Anda di halaman 1dari 88

”PERANCANGANVIDEOPREWEDDING CLIP

SEBAGAI MEDIA PROMOSI


AXEL STUDIO SEMARANG”

Tugas Akhir
diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Diploma Tiga (D3) Progam Studi
Desain Komunikasi Visual

Oleh
Ferry TioNovalent
2411312017

JURUSAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017

i
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Tugas
Akhir Fakultas Bahas dan Seni, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal :

Panitia Ujian Tugas Akhir

Ketua

Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. (196008031989011001) _________________

Sekretaris

Drs. Syakir, M.Sn. (196505131993031003) _________________

Penguji I

Supatmo, S.Pd., M.Hum. (196803071999031001) _________________

Penguji II / Pembimbing Pendamping

Rahina Nugrahani, S.Sn., M.Ds. (198302272006042001) _________________

Penguji III / Pembimbing Utama

Supatmo, S.Pd., M.Hum. (196803071999031001) _________________

Dekan Fakultas Bahasa dan Seni


Universitas Negeri Semarang

Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum.


NIP. 196008031989011001

ii
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam laporan tugas akhir ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik

sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam

laporan tugas akhir ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 2017

Ferry Tio Novalent


NIM. 2411312017

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Karena proses dan progres harus seirama”

Persembahan
Karya ini saya persembahkan untuk :
▪ Kedua orang tua tersayang
▪ Almamater Universitas Negeri
Semarang

iv
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah, karena dengan dan rahmat-

Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul “Perancangan

video prewedding clip sebagai media promosi Axel Studio Semarang”. Penulis

menyadari tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penyusunan laporan

ini tidak dapat berjalan dengan lancar.

Banyak hambatan dan kesulitan yang penulis alami dalam menyelesaikan

laporan ini, tetapi dengan adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak maka

penulis mampu meyelesaikan laporan ini, untuk itu penulis ingin menyampaikan

rasa terima kasih kepada :

1) Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di

Universitas Negeri Semarang.

2) Prof. Dr. Agus Nuryatin, M. Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Semarang yang telah memperlancar penyusunan laporan

tugas akhir kepada penulis.

3) Ketua Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Semarang, Drs. Syakir, M.Sn.

yang telah membantu kelancaran administrasi dan perkuliahan.

4) Ibu Rahina Nugrahani, S.Sn., M.Ds. sebagai dosen wali dan dosen pembimbing

1 tugas akhir yang telah bersedia membimbing dan memberikan arahan untuk

menyelesaikan penyusunan penulisan tugas akhir.

v
5) Bapak Supatmo, S.Pd., M.Hum sebagai dosen pembimbing 2 tugas akhir yang

telah bersedia membimbing dan memberikan arahan serta motivasi selama

proses menyelesaikan tugas akhir.

6) Seluruh dosen Jurusan Seni Rupa yang telah memberikan ilmu dan pengarahan

selama masa kuliah.

7) Kedua Orang tua dan adik yang selalu memberikan dukungan baik dukungan

moral, spiritual, dan meterial sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan penulisan tugas akhir.

8) Teman-teman satu angkatan Seni Rupa 2012 khususnya rombel DKV D3 yang

telah mendukung, membantu, dan memperlancar pelaksanaan penyusunan

laporan tugas akhir.

9) Teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan dukungan dan semangat

dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Akhir kata, semoga laporan tugas akhir yang disusun ini menjadi berguna

bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkannya. Penulis selalu menantikan

kritik dan saran yang bertujuan untuk lebih memperbaiki laporan tugas akhir ini.

Semarang, 2017

Ferry Tio Novalent


NIM. 2411312017

vi
SARI

Novalent, Ferry Tio. 2016. Perancangan Video Prewedding Clip Sebagai Media
Promosi Axel Studio Semarang. Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing 1: Rahina Nugrahani, S.
Sn., M. Ds. Pembimbing 2: Supatmo, S.Pd., M.Hum.

