Anda di halaman 1dari 25

Laporan Tugas Akhir BAB II

BAB II
DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI

2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI DATA


Komunikasi data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menyampaikan berita atau informasi menggunakan suatu media yang
disebut transmisi data. Model komunikasi data pada umumnya ditunjukan
pada Gambar 2.1

Source Transmitter

Transmission
system

Destination Receiver

Gambar 2.1 Model Komunikasi Data


Pada model komunikasi data, source atau sumber yang
membangkitkan suatu data untuk ditransmisikan. Transmitter atau pengirim
berfungsi untuk melakukan konversi data. Transmission system merupakan
jalur yang menghubungkan antara sumber dengan tujuan. Receiver bertugas
megkonversikan data yang sebelumnya dikonversi oleh transmitter.
Destination atau tujuan sebagai penangkap data yang dihasilkan oleh
receiver. Pada komunikasi data terdapat suatu model arsitektur untuk desain
system jaringan yang memungkinkan komunikasi antara semua sistem
komputer. Model arsitektur tersebut terdiri dari beberapa layer. [1]
2.2 MODEL OSI
OSI (Open Systems Interconnection) merupakan model arsitektur
jaringan yang memungkinkan system berbeda dapat berkomunikasi. Model
OSI terdiri dari 7 layer terpisah yang saling berhubungan. Masing-masing
dari layer tersebut menentukan satu bagian proses dari memindahkan
informasi melalui jaringan. Dari 7 layer tersebut diklasifikasi menjadi dua,
yakni upper layer yang focus terhadap aplikasi pengguna dan bagaimana

STT Telematika Telkom D312053


7
8
Laporan Tugas Akhir BAB II

suatu file direpresentasikan di computer dan lower layer yang merupakan


intisari komunikasi data melalui jaringan actual.[2]

Gambar 2.2 Model OSI Layer


Layer-layer yang membangun model OSI antara lain:
1. Physical Layer
Physical layer bertanggung jawab dalam hal berikut ini:
 Physical layer bertanggung jawab atas representasi bit, yakni
bagaimana suatu data diproses menjadi bit biner.
 Menentukan media transmisi yang digunakan (simplex, half-duplex,
full-duplex).
 Menentukan arsitektur jaringan (Ethernet atau token Ring),
topologi jaringan dan pengkabelan.
 Data rate, menentukan transmission rate (menentukan durasi bit)
 Sinkronisasi bit, clock pengirim dan penerima harus disinkronkan
 Line configuration, koneksi device ke media (point to point,
multipoint)
2. Data Link Layer
 Framming, mengelompokkan bit-bit data menjadi suatu format
yang disebut frame.

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


9
Laporan Tugas Akhir BAB II

 Physical addressing, menentukan pengirim/penerima frame pada


system lain di jaringan yang sama
 Flow control, mekanisme flow control untuk mencegah kebanjiran
data, Error control, mekanisme deteksi dan retransmisi kerusakan,
kehilangan atau duplikasi frame, Access control, jika dua atau lebih
device terhubung pada link yang sama menentukan device yang
mengendalikan konrol pada suatu waktu yang diberikan.
3. Network Layer
 Logical addressing, bertanggung jawab untuk pengiriman paket
dari sumber ke tujuan
 Routing, menentukan rute yang harus diambil selama pengiriman
paket
 Mendefinisikan alamat ip, serta membuat header untuk paket-
paket.
4. Transport Layer
 Membagi data menjadi beberapa segmen
 Berfungsi untuk memecahkan data ke dalam paket0paket tersebut
sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan yang telah
diterima.
 Membuat tanda bahwa paket diterima dengan benar
(acknowledgement) dan mentransmisikan ulang terhadap paket-
paket yang hilang di tengah jalan.
5. Session Layer
 Pada layer ini bertanggung jawab untuk menentukan bagaimana
dua terminal menjaga, mengatur serta memelihara suatu koneksi.
 Mendefinisikan bagaimana koneksi tersebut dapat dibuat,
dipelihara atau diputuskan.
6. Presentation Layer
 Presentation layer memiliki tanggung jawab dalam mengkonversi
data dan kemudian diformat untuk transfer data. Contoh koversi
text ASCII, .gif, .jpg

