsi dari masing-masing interchange circuit, nilai elektrik sebagai data /
kontrol
NRZ-L untuk data untuk voltase <-3 volt adalah binary 1 dan >+3volt adalah binary 0
Sinyal rate < 20 KBps dan jarak < 15 m
Kontrol sinyal untuk voltase <-3 volt adalah OFF dan >+3 volt adalah ON
Spesfikasi fungsional :
Saat DTE hidup maka pin 20 (DTE ready) diberi nilai 1 dan DCE beralih ke DTE
Spesifikasi procedural :
DTE menyatakan request to send (pin 4)
Modem siap menerima data dan akan membalas dengan clear to send (pin 5).
DTE akan mengirimkan data (1’s & 0’s) ke modem A melalui pin 2 (transmitted data)
Modem melakukan modulasi dan mengirimkannya melalui analog carrier signal
Modem tujuan melakukan konversi ke sinyal digital dan mengirimkannya ke DTE tujuan
melalui pin 3 (received data).
RI = 0 RI =ring indicator
TD = RD RD = received data
DTR = 1
DSR, DCD = 1
Urutan peristiwa diawali dengan DCE mengirim sinyal RI (ring indikator) setelah telepon
yang terhubung ke modem berdering kemudian :
1. Menerima sinyal RI, DTE membalas dengan sinyal DTR yang menyatakan DTE siap melayani
panggillan telepon
2. Setelah menerima sinyal DTR, modem akan mengangkat handset telepon untuk menghubungi
dirinya dengan pesawat telepon pemanggil, selesai melakukan ini modem mengirim sinyal
DSR (DCE ready)
3. Setelah modem menerima sinyal jawaban dari pesawat telepon pemanggil modem mengirim
sinyal DCD
4. Pasangan sinyal RTS dan CTS dipakai untuk mengatur arah data yang dikomunikasikan
melalui modem yang hanya bisa melakukan komunikasi half duplex pada modem yang bisa
melakukan full duplex (komunikasi dua arah sepenuhnya) sinyal RTS di-nol-kan
5. Menerima sinyal RTS modem akan membalas dengan sinyal CTS
6. Sampai di sini sudah siap diselenggarakan komunikasi antar 2 DTE (komputer) lewat modem
(bantuan sepasang DCE)
7. Komunikasi ini diakhiri dengan cara DTE menghentikan sinyal DTR (DTR =1)
8. Mengetahui data terminal tidak lagi melanjutkan komunikasi modem pun menghentikan
komunikasi dengan cara membuat DSR dan DCD menjadi 1.
Menghubungi pesawat telepon lain
Pertukaran sinyal antara DTE dan DCE dalam proses DTE menghubungi pesawat telepon lain
lewat modem dengan cara :
1. DCE menyatakan dirinya siap berkomunikasi dengan sinyal DTR
2. Menerima sinyal DTR, modem akan mengangkat handset telepon untuk menghubungkan
dirinya dengan sentral telepon, selesai melakukan ini modem mengirim sinyal DSR (DCE
ready)
3. DTE mengirim sinyal RTS sebagai tanda akan mengirim data
4. Sinyal RTS ini dijawab dengan CTS menandakan modem siap menerima kiriman data
5. Berikutnya DTE mengirim perintah ke modem untuk menghubungi nomor pesawat telepon,
perintah ini berupa teks ‘ATDT5024585’ dimana
AT = awalan perintah untuk modem
DT = dial tone yaitu nomor telepon yang dikirim dengan sinyal DTMF (tone dialing)
5024585 adalah nomor pesawat telepon yang akan dihubungi
6. Menerima perintah tersebut modem akan menghubungi no telepon yang dimaksud, setelah
terjadi hubungan dengan pesawat telepon yang diminta, modem memberitahukan hal ini
dengan sinyal DCD
7. Komunikasi antar 2 komputer selanjutnya dengan dilakukan lewat jalur TD dan RD
8. Komunikasi ini diakhiri dengan cara DTE menghentikan sinyal DTR (DTR = 1)
9. Mengetahui data terminal tidak lagi melanjutkan komunikasi, modem pun menghentikan
komunikasi dengan cara membuat DSR Dan DCD menjadi 1.
Untuk lebih jelas perhatikan diagram berikut :
DTE DCE
DTR = 0
DSR = 0
RTS = 0
CTS = 0
TD = ‘ATDT5024585
DCD = 0
TD = RD
DTR = 1
DSR, DCD = 1
Bahwa langkah 7 sama sekali tidak diatur oleh standard RS 232 karena tata cara
pembicaraan antar 2 komputer ini ditentukan sendiri lewat protokol komunikasi yang dipilih
oleh pemakai modem.