Kata Kunci : video, prewedding clip, media promosi, iklan, Axel Studio

Axel Studio Semarang adalah production house yang menawarkan jasa di


bidang fotografi dan videografi berlokasi di Semarang Jawa Tengah semakin
meningkatnya jumlah kompetitor yang menawarkan jasa fotografi menyebabkan
Axel Studio membutuhkan pembaharuan dalam menyusun strategi promosi
production house. Pemasaran jasa production house secara offline saat ini
terkendala jangkauan area media promosi yang terbatas. Oleh karena itu production
house Axel Studio Semarang membutuhkan media promosi jasa berbasis video
prewedding clip yang tepat untuk menjangkau konsumen yang lebih luas.

Tujuan utama pembuatan Tugas Akhir ini adalah menghasilkan rancangan


prewedding clip production house Axel Studio Semarang. Media tersebut
diharapkan dapat memberi pengaruh positif terhadap brand awareness jasa
production house Axel Studio Semarang, memperluas segmentasi pasar,
meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan jumlah konsumen secara global
sehingga visi dan misi production house Axel Studio Semarang dapat terpenuhi.
Proses penciptaan karya meliputi: (1) Proses preliminary antara lain proses
riset meliputi wawancara, observasi, studi pustaka, dan proses analisis data meliputi
kebutuhan klien, kebutuhan konsumen, target audiens, kompetitor (2) Tahap pra
produksi meliputi strategi perancangan, strategi kreatif, konsep visual, mencari
lokasi shoting, dan perijinan lokasi (3) Tahap produksi meliputi shoting prewedding
clip, dan editing video (4) Tahap post produksi meliputi publishing dan evaluasi.
Kegiatan perancangan ini menghasilkan 3 karya dalam satu durasi file video
dengan model talent dan konsep yang berbeda disetiap karya. Karya tersebut
termasuk dalam kategori karya audio visual karena melibatkan indera pengelihatan
dan pendengaran dan media yang dipakai pun juga dalam kategori audio visual,
yaitu televisi. Media promosi ini bukan saja berfungsi sebagai alat penyampai
informasi karya atau portfolio yang telah dibuat Axel Studio Semarang kepada
audiens, namun juga memiliki peran untuk nenambah nilai tak tampak dari jasa
melalui citra production house Axel Studio terhadap masyarakat luas sehingga
upaya promosi melalui media ini dapat tercapai.

vii
DAFTAR ISI

viii
DAFTAR GAMBAR

ix
DAFTAR TABEL

x
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1.1 Alasan Pemilihan Tema

Setiap usaha yang bergerak di bidang jasa pada umumnya bertujuan untuk

memperoleh peningkatan kemajuan usaha yang semakin baik. Kelangsungan hidup

usaha yang dibangun dipengaruhi oleh gambaran positif dari masyarakat mengenai

usaha tersebut. Banyaknya production house yang ditawarkan oleh produsen

kepada masyarakat membuat persaingan didalam industri ini semakin tajam. Oleh

sebab itu produsen dituntut untuk melakukan inovasi-inovasi baru.

Sebuah production house sekarang sudah banyak dijumpai, dengan

berbagai macam jasa yang ditawarkan diantaranya photography, videography,

advertising dan lain-lain. Salah satu production house yang ada di Semarang yaitu

Axel Studio, bergerak di bidang photography, videography, dan juga sering menjadi

sebuah wedding organizer. Production house axel studio ini bertempat di jalan

Manggis IV No.2B Semarang.

Padabulan Oktober 2001 production house Axel Studio meraih penghargaan

dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pelaksana pemotretan pengunjung

terbanyak yaitu 4.465 kali dengan tema karakter foto teletubbies tertinggi 7,85

meter. Dengan prestasi yang didapat sekarang ini production house Axel Studio

fokus di bidang photography dan videography

1
2

Berdasarkan observasi langsung dan wawancara dengan bapak Paulus Sigid

Harsoyo selaku pemilik production house Axel Studio, bahwa saat ini perusahaan

tersebut mempunyai kendala dalam memperkenalkan profil axel studio kepada

khalayak. Promosi melalui media cetak atau online yang pernah dilakukan sangat

terbatas, hanya menjangkau beberapa wilayah yang berada di daerah sekitar

production house Axel Studio sehingga informasi yang diperoleh kurang aktual.

