id
Tugas Akhir
Untuk memenuhi persyaratan
guna memperoleh gelar Ahli Madya
di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Jurusan/Progam Studi
D III Teknologi Hasil Pertanian
Oleh :
RIA ANGGRAENI
H3109047
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
RIA ANGGRAENI
H 3109047
Penguji I Penguji II
Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Dengan segala puji syukur dan kerendahan hati ku
persembahkan tugas akhir ini kepada
Papa dan Ibu q tercinta yang senantiasa
memberikan doa serta dukungan matrial serta
moral sehingga tugas akhir ini selesai.
Kakek n nenek q yang selalu sabar membimbing
q dengan segala doa dan usaha sehingga tugas
akhir ini selesai.
Adik –adik q ( dek tri n dek galang ) yang
selalu ngodoain mbk sehingga tugas akhir ini
selesai.
My lovely q ( maz ivan) mksih wat semua nya,
dukungan, doa ny dan yang jelas u yang selalu
menemeni q disini.
Keluarga besar q yang dijawa , makasih wat
smua doa n dukungan nya.
Sahabat-sahabat q mbk indah, ninox, eren,
betty, mksih selama ni xan selalu ada wat q,n
selalu memberikan dkungan......
Sahabat-sahabat q dhenis, anna, indah try,
ruli, lek yooo, bul2, ridho, candra, fauzi,
bu kor, anggi, nobi, kiswuri, ratna, lek yun,
endah, dian, sita, mksh bngt wat bantuan
dalam uji, nemenin, n kerja samanya slma ni
shngga tgz akhir ini selesai,,,,,,,
Serta sahabat2 q yang lain semua yang tidak
bisa saya sebutkan satu persatu terimakasih
atas kerjasama nya selama ini.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ria Anggraeni1
Ir. Basito, MSi2
Rohula Utami, S.TP.MP3
ABSTRAK
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Singkong merupakan produk pertanian yang cocok untuk di jadikan
unit bisnis karena manfaat yang di peroleh komoditi tersebut cukup banyak
dan bermanfaat melihat pangsa pasar yang cukup menggiurkan dengan bahan
baku singkong. Singkong ( Manihot esculenta) yang dikenal juga ketela
pohon atau Ubi kayu, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari
keluarga Euphorbiaceae. ubinya dikenal luas sebagai makanan pokok
penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Singkong pada awalnya
banyak ditemukan tumbuh liar di hutan, kebun sendiri, bahkan tumbuh
disembarang tempat. Sejalan dengan permintaan pasar yang terus meningkat,
maka beberapa singkong dibudidayakan di Indonesia.
Sebagai bahan makanan, singkong memiliki kelebihan dibandingkan
dengan bahan makanan lainnya, kelebihan singkong terletak pada kandungan
karbohidrat, lemak, protein, kalori, fosfor dan cita rasanya yang lezat. Selain
memiliki rasa yang enak singkong juga memiliki gizi yang tinggi pada
kandungan vitamin B1, B2, C dan asam nitikonat.
Pengolahan singkong sangat tepat jika dikembangkan menjadi industri
kreatif mengingat manfaat dan kegunaan singkong cukup luas, sehingga
memungkinkan singkong lebih ditumbuh kembangkan di daerah–daerah
sentra produksi singkong. Dari segi produk – produk olahan, mulai dari raw
material singkong segar dapat dibuat menjadi produk olahan langsung dan
produk awetan. Produk olahan langsung terdiri dari produk olahan kering
(misalnya keripik singkong dan kerupuk singkong) dan produk olahan semi
basah (contohnya tape, getuk dan makanan tradisional lainnya). Untuk produk
awetan olahan singkong dapat dijadikan produk tapioka dan turunanya,
gaplek dengan produk turunannya (antara lain tiwul, nasi rasi (beras
singkong), serta tepung singkong sebagai bahan baku untuk tiwul instan dan
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
juga berbagai aneka kue, misalnya brotel (brownies tela), sirobak (singkong
roti bakar) dan lain sebagainya.