Menghubungkan AT89C2051 ke modem
AT89C2051 memiliki UART, data seri UART tersebut merupakan sinyal TD dan RD dalam
sistem RS 232, sedangkan sinyal-sinyal RS-232 yang lain misalnya : RTS, CTR, DTR, DSR dan
lain sebagainya dibentuk sendiri dengan memakai port paralel yang ada.
Proses pertukaran informasi antara DTE (dalam hal ini AT89C2051 bertindak sebagai DTE)
dan DCE (modem) seperti yang dibahas di atas sepenuhnya dilakukan dengan program.
RS – 449
Digunakan dengan RS-422 / RS-423 dengan sinyal elektrik sepanjang DTE/DCE digunakan.
RS-449 memiliki konektor pin 37 dengan rangkuman sebagai berikut :
DCE DCE (modem)
DM data mode
CCITT V-series
ALTERNATIF MODEM
MOD DEM
HT HT DTE
DTE PSTN MOD
DEM
Catatan :
Mod = modulator section HT = hybrid transformer
DEMUX=demultiplexe
MUX = multiplexer
LATAR BELAKANG
Merupakan bagian dari komunikasi data dengan batas-batas kemampuan sebagai berikut :
- Data rate semakin tinggi maka biaya per KBps semakin efektif (cost – effective)
- Sebagian besar aplikasi secara individual (mis : PC) membutuhkan data rate yang tidak terlalu
tinggi misalnya : 9600 Bps – 64 KBps
- Hal yang sama berlaku pada komunikasi suara.
KATEGORI MULTIPLEXING
- FDM (Frequency Division Multiplexing) :
+ WDM (Wavelength Division Multiplexing)
- TDM ( Time Division Multiplexing)
+ Synchronous
+ Statistical
FDM
Channel6
Channel5
Channel4
Channel3
Channel2
Channel1
Frequency
f6
f5
f4
f3
f2
f1
Waktu
60
Ch 1
60 KHz 64 KHz
64
1 Channel 2
Ch 2
64 KHz 68 KHz
68
Channel 3
1
Ch3
72
gambar 6.4.
Synchronous Pulse
White Level
Video Signal
2,25 sec
Suatu bandwith dari 50 Hz
dialokasikan untuk audio signal
WDM
Fiber 1
Prisma atau diffraction grating
Fiber 3
Fiber 4
TDM
Channel 4
Channel 3
Channel 5
Channel 1
Channel 6
Channel 5
Channel 2
Channel 4
Channel 3
Channel 2
Channel 1
Frequency
……
frame
Waktu
SYNCHRONOUS TDM
- Slot waktu sudah ditentukan secara menetap untuk masing–masing sumber data
- Slot waktu tetap dialokasikan walaupun tidak ada data terjadi pemborosan
- Slot waktu dapat didistribusikan secara tidak merata, misalnya sumber data yang cepat
diberikan lebih dari 1 slot waktu
Contoh :
Beberapa terminal yang dihubungkan ke port komputer yang sama, walaupun semua
terminal aktif, tetapi seringkali tidak ada data yang ditransmisikan terminal tersebut.
PRIMARY INTEGRATED SELULAR DIGITAL NETWORK
Primary Integrated Selular Digital Network (ISDN) merupakan suatu aktivitas yang
difasilitasi dengan multiplexing.
Hal-hal pokok yang penting dalam aktivitas ini adalah :
- Synchronous TDM banyak digunakan pada WAN yang berevolusi ke teknologi digital,
misalnya : telepon, fax, data / file transmitter. Perhatikan diagram dalam gambar 6.7.
TDM
End Office End Office
komputer modem
modem codec codec komputer
Format Frame : DS – 1
C2hn3nl41 5 6 8 2 3 125
C4hn5ms
nl62 7 8 2 C ha4 24 8
a e a e 3n 6
1 7 1 1 ne 7
5.18 sec 193 bit 0.6477 sec 5l
Data rate (bit rate) = 193 bit * 8000 sample/see = 1544000 bps = 1,544 Mbps
Format Frame : E1
256 bit 125 s
Channel 0 channel 1 channel 31
1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
2.048 MBps
STATISTICAL TDM
- Slot waktu dialokasikan secara dinamis sesuai permintaan
- Multiplexer memindahkan input dan mengumpulkan data sampai frame penuh
- Jumlah slot waktu pada suatu frame lebih kecil dari jumlah input pada MUX
- Setiap slot waktu membawa data + alamat (overhead)
fo f1 f2 f3 f4
To Remote computer
Time Slot
Protocol presentasi
6 Presentasi Presentasi PPDU
i
Protocol transportasi
4
Transportation Transportation TPDU
Boundary subnet komunikasi subnet
protokol intenal
3 Network Network Network Network Packsge ROUTERS
2
Data Link Data Link Data Link Switches /
Data Link Frame
Bridge
1
Physical Physical Physical Physical HUBS
Bit
Router Router
Host A Host B
M Protocol lapisan 5 M
Lapisan 5
Lapisan protocol 4
Lapisan 4 H4 M H4 M
Lapisan protocol 3
Lapisan 3 H3 H4 M1 H3 M2 H3 H4 M1 H3 M2
Lapisan protocol 2
Lapisan 2 H2 H3 H4 M1 T1 H2 H3 M2 T2 H2 H3 H4 M1 T2 H2 H3 M2 T2
Lapisan 1
Mesin sumber Mesin tujuan
ISU PENTING
- Addresing untuk identifikasi sender dan receiver (tergantung dari masing – masing lapisan)
- Transfer data :
Simplex : 1 arah
Half duplex : dua arah tidak bersamaan
Full duplex : dua arah bersamaan ( dapat dibedakan dengan frekwensi)
- Error detection dan correction : error dapat terlihat pada deretan bit
- Sequencing : receiver mengurutkan paket yang diterima
- Flow control : fast sender tidak menenggelamkan slow receiver
- Routing : bagaimana sebuah paket dapat ditransformasikan dengan memilih jalan yang lebih
tepat ke network lainnya, dan jika ada kemungkinan permasalahan yang terjadi disebabkan
keterbatasan memori.