Production house Axel Studio sebelumnya sudah memiliki karya-karya namun

penyajiannya kurang optimal dari segi visual maupun kinerja tenaga ahli, sehingga

perlu dilakukan suatu pembenahan agar karya-karya tersebut dapat dilihat oleh

khalayak sasaran.

Mengingat perkembangan media promosi semakin canggih dan pesat,

membuat calon konsumen membutuhkan showrell karya berupa video untuk

mengetahui portofolio yang telah dibuat oleh Axel Studio. Bedasarkan latar

belakang tersebut dapat dipahami bahwa diperlukan suatu media promosi untuk

menyelesaikan kendala-kendala yang dialami production house Axel Studio.

1.1.2 Alasan Pemilihan Jenis Karya

Sebelumnya production house Axel Studio mempunyai media promosi berupa flyer,

brosur, dan leaflet. Dari perkembangan zaman media cetak seperti itu sudah tidak

efektif lagi karena era digital saat ini lebih banyak menggunakan media berbasis

layar (screen based media). Oleh karena itu production house Axel Studio memilih

pembuatan prewedding clip sebagai media promosinya untuk meningkatkan

kualitas dari production house Axel Studio itu sendiri. Popularitas iklan tayang
3

semakin meningkat. Sejalan dengan peningkatan popularitas sinematography atau

videography, sinematografer pun kian bertambah. Pengguna kamera DSLR juga

bervariasi dan berbagai kalangan sudah dapat mengoperasikan DSLR tersebut untuk

membuat video sebagai media promosi.

Iklan tayang merupakan sarana yang efektif untuk mempromosikan produk

dan jasa. Iklan tayang saat ini diperlukan untuk berbagai kepentingan yang

berkaitan dengan penyampaian informasi mulai dari perusahaan kecil, perusahaan

besar hingga dunia hiburan. Sifat iklan tayang yang menyampaikan informasi

secara interaktif, menarik, jangkauan global dan memiliki informasi yang aktual

menjadikan iklan tayang sebagai media informasi yang banyak diminati dibanding

media informasi lainnya. Hal ini mendorong tumbuhnya para pelaku bisnis akan

pentingnya penerapan teknologi informasi sebagai pendukung dalam berbisnis.

Berbagai jenis media saat ini sangat beragam, media informasi yang umum

dijumpai adalah media konvensional seperti brosur, poster, spanduk, dan lain-lain.

Penyajian menggunakan media konvensional selama ini kurang efektif mengingat

keterbatasan penyampaian informasinya. Sedangkan konsumen yang berada di luar

wilayah akan terkendala jarak dan waktu, jika ingin melihat karya dari Axel Studio.

Dengan adanya media informasi berbasis iklan tayang ini yang dapat diunggah di

youtube, dan berbagai media sosial lain yang menyediakan fitur untuk mengunggah

video. Konsumen akan dapat mengakses iklan tersebut melalui internet kapan pun

dan dimana pun. Dengan dirancangnya media informasi berbasis iklan tayang

diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam mencari akses untuk menunjukan

sebuah iklan produk jasa dari para pebisnis.


4

1.2 Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Tujuan

Tujuan Tugas Akhir ini adalah menghasilkan rancangan video prewedding clip

sebagai media promosi production house Axel Studio Semarang.

1.2.2 Manfaat

Hasil Proyek Studi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak

yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat bagi perusahaan

Dengan adanya perancangan iklan tayang ini diharapkan mampu memberikan

informasi kepada perusahaan tentang iklan sebagai media promosi terpadu

yang baik dan efektif serta dapat membantu perusahaan dalam

mempromosikan jasa yang dibidangi kepada masyarakat luas.

