Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Benarkah wanita hamil harus makan dengan porsi dua kali lebih banyak dari
wanita biasa? Dari segi kualitas memang jawabannya adalah ya. Tapi dari segi
kuantitas jawabannya adalah tidak. Dalam mengkonsumsi makanan, ibu hamil harus
memperhitungkan nilai gizi makanan yang dikonsumsi, baik bagi dirinya maupun
janin yang ada dalam kandungannya
Kebutuhan gizi akan terus meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan
trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin berlangsung sangat cepat.
Jangan heran jika berat badan ibu pun turut naik pesat. Ini berbeda dengan kehamilan
pada trimester pertama. Pada saat ini pertumbuhan janin masih belum begitu pesat,
sehingga kebutuhan gizinya juga belum optimal.
Pada dua bulan terakhir kehamilan, otak bayi berkembang sangat cepat. Pada
periode ini, gizi diperlukan bagi pengembangan otak dan jaringan saraf sang bayi.
Usahakanlah makan setiap 4 jam sekali. Sebab, meskipun Anda tidak lapar,
kemungkinan bayi Anda yang lapar.
Hal lain yang perlu diperhatikan, meskipun nafsu makan meningkat, tetaplah
berpegang pada pola makan dengan gizi seimbang. Jangan asal makan karena lapar
mata.
Sebaiknya ibu hamil menghindari makanan berkalori tinggi seperti cokelat
dan es krim. Harus diingat pertambahan berat badan ideal selama masa kehamilan
adalah berkisar antara 10-15 kg.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai pengelolaan menu
makanan seimbang bagi ibu hamil usia 17 tahun dengan berat badan 54kg, tinggi
badan 154 cm, serta cara penghitungan kebutuhan energi pada ibu hamil tersebut.

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Agar para ibu hamil lebih mengetahui tentang apa saja menu yang cocok dan
cara pengelolaan menu makanan seimbang agar janin dalam kandungan lahir
secara normal dan sehat.
2. Agar ibu hamil dapat mengatur pola makanan yang sudah di tentukan dengan
membuat tabel menu makanan yang sudah tersedia.
3. Agar perempuan tahu bagaimana cara mengurangi sindrom pra-haid yang
sering mengganggu aktifitas mereka.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Saat hamil, kebutuhan gizi calon ibu menjadi lebih tinggi seiring dengan
adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik. Perubahan itu meliputi
bertambahnya volume plasma, meningkatnya cadangan makanan, meningkatkan
aliran darah uterine, meningkatnya berat janin, bertambahnya cairan amniotik, dan
berkembangnya plasenta. Itu semua menyebabkan terjadinya pertambahan berat
badan.
Pada tabel berikut dapat dilihat komponen utama gizi dan kecukupan yang
dianjurkan (RDA) dari Food Nutrition Board, National Research Council :
Recommended Dietary Allowance 9th Ed. Washington DC, Nacional Academy
Sciences, 1980:
3 Komposisi Utama Kebutuhan harian Wanita usia 19 - 50 th Kebutuhan
tambahan harian wanita semasa:

Hamil
Protein (g) 44 +30
Zat Besi (mg) 18 +30-60
Kalsium (mg) 800 +400

Makanan dengan gizi seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak
sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan
mineral sebagai zat pengatur. Sebagai sumber tenaga yang menghasilkan kalori,
karbohidrat dapat diperoleh dari serealia, umbi-umbian. Sementara protein sebagai
sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan, telur, kacang-kacangan, dan
sebagai sumber zat pengatur, vitamin dan mineral dapat diperoleh dari buah-buahan
dan sayur-sayuran. Tambahan vitamin, baik B kompleks, vitamin A, vitamin C,
vitamin D, maupun vitamin E diperlukan ibu hamil untuk meningkatkan
kebugarannya.