A A
HOST ROUTER ROUTER HOST
B B
A
Serial 0
B Keterangan :
UB Data yang dikirim / diterima
Hwitch/ ke / dari luar / dalam
s Internet /
?
C Outside Interface router yang berfungsi
Sebagai gateway untuk menghu
network’ bungkan dengan dunia luar
D
Serial 1 ? Proses logika yang dapat menentu
arah , tujuan dan memfilter data.
Keterangan :
A ? Data yang dikirim / diterima
ke / dari luar / dalam
Swttch
6. Presentation
tidak ada dalam model
5. Session
4. Transport Transport
3. Network Internet
4. Application
IP
Network
2. Transport
Paket 1 Paket 1
router tujuan
Paket 2 Paket 2
TCP :
- Reliable connection oriented protocol
- Error free
- Sequencing
- Flow control
UDP :
- Unreliable, connection oriented protocol
- Kecepatan lebih penting dari keakuratan
IP
DNS :
- System database terdistribusi
- format penamaan host di internet model hirarki (tree) berupa : hostname, subdomain (top
level domain) domain teratas (root domain ditulis titik) atau dapat dihilangkan.
byte 2 2 1 1 12 12
Destination address source addres data
tipe paket
control transport
panjang paket
checksum
2. ARPANET
- Switch dari LAN ke WAN
- Model jaringan telepon
- Operasi proses :
DOD
ARPA (sebelumnya DARPA)
- Subnet berisi mini komputer disebut IMP (Interface Message Processors) dihubungkan
sebagai jalur transmisi. IMP juga terdapat pada masing – masing node (pada ruang yang
sama) yang terhubung dengan kabel pendek.
- IMP tidak memiliki disk, IMP terhubung dengan 56 KBps pada jalur telepon
Host-host protokol
host
Host IMP Prototcol
Subnet
IMP
- Software IMP untuk koneksi langsunng terminal disebut TIP (Terminal Interface Processors)
3. NSFNET
- Set up virtual network, pada awalnya CSNET berpusat di seputar di mesin tunggal untuk dial
up BBN. CSNET untuk call – up dan leave e- mail
- Pendahulu ARPANET
- Membangun backbone network untuk menghubungkan 6 super komputer di SAN DIEGO,
BOULDER, CHAMPAIGN, PITTSBURGH, ITHACA, PRINCETON : ke semua ini berisi
LSI–11 mikro komputer disebut fuzzball yang mampu koneksi 56 KBps
4. INTERNET
- Dapat dijalankan dengan ARPANET , TCP/IP, NSFNET
- Internet memiliki 4 aplikasi :
E–mail
News
Remote login
File transfer
WWW (World Wide Web)
5. ETHERNET
- Dipatenkan oleh XEROX
- Ethernet mengimplementasikan metode CSMA / CD (Carrier Sense Multiple Access with
Collision detection) untuk proyek wireless ALOHA (diatas kabel coaxial). Standarisasi oleh
IEEE
- Kecepatan transmisi data :10 sampai dengan 100 Mbps (dipasaran Ethernet berkecepatan 10
Mbps disebut seri 10 base
- Macam – macam jenis 10 base:
10 Base 5
10 Base 2
10 Base T
10 Base F
- CSMA/CD adalah host komputer yang akan mengirim data ke jaringan pertama sekali dan
memastikan bahwa jaringan tidak dipakai untuk transfer dari / oleh host komouter lain
dengan metode : bila terjadi penggunaan transmisi jaringan oleh host lain (coallision) maka
host komputer diharuskan mengulang permohonan (request) pengiriman pada waktu
berikutnya secara acak.