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


10
Laporan Tugas Akhir BAB II

 Berfungsi mentranslasikan data yang akan ditransmisikan oleh


aplikasi ke dalam format yang ditransmisikan.
7. Application Layer
 Pada layer ini menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna,
bertanggungjawab atas pertukaran informasi antara program
computer, seperti e-mail dan servis lain yang berjalan di jaringan.
 Mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, kemudian
membuat pesan-pesan kesalahan.
2.3 TRANSMISI
Media transmisi merupakan jalur fisik yang menghubungkan
antara receiver dan transmitter. Media transmisi digunakan pada beberapa
peralatan elektronika seperti computer, televise, telepon dan radio yang
membutuhkan media transmisi untuk dapat menerima data. Secara umum
media transmisi dikategorikan ke dalam dua hal yakni Unguided Media dan
Guided Media.
a. Unguided Media
Media unguided mentransmisikan gelombang elektromagnetik
tanpa menggunakan konduktor fisik seperti kabel. Contoh dari media
unguided ini adalah jaringan nirkabel atau wireless, merupakan salah
satu media transmisi yang menggunakan gelombang radio sebagai
media transmisinya.
b. Guided Media
Merupakan media transmisi yang menyediakan jalur transmisi
sinyal yang terbatas secara fisik, yakni meliputi kabel. Beberapa di
antaranya yakni twisted pair cable, coaxial cable dan fiber optic cable.
Adapun jenis-jenis dari transmisi dibedakan berdasarkan cara sinkronisasi
antara lain:
a. Asinkron
Merupakan mode transmisi berkecepatan tinggi, dalam mengirinkan
data dilakukan 1 karakter setiap satu kali pengiriman, sehingga user
harus melakukan sinkronisasi agar bit data dapat diterima dengan baik
dan benar.

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


11
Laporan Tugas Akhir BAB II

b. Sinkron
Merupakan mode transmisi berkecepatan tinggi yang pengiriman data
dilakukan per-blok data.
Mode transmisi juga dibedakan menurut definisi ANSI, sebagai berikut:
a. Simplex, merupakan jenis transmisi satu arah yang hanya satu pihak
yang memberikan informasi. Contohnya siaran televisi dan radio
b. Half Duplex, merupakan jenis transmisi yang memungkinkan
komunikasi antara dua belah pihak secara dua arah, namun dilakukan
secara bergantian. Contohnya adalah walkie-talkie
c. Full Duplex, merupakan jenis transmisi yang memungkinkan bentuk
komunikasi dua arah yang dapat dilakukan secara bersamaan tanpa
harus menunggu salah satu pihak. Contohnya adalah telepon.[4]
2.4 ERROR CONTROL
Untuk menerapkan metode error control diperlukan adanya teknik
deteksi kesalahan. Pendeteksian kesalahan ditunjukkan melalui perhitungan
kode pendeteksi kesalahan yang merupakan fungsi bit-bit yang
ditransmisikan. Pada bagian receiver menghitung kode yang masuk untuk
mengecek adanya suatu error. Metode pengontrolan kesalahan dibagi
menjadi dua, yaitu Backward Error Correction (BEC) dan Forward Error
Correction (FEC).
2.4.1 Backward Error Correction (BEC)
Merupakan mekanisme pengontrolan kesalahan dimana jika
terdapat kesalahan pada pengiriman data maka tujuan akan meminta
kembali frame yang rusak tadi hingga frame tersebut dapat diterima
dengan baik. Metode ini adalah Automatic Repeat Request (ARQ).[3]
2.4.2 Forward Error Correction (FEC)
FEC merupakan teknik penyisipan bit-bit tambahan yang
berfungsi untuk deteksi dan koreksi error. Dengan menambahkan b
bit-bit extra pada transmisi (redundant bit). Penambahan bit ini
menggunakan algoritma tertentu pada transmitter. Pada sisi
transmitter melakukan teknik pengkodean yang berguna untuk
mendeteksi adanya error (error detecting).

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


12
Laporan Tugas Akhir BAB II

2.4.3. Error Detecting


a) Parity bit
Suatu metode deteksi kesalahan dengan cara menambahkan
sebuah bit pada setiap pengiriman sejumlah bit.,bit yang
ditambahkan disebut bit paritas ganjil, yang dibagi menjadi dua
yakni even parity dan odd parity. even parity bit diset k-1
apabila jumlah bit biner yang dikirimkan berjumlah ganjil
(digunakan untuk membuat total bit biner yang bernilai 1
berjumlah genap), sedangkan odd parity bit diset ke-1 apabila
jumlah bit yang bernilai 1 yang dikirimkan berjumlah genap
(digunakan untuk membuat bit biner yang bernilai 1 berjumlah
ganjil). Berikut gambaran dari even parity dan odd parity dapat
dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Even Parity dan Odd Parity
Bit Data Even Parity Odd Parity
00000000 000000000 100000000
10101011 110101011 010101011
11101110 011101110 111101110
11111111 011111111 111111111
00001111 000001111 100001111
11100110 111100110 011100110
01010101 001010101 101010101
11001101 111001101 011001101

b) Cyclic Redudancy Check


Cyclic redundancy check (CRC) adalah metode yang umum
digunakan untuk mendeteksi error. CRC beroperasi pada
sebuah frame/block. Setiap block berukuran m bit yang akan
dikirim akan dihitung CRC checksumnya (berukuran r bit),
kemudian dikirim bersama2 dengan frame (dengan ukuran m+r
bit). Pada sisi penerima, penerima akan menghitung CRC