3
 Vitamin B kompleks dijumpai pada serealia, biji-bijian, kacang-
kacangan, sayuran hijau, ragi, telur dan produk susu. Vitamin B
kompleks berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung agar
berfungsi secara normal.
 Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang
bayi Anda. Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur
dan susu.
 Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat.
Makanlah lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan,
minyak sayur dan sayuran hijau.
 Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel
darah, dan banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti
bayam, kembang kol dan brokoli. Pada buah-buahan, asam folat
banyak terdapat pada jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan asam
folat selama hamil adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu
pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengganggu
pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada susunan saraf pusat
maupun otak janin.
 Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia
(kurang darah), banyak terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam,
kangkung, daun singkong, daun pepaya), daging dan hati.

Salah satu makanan dengan kandungan gizi yang lengkap adalah susu. Susu
mengandung kalsium bagi pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta melindungi ibu
hamil dari penyakit osteoporosis (keropos tulang). Jika kebutuhan kalsium ibu hamil
tidak tercukupi, maka kekurangan kalsium akan diambil dari tulang ibunya. Sumber
kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan kacang-kacangan.
Selain itu, susu juga mengandung banyak vitamin, seperti vitamin A, D, B2,
B3, dan vitamin C. Zat-zat gizi ini juga terdapat pada produk olahan susu, seperti
keju, es krim, yoghurt.

4
2.1 Memilih Bahan Makanan
 Rantai pengadaan makanan yang begitu panjang pada umumnya banyak
memberi pengaruh pada keutuhan. Kesegaran, dan kandungan – kandungan
zat gizi dari bahan makanan.
 Berbagai kegiatan dalam rantai pengadaan bahan makanan diantaranya:
pengeringan, pengangkutan, dan penyimpanan.

2.2 Pengeringan
 Bahan makanan yang baru di panen masih mengandung kadar air yang tinggi.
Hama dapat menghinggapi hasil panen terutama saat disimpan digudang.
Hama dapat berbentuk mikroba, serangga atau binatang lainnya. Mikroba dan
serangga merupakan hama utama, kedua jenis hama ini memerlukan air dalam
makanannya. Agar bahan makanan dapat disimpan untuk jangka waktu lama
hasil panen di usahakan dikeringkan menurut persyaratan.
Pengeringan pangan berarti pemindahan dengan sengaja dari bahan pangan.
Pada umumnya, pengeringan berlangsung dengan penguapan air yang terdapat di
dalam bahan pangan dan untuk ini panas laten penguapan harus diberikan. Dua faktor
proses pengawasan yang penting dimasukkan ke dalam satuan operasi pengeringsn
yaitu :
a) Pemindahan panas untuk melengkapi panas laten penguapan
yang dibutuhkan;
b) Pergerakan air atau uap air melalui bahan pangan dan
kemudian keluar bahan untuk mempengaruhi pemisahan dari
bahan pangan.
Pengeringan pangan penting sebagai metode pengawetan. Pangan kering
dapat disimpan untuk waktu yang lama mengalami pembusukan, karena jasat renik
yang dapat membusukkan an memecahkan pangan tidak dapat tumbuh dan juga
bertambah sulit oleh karena ketiadaan air, dan kebanyakan enzim yang dapat
menyebabkan perubahan kimia yang tidak dikehendaki, tidak dapat berfungsi tanpa
adanya air.