- Untuk memastikan posisi host komputer maka Ethernet di beri alamat sepanjang 48 bit yang
disimpan dalam chip (nampak pada saat komputer start) dalam urutan angka berbasis 16
A. 10 Base 5
- Menggunakan kabel coaxial sebagai media koneksi bus diameter 0,5 inci (10 mm) dan
biasanya warna kuning dan kedua ujung diberi konsentrator sehingga mempunyai resistansi
50 ohm.
- Satu segmen jaringan maksimal 500 m dan jika dipasang penghubung (repeater) bisa
mencapai 2,5 km
- Antara NIC (Network Interface Card) ada komputer (DTE) dengan media transmisi bus
(kabel coaxial) diperlukan transceiver (MAU, Medium Attachment Unit) jarak antara MAU
2,5 m dan hanya mampu menampung sebanyak 100 unit
- Konektor dipakai yang 15 pin
B. 10 Base 2
- Struktur bus
- Kabel diameter 5 mm (twisted Pair)
Diktat :Komunikasi Data Hal : 59
- MAU include dalam NIC
- Panjang maksimum segment sekitar 185 m, dan dapat disambung sampai 5 segment menjadi
925 m
- Setiap segmen maksimum menampung 30 unit komputer
- Butuh konsentraror (untuk resistansi 50 ohm)
- Jenis konektor BNC
DTE 1
R
DTE 4
DTE 2
DTE 2
C. 10 Base T
- Struktur star
- Include MAU dalam NIC
- Pengganti konsentrator dan repeater dibutuhkan hub
- Panjang segmen maksimum 100 m
- Setip hub bisa dihubungkan jaringan sampai dengan 4 unit dan bisa mencapai 1024 unit
DTE 1
DTE 2
R
DTE 3 Konektor 8 pin Jack (MDI) dan
DTE 4 RG45 plugs
BNC MDI
F0 MAU
F0 MAU
F0 MAU
RX
repeater Hub
NIC
DTE TX
TX RX TX RX TX RX F0 Link to another F0 Hub
10 Base FL (segment)
(1200 m max )
Office
Automation
Universitas / Factory
Hospital Automation
Closed System
International Standard organization (ISO)
Enginers (IEEE)
Domain
Terdapat
Terdapat tranceiver dan controller
controller
Vampire tap
HUB
Core
Tranceiver Connector
A B
A B C D
D
backbone backbone
LAN 10 MBps dengan panjang maksimum 2500 m dan 4 repeater. Semua frame untuk proses
kirim 2 dan minimum 51,2 sec untuk menghubungkan 64 byte untuk mendeteksi collision
selama 2.
PERFORMANSI 802.3
Asumsikan bahwa K stasiun selalu siap untuk transmit masing-masing stasiun punya
peluang A mendapatkan channel sehingga :
A = kp (1-p)k-1 dimana A selama = 1/k maka A adalah 1/e dimana k ~
Peluang berisi berada pada interval j dalam A(1-A)j-1 jadi rata-rata slot adalah :
~
jA (1-A)j-1 = 1/A
j=0
Masing-masing slot mempunyai durasi waktu 2, isi interval w = (2) / A ; asumsinya bahwa P
optimal dengan rata-rata slot e jadi w paling banyak 2e 5,4. Jika rata-rata frame mengambil P
second untuk transmit pada waktu beberapa station mempunyai frame untuk dikirim maka :
Efisiensi channel = P / (P + 2/A)
Kabel maksimum untuk 2 stasion (kabel 2,5 km dan 4 repeater) dan paling tidak 2 tranceiver
(round trip time) dibatasi sampai dengan 51,2 sec dengan 10 MBps dihubungkan dhubungkan
dengan 512 bit atau 64 byte (ukuran minimum frame).
Panjang frame = 7 dengan bandwidth jaringan = B, panjang kabel = L, kecepatan sinyal = c,
isi slot frame = e dimana P = F/B sehingga :
Efisiensi channel = 1/(1 + (2BLe)/cF)
Undirection ring
a. Topologi ring
1 bit delay
1 bit delay
Token ring (lapisan fisik) : 16 MBps. Sinyal di encoding dengan Differensial manchester
absolute magnitudo (positive, negative) : 3,0 – 4,5 volt. Dalam topologi ring pada saat logical
terdapat wire-center berisi paling tidak 2 twisted pair : 1 stasion data terdapat dan satu lagi untuk
star-shaped ring. Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram berikut pada gambar 8.8.
cable
By pass relay
Station
STMIK BUDIDARMA
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
- Standard interface bergabung pada public data network (PDN) yang membedakan 2 tipe switch
jaringan. Misalnya : Circuit switched network adalah public switched telephone network
(PSTN)
- Tipikal 64 KBps atau lebih
- PSTN dapat digandeng dengan Circuit switched data network (CSDN) dan untuk suara disebut
Integrated services digital network (ISDN)
PSE
PSE PSE
Logical channel
PSE
Physical circuit
STMIK BUDIDARMA
- Link di lapisan protocol interface X.25 versi high level data link control (HDLC) dikenal LAPB
yang berfungsi menyediakan lapisan paket dengan transport paket bebas error
- Lapisan paket dengan kehandalan transper pada lapisan transport message (pesan) dikenal
transport protocol data unit (TPDU) dengan 1 MUX atau virtual call lebih (NSAP)
Untuk lebih jelas dideskripsikan pada diagram berikut dalam gambar 8.12.