Proses pembuatan keripik singkong terdiri dari beberapa tahapan
proses yaitu pengupasan kulit singkong, pencucian, perajangan, pencucian
kembali, penirisan, pengorengan dan penambahan bumbu, penirisan,
pengemasan, dan pengudangan. Untuk mencapai kualitas keripik singkong
yang baik dan sesuai dengan SNI yang dipersyaratkan SNI Nomor (01-4305-
1996) maka dalam setiap tahapan prosesnya perlu dilakukan pengawasan dan
pengendalian mutu, mulai dari penerimaan bahan baku hingga produk siap
untuk dipasarkan. Selain itu perlu dilakukan penyusunan suatu konsep
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) yaitu analisis resiko bahaya
yang mungkin timbul pada setiap tahap produksi yang bertujuan untuk
meminimalisasi bahkan menghilangkan kandungan kontaminan yang
mungkin terdapat pada produk keripik singkong tersebut. Hal ini agar mutu
serta kualitas produknya tetap terjaga dan dipertahankan hingga ke tangan
konsumen. Berdasarkan latar belakang tersebut dilakukan evaluasi tentang
Pengendalian Mutu dan HACCP”keripik singkong”di UKM Prana Jati Food.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan judul tersebut maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengendalian mutu yang diterapkan pada proses
pembuatan keripik singkong yang meliputi bahan baku, proses
produksi dan produk akhirnya?
2. Bagaimana karakteristik keripik singkong produksi dari UKM Prana
Jati Food?
3. Bagaimana konsep pengendalian mutu dan konsep HACCP yang dapat
diterapkan pada Usaha Kecil Menengah pembuatan Keripik singkong ?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Quality Control “Pengendalian Mutu
”keripik singkong”Di UKM di Prana Jati Foodini adalah :
1. Mengetahui pengendalian mutu proses pembuatan keripik singkong yang
meliputi bahan baku, proses produksi dan produk akhirnya.
2. Mengetahui karakteristik fisikokimia keripik singkong dari UKM Prana
Jati Food (kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar asam lemak bebas,
serat kasar).
3. Membuat konsep HACCP pada Usaha Kecil Menengah pembuatan keripik
singkong.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Singkong
Deskripsi singkong
Singkong adalah ubi hasil tanaman ubikayu (Manihot esculenta Crant)
berupaumbi basah segar yang sudah dibersihkan dari tanah. Sedangkan nama
lain dari singkong adalah cassava ,Ubi kayu , Kaspe, atau ketela pohon.
Singkong merupakan tanaman yang banyak mengandung karbohidrat dan
Klasifikasi tanaman singkong adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan
Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
Sub Divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup
Kelas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima Pohl.; Manihot esculenta Crantz sin.
Varietas-varietas ketela pohon unggul yang biasa ditanam, antara lain:
Valenca,Mangi, Betawi, Basiorao, Bogor, SPP, Muara, Mentega, Andira 1,
Gading, Andira 2,Malang 1, Malang 2, dan Andira 4, sedangkan untuk
gambar singkong dapat dilihat pada Gambar 2.1.
4
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
industri.. Pada tahun 1998- 2007 perkembangan produksi ubi kayu dapat
dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 perkembangan produksi ubi kayu dari tahun 1998 - 2007
No Tahun Luas Produktivitas Produksi
Panen (Ha) (Ku/Ha) (Ton)
1 1998 1.197.357 122 14.664.111
2 1999 1.350.008 122 16.458.544
3 2000 1.284.040 125 16.089.020
4 2001 1.317.912 129 17.054.648
5 2002 1.276.533 132 16.913.104
6 2003 1.244.543 149 18.523.810
7 2004 1.255.805 155 19.424.707
8 2005 1.213.460 159 19.321.183
9 2006 1.227.459 163 19.986.640
10 2007 1.196.029 163 19.553.194
Keterangan : *) Angka Ramlan II BPS
Berdasarkan kandungan sianidanya, singkong dibagi ke dalam tiga
jenis (varietas) yaitu :
1 . Singkong manis dengan kandungan HCN 50 mg/kg ubi segar.
2. Singkong (tidak manis dan tidak pahit) dengan kandungan HCN antara50 -
100 mg/kg ubi segar.
3. Singkong pahit dengan kandungan HCN di atas 100 mg/kg ubi segar.
Singkong manis, umbi dan daunnya dapat dikonsumsi oleh manusia maupun
ternak karena kandungan sianidanya rendah .Sedangkan singkong pahit yang
mengandung sianida tinggi, umumnya digunakan untuk sumber bahan
industri pembuatan pati (tepung tapioka) dan tidak digunakan langsung
sebagai makanan manusia maupun ternak (Marlina, 1983).
Karakteristik ubi kayu untuk konsumsi langsung dan industri dapat
dilihat pada Tabel 2.2, sedangkan untuk susunan gizi dalam 100 gram
singkong dan 100 gram gaplek dapat dilihat pada Tabel 2.3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
B. Keripik singkong
Deskripsi keripik singkong
Keripik singkong adalah produk makanan ringan, dibuat dari umbi
singkong (Manihot sp) diiris/dirajang, digoreng dengan atau tanpa
commit
penambahan bahanmakanan to user
yang lain dan tambahan makanan yang
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
Pengupasan kulit
Pencucian
Perajangan
Perendaman
Penirisan
Bumbu (Bawang
Pengorengan Putih, Garam, Air,
msg)
Penirisan
Pengemasan
Keripik singkong
kemas
Penggudangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
C. Pengendalian Mutu
Mutu sangat penting dalam kehidupan manusia, karena mutu berkaitan
dengan sesuatu yang dapat commit to userkepuasan pada manusia pemakai
memberikan
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
berarti setiap tahapan di dalam produksi pangan dan /atau pabrik yang
meliputi sejak bahan baku yang diterima, dan/atau diproduksi, panen,
diangkut, formulasi, diolah, disimpan dan lain sebagainya.
3. Prinsip 3 : Menetapkan batas kritis yang harus dicapai untuk menjamin
bahwa CCP berada.
4. Prinsip 4 : Menetapkan sistem pemantauan pengendalian (monitoring)
dari CCP dengan cara pengujian atau pengamatan.
5. Prinsip 5 : Menetapkan tindakan perbaikan yang dilaksanakan jika hasil
pemantauan menunjukkan bahwa CCP tertentu tidak terkendali.
6. Prinsip 6 : Menetapkan prosedur verifikasi yang mencakup dari
pengujian tambahan dan prosedur penyesuaian yang menyatakan bahwa
sistem HACCP berjalan efektif.
7. Prinsip 7 : Mengembangkan dokumentasi mengenai semua prosedur dan
pencatatan yang tepat untuk prinsip-prinsip ini dan penerapannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PELAKSANAAN
B. Tahapan Pelaksaan
1. Pengumpulan Data secara Langsung
a) Wawancara: melaksanakan wawancara secara langsung dengan
pekerja yang berkaitan dengan masing-masing proses mulai dari bahan
baku sampai menjadi produk akhir.
b) Observasi: melakukan pengamatan secara langsung mengenai kondisi
dan kegiatan yang ada di lokasi industri kecil menengah.
c) Dokumentasi dan Data – Data: mendokumentasikan dan mencatat data
atau hasil - hasil yang ada pada pelaksanaan kegiatan.
d) Melakukan analisa produk meliputi analisa kadar air, kadar abu, kadar
lemak, lemak bebas FFA, dan serat kasar.
2. Pengumpulan Data secara Tidak Langsung
a) Studi Pustaka: mencari dan mempelajari pustaka mengenai
permasalahan - permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan.
commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
D. MetodePenerapan CCP
Untuk melihat cara penerapan HACCP dapat dilihat pada Gambar 3.1,
untuk penerapan CCP bahan baku dapat dilihat pada Gambar 3.2 , sedangkan
untuk penerapan CCP setiap tahapan proses dapat dilihat pada Gambar 3.3.
CCP
Tindakan koreksi
Tindakan verifikasi
Dokumentasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
Ya Tidak
Tidak Ya CCP
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengendalian Mutu
a. Pengendalian Mutu Bahan Baku
1. Bahan Utama ( Singkong )
Bahan utama dalam proses pembuatan keripik singkong
adalah singkong. Singkong diperoleh dari pemasok yang setiap
minggunya menggirim singkong. Singkong yang sudah dikirim
diletakkan ditempat penyimpanan bahan baku agar memudahkan
dalam penanganan selanjutnya kemudian langsung disortasi oleh
pekerja sehingga mengurangi kerusakan. Pengendalian mutu
singkong yang dilakukan oleh UKM Prana Jati Food adalah dengan
melakukan sortasi, bertujuan agar dapat membedakan singkong yang
baik dan yang kurang baik, bisa membedakan singkong yang cacat,
busuk dan singkong yang layak dijadikan produk keripik singkong
atau tidak. Sortasi juga berguna membersihkan kotoran yang ada,
seperti tanah dan kayu. Sedangkan kriteria singkong yang baik
adalah dengan memilih singkong yang berwarna putih, tidak busuk
atau cacat dalam waktu pencabutan dan ukuran yang seragam.