5
Proses pengeringan terbagi dalam tiga kategori, yaitu:
1. Pengeringan udara dan pengeringan yang berhubungan langsung di bawah
tekanan atmosfir. Dalam hal ini panas dipindahkan menembus bahan pangan,
baik dari udara maupun permukaan yang dipanaskan. Uap air dipindahkan
dengan udara.
2. Pengeringan hampa udara Keuntungan dalam pengeringan hampa udara
didasarkan pada kenyataan bahwa penguapan air terjadi lebih cepat pada
tekanan rendah daripada tekanan tinggi. Panas yang dipindahkan dalam
pengeringan hampa udara pada umumnya secara konduksi, kadang-kadang
secara pemancaran.
3. Pengeringan beku. Pada pengeringan beku, uap air disublimasikan keluar dari
bahan pangan beku. Struktur bahan pangan dipertahankan dengan baik pada
kondisi ini. Suhu dan tekanan yang sesuai harus dipersiapkan dalam alat
pengering untuk menjamin terjadinya proses sublimasi(Earle : 1969).
Pengeringan ialah suatu cara/proses untuk mengeluarkan atau menghilangkan
sebagian air dari suatu bahan , dengan cara menguapkan sebagian besar air yang
dikandungnya dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan
dikurangi sampai batas dimana mikroba tidak dapat tumbuh lagi di dalamnya.
Pengeringan dapat pula diartikan sebagai suatu penerapan panas dalam kondisi
terkendali , untuk mengeluarkan sebagian besar air dalam bahan pangan melalui
evaporasi (pada pengeringan umum) dan sublimasi (pada pengeringan beku).
Ada 2 istilah yang dipakai untuk pengeringan yaitu :
1. Drying : suatu proses kehilangan air yang disebabkan oleh daya atau kekuatan
alam, misalnya matahari (dijemur) dan angin (diangin-anginkan).
2. Dehydration (dehidrasi) : suatu proses pengeringan dengan panas buatan,
dengan menggunakan peralatan/alat-alat pengering.
Tujuan pengeringan bahan pangan yaitu :
1. Mengurangi risiko kerusakan karena kegiatan mikroba. Mikroba memerlukan
air untuk pertumbuhannya. Bila kadar air bahan berkurang, maka aktivitas
mikroba dihambat atau dimatikan.

6
2. Menghemat ruang penyimpanan atau pengangkutan. Umumnya bahan pangan
mengandung air dalam jumlah yang tinggi, maka hilangnya air akan sangat
mengurangi berat dan volume bahan tersebut.
3. Untuk mendapatkan produk yang lebih sesuai dengn penggunaannya.
Misalnya kopi instant.
4. Untuk mempertahankan nutrien yang berguna yang terkandung dalam bahan
pangan, misalnya mineral, vitamin, dsb.

2.2.1 Contoh Pemilihan Dan Penyimpanan Bahan Makanan


1 Beras
Beras merupakan makanan pokok yang banyak dikonsumsi oleh banyak
negara khususnya negara-negara di Benua Asia, Beras berasal dari lanaman padi yang
biasa lumbuh di daerah yang banyak curah hujannya, atau dengan kata lain lanaman
padi sangat memerlukan air unluk tumbuh, walaupun ada jenis tanaman padi yang
tumbuh lanpa air yang disebut "Padi Gogo".
Beras termasuk golongan Serealia atau biji-bijian, banyak mengandung kalori
dan golongan Vitamanin B, Betas dapat dibedakan atas beberapa macam anlara lain :
1. Ditinjau dari kelekatan
- Beras Ketan, menipunyai kelekatan yang tinggi setelah dimasak.
- Beras Biasa, mempunyai kelekatan lebih rendah dibandingkan dengan
beras ketan.
2. Ditinjau dari warna
- Beras Putin
- Beras Merah, yaitu beras berwama kemerahan dan banyak mengandung
Vitamin B. Golongan beras ini memerlukan waktu pengolahan lebih Jama
dibandingkan dengan beras putih,
3. Ditinjau dari bentuk butiran
- Beras butiran pendek (agak bulat), nasi yang dihasilkan agak lengket/lunak
- Beras butiran panjang, jenis beras ini memerlukan air pengolahan 2 kali
jumlah beras

7
 Pemilihan
Dalam proses pemilihan beras, yang harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai
berikut :
1. Keutuhan butiran
2. Ada/tidaknya kotoran, batu dan kum
3. Ada/tidaknya gumpalan
4. Tidak berbau apek
 Penyimpanan
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencegah kerusakan beras
selama penyimpanan, yaitu :
1. Tempat penyimpanan tertutup rapat
2. Ruang tempat penyimpanan berventilasi
3. Suhu ruang penyimpanan antara 20-24 C, tidak lembab
Beberapa hasil olah dari beras yaitu :
1. Tepung beras
2. Bubur beras Instant
3. Bihun
4. Kwetiau (sejenis mie yang bentuknya lebih lebar)
2. Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan bahan dasar pada pembuatan kue dan roti. Roti
sangat memerlukan tepung terigu karena tepung terigu mengandung gluten, yang
sangat diperlukan membentuk kerangka roti. Gluten merupakan protein yang idak
larut dalam air dan hanya terdapat dalam tepung terigu.
Tepung terigu terbuat dari tanaman gandum setelah mengalami proses
penggilingan. Berdasarkan jenis gandumnya, tepung terigu yang dihasilkannya di
bedakan atas :
1. Tepung terigu kuat, yaitu yang berasal dari gandum keras (hard wheat).
Tepung terigu ini sangat cocok untuk membuat roti karena mengandung
gluten dengan kualitas dan jumlah yang tinggi. Adonan yang terbuat dari
tepung terigu jenis ini memiliki daya kembang yang baik, sehingga volume