X.25 X.25
Lapisan fisik
TPDU
DTE
TPDU
TPDU Transport layer
Paket layer
I - Field I - Field I - Field
Link layer
Physical layer
DCE DCE
STMIK BUDIDARMA
BAB IX
PROTOKOL-PROTOKOL
STANDARD PROTOKOL
Berbagai macam standard protokol pada Local Area Network (LAN) yang terdapat pada
lapisan physical dan data link yang disesuaikan model ISO juga standard IEEE 802. Protokol ini
merupakan bagian tipe metode akses kontrol medium (MAC : Medium Akses Control).
Terdapat tiga jenis standard MAC :
1. IEEE 802.3 : CSMA/CD Bus
2. IEEE 802.4 : Token Bus
3. IEEE 802.5 : Token Ring
Lapisan Jaringan
Logical Link
Control 802.2 Lapisan Data Link
Model referensi
Medium Acces ISO untuk IEEE
802
Transmission medium
LLC Layer
a.CSMA/CD:
MA DATA.request
MA DATA.confirm MA DATA.Indication
b.Token Bus/Ring
MA DATA.request
MA DATA.confirm MA DATA.Indication
LLC. Protokol
Entity
LLC
LLC-PDU DSAP SSAP (N-PDU)
MA.DATA. request
DA
SA
Link Service class
Length Indicator
User data (LLC-PDU)
MAC Protokol
Entity
MAC
Preamble SFD DA SA LLC-PDU FCS
Physical
Lapisan fisik
Data N.UNIT-DATA.Indication
Transfer N.UNIT-DATA.Request
N.UNIT.DATA.Indication
Gambar 9.5. Internetwork
host
T
T T
DSC DSC
T T
T T
Rangkaian data
DCE DTE
MUX
DSC
DSC
DCE DTE
MUX MUX
Interface DTE/DCE
X20 (Start / Stop) / X21 (sinkron)
DCE DCE DCE DCE
DTE
DTE DTE DTE Peralatan pemakai (host dan terminal)
Amplop I Amplop II
F 5 n-bit F S data
Skandinavia n = 8 ( 8 + 2 amplop)
Amerika, Perancis, Italia n = ( 6 + 2 amplop)
Bit Status, menentukan apakah bit-bit data mengacu pada data atau pensinyalan
Bit Frame, bersama-sama dengan bit-bit F lain menyakinkan terlaksananya sinkronisasi pada penerima
9600 bps 11 X X X X X X X X
2400 bps
10 X
9 X
8
600 bps
4 X
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 …. 32
Posisi waktu ( 6 bit data) no. posisi waktu
Frame (lama 1/100 detik)
1-3 DTE 5
Paket
NODE
2-3
DTE 3 1-3
Header Data
Paket
Paket
Jaringan data
switching paket
DCE Node
DTE
Level-1
Level-2
x21 x21-bis
LAP-B (HDLC)
Level-3
Protokol paket
Level 1 : Interface fisik dan fisik untuk mempertahankan menonaktifkan sambungan antar
Level 2 : Link access procedure untuk pertukaran data untuk framing, sinkronisasi dan
pelacakan error antar DTE dan jari
Level 3 : Format paket dan prosedur pengontrol (rangkaian sebenarnya = virtua dan
mengirim data antar DTE dalam jaringan).
Node
2
Nomor saluran logik
Pengidentifikasi jenis paket
3
DTE DTE
Ga
Saluran logik (tetap) Rangkaian mb
sebenarnya yang
permanen
ar
9.1
3.
Model PVC
Saluran logik (tetap)
- Prosedur untuk panggilan virtual :
+ Ready
+ Call set – up
+ Pengiriman data
+ Call cleaning
+ Ready
Perhatikan diagram berikut dalam gambar 9.14.