Singkong yang baru dicabut dari kebun merupakan singkong yang
berkualitas baik untuk pembuatan keripik singkong, (Gambar 4.1)
Pengawasan mutu pada ubi singkong untuk pengamatan
organoleptik dapat dilihat pada (Tabel 4.1). Sedangkan spesifikasi
singkong atau karakteristik singkong yang baik untuk diolah serta
pengendalian mutunya terlihat pada (Tabel 4.2).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
a. Garam
Garam dalam pembuatan keripik singkong berfungsi
sebagai pembentuk flavor, namun juga berpengaruh dalam
pembentukan karakteristik fisik. Garam mempunyai peran yang
cukup menentukan yaitu memberikan kelezatan produk.
Pengendalian mutu yang dilakukan di UKM yaitu dengan
melakukan sortasi pada saat pembelian dengan memilih garam
yang bersih, berwarna putih dan bebas dari cemaran, dapat dilihat
pada Gambar 4.2. Sedangkan untuk penyimpanannya masih
kurang baik sehingga perlu dilakukan sortasi ketika akan dipakai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
c. MSG
MSG berfungsi sebagai senyawa pembangkit citarasa
makanan atau masakan. Sebagai Asam glutamat merupakan
bagian dari kerangka utama berbagai jenis molekul protein yang
terdapat dalam makanan dan secara alami terdapat dalam jaringan
tubuh manusia. Beberapa diantara asam glutamat tersebut terdapat
dalam bentuk bebas, artinya tidak terikat dengan asam – asam
amino lainnya, tetapi masih terdapat dalam makanan. Hanya
dalam bentuk bebas itulah asam glutamat. Glutamat bebas
tersebut dapat bereaksi dengan ion sodium (natrium) membentuk
garam MSG (Winarno 2004).
MSG merupakan senyawa-senyawa sintetik. Pada
umumnya senyawa yang digunakan adalah senyawa-senyawa
ester dalam jumlah sangat kecil telah dapat memberikan aroma
dan cita rasa yang baik. Salah satu senyawa cita rasa adalah
monosodium glutamate (MSG) yang merupakan garam natrium
dari asam glutamate.
MSG yang dibeli dicek dalam pengemasannya (segel) rusak
atau tidak, kemudian dipilih MSG yang bersih dari kotoran.
Sedangkan untuk penangannya diletakan ditempat yang kering
dalam suhu ruang dan terhindar dari sinar matahari secara
langsung. Pengunaan MSG di UKM sekitar 2-3 sendok kecil,
sebaiknya tingkat penggunaan yang tepat secara umum berkisar
antara 0,2-0,6% berdasarkan berat makanan yang dikonsumsi
(Jenie, 1982).
d. Minyak goreng
Bahan penunjang seperti minyak goreng dalam pembuatan
keripik singkong berfungsi sebagai media untuk pengorengan
singkong menjadi keripik singkong. Minyak Goreng dibeli setiap
hari dengan kapasitas 15 kg (Gambar 4.4).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
kadar pati serta kadar HCN yang terlalu tinggi, agar produk yang
dihasilkan renyah dan tidak pahit.
Penirisan dilakukan agar produk keripik singkong yang dihasilkan
renyah, pengorengan harus diperhatikan karena kualitas ditentukan dari
pengorengan yang baik (produk matang tidak gosong), penirisan
kembali agar minyak yang terikut tidak terlalu banyak sehingga umur
simpan tahan lama.
Pengemasan dilakukan dengan sebaik mungkin karena dapat
merusak mutu produk jika produk tidak renyah (mlempem) maka
produk tidak laku dijual dipasaran.
Keripik singkong yang dihasilkan akan sesuai jika penyebab
penurunan mutu produk dapat dikurangi bahkan dihilangkan, dan
pengudangan dilakukan penyimpanan dengan baik dengan memberikan
palet untuk jarak produk dengan lantai sehingga mencegah kelembapan.
Singkong
Pengupasan kulit
Pencucian
Perajangan
Perendaman
Penirisan
Bumbu (Bawang
Pengorengan Putih, Garam, Air,
MSG)
Penirisan
Pengemasan
commit singkong
Keripik to user
kemas
Penggudangan
Gambar 4.7 Diangram Pembuatan Keripik Singkong.