8
roti yang dihasilkan maksimal. Di Indonesia jenis tepung ini dikenal dengan
merek "Cakra"
2. Tepung terigu sedang, yang kandungan proteinnya. Di Indonesia dikenal
dengan merek "Segitiga", sangat baik untuk membuat kue yang memerlukan
proses pengembangan yang tidak terlalu tinggi, misalnya : cake, bolu dll.
3. Tepung terigu lemah, yaitu yang berasal dari gandum lunak (soft wheat).
Tepung terigu lemah sangat cocok untuk pembuatan, kue yang tidak
memerlukan pengembangan. Tepung terigu jenis ini mengandung protein,
serta daya serap air yang rendah. Di Indonesia jenis tepung ini dikenal dengan
merek "Kunci".
Untuk mengetahui ciri-ciri tepung terigu yang baik, harus diperhatikan hal-hal
berikut :
1. Berwarna putih
2. Tidak ada yang bergumpal
3. Butiran halus, kering (tidak lembab)
4. Tidak berbau apek
5. Tidak mengandung hama gudang (kutu)

 Penyimpanan
Untuk mencegah terjadinya kerusakan perlu dilakukan penyimpanan yang
baik dan benar dengan cara sebagai berikut :
1. Disimpan dalam wadah yang tertutup rapat untuk mencegah masuknya hama
gudang (kutu), menyerap air dari udara dan bau apek
2. Ruang penyimpanan bersuhu diantara 19 - 24 c, kelembaban 60 %
3. Ruang penyimpanan berventilasi
4. Wadah penyimpanan tepung letaknya tidak kontak langsung dengan lantai.
Beberapa hasil olah dari tepung terigu yaitu :
- Macaroni
- Mie
- Spaghetti dll

9
2.3 Pengangkutan
 Berbagai jenis makanan memerlukan cara pengemasan tertentu,
misalnya secara curah, dikemas dalam dos, kaleng dan sebagainya.
Pengemasan yang tidak memenuhi syarat akan meningkatkan
kerusakan dan penghamburan bahan makanan. Cara pengangkutan
juga harus cukup murah agar tidak membuat nilai jual bahan makanan
sulit terjangkau konsumen.
Pengemasan merupakan bagian dari suatu pengolahan makanan yang
berfungsi untuk pengawetan makanan, mencegah kerusakan mekanis, perubahan
kadar air. Teknologi pengemasan perkembangan sangat pesat khususnya pengemas
plstik yang dengan drastic mendesak peranan kayu, karton, gelas dan metal sebagai
bahan pembungkus primer.
Berbagai jenis bahan pengepak seperti tetaprak, tetabrik, tetraking merupakan
jenis teknologi baru bagi berbagai jus serta produk cair yang dapat dikemas dalam
keadaan qaseptiis steril. Sterilisasi bahan kemasan biasanya dilakukan dengan
pemberian cairan atau uap hydrogen peroksida dan sinar UV atau radiasi gama.
Jenis generasi baru bahan makanan pengemas ialah lembaran plstik berpori
yang disebut Sspore 2226, sejenis platik yang memilki lubang - lubang . Plastik ini
sangat penting penngunaanya bila dibandingkan dengan plastic yang lama yang harus
dibuat lubang dahulu. Jenis plastic tersebut dapat menggeser pengguanaan daun
pisang dan kulit ketupat dalam proses pembuatan ketupat dan sejenisnya.
Karena dalam pengalengan makanan digunakan sterilisasi komersial (bukan
sterilisasi mutlak), mungkin saja masih terdapat spora atau mikroba lain (terutama
yang bersifat tahan terhadap panas) yang dapat merusak isi apabila kondisinya
memungkinkan. Itulah sebabnya makanan dalam kaleng harus disimpan pada kondisi
yang sesuai, segera setelah proses pengalengan selesai.
Pengalengan didefinisikan sebagai suatu cara pengawetan bahan pangan yang
dipak secara hermetis (kedap terhadap udara, air, mikroba, dan benda asing lainnya)
dalam suatu wadah, yang kemudian disterilkan secara komersial untuk membunuh
semua mikroba patogen (penyebab penyakit) dan pembusuk. Pengalengan secara