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


13
Laporan Tugas Akhir BAB II

checksum pada frame yang diterima, dan dibandingkan dengan


checksum yang diterima, jika berbeda, berarti frame rusak.
CRC menggunakan prinsip modulo bilangan. Data dianggap
sebagai sebuah bilangan, dan untuk menghitung checksum,
sama dengan menambahkan digit untuk data dengan digit
untuk checksum (berisi 0) kemudian dibagi dengan pembilang
tertentu, dan sisa pembagiannya menjadi checksum untuk data
tersebut. Tergantung pemilihan bilangan pembagi, CRC dapat
mendeteksi single-bit error, double bit error, error berjumlah
ganjil, burst error dengan panjang maksimum r. Bilangan
pembagi tersebut disebut sebagai generator (polinomial)..
2.4.4. Error Correcting Code
Error correcting code memiliki kemampuan tidak hanya
sebagai koreksi kesalahan tetapi juga mendeteksi. Di dalam
error correcting code memiliki batas kemampuan deteksi,
apabila error yang terjadi melebihi kemampuan maka error
tersebut tidak dapat terdeteksi.[5]
Macam-macam error correcting code antara lain:
a) Cyclic code
b) Linear block code
c) Convolutional code
d) BCH code
e) Kode Hamming
2.5 KODE HAMMING
Kode Hamming merupakan kode non-trivial untuk koreksi kesalahan
yang pertama kali diperkenalkan. Ditemukan oleh Richard W. Hamming
pada tahun 1940-an. Kode Hamming adalah algoritma pendeteksi error.
Kode ini dan variasinya telah lama digunakan untuk kontrol kesalahan pada
sistem komunikasi digital. Kode Hamming ada dua macam, yaitu biner dan
non-biner. Kode Hamming hanya mampu mengoreksi single bit error.
Merupakan suatu metode pendeteksi error dan pengkoreksi error yang
paling sederhana. Metode ini menggunakan operasi logika XOR (Exclusive-

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


14
Laporan Tugas Akhir BAB II

OR). Input dan output dari metode ini berupa bilangan biner. Metode Kode
Hamming bekerja dengan menyisipkan beberapa buah check bit ke dalam
data. Jumlah check bit yang disisipkan berbeda-beda tergantung pada
panjang data. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah
check bit yakni, data 2n bit, check bit = (n+1).[6] Adapun tabel kenaikan data
bit dan check bit dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Kenaikan Data Bit dan Check Bit
No. Data bit Check bit
1 2 2
2 4 3
3 8 4
4 16 5
5 32 6
6 64 7
7 128 8
8 256 9
Check bit tersebut kemudian disisipkan pada data pada setiap posisi
yang dihitung menggunakan rumus perhitungan posisi check bit. Rumus
perhitungan posisi check bit yakni Ci = 2i-1. Sehingga berdasarkan rumus
posisi tersebut maka, diperoleh posisi check bit yang akan diletakkan pada
data bit diperlihatkan pada tabel 2.3 di bawah ini.
Tabel 2.3 Posisi Check Bit
No. Check bit Posisi
1 C1 1
2 C2 2
3 C3 4
4 C4 8
5 C5 16
6 C6 32
7 C7 64
8 C8 128
9 C9 256

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


15
Laporan Tugas Akhir BAB II

Terdapat tabel aturan dalam memposisikan check bit ke dalam panjang


data yang dikirimkan dapat dilihat pada tabel 2.4., tabel 2.5., tabel 2.6. dan
tabel 2.7.
Tabel 2.4. Check bit Panjang Data 4 bit
Bit Position Member Position Check bit Data bit
(BP) (MP)
7 111 - M4
6 110 - M3
5 101 - M2
4 100 C3 -
3 011 - M1
2 010 C2 -
1 001 C1 -

Berdasarkan tabel 2.4. posisi check bit dengan panjang data 4 bit
berada pada bit ke-1, ke-2 dan ke-4, sedangkan posisi M1, M2, M3 dan M4
berada pada posisi bit ke-3, ke-5, ke-6 dan ke-7.
Tabel 2.5. Check bit Panjang Data 8 bit
Bit Position Member Position Check bit Data bit
(BP) (MP)
12 1100 - M8
11 1011 - M7
10 1010 - M6
9 1001 - M5
8 1000 C4 -
7 0111 - M4
6 0110 - M3
5 0101 - M2
4 0100 C3 -
3 0011 - M1
2 0010 C2 -
1 0001 C1 -

Berdasarkan tabel 2.5. di atas letak check bit dengan panjang data
8 bit berada pada bit ke-1, ke-2, ke-4 dan ke-8, sedangkan untuk letak data
bit berada pada M1 bit ke-3, M2 bit ke-5,M3 bit ke-6, M4 bit ke-7, M5 bit
ke-9, M6 bit ke-10, M7 bit ke-11 dan M8 bit ke-12.

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


16
Laporan Tugas Akhir BAB II

Tabel 2.6. Check bit Panjang Data 16 bit


Bit Position Member Position Check bit Data bit
(BP) (MP)
21 10101 - M16
20 10100 - M15
19 10011 - M14
18 10010 - M13
17 10001 - M12
16 10000 C5 -
15 01111 - M11
14 01110 - M10
13 01101 - M9
12 01100 - M8
11 01011 - M7
10 01010 - M6
9 01001 - M5
8 01000 C4 --
7 00111 - M4
6 00110 - M3
5 00101 - M2
4 00100 C3 -
3 00011 - M1
2 00010 C2 -
1 00001 C1 -

Berdasarkan tabel 2.6. posisi check bit dengan panjang data 16 bit
terdapat pada posisi C1 bit ke-1,C2 bit ke-2, C3 bit ke-4, C4 bit ke-8 dan C5
bit k-16. Untuk posisi data bit terletak pada posisi M1 bit ke-3, M2 bit ke-5,
M3 bit ke-6, M4 bit ke-7, M5 bit ke-9, M6 bit ke-10, M7 bit ke-11, M8 bit
ke-12, M9 bit ke-13, M10 bit ke-14, M11 bit ke-15, M12 bit ke-17, M13 bit ke-
18, M14 bit ke-19, M15 bit ke-20 dan M16 bit ke-21.
Tabel 2.7. Check bit Panjang Data 32 bit
Bit Position Member Position Check bit Data bit
(BP) (MP)
38 100110 - M32
37 100101 - M31
36 100100 - M30
35 100011 - M29
34 100010 - M28

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


17
Laporan Tugas Akhir BAB II

33 100001 - M27
32 100000 C6
31 011111 - M26
30 011110 - M25
29 011101 - M24
28 011100 - M23
27 011011 - M22
26 011010 - M21
25 011001 - M20
24 011000 - M19
23 010111 - M18
22 010110 - M17
21 010101 - M16
20 010100 - M15
19 010011 - M14
18 010010 - M13
17 010001 - M12
16 010000 C5
15 001111 - M11
14 001110 - M10
13 001101 - M9
12 001100 - M8
11 001011 - M7
10 001010 - M6
9 001001 - M5
8 001000 C4
7 000111 - M4
6 000110 - M3
5 000101 - M2
4 000100 C3
3 000011 - M1
2 000010 C2
1 000001 C1

Kode Hamming ini dan variansinya telah lama digunakan untuk


control kesalahan pada sistem komunikasi data. Kode Hamming biner
dapat direpresentasikan dalam bentuk persamaan:
(n,k) = (2m-1, 2m-1-m)

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


18
Laporan Tugas Akhir BAB II

Mekanisme pendeteksian kesalahan dengan menambahkan data


word (D) dengan suatu kode, biasanya bit cek paritas (C). Sehingga data
yang disimpan memiliki panjang D + C. Kesalahan akan diketahui dengan
menganalisa data dan bit paritas tersebut. Mekanisme perbaikan kesalahan
yang paling sederhana adalah kode Hamming. Mekanisme koreksi Kode
Hamming dapat dilihat pada gambar 2.3.[6]

Gambar 2.3 Lingkaran Diagram Venn


Terdapat tiga lingkaran Venn (A, B, C) saling berpotongan sehingga
terdapat 7 ruang. Metode diatas adalah koreksi kesalahan untuk word
data 4 bit (D =4). Gambar (a) adalah data aslinya. Kemudian setiap
lingkaran harus diset bit logika 1 berjumlah genap sehingga harus
ditambah bit – bit paritas pada ruang yang kosong seperti gambar (b).
Apabila ada kesalahan penulisan bit pada data seperti gambar (c) akan
dapat diketahui karena lingkaran A dan B memiliki logika 1 berjumlah
ganjil. Cara pengisian bit tambahan pada bit-bit informasi x Untukb it
data 4-bit, bit-bit data terletak pada posisi 3, 5, 6 dan7 Bit pengisi terletak
pada posisi1, 2, 4 (2K) K = jumlah bit data -1. Persamaan Check bit dapat
diperoleh dengan mengalikan bit data dengan matriks parity check Pkx(n-
k), yaitu sebagai berikut.