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
6. Penggorengan
Penggorengan Singkong (Gambar 4.13) dilakukan dalam wajan
besar selama kurang lebih 3- 5 menit dengan suhu sekitar 110-140oC
dengan menggunakan minyak goreng. Dalam proses pengorengan
diberikan senggang waktu ketika pengangkatan keripik singkong ±5
menit didiamkan kemudian baru dimasukan lagi. Hal ini dilakukan
agar minyak panasnya merata dan sisa-sisa keripik singkong bisa
dibersihkan. Pengendalian mutu proses pengorengan dilakukan pada
waktu dan suhu karena dapat mempengaruhi kualitas produk singkong.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
8. Penirisan
Keripik singkong yang sudah benar-benar matang kemudian
diangkat dan ditiriskan dalam bok penirisan ±15 menit agar minyak
yang terkandung dalam keripik singkong tidak terlalu banyak
(Gambar 4.15).
Pengendalian mutu proses penirisan adalah waktu yang digunakan.
Seharusnya mengunakan alat yang lebih modern (spiner) sehingga
penirisan bisa maksimal serta dapat memperpanjang umur simpang
keripik singkong.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.10 Spesifikasidan Pengendalian Mutu untuk Perbaikan Proses Produksi Keripik
Singkong
Proses Parameter Persyaratan Prosedur Pengendalian Tindakan Koreksi
pembuatan
10. Penggudangan
Tahap akhir sebelum produk dipasarkan adalah penyimpanan
produk jadidalam gudang.Penggudangan harus diperhatikan untuk
menjaga keripik singkong tetap bagus. Penggudangan dilakukan
ditempat penyimpanan dan diletakan diatas palet kayu (Gambar 4.17).
Pengendalian mutu pada proses pengudangan adalah dengan tidak
meletakan keripik singkong terlalu lama kontak langsung dengan lantai
karena dapat menyebabkan produk menjadi lembab.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
a. Kadar air
Kadar air sangat berpengaruh terhadap mutu bahan pangan, dan
hal ini merupakan salah satu sebab mengapa di dalam pengolahan
pangan air tersebut sering dikeluarkan atau dikurangi dengan cara
penguapan atau pengawetan dan pengeringan. Pengurangan air
disamping bertujuan mengawetkan juga untuk mengurangi besar dan
berat bahan pangan sehingga memudahkandan menghemat pengepakan.
Kandungan air sangat berpengaruh terhadap konsistensi bahan pangan
dimana sebagian besar bahan pangan segar mempunyai kadar air 70
persen atau lebih. Pada umumnya keawetan bahan pangan mempunyai
hubungan erat dengan kadar air yang dikandungnya. Di dalam bahan
pangan air terdapat dalam bentuk air bebas dan air terikat. Air bebas
mudah dihilangkan dengan carapenguapan atau pengeringan.
Sedangkan air terikat susah dihilangkan dari bahan pangan tersebut
meskipun dengan cara pengeringan (Winarno, dkk, 1980).
Dari hasil analisa, kandungan air pada keripik singkong sebesar
2,5 %. Dengan perbandingan pada SNI, nilai kadar air keripik singkong
sesuai dengan SNI.
b. Kadar abu
Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan
commit
organik. Kandungan abu dan to user
komposisinya tergantung pada macam
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
e. Serat Kasar
Serat kasar digunakan dalam analisis proksimat bahan pangan,
yaitu dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh bahan-bahan kimia
( asan sitrat dan natrium hidroksida). Serat adalah bagian dari sel
tumbuh-tumbuhan yang tidak dapat lagi dicerna oleh enzim atau oleh
alat pencernaan lainnya. Serat mempunyai fungsi untuk menolong
melewatkan sisa makanan dengan cara yang lebih cepat, disebabkan
penyerapannya yang besar akan cairan sehingga memberikan sisa
makanan dalam volume yang lebih besar (Kuntaraf, 2003). Dari hasil
analisis, didapatkan prosentase serat kasar sebesar 8,61%. Hasil tersebut
lebih sedikit dibandingkan dengan hasil analisis keripik buncis 13,22%
(Widaningrum, dkk. 2008).
meliputi Label yang tertera pada produk terdiri dari nama komersil
produk (Merk), nama serta alamat produsen, dan berat produk.Deskripsi
keripik singkong dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Deskripsi Produk
Produk : keripik singkong
Jenis Produk : Keripik Singkong
Karakteristik Produk : Produk Makan Siap Saji
Komposisi Produk : Bahan Baku Utama : Singkong
Bahan Tambahan : garam, bawang putih, MSG, dan air
Proses Pengolahan : Tahap proses pengolahan pengupasan, pencucian,
parajangan, perendaman, penirisan, pengorengan,
penirisan, pengemasan, pengudangan.