10
hermetis memungkinkan makanan dapat terhindar dan kebusukan, perubahan kadar
air, kerusakan akibat oksidasi, atau perubahan cita rasa.

2.4 Penyimpanan
 Penyimpanan bahan makanan harus memenuhi syarat – syarat tertentu.
Beberapa bahan makanan yang mudah rusak karena kondisi dalam
gudang tidak cukup ventilasi, bercampur baur tersimpan dalam tempat
yang sama, bercampur dengan bahan – bahan beracun. Atap gudang
yang bocor meningkatkan kadar air untuk bahan makanan yang harus
disimpan kering. Pada umumnya bahan makanan di simpan dalam
keadaan dikemas juga secara curah bagi biji – bijian.
 Penyimpanan biasa ataupun dengan teknologi modern selain menjamin
keutuhan zat makanan tertentu pada akhirnya memberikan nilai
kesehatan yang cukup tinggi.
Agar bahan makanan yang disimpan tetap aman dari bakteri dan tidak cepat
membusuk, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Kewaspadaan ini harus sudah
dimulai sejak saat melakukan pemilihan bahan, pembelian sampai bahan masuk ke
dalam lemari pendingin dan diambil lagi untuk dimasak atau disajikan.

Berikut Hal - Hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Saat Penyimpanan Makanan :
1. Pilih buah dan sayur yang bermutu baik. Untuk menghindari pembusukkan,
sebelum disimpan dalam lemari pendingin bersihkan terlebih dahulu sayur dan
buah, lalu cuci hingga benar - benar bersih.
2. Bila tidak segera dimasak dalam 1 - 2 hari, simpanlah bahan makanan yang
mudah rusak di dalam bagian pembekuan (freezer).
3. Cuci bersih dan potong - potong ayam atau daging seperlunya sebelum
dibekukan agar menghemat ruang penyimpanan. Simpan bahan yang dibekukan
dalam wadah untuk sekali masak.
4. Simpan daging sapi atau unggas dalam lemari pendingin sebelum dimasukkan
ke dalam lemari pembeku. Ini bertujuan agar udara dingin menyebar rata

11
sampai ke dalam daging, hal ini untuk menghindari pembusukkan di bagian
tengah daging.
5. Bubuhkan nama bahan dan tanggal pembekuan pada kemasan bahan makanan
yang dibekukan. Ini berguna untuk mengecek kadaluarsanya.
6. Cairkan bahan makanan beku di dalam bagian pendingin di lemari es beberapa
jam sebelum dimasak. Jangan membekukan kembali bahan makanan yang
sudah dicairkan kecuali sesudah dimasak.
7. Sedapat mungkin pisahkan pembekuan bahan makanan mentah dengan
makanan matang.
8. Jangan mengisi lemari pendingin terlalu penuh karena akan menyebabkan
beban terlalu berat sehingga suhu yang diinginkan tidak segera tercapai.
9. Jaga suhu pendingin sekitar 4 derajat celsius dan suhu pembekuan sekitar 18
derajat celsius.
10. Wadah untuk pembekuan dapat berupa kantung atau kotak plastik, kertas
selofan, wadah logam. Wadah harus kedap udara agar tidak terjadi oksidasi
bahan selama penyimpanan.

Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Bahan


Makanan :
 WARNA, beberapa bahan makanan memberi warna tertentu apabila
terjadi penurunan kualitas misalnya daging sapi yang seharusnya
berwarna merah segar menjadi kebiru – biruan, karena kandungan zat
gizinya sudah rusak. Ikan laut yang sudah lama akan berubah
warnanya, mulai dari insang yang seharusnya merah menjadi pucat,
matanya yang bening menjadi buram, kulitnya yang segar menjadi
kebiru – biruan dan terkelupas serta lembek
 Perubahan warna juga dapat terjadi pada sayuran yang seharusnya
hijau dan segar menjadi kekuning – kuningan atau yang seharusnya
kuning menjadi kusam.

12
 Selain warna pada bahan makanan yang berubah, waspadai juga
makanan yang di beri zat pewarna.
 BAU, bahan makanan yang berkualitas baik akan memberi aroma
yang enak, segar dan tidak berbau busuk, karena makanan yang sudah
mengeluarkan bau kurang segar atau berbau busuk, kandungan zat
gizinya sudah rusak, selain itu juga dapat menimbulkan keracunan
karena sudah tidak terkontaminasi oleh bakteri.

2.4.3 Pewarna buatan

Dalam proses pengolahan bahan pangan kadang kala terdapat kecenderungan


penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk sembarang bahan pangan, misalnya
zat pewarna untuk tekstil dan kulit di pakai untuk mewarnai bahan makanan. Karena
adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut Zat pewarna yang berbahaya
dan dilarang digunakan sebagai BTM, obat-obatan dan kosmetika telah diatur
menurut ketentuan Peraturan Menkes RI Permenkes RI No. 239/Men.Kes/Per/V/85,
yaitu;

Nama Batas maksimum penggunaan

Merah (45430) 0,1 g/kg (Es krim), 0,2-0,3 g/kg (jem, jeli, saus,
buah kalengan)

Hijau (42053) 0,1 g/kg (es krim), 0,2 g/kg (jeli, buah alengan),
0,3g/kg (acar)

Kuning (15985) 0,1 g/kg (es krim0, 0,2 g/kg (jeli, buah
kalengan), 0,3 g/kg (acar)

Coklat (20285) 0,07 g/kg (minuman ringan), 0,3 g/kg (makanan


lainnya)

13
Biru (42090) 0,1 g/kg (Es krim), 0,2 g/kg (jeli buahkalengan),
0,3g/kg (acar)

Serta ada beberapa pewarna lainnya seperti:Auramine, Alkanet, Butter Yellow,


Black 7984, Burn Umber, Chrysoidine, Chrysoine S, Citrus Red No. 2, Chocolate
Brown FB, Fast Red E, Fast Yellow AB, Guinea Green B, Indanthrene Blue RS,
Magenta, Metanil Yellow, Oil Orange SS, Oil Orange XO, Oil Yellow AB, Oil Yellow
OB, Orange G, Orange GGN, Orange RN, Orchil and Orcein, Poncheau 3R,
Poncheau SX, Poncheau 6R, Rhodamine B,SudanI, Scarlet GN, dan Violet 6 B.

2.5 Dasar Penghitungan Kebutuhan Energi


Besar kebutuhan akan kalori, karbohidrat, protein dan lemak seorang wanita
yang berusia : 17 tahun
Berat badan : 54 kg
Tinggi badan : 154 cm
Hamil : 16 minngu dan berkegiatan fisik derajat sedang
 BB ideal = TB – 105
= 154 – 105 = 49kg
= 49 + 2 + 1.6 = 52.6 kg
Umur genekologinya = 16/4 x 0.4 = 1.6
jika usianya di atas 20 tahun tidak memeliki umur ginekologik
 BEE = 655 + 9.61313 + 1.4 TB – 4.7 U
= 655 + ( 9.6 x 54 ) + ( 1.4 x 154 ) – ( 4.7 x 17 )
= 655 + 518.4 + 215.6 – 79.9
= 1309.1
 Menentukan energi yang dihabiskan untuk kegiatan fisisk sedang
= 20% BEE
= 20 / 100 x 1309.1 = 261.82
 Menentukan FIT
= 10% ( BEE + kegiatan fisik )