𝒄 = 𝒅. 𝑷𝒌𝒙 (𝒏 − 𝒌)

a. Matriks P diperoleh dari matriks generator tanpa menyertakan matrik I.

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


19
Laporan Tugas Akhir BAB II

b. d terdiri dari bit-bit datadan cterdiri dari check bit (γ1, γ2, γ3, ...γn),
dimana dalam kode sistematik adalah bit n –k yang terakhir dari
codeword, ada empat bit.

c. Check bit di buat dari product (modulo-2) antara message dan matriks P

Tabel hamming untuk informasi 8 bit dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4. Informasi 8 Bit Data


Untuk contoh penyelesaian koreksi menggunakan Kode Hamming dapat
dilihat pada contoh di bawah ini:
1. Tentukan data bit yang dikirimkan. Misalnya 23 = 8 bit. Jumlah check bit
= (n+1) = 3+1 = 4
2. Sehingga panjang data input menjadi 12 bit. Tandai pada posisi check bit
3. Kemudian lakukan perhitungan gerbang logika XOR (Exclusive OR) pada
bit yang bernilai 1.
4. Lalu data bit yang dihasilkan tadi, disisipkan kembali dengan bit data awal
yang dikirimkan. Kemudian dilakukan perhitungan XOR terhadap bit
biner yang bernilai 1. Apabila hasilnya sama dengan 0 maka tidak terjadi
kesalahan pada data bit yang dikirimkan.
2.6 ECLIPSE
Dalam pembuatan Tugas Akhir ini menggunakan software
Eclipse.Eclipse merupakan sebuah IDE (Integrated Development
Enviroment) yang digunakan untuk mengembangkan perangkat lunak dan

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


20
Laporan Tugas Akhir BAB II

dapat dijalankan di semua platform. Eclipse termasuk ke dalam salah satu


IDE yang bersifat gratis dan open source. Open source berartis setiap orang
dapat melihat kode pemrograman perangkat lunak tersebut.

Gambar 2.5. Tampilan Software Eclipse


2.6.1. Karakteristik Eclipse
1. Multi-platform
Target system operasi yang dimiliki eclipse yaitu Microsoft
Windows, Linux, Solaris, AIX, HP-UX dan Machintos.
2. Multi-language
Eclipse dikembangkan dengan bahasa pemrograman java,
akan tetapi Eclipse juga mampu mendukung pengembangan
bahasa lain seperti C/C++, Cobol, Phyton, Perl, PHP dan lain
sebagainya.
3. Multi-role
Selain Eclipse digunakan sebagai IDE untuk pengembangan
aplikasi, Eclipse pun dapat digunakan untuk pengembangan
perangkat lunak lain seperti pengujian perangkat lunak dan
pengembangan web.
2.6.2. Versi Eclipse
Eclipse awalnya dikembangkan oleh untuk menggantikan
perangkat lunak pengembangan IBM Visual Age for Java 4.0.
produk Eclipse diluncurkan pada tanggal 5 November 2001. Dalam

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


21
Laporan Tugas Akhir BAB II

perkembangannya Eclipse mengalami update versi, berikut versi


pengembangan dari Eclipse pada tabel 2.8.
Tabel 2.8 Versi Pengembangan Eclipse
No Codename Date Platform
version
1. 21 Juni 2004 3.0
2. 28 juni 2005 3.1
3. Callisto 30 Juni 2006 3.2
4. Europa 29 Juni 2007 3.3
5. Ganymede 25 Juni 2008 3.4
6. Galileo 24 Juni 2009 3.5
7. Helios 23 Juni 2010 3.6
8. Indigo 22 Juni 2011 3.7
8. Juno 27 Juni 2012 4.2
9. Kepler 26 Juni 2013 4.3
10. Luna 25 Juni 2014 4.4
2.6.3. Struktur Project Eclipse
Dalam struktur eclipse khususnya dalam struktur project
aplikasi Android memiliki keterangan struktur:
a. Folder src merupakan folder letak file sumber java (source)
sebagai contoh file hello. java.
b. Folder gen merupakan folder letak file generate java (R.java).
c. Folder Android 2.x merupakan folder letak semua file
libraries untuk Android 2.x. karena menetapkan
target development untuk device dengan sistem operasi Android
2.3.3 (GingerBread), jadi yang tampil folder-nya nanti adalah
Android 2.3.3
d. Folder assets merupakan folder letak semua asset raw (raw files).
File-file yang dalam folder ini contohnya file XML,file-file
SQLite.
e. Folder res (resources) merupakan folder letak file-file string,
audio, dan gambar.