2. Manfaat bagi penulis

Bagi penulis, sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

khususnya dalam bidang perancangan iklan tayang.

3. Manfaat bagi akademis

Memberikan pengetahuan dan membuka wawasan kepada para akademis

tentang perancangan iklan tayang yang baik dan efektif.

4. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi

Memberikan masukan dan sumbangan pikiran atau bahan pustaka yang

nantinya dapat digunakan oleh para mahasiswa sebagai bahan referensi dalam
5

kajian yang relevan yakni dalam perancangan iklan tayang sebagai penunjang

promosi.
6

BAB II

LANDASAN KOSEPTUAL

2.1 Desain Komunikasi Visual

2.1.1Pengertian Desain Komunikasi Visual

Menurut Kusrianto (2007:2) pengertian desain komunikasi visual adalah suatu

disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta

ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan

secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan

gambar, tatanan huruf, komposisi warna serta layout (tata letak atau perwajahan).

Dengan demikian, gagasan bisa diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi

sasaran penerima pesan.

Dalam pandangan Sanyoto (2006:8), desain komunikasi visual memiliki

pengertian secara menyeluruh, yaitu rancangan sarana komunikasi yang bersifat

kasat mata. Menurut Safanayong (2006:2) desain berasal dari kata designare (Latin)

yang berarti “to make preliminary sketches of”, yaitu untuk membuat sketsa awal.

Sedangkan arti komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan

yang terjadi antara dua pihak. Visual berkaitan dengan penglihatan, yang meliputi

proses tahapan merasakan, menyeleksi, dan memahami.

Menurut Tinarbuko (2008:23) dalam bukunya yang berjudul “Semiotika

Komunikasi Visual”, desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari

konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai

media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri atas
7

gambar (ilustrasi), huruf dan tipografi, warna, komposisi, dan layout. Semua itu

dilakukan guna menyampaikan pesan secara visual, audio, dan atau audio visual

kepada target sasaran yang dituju.

Berdasarkan beberapa konsepsi tersebut, dapat ditegaskan bahwa yang

dimaksud desain komunikasi visual adalah ilmu yang mendasarkan pada tiga

konsep utama, yaitu konsep berkomunikasi, melalui ungkapan daya kreatif, dan

melalui berbagai media, dengan tujuan agar gagasan bisa diterima oleh orang atau

kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan. Ilmu desain komunikasi visual

sebagai salah satu bagian dari teknik berkomunikasi. Bukan hanya sekadar

komunikasi, tetapi juga pemberi citra (image) terhadap sesuatu yang akan

dikomunikasikan. Dengan demikian, penerima informasi bukan hanya berubah dari

tidak tahu menjadi tahu, tetapi sekaligus dipengaruhi bahkan disugesti melalui

pesan yang disampaikan.

2.1.2 Unsur-unsur Desain Komunikasi Visual

Ada beberapa unsur yang harus dipahami oleh seorang desainer agar menghasilkan

komposisi desain yang estetik, harmonis, komunikatif dan menyenangkan untuk

dinikmati audiens. Unsur-unsur tersebut di antaranya :

1. Garis (Line)

Garis dapat dimaknai sebagai jejak sesuatu. Misalnya, goresan pensil, pena atau

mouse di komputer dan lain sebagainya. Garis tidak memiliki kedalaman (depth),

hanya memiliki ketebalan dan panjang. Oleh karena itu, garis adalah elemen satu

dimensi wujud garis sangat bervariasi. Garis lurus mengesankan kaku dan formal,

garis lengkung memberikan kesan lembut dan luwes, garis zig-zag berarti keras
8

dan dinamis, garis tidak beraturan berarti fleksibel dan tidak formal. Kemudian,

garis horizontal mengesankan pasif, tenang, dan damai. Garis vertikal memiliki

kesan stabil, gagah, dan elegan. Garis diagonal dapat diartikan sebagai makna

aktif, dinamis, dan menarik perhatian. Masih banyak variasi lainnya yang biasa

digunakan, seperti garis putus-putus, gradasi, tebal tipis, dan sebagainya.