Virtual circuit
Saluran logika
Saluran logika
DCE waiting
End to end Data transper Call accepted
Data paket
Pengitiman data
Clear request Data packets
Clear indication
End to end DCE clear request
DCE clear indication
DCE clear confirm
DCE clear confirm
Ready
Ready
Header Paket
PT KT
PT
PT KT
PT
LDSC
Node
PT LDSC Node
Node
PT Jaringan transit
LDSC
PT
PT
KT
PT
KT
KT
- Setiap node mempunyai tabel routing yang menunjukkan rangkaian keluar yang mana harus
digunakan untuk mencapai berbagai alamat tujuan
- Routing ada 2 jenis statik dan dinamik
Statik = Jika tabel routing tidak dilengkapi / diperbaharui
Dinamik = Jika tabel routing dilengkapi / diperbaharui
- Pada keadaan tertentu ada routing alternatif dan jenis-jenisnya adalah :
+ Routing tetap : Rutenya selalu sama
+ Routing alternatif : Rute pengganti jika sewaktu-waktu terjadi kegagalan
+ Routing adatif : Rute disesuaikan dengan beban disambung tertentu
BAB X
LOCAL AREA NETWORK
Community Antenna
Headend
Trunk
Cable Directional
Coupler (Tap)
Trunk
Splitter
Broadband
Aplifier TV
b. Token bus
1 1 1 8 8 16 1 1 1 1 1 bit
Transmisi langsung
Parity
Status
Status
Status
TOKEN
Perhatikan bentuk implementasi token dalam instalasi jaringan berikut :
D D
Token
A C A C
Frame
B B
TOKEN RING
- Digunakan di lingkungan kantor
- DTE melepaskan Token
Slower rings (4 Mbps)
Higher speed rings (16 Mbps)
- RING interface :
Memiliki truk coumpling unit (TCU) form sebagai interface fisik dengan kabel medium
TCU berisi sekumpulan relay dan tambahan elektronik untuk menjalankan dan menerima
sinyal ke/dari kabel
TCU berada dalam state by pass dan melanjutkan lintasan transmisi
Unit MAC meresponi beberapa fungsi sebagai frame enkapsulasi dan de encapsulation
- Format frame
1 1 1 2/6 2/6 <500 4 1 1
- Transmisi frame
Proses pengiriman frame berdasarkan prioritas dalam sirkulasi ring. Pengiriman frame yang ada
di dasarkan pada :
1. Prioritas terhadap frame-frame yang menunggu lebih besar atau sama dengan prioritas
token
2. Total waktu yang dipakai untuk transmisi didefenisikan dengan limit tertentu dikenal
token holding time.
- Frame Reception
Mengulangi sinyal masuk (bit) stream dalam deteksi ring
- Operasi prioritas
1. Frame-frame dengan prioritas tinggi dari prioritas layanan ring selalu ditransmissi pada
ring awal
2. Semua DTE memegang frame-frame dengan prioritas sama untuk memiliki hak akses
yang sama dalam ring
- Manajemen RING
Tabel 10.1. Tipe range token ring
Type frame Fungsi
Duplicate Addres Test (DAT) Ini sialisasai prosedur yang membolehkan station menentukan tidak
ada station dalam ring yang menggunakan address
Stand by Monitor Present (SMP) Memungkinkan station menentukan address tetangga dalam ring
Active Monitor Present (AMP) Tipe-tipe frame yang ditransmissi secara regular interval dengan
monitor selalu aktif dan station monitor dilewati
Claim Token (CT) Untuk menentukan monitor aktif bahwa jika ada yang gagal (dalam
prosedur)
Purge (PRG) Dugunakan monitor aktif menginisiasi semua station yang menganggur
Beacon : jika ada kegagalan serius seperti kabel rusak / pecah dalam ring disebut beacon dan
akan menginformasikan masing-masing DTE dalam ring untuk menunda pengiriman token
oleh protokol sampai kegagalan tersebut diperbaiki.
TOKEN BUS
- Merupakan standard topologi bus
- Dapat dterapkan oleh MAC (broadcast untuk bus, sequential untuk ring) untuk mengatur
logical ring
- Menghindarkan pengulangan
- Menggunakan kabel coaxial sebagai transmissi medium dan operasi mode broadband atau
modifikasi baseband dikenal carrierband
- Modulasi dan rangkaian control interface untuk performasi fungsi :
Transmit data encoding (modulasi)
Menerima data encoding (demulation)
Membangkitkan clock
Protokol control
DTE (station)
- Operasi dasar
Waktu slot = 2 x (waktu tunggu lintas transmissi) + waktu tunggu processing
- Token passing
DTE dapat menstransmisi beberapa frame yang menunggu
Setelah mengirim token, DTE mendengar suatu noise atau frame dengan FCS yang salah
dan selanjutnya mendengar waktu slot
- Prioritas operasi : terdapat 4 access class yaitu :
Class 6 : pesan penting seperti relasi terhadap kondisi alarm kritis dan fungsi kontrol
gabungan
Class 4 : relasi pesan ke aksi kontrol normal dan fungsi pengaturan ring
Class 2 : relasi pesan ke data rutin terhadap data logikal
Calss 0 : pesan berelasi terhadap program downloading dan file transfer umum yaitu pesan
panjang dan prioritas rendah
INTERNETWORKING
Internetworking sering disebut dengan internet, dimana seluruh aspek komunikasi sudah
diadopsi, baik dalam perangkaian jaringan secara fisik maupun kamunikasi data. Hal-hal yang perlu
diperhatikan sebagai berikut :
- Disainnya berupa Local Area Networking (LAN), Wide Area Networking (WAN) dan
Metropolitan Area Networking (MAN)
- Disesuaikan dengan terminologi ISO sebagai Intermediate System (IS) atau Internetworking
Unit (IWU)
- IS sebagai routing (router) menyediakan link antara dua jaringan dengan suatu gateway
- Protokol inverter digunakan dengan rujukan IS untuk operasi stack protokol yang berbeda
- Dalam lingkungan terbuka (system) protokol lapisan atas transport sampai dengan
application (OSI)
- Di satu sisi setiap jaringan dengan tipe yang berbeda maka router memiliki kumpulan
protokol jaringan yang berbeda tergabung pada port jaringan
- Paket (NPDU = Network Protokol Data Unit) diterima dari satu jaringan dan dilewatkan
sampai protokol-protokol terhubung terhadap semua anggota jaringan.