Pengemasan : Kemasan Utama : Plastik PP 0,08
Umur Simpan : ± 3 bulan pada kondisi ruang (sesuai standar penyimpanan)
Kondisi Penyimpanan : Suhu ruang, 27° - 30°C
Cara Penggunaan : Dikonsumsi secara langsung
Labeling : Label yang tertera pada produk terdiri dari nama komersil
produk (Merk), nama serta alamat produsen, dan berat produk.
2. Penyusunan Diagram Alir Proses
Penyusunan diagram alir proses pembuatan produk dilakukan
dengan mencatat seluruh proses sejak diterimanya bahan baku sampai
dengan dihasilkannya produk jadi untuk disimpan. Diagram alir proses
disusun dengan tujuan untuk menggambarkan keseluruhan proses
produksi. Diagram alir proses ini sangat penting untuk mengidentifikasi
potensi bahaya yang mungkin timbul. Pembuatan/penyusunan diagram
alir merupakan suatu step yang penting dalam penerapan HACCP.
Karenanya diperlukan konfirmasi ulang terhadap bagan alir yang telah
dibuat oleh tim HACCP dengan kondisi sesungguhnya yang ada
dilapangan.
Diagram alir proses pengolahan keripik singkong dapat dilihat
pada Gambar 4.8 Proses pengolahan keripik singkong meliputi proses
sortasi, pengupasan, pencucian, perajangan, perendaman, penirisan I,
pengorengan, penirisan II, pengepakan, dan pengudangan.
3. Analisis Bahaya
Analisa bahaya amat penting untuk dilakukan terhadap bahan
baku, komposisi, setiapcommit
tahapantoproses
user produksi, penyimpanan produk,
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
yang berlebihan tujuan nya serangga atau hama tidak menyerang. Dan
juga mengandung bahaya fisik yang berupa benda-benda asing ( kayu,
dan kulit bawang). Untuk penanganannya adalah dengan pemilihan
bawang putih dengan mutu yang baik. Sedangkan untuk pengendalian
mutu terhadap pestisidaOleh sebab itu sebelum menggunakan pestisida,
harus dipilih jenis dan merek dagang pestisida yang sesuai dengan hama
dan penyakit tanaman, formulasi yang sesuai dengan peralatan yang
tersedia dan bagaimana menggunakan pestisida secara efektif dan
efisien (Wudianto R, 2010). Dan dapat dilakukan dengan pencucian
karena pestisida yang digunakan larut dalam air (Ditjen Bina Sarana
Produksi Pertanian, 2005).
Bahan pendukung, terutama kemasan, sering juga diabaikan di
dalam analisis bahaya. Beberapa bahan kemasan yang kontak langsung
dengan pangan berpotensi langsung memberikan pencemaran. Kemasan
yang digunakan pada produksi keripik singkong yaitu plastik PP dengan
ukuran 0,08. Bahaya fisik pada kemasan yang berupa debu atau
kotoran. Menurut Crompton (1979), pada kemasan plastik, perubahan
fisiko kimia pada wadah dan makanannya sebenarnya tidak mungkin
dapat dihindari. Industri pangan hanya mampu menekan laju perubahan
itu hingga tingkat minimum sehingga masih memenuhi syarat
konsumen. Sebagai tindakan pengendalian akan munculnya bahaya
pada kemasan yang digunakan dapat dilakukan dengan penetapan
spesifikasi mutu kriteria mutu kemasan yang digunakan yaitu bersih,
utuh serta menggunakan bahan yang aman. Analisis bahaya bahan baku
dan bahan tambahan pembuatan keripik singkong dapat dilihat pada
Tabel 4.13 Sedangkan analisis bahaya proses produksi keripik
singkong pada Tabel 4.14.