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


22
Laporan Tugas Akhir BAB II

f. Folder drawable-hdpi merupakan folder untuk menyimpan file


gambar yang terkompilasi yang ditujukan untuk layar beresolusi
tinggi (contoh file XML dan bitmap).
g. Folder drawable-ldpi merupakan folder untuk menyimpan file
gambar yang terkompilasi yang ditujukan untuk layar beresolusi
rendah.
h. Folder drawable-mdpi merupakan folder untuk menyimpan file
gambar yang terkompilasi yang ditujukan untuk layar beresolusi
sedang.
i. Folder layout merupakan folder berisi file-file XML yang
mendefinisikan tampilan antar muka/userinterface aplikasi.
j. Folder values merupakan folder berisi file XML yang berisi nilai-
nilai API sederhana, seperti colors, integers, strings.
a) Styles.xml file XML yang merepresentasikan styles (seperti CSS
pada HTML).
b) Arrays.xml file XML yang digunakan untuk mendeklarasikan
sebuah array.
c) Colors.xml file XML yang digunakan untuk mendeklarasikan
nilai color, dapat diakses melalui class R.colors.
d) String.xml file XML yang digunakan untuk menyimpan nilai
string, dapat diakses melalui class R.strings.
e) dimens.xml file XML yang digunakan untuk mendefinisikan nilai
dimens/dimensi. Sebagai contoh, nilai 10px sama dengan 10
pixels, dapat di akses melalui class R.dimens.
k. File Android Manifest.xml merupakan file XML yang berisi
segala informasi penting yang dibutuhkan oleh aplikasi untuk
bekerja. File manifest ini juga berisi nama dari paket java
aplikasi, komponen aplikasi seperti activities atau background
service dan informasi minimum platform yang dapat menjalankan
aplikasi.

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


23
Laporan Tugas Akhir BAB II

l. File default.properties merupakan file yang berisi project


setting seperti target platform jangan sampai hilang setting yang
ada pada file ini.[8]
Pembuatan Android Virtual Device untuk menjalankan aplikasi
antara lain:
1. Membuat Android Virtual Device dengan memilih kolom create.
Tampilan pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6. Tampilan Icon Menu AVD


2. Tampilan kolom yang perlu diisi dalam membangun Android
Virtual Device, seperti Gambar 2.7.

Gambar 2.7. Tampilan Kolom Pengisian AVD


a. AVD Name, nama Android Virtual Device.
b. Device, memilih resolusi layar Android Virtual Device
yang digunakan.

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


24
Laporan Tugas Akhir BAB II

c. Target, memilih versi Android yang dipakai dalam


membangun aplikasi.
d. CPU/ABI, memilih CPU yang digunakan, biasanya CPU
yang digunakan adalah Intel
e. Skin, Tampilan layar yang akan digunakan
f. Memory option, kolom yang berisi kapasitas memory
yang akan digunakan.
3. Apabila Android Virtual Device sudah dibuat, klik start untuk
memulai menjalankan. Pilih scale display to real size > launch.
Pada gambar 2.8.

Gambar 2.8. Tampilan Launch AVD


4. Untuk pembuatan project baru software Eclipse, memilih menu
file, memilih new> Java Project kemudian akan muncul tampilan
gambar 2.9.

Gambar 2.9. Tampilan Pembuatan Project Baru

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


25
Laporan Tugas Akhir BAB II

Dalam membuat projet baru terdapat kolom yang harus diisi


diantaranya:
a. Project name, kolom ini berisi nama project yang akan dibuat.
b. Use Default Location, kolom ini berisi lokasi penyimpanan
project yang akan dibuat.
2.7 JAVA
Java merupakan suatu bahasa pemrograman yang berorientasi pada
objek. Java diciptakan oleh James Gosling, seorang developer dari Sun
Microsystems pada tahun 1991.[10]
2.7.1 Karakteristik Java
Adapun karakteristik dari java antara lain:
a) Sederhana
Sintaks java seperti sintaks pada C++ akan tetapi, java
tidak memerlukan header file, pointer arithmetic, struktur
union, operator overloading, class virtual base dan lainnya
b) Berorientasi objek
Berorientasi objek merupakan suatu rancangan yang
memusatkan pada data (objek) dan interface.
c) Terdistribusi
Java dilengkapi dengan libraries networking sehingga
mudah dalam pendistribusiannya. Library tersebut mudah
untuk dirangkai dengan protokol TCP/IP seperti HTTP dan
FTP.
d) Robust
Program java menekankan pada proses pengecekkan awal,
sehingga mengantisipasi kemungkinan terjadinya masalah
(error).
e) Aman
Java memungkinkan membuat aplikasi yang bebas dari
virus dan sistem computer yang terbebas dari kerusakan ketika
menggunakan aplikasi java.
f) Portable