End system (Host) End system (Host)
Process application Process application
A- L A- L
IS (Router / Gateway)
P-L P-L
S-L IS S-L
Relay
T-L T-L
N-L N–L N – L’ N-L
D-L D–L D – L’ D-L
Physical Phy Phy’ Physical
Network ! Network 2
Network ! Network 2
LAN
backbone
LAN 1
LAN 2 LAN 4
LAN 3
Station/end system
Bridge/router
WAN
DTE/host
LAN LAN
WAN
Intermediate system (IS) Gateway
LAN LAN
PROSES INTERNETWORKING
Entitas protocol (internet) meyediakan alamat service pada user network service access point
(NSAP) untuk komunikasi pada user yang sama dalam remote system
Host / End System X Host / End System Y Host / End System Z
AP AP AP
NETWORK SERVICE
Dalam LAN adalah pengalamatan sublayer MAC untuk mengenali end system (station/DTE)
dengan transparasi bridge untuk meremote atau meroute frame antara system terlebih delay
transisi pendek dan low bit error rote LAN dengan menggunakan protokol jaringan
connectionless network service (CL-NS)
Dalam WAN memiliki connection oriented network service(CO-NS)
ADDRESSING
NSAP address dipangil untuk mengidentifikasi suatu NS dalam end system WAN address
dengan system total network
Pada jaringan tunggal bahwa point attacment(PA) address dari end system.
NSAP address dan NS-user membangun PA address pada sistem terhubung dengan LSAP dan
NSAP interlayer address select dalam system
Untuk basis NS-user dan NSAP address tidak memungkinkan mengkombinasikan network point
attacment (NPA) address dari masing-masing sistem menjadi internet
ROUTING
Suatu service yang menerima NSAP dalam end sytem dan hiptesan internet sebagai berikut :
IS
ES5.
NET_3 IS NET_5
ES5.
IS 7 IS 8 IS 9
ES3. ES3.
NET_6
ES6. ES6.
KUALITAS LAYANAN
Parameter kualitas layanan (quality of service = QOS) terlihat saat adaya permintaan NSAP
termasuk delay transit(network system provider) untuk membagi NSDU ke tujuan
Dengan connection-oriented network service, proses peer-to-peer (mengatur bagaimana
berkomunikasi ) menepatkan antara dua 2 NS saat pemanggilan dilakukan
Internetworking yang terjadi antara tipe-tipe jaringan yang berbeda QOS
membuka/memungkinkan entitas dalam end system membangun knowledge internet-wide QOS
dibeberapa tujuan NSAP
Sublayer protokol
ES / Host
transport entity
NSAP
SNICP
= Subnet Independend Convergece Protocol
SNDCP
= Subnet Dependend Convergence Protocol
SNDAP
= Subnet Dependend Access Protocol.