commit to user
Tabel 4.13. Analisis Bahaya Bahan Baku dan Bahan Tambahan Pembuatan Keripik Singkong
No Bahan Bahaya Bahaya terhadap Penyebab Penting tidaknya
baku Keselamat Mutu bahaya Peluang Keparahan Penting/tidak Tindakan pengendalian
an (T/S/R) (T/S/R) (T/S/R)
1 Singkong Fisik : tanah, √ √ Kesalahan T S T - Perbaikan penanaganan pasca panen singkong
kayu penanganan yang akan diolah telah terbebas dari kotoran (
dan tanah dan kayu)
penyimpanan - Perbaikan dalam penerimaan bahan baku harus
bahan baku baik sehingga singkong yang mengandung
Kimia : Kesalahan HCN lebih dari 50 mg/kg tidak diterima.
Kandungan - dalam T T T - Pada saat penanaman harus benar dan setelah
HCN √ penerimaan panen dilakukan perbaikan pada penerapan
bahan baku kelembaban, pencucian, dan sortasi singkong.
4 Air Fisik : berbau, - √ Kesalahan T S T - Menggunakan air yang bersih, tidak berwarna
warna tidak dalam dan tidak berbau.
jernih, terdapat penanganan
benda asing
(debu,kerikil,
pasir)
Kimia : -
54
Tabel 4.14. Analisis Bahaya Proses Produksi Keripik Singkong
No Tahapan Bahaya Bahaya terhadap Penyebab Penting tidaknya Tindakan pengendalian
Proses Keselam Mutu bahaya Peluang Keparahan Penting/tidak
atan (T/S/R) (T/S/R) (T/S/R)
1 Pengupasan Fisik : tanah, Proses T S T - Sebelum melakukan pengupasan kulit
kulit kerikil, dan kulit - √ pengupasan sebaiknya dilakukan pengecekan pada
ari singkong yang kurang penerimaan bahan baku agar tidak
maksimal. terdapat cemaran fisik.
- Menggunakan pisau dan wadah yang
bersih dalam proses pengupasan bahan
baku, agar bahan baku tidak tercemari
bahaya.
2 Pencucian Fisik : kerikil, Airdan T S T - Memastikan singkong yang dicuci bebas
kulit ari, dan - √ wadah yang dari cemaran fisik.
tanah. digunakan - Proses pencucian menggunakan air yang
untuk proses mengalir dan wadah yang bersih.
Kimia : - pencucian - Proses pencucian dilakukan berulang-
tidak bersih. ulang sampai warna air cucian tidak
Biologi : : E. Coli, √ √ T T T keruh.
lumut, Coliform - Air yang digunakan sebaiknya air hasil
penyaringan/filtrasi.
3 Perajangan Fisik : kayu dan Mesin T S T - Pembersihan alat perajangan dilakukan
sisa perajangan - √ perajagan secara rutin menggunakan air bersih dan
sebelumnya tidak bersih disinfektan.
dan ukuran - Setelah melakukan perajangan, mesin
Kimia : - - - tidak sesuai. - - - langsung dibersihkan sampai tidak ada
sisa irisan singkong yang menempel.
Biologi : - - Dilakukan pengecekan ukuran ketika akan
- - - - - dipakai.
55
56
Biologi : -
6 Pengorengan Fisik : - - Dipastikan wajan yang digunakan bebas
- - dari kotoran dengan cara dicuci sampai
bersih.
Pengunaan - Dipastikan minyak yang digunakan baru
Kimia : minyak - Sebaiknya minyak sisa dari produksi tidak
kandungan FFA √ - goreng yang T S T dipakai lagi untuk mencegah kandungan
kurang tepat FFA yang terlalu tinggi ( >0,23%)
Biologi : -
56
57
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id
/benda asing
Fisik : kotoran
7 Penirisan I /benda asing Ya Ya Tidak Tidak - Bukan CCP
Kimia :
8 Pengorengan kandungan Ya Ya Tidak Ya Tidak CCP
FFA
Fisik : kotoran
/benda asing
9 Penirisan II Ya Tidak - - - Bukan CCP
Kimia : logam
berat
Biologi : -
10 Pengemasan Fisik :bebas
Ya Ya Tidak Tidak - Bukan CCP
dari debu,
11 Pengudangan Biologi: -
- Rencana HACCP
Definisi rencana HACCP berdasarkan pedoman BSN 1004-2002
adalah dokumen yang dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip HACCP untuk
menjamin pengendalian bahaya yang nyata bagi keamanan pangan pada
bagian rantai pangan yang sedang dipertimbangkan.Rencaba HACCP ini
berisi tentang lembar kerja pengendalian HACCP memuat informasi-
informasi tentang CCP dan lokasinya, batas kritis, prosedur monitoring,
tindakan koreksi, verifikasi, dan rekaman.
commit to user
63
64
Tabel 4.20 Rencana HACCP Keripik Singkong
Tahapan Pemantauan Tindakan
Jenis Bahaya Parameter CCP Batas Kritis Nilai Target Verifikasi
Proses Apa Bagaimana Frekuensi Koreksi
Penerimaan Kimia : Kondisi singkong - Kandungan Singkong Kondisi Sortasi Setiap Dilakukan Pembelian
Bahan Baku Kandungan kurang dari manis singkong yang singkong pembelian perendaman bahan baku
( Singkong) HCN yang akan diproses bahan baku yang pada
terlalu tinggi
HCN 50 kandungan maksimal pedagang
mg/kg HCN 50 sehingga yang sudah
ubisegar mg/kg dapat dipercaya
ubisegar mengurangi
kandungan
HCN yang
terlalu
tinggi.
Bahan Fisik : kerikil, Kondisi garam - Penyimpan Penyimpana Kondisi Sortasi garam Penyimpanan Dilakukan Dilakukan
tambahan pasir, rambut an garam n garam garam yang bahan penyimpana pengecekan
( garam) akan dipakai tambahan n yang baik terhadap sisa
harus harus baik ( garam) dan benar garam yang
dilakukan dan benar sehingga telah dipakai
secara sehingga cemaran
maksimal garam tidak fisik dapat
tercemar dihindarkan
bahaya fisik
64
pencucian Fisik : kayu, Kondisi singkong - Singkong Bersih dari Kondisi Sortasi Sesudah Dilakukan dilakukan
tanah, kulit ( bahaya fisik ) yang akan benda asing singkong yang singkong proses pencucian pengecekan
singkong akan diproses pencucian yang ketika
digunakan berlangsung maksimal pengupasan
sehingga dan
bahaya fisik pencucian
bisa
dihilangkan
Pengorengan Kimia : - Kadar FFA - Kadar FFA Kadar FFA Minyak yang Pengecekan sebelum Dilakukan Pengecekan
kandungan FFA lebih dari tidak boleh digunakan kandungan proses penggantian minyak
0,23%. lebih dari FFA pengorengan minyak goreng
0,23%. berlangsung setiap akan apakah
melakukan mengandung
pengorengan FFA lebih
sehingga dari 0,23%
FFA tidak
lebih 0,23%
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan proses produksi, pengujian karakteristik
fisikokimia, pengendalian mutu, dan HACCP pada UKM Prana Jati Food
“Keripik Singkong”, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengendalian mutu dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi,
dan produk akhir. Proses pembuatan keripik singkong di UKM Prana Jati
Food melalui beberapa tahap proses. Pencucian, penyortiran, pengupasan
,perajangan, perendaman, penirisan I, pengorengan, penirisan II,
pengemasan.
2. Kadar air keripik singkong adalah 2,50 %. Kadar lemak sebesar 28,27%.
Kadar asam lemak bebas sebesar 0,22 %. Kadar abu keripik singkong
sebesar 1,55 %, dan serat kasar pada keripik singkong adalah 8.61 %.
3. Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) merupakan suatu
pendekatan untuk mencegah dan mengontrol penyakit karena keracunan
makanan. Penentuan CCP dapat diperoleh dari analisis bahaya yang telah
dilakukan dengan menggunakan pohon keputusan (CCP Decision Tree).
Proses pembuatan keripik singkong didapatkan 4 (empat) bahaya CCP
antara lain terdapat pada bahan baku (singkong), bahan tambahan
(garam), pencucian dan Proses pengorengan.
B. Saran
Berdasarkan pengalaman pengamatan proses pembuatan keripik
singkong di UKM prana jati food dapat diketahui bahwa proses pembuatan
keripik singkong di UKM tersebut berbeda dengan pembuatan keripik
singkong pada skala besar. Pada UKM tersebut masih menggunaka peralatan
yang sederhana. Sehingga hasil produksi yang diperoleh masih dalam jumlah
yang kecil. Melihat permintaan konsumen yang cukup banyak diharapkan
commit to user
68
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id
commit to user