Penggunaan garis dalam desain komunikasi visual tidak terikat pada aturan dan

ketentuan, karena pada dasarnya garis adalah elemen visual yang dapat dipakai

di mana saja, asalkan bertujuan memperjelas dan mempermudah audiens, atau

sekadar pemanis yang bisa disusun sedemikian rupa. Dalam layout, penggunaan

garis-garis juga berperan untuk menambah unsur estetika dan kenyamanan

pembaca (Casofa dan Alib Isa 2013:9-10).

2. Bidang (Shape)

Shape atau bidang adalah segala bentuk apapun yang memiliki dimensi tinggi

dan lebar. Bidang dapat berupa bentuk-bentuk geometris (lingkaran, segitiga,

segiempat, elips, setengah lingkaran, dan sebagainya) dan bentuk-bentuk yang

tidak beraturan. Bidang geometris memiliki kesan formal, sedangkan bidang non-

geometris memiliki kesan tidak formal dan dinamis. Dalam dunia desain,

pengertian bidang tidak terbatas hanya itu saja. Area kosong yang berada di

antara elemen-elemen visual dan space yang mengelilingi gambar atau foto, bisa

juga disebut sebagai bidang. Blank space (bidang kosong) bahkan bisa dianggap

sebagai elemen desain. Bidang kosong dimaksudkan untuk menambah

kenyamanan baca (legibility) dan menimbulkan gairah membaca. Bidang kosong


9

juga memberikan kesan nyaman dan bernapas serta memberikan tekanan kepada

objek visual yang ada dalam sebuah desain (Casofa dan Alib Isa 2013:11).

3. Warna (Colour)

Warna adalah elemen visual penarik perhatian paling utama. Jika penggunaan

warna salah, kualitas, citra, keterbacaan, pun akan salah. Contohnya, warna yang

lembut akan memancarkan kesan romantis dan ketenangan. Sementara warna-

warna tegas dan kuat akan memberi kesan dinamis. Penggunaan yang salah

tempat tentu akan menimbulkan kesan yang salah di benak audiens. Setiap warna

memiliki karakteristik, kegunaan dan makna masing-masing (Casofa dan Alib Isa

2013:12).

4. Gelap Terang (Value)

Salah satu cara terbaik untuk memudahkan unsur penangkapan pesan dalam

visual grafis adalah dengan mengatur gelap dan terangnya. Ada dua pembagian

dalam kategori ini, yaitu low contrast value yang berarti penggunaan warna-

warna yang kurang kontras. Visual yang dihasilkan akan cenderung kalem, statis,

dan sederhana serta tenang. Adapun yang kedua adalah high contrast value, yaitu

penggunaan warna-warna kontras dengan ekstrem, sehingga menghasilkan visual

yang energik, ceria, dinamis, dramatis, dan penuh gairah. Berdasarkan nilai

dalam gelap dan terangnya, warna dibagi menjadi beberapa tingkatan. Paling

terang adalah warna putih, kemudian warna tergelap adalah hitam. Aturannya,

warna gelap akan terbaca jika ditempatkan pada background terang. Begitu pula

sebaliknya, warna terang akan sangat mudah terbaca jika ditempatkan pada

background gelap (Casofa dan Alib Isa 2013:15-16).


10

5. Tekstur (Texture)

Tekstur merupakan nilai raba atau lebih, mudahnya adalah halus dan kasarnya

sebuah permukaan benda. Dalam desain, penggunaan tekstur dapat dimayakan

untuk memberikan visual yang lebih berkarakter. Tekstur sering digunakan untuk

mengatur keseimbangan dan kontras dalam sebