2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan
status atau masaslah kesehatan aktual atau potensial. Tujuannya adalah
mengidentifikasi : pertama, adanya masalah aktual berdasarkan respon
kien terhadap masalah atau penyakit ; kedua, faktor-faktor yang
berkonstribusi atau penyebab adanya masalah ; ketiga, kemampuan
klien mencegah atau menghilangkan masalah (Gaffar, 2014 ; 61).
Pada asma dapat ditemukan diagnosa keperawatan sebagai berikut :
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mucus
dalam jumlah berlebihan, peningkatan produks mucus, eksudat
dalam alveoli dan bronkospasme
b. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan laju metabolic, dispnea saat makan, kelelahan
otot pengunyah.
3. Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat
perencanaan intervensi keperawatan dan aktivitas keperawatan. Tujuan
perencanaan adalah untuk mengurangi, menghilangkan dan mencegah
masalah keperawatan klien. Tahapan perencanaan keperawatan adalah
penentuan prioritas diagnosa keperawatan, penetapan tujuan dan
sasaran penempatan kriteria evaluasi dan merumuskan intervensi
keperawatan (Gaffar, 2014 ; 63).
4. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan
keperawatan oleh perawat dan klien. Hal-hal yang harus diperhatikan
ketika melakukan implementasi adalah intervensi dilaksanakan sesuai
dengan rencana detelah dilakukan validasi, penguasaan keterampilan
interpersonal, intelektual dan tekhnikal, intervensi harus dilakukan
dengan cermat dan efisisen pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan
psikologis dilindungi dan dokumentasi keperawatan berupa pencatatan
dan pelaporan (Gaffar,2014 ; 66)
Beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan asuhan
keperawatan antara lain fasilitas peralatan yang dibutuhkan, kerjasama
antar prawat, dan kerjasama dengan tim kesehatan lain yang terakit.
5. Evaluasi
Fase terakhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap
asuhan keperawatan yang diberikan. Hal-hal yang dievaluasi adalah
keakuratan, kelengkapan dankualitas data, teratasi atau tidaknya
masalah klien, serta pencapaian tujuan, serta ketepatan intervensi
keperawatan. Akhirnya penggunaan proses keperawatan secara tepat
pada praktek keperawatan akan memberi keuntungan pasa klien dan
perawat (Gaffar, 2014 ; 67).
Terdapat dua tipe dokumntasi evaluasi yaitu evaluasi formatif
yang menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan
intervensi dengan respon segera, dan evaluasi sumatif yang merupakan
rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status klien pada waktu
tertentu.
Evaluasi sumatif dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
SOAP, sebagai berikut :
S : Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan
O : Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan
A : Analias ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah masalah masih tetap atau muncul masalah yang baru atau ada
data yang kontradikdi dengan masalah yang ada
P : Perencanaan atau tindakan lanjt berdasarkan hasil analisa pada
respon klien.
Faktor yang
berhubungan :
1. Perubahan membran
alveolar-kapiler
2. Ventilasi-perfusi
No Diagnosa Keperawatan Tujaun dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
3. Ketdiakseimbangan NOC Mandiri : Mandiri :
nutrisi kurang dari 1. Kognisi 1. Kaji kebiasaan diet, 1. Pasien distres
kebutuhan tubuh 2. Orientasi kognisi masukkan makanan saat pernafasan akut sering
Definisi : 3. Konsentrasi ini anoreksia karena
Asupan nutrisi tidak 4. Pengambilan keputusan dispnea, produksi
cukup unntuk memenuhi 5. Pengendalian diri sputum
kebutuhan metabolik terhadap pikiran distorsi
Batasan Karakteristik : 6. Identitas 2. Auskultasi bunyi usus 2. Penurunan bising usus
1. Kram abdomen 7. Pemproses informasi menunjukkan
2. Nyeri abdomen 8. Memori penurunan motilitas
3. Menghindari 9. Status neurologi gaster
makanan kesadaran
4. Berat badan 20% atau Kriteria Hasil : 3. Berikan perawatan oral, 3. Rasa tidak enak, bau
lebih dibawah berat 1. Mempertahankan atau buang sekret berikan dan penampilan adalah
badan ideal meningkatkan kognisi, wadah khsusu untuk pencegahan utama
5. Kerapuhan kapiler konsentrasi, sekali pakai terhadap nafsu makan
6. Diare pengambilan keputusan, dan dapat membuat
7. Kehilangan rambut pengendalian diri mual dan muntah
berlebihan terhadap pikiran distorsi,
8. Bising usus hieraktif memproses informasi, 4. Hindari makanan 4. Dapat menghasilkan
9. Kurang makanan dan memori penghasil gas dan distensi abdomen yang
10. Kurang informasi 2. Menunjukkan minuman karbonat mengganggu nafas
11. Kurang minat pada penururnan minimal abdomen
makanan dalam orientasi kognitif
12. Penurunan berat 3. Tidak mengalami 5. Timbang berat badan 5. Berguna untuk
badan dengan asupan kehilangan identitas sesuai indikasi menentukan kebutuhan
makanan adekuat 4. Status neurologis, kalori dan evaluasi
13. Kesalahan konsepsi kesadaran tidak keadekuatan rencana
14. Kesalahan informasi terganggu nutrisi
15. Membran mukosa 5. Berrespons terhadap
pucat isyarat visual dari Kolaborasi : Kolaborasi :
pendengaran, 6. Konsultasi ahli gizi atau 6. Metode makanan dan
Faktor-faktor yang menggambarkan sebuah nutrisi pendukung tim kebutuhan kalori
berhubungan : lingkaran, serta untuk memberikan didasarkan pada situasi
1. Faktor biologis mempertahankan makanan yang mudah atau kebutuhan
2. Faktor ekonomi perhatian dicerna individu
3. Ketidakmampuan
untuk mengabsorpsi 7. Berikan oksigen 7. Menurunkan dispnea
nutrien tambahan selama makan dan meningkatkan
4. Ketidakmampuan sesuai indikasi energi untuk makan
untuk mencerna dan meningkatkan
makanan masukan
5. Ketidakmampuan
menelan makanan
6. Faktor psikologis