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


26
Laporan Tugas Akhir BAB II

Java dapat digunakan pada setiap macam arsitektur


komputer dan perangkat karena sifatnya yang portable. Dapat
dieksekusi di berbagai platform tanpa harus melakukan
perubahan kode secara menyeluruh. Contoh aplikasi java yang
berjalan di windows maka juga dapat berjalan di sistem
operasi lainnya seperti linux dan mac.
g) Multi-platform
Aplikasi Java dibuat untuk mendukung operasi pada
lingkungan yang berbeda. Compiler Java akan membangkitkan
bytecode, format yang tidak bergantung pada arsitektur
tertentu yang dibuat untuk mengirimkan kode ke banyak
platform perangkat keras secara efisien.
h) Multi-Thread
Multi threadingadalah proses dari sebuah program
komputer untuk menjalankan beberapa proses secara
bersamaan dan stimultan. Contoh, mencetak file ketika sedang
streaming youtube. Program java mendukung penggunaan
multithread pada program aplikasi yang dihasilkan.
i) Performance
Java dapat mencapai performasi yang tinggi dengan cara
mengadopsi skema yang memungkinkan interpreter dapat
berjalan dengan kecepatan penuh tanpa perlu memerika
lingkungan run time.
j) Dinamis
Java dijalankan pada lingkungan yang dinamis, perubahan
pada suatu class dengan menambahkan properties atau method
dapat dilakukan tanpa harus mengganggu kerja class tersebut
dan jalannya program.[9]
2.7.2 Cara Kerja Java
Cara kerja java dapat digambarkan pada gambar 2.10. sebagai
berikut:

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


27
Laporan Tugas Akhir BAB II

Gambar 2.10. Cara Kerja Java

Berdasarkan Gambar 2.10. cara kerja java meliputi hal berikut ini:

1. Program ditulis dan disimpan di dalam file berekstensi .java


2. Kemudian program dikompilasi, kompilasi merupakan suatu
program yang menterjemahkan bahasa program dan
menghasilkan kode objek yang disebut byte code. Hasil kompilasi
memuat file berekstensi .class
3. Selanjutnya byte code diterjemahkan baris demi baris
menggunaakan interpreter. Interpreter merupakan perangkat
lunak yang mampu mengeksekusi code program, kemudian
menterjemahkannya ke dalam bahasa mesin untuk melakukan
instruksi yng diminta oleh programmer, sehingga program dapat
dijalankan pada berbagai platform. Java menggunakan interpreter
yaitu Java Virtual Machine (JVM)

2.8 ANDROID[7]

Dalam pembuatan Tugas Akhir, menggunakan sistem operasi Android


yang berfungsi untuk menjalankan program aplikasi dan sebagai alat untuk
mensimulasikan aplikasi. Android merupakan suatu system operasi yang
bergerak (mobile operating system). Android bersifat terbuka dan gratis,
sehingga kode program Android berlisensi open-source.

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


28
Laporan Tugas Akhir BAB II

2.8.1 Versi Android


Dalam perkembanganya, Android mengalami beberapa update
versi pengembangan sejak peluncurannya pertama kali. Berikut versi
pengembangan sistem operasi Android dapat dilihat pada table 2.9.
Tabel 2.9. Update Operating System Android
Android Version Tanggal peluncuran Nama Versi
Beta 5 November 2007
1.0 23 September 2008
1.1 9 Februari 2009
1.5 30 April 2009 Cupcake
1.6 15 September 2009 Donut
2.0/2.1 26 Oktober 2009 Éclair
2.2 20 Mei 2010 Froyo
2.3 6 Desember 2010 Gingerbread
3.0 22 Februari 2010 Honeycomb
4.0.1 19 Oktober 2011 Ice Cream Sandwich
4.1 Pertengahan 2012 Jelly Bean
4.4 2014 Kitkat

Android menggunakan bahasa pemrograman java. Kode java dan file


resource yang dibutuhkan oleh suatu aplikasi dikompilasi secara bersama
yang kemudian dijadikan dalam satu paket oleh tool ke dalam paket
Android yang kemudian menghasilkan file berformat .apk. Berikut enam
jenis komponen pada aplikasi Android yaitu:
1. Activities
Activity menampilkan user interface (UI) kepada pengguna. Satu
activity bertindak sebagai user interface dan menunjukan aplikasi satu
layar tersebut kepada pengguna. Apabila pindah dari satu activity ke
activity yang lain dapat dilakukan dengan satu langkah, misalnya
dengan mengklik tombol, memilih opsi atau menggunakan triggers
tertentu.
2. Service