14
= 10/100 ( 1309.1 + 261.82 ) = 10/100 x 1570.82 = 157.082
 Menentukan TEE
= BEE + KF + FIT
= 1309.1 + 261.82 + 157.082 = 1728.002
TEE yang harus diresepkan kepada wanita hamil ialah = 1728.002 + 100 = 1828.002
 Menerjemahkan kalori menjadi
- Karbohidrat = 60% TEE = 60/100 x 1828.002 = 1096.80 kkal
- Protein = 15% TEE = 15/100 x 1828.002 = 274.20 kkal
- Lemak = 25% TEE = 25/100 x 1828.002 = 457 kkal
 Menerjemahkan kalori menjadi gram
- Karbohidrat = 1096.80 : 4 = 274.2 gram
- Protein = 274.20 : 4 = 68.55 gram
- Lemak = 457 : 4 = 114.25 gram

2.5.1 Contoh Menu Yang Di Butuhkan :

15
2.5.2 Contoh Variasi Menu
Variasi menu sehari :
Pagi ..
 Nasi Uduk
 Telur Dadar
 Lalapan
Snack Pukul 10.00
 Bubur Kacang Hijau
 Susu 1 Gelas
Siang ..
 Nasi Putih
 Empal Daging

16
 Pepes Teri dan Jamur
 Sayur Asam
 Jeruk
Snack Pkl. 14.00
 Bola Kismis
 Susu 1 Gelas

Malam ..
 Nasi Putih
 Serundeng Belut
 Cabai Isi
 Cah Wortel dan Kailan
 Jambu Biji

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ada beberapa jenis makanan yang harus dihindari oleh ibu hamil, karena
kemungkinan membawa bibit penyakit atau parasit tertentu yang membahayakan
janin. Jenis bibit penyakit / parasit yang membahayakan kandungan dan terbawa
dalam makanan adalah:
 Listeria Dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir mati, atau keracunan
darah. Bakteri listeria monocytogenes banyak terdapat pada :
1. Produk unggas (termasuk telur), ikan atau daging sapi yang diolah
setengah matang.

17
2. Selada, buah dan sayuran yang tidak dicuci bersih, terutama bila
dimakan dalam keadaan mentah.
3. Beberapa jenis keju lunak, seperti brie, camembert, blue cheese serta
keju lain yang dibuat dari susu kambing atau domba.
 Bakteri E. Coli Sering ditemukan pada daging yang diolah setengah matang,
dan susu yang tidak mengalami pasteurisasi. Racun yang dikeluarkannya
dapat merusak usus dan ginjal.
 Salmonella dan Toksoplasma Untuk menghindari infeksi bakteri jenis ini,
sebaiknya Anda tidak mengkonsumsi daging dan telur dalam bentuk mentah
atau setengah matang.
3.2 Saran
 Selama kehamilan diperlukan tambahan energi.
 Protein lebih banyak dari biasanya, sebaiknya kombinasi
 antara protein hewani dan nabati.
 Perhatikan konsumsi vitamin dan mineral seperti vitamin, D,B,A,E,C dan
lainnya, mineral seperti kalsium, Fe, dan fosfor.
 Banyak konsumsi serat untuk menghindari konstipasi.
 Makan dengan prinsip 4 sehat 5 sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.smallcrab.com/kesehatan/25-healthy/503-pengemasan-bahan-
pangan
2. http://warnadunia.com/makalah-pengawetan-dan-pengolahan-bahan-makanan/
3. http://witdy.wordpress.com/2009/03/15/pengeringan-kabinet/
4. http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-
a&channel=s&rls=org.mozilla%3Aen-US
%3Aofficial&q=beberapa+bahan+makanan+memberi+warna+tertentu+apabil
a+terjadi+penurunan+kualitas+misalnya+daging+sapi+yang+seharusnya+ber

18
warna+merah+segar+menjadi+kebiru+
%E2%80%93+biruan&btnG=Telusuri&meta=

19

Anda mungkin juga menyukai