D_L
PHY
Network / Subnet
Struktur IS
End system (Host)
Transport entity End system (Host)
NSAP-1 ♦
Transport entity = Logical Flow
IS NSAP-2
SNICP = =Actual Flow
Routing + Relay + SNICP SNICP
SNDCP
SNDCP SNDCP’ SNDCP ES = End System
SNDAP
SNDAP SNDAP’ SNDAP
D-L IS = Intermediate System
D–L D – L’ D-L
Physical
Phy Phy’ Physical
Bit order 1 7 8 16 24 32
0 netid hostid
Class A
2 14 16
Struktur alamat
Subnet
1 32
Internet-wide netid part 8 / 16 / 24 hostid Class A / B / C
1 16 32
1 0 net id subnet hostid Class B
Kominikasi IP Adress (32 bit) dipecah 4 kelompok dan dikonversi ke decimal dengan dot
(periode) disebut dotted decimal
Contoh :
00001010 00000000 00000000 00000000 = 10.0.0.0 = Class A
= netid_10 (ARPANET)
10000000 00000011 00000010 00000011 = 128.3.2.3 = Class B
= netid_128.3 , hosted 2.3
11000000 00000000 00000001 11111111 = 192.0.1.255 = Class C
= all host broadcast on netid_192.0.1
Wide – range subnet untuk jaringan berbeda didefenisikan batasan (boundary) subaddress pada
local address, kemudian menggunakan Adress Mask
Contoh :
11111111 11111111 11111111 00000000 = 255.255.255.0
Information About You :
TCP / IP Services Type PPP
(PAP,PPP,or SLIP)
Local IP Address 0.0.0.0
Local Domain Name idola.net.id
Local E-Mail Address ID_anda @idola.net.id
Login Username & Password ID_anda Password_anda
Pop3 Mailbox ID_anda Password_anda
DATA GRAM
Sebelum menggambarkan variasi fungsi-fungsi dan protocol-protokol yang bersatu dengan
IP Address juga mencatat format protocol IP unit data dikenal datagram, perhatikan diagram berikut
dalam gambar 10.19
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Total Length
Identification
D M Fragment offset
Header Checksum
Source IP Addres
Destination
Option
Data
( 65536 Octets)
Type of service
8 9 10 11 12 13 14 15 16
Presedence D T R Unused
High relasi
High Throughput
Low Delay
Polority (0 – 7)
Gambar 10.19. Datagram Protokol IP
FUNGSI PROTOCOL
Fragmentasi dan reassembly : menyesuaikan transper user message across networks / subnets
pada paket kecil dari data
Routing : melakukan fungsi routing, IP dalam masing-masing houst source mengetahui lokasi
internet gateway / local router yang dihapus jaringan yang sama. Juga IP dalam masing-masing
gateway harus mengetahui route yang megikuti jangkauan network / subnets
Error reporting : selama routing / reassembly datagram dalam host / gateway IP memanfaatkan
data gram, kemudian melaporkan semua performansinya.
LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT JARINGAN SEDERHANA
Berikut ini disajikan bagaimana membuat jaringan sederhana, jika anda memiliki lebih dari
1 komputer, ikutilah langkah-langkah berikut :
1. Siapkan network card yang kompatibel untuk masing-masing komputer. Siapkan kabel UTP
(Unshielded Twisted Pair) yang sudah dipasang dengan konektor RG-45 untuk koneksinya
2. Pasang network card pada setiap komputer, instalasi drivernya dengan benar. Jangan sampai
terjadi konflik pada network card, karena jika demikian network card tidak akan berfungsi
3. Jika hanya dua unit komputer yang ingin disambungkan , maka kita tidak perlu menggunakan
bantuan HUB atau SWITCH, sambungkan saja kedua ujung kabel UTP ke masing-masing
komputer. Namun syarat untuk menggunakan koneksi jenis ini adalah susunan kabel UTP
haruslah berjenis CROSS.
4. Jika lebih dari dua komputer, anda memerlukan sebuah HUB atau SWITCH bila ingin lebih baik
lagi. Hubungkan komputer ke HUB atau SWICH dengan menggunakan kabel UTP dengan
susunan STRAIGHT.
5. Setelah terpasang, berilah alamat IP pada masing-masing komputer. Caranya, masuklah ke
SETTING | CONTROL | PANEL | NETWORK. Di dalamnya anda akan menemukan boks berisi
servis-servis yang berhubungan dengan network. Pilihlah servis TCP/IP a (nama atau merk
network card anda), kemudian klik PROPERTIES.
6. Di dalam properties, anda akan menemukan beberapa tab. Masuklah ke tab IP ADDRESS,
setelah itu aturlah pilihan yang ada di dalamnya aga menunjuk ke kalimat SPECIFY AN IP
ADDRESS. Istilah IP Address dan SubNet Mask. Untuk jaringan kecil (CLASS C), alamat IP
yang cocok untuk digunakan adalah 192.168.1.x (x berarti dapat diisi sesuai dengan keinginan
anda) dengan subnet mask 255.255.255.0. Setelah mengklik OK, anda akan kembali ke menu
NETWORK.
7. Pada menu Network, masuklah ke tab IDENTIFICATION. Di dalam tab ini anda perlu mengisi
nama computer dan nama WORKGROUP. Setelah terisi dengan benar, klik OK, anda akan
kembali ke menu Network
8. Ulangi langkah-langkah di atas pada semua computer. Pastikan nomor IP tidak ada yang sama
antara dua computer. Pastikan juga nama Workgroup dari semua computer sama. Jika semua
langkah talah dilakukan dengan benar dan tidak ada kekurangan pada factor fisik, maka jaringan
anda sudah siap digunakan.