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


29
Laporan Tugas Akhir BAB II

Service tidak memiliki Graphic User Interface (GUI), melainkan


berjalan secara background. Service berjalan pada thread utama dari
proses aplikasi. Sehingga, pengguna dapat melakukan aktifitas ganda
contohnya pada saat pengguna sedang memutar musik pengguna juga
dapat mengetik pesan atau menggunakana aplikasi lain.
3. Broadcast Receiver
Broadcast receiver berfungsi untuk menerima dan menyampaikan
pemberitahuan atau informasi. Contoh broadcast seperti notifikasi zona
waktu berubah, ketika baterai sudah dalam keadaan akan habis, ketika
gambar sudah selesai diambil oleh camera, atau yang lainnya.
Broadcast receiver tidak mempunyai user interface (UI), namun
memiliki activity yang dapat memberikan respon informasi yang
diterima, atau dapat menggunakan Notification Manager untuk
memberitahu kepada pengguna, seperti lampu latar menyala atau
terdapat getaran.
4. Content Provider
Content provider membuat kumpulan aplikasi data secara spesifik
sehingga bisa digunakan oleh aplikasi lain. Data disimpan dalam file
sistem seperti database SQLite. Content provider menyediakan cara
untuk mengakses data yang dibutuhkan oleh suatu activity, misalnya
ketika kita menggunakan aplikasi yang membutuhkan peta atau aplikasi
yang membutuhkan untuk mengakses data kontak dan navigasi, maka
disinilah fungsi content provider.
2.8.2 Arsitektur Android
System operasi Android memiliki layer-layer yang berisi beberapa
program yang mendukung jalannya fungsi system operasi tersebut.
Adapun layer-layer tersebut dapat dilihat pada gambar 2.11.

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


30
Laporan Tugas Akhir BAB II

Gambar 2.11. Arsitektur Android


1. Applications
Merupakan layer yang berhubungan dengan segala aplikasi
yang sering diakses oleh pengguna (user), pada layer
applications pengguna mempunyai akses untuk mendownload
aplikasi dan menjalankan aplikasi tersebut sesuai kebutuhan.
Pada layer ini pengguna juga dapat menggunakan aplikasi yang
sudah ada tanpa mendownload yakni, browser, program SMS,
Gmail, kalender, Maps dan kontak.
2. Applications Frameworks
Android memberikan kesempatan kepada pengembang
untuk membangun suatu aplikasi yang keratif, inovatif dan
kompleks, untuk itu android bersifat Open Development
Platform. Layer ini merupakan sekumpulan peralatan dasar.
Antara lain, aplikasi telepon, pergantian antar-proses atau
program. Pengembang juga memiliki akses penuh menuju
Android Protocol Interface (API). Dengan demikian,
applications frameworks adalah layer di mana bagi para
pengembang atau pembuat aplikasi dapat
mengembangkan/membuat aplikasi yang akan dijalankan di
sistem operasi Android

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053


31
Laporan Tugas Akhir BAB II

3. Libraries
Layer ini berisi berbagai fitur Android, libraries
digunakan para pembuat aplikasi untuk menjalankan
aplikasinya. Layer ini berisi dalam bahasa pemrograman yang
digunakan oleh komponen yang berada pada sistem operasi
Android. Beberapa core library seperti libraries media untuk
pemutaran audio dan video, libraries surface manager untuk
mengatur tampilan, libraries Graphics mencakup SGL untuk
grafis 2D dan OpenGL untuk grafis 3D, libraries SQlite untuk
mendukung database, libraries SSL dan Webkit terintegrasi
dengan web browser dan security.
4. Android Run Time
Android run time merupakan layer yang berfungsi
menjadikan aplikasi Android dapat berjalan, dalam proses
menggunakan implementasi Linux. Di dalam Android Run Time
dibagi menjadi dua bagian yakni:
a) Core Libraries, merupakan suatu virtual mesin yang
berbasis register yang dioptimalkan untuk menjalankan
fungsi-fungsi secara efisien.
b) Dalvik virtual Machine, merupakan mesin yang berfungsi
membuat kerangka dasar pada aplikasi Android
5. Linux Kernel
Linux Kernel adalah layer yang berisi inti dari sistem
operasi Android, layer ini berisi file-file system yang berguna
untuk mengatur berbagai sistem seperti, processing, memory,
drivers dan sistem lainnya. Google menggunakan linux kernel
versi 2.6 untuk membangun sistem Android.

STT Telematika Telkom Purwokerto D312053

Anda mungkin juga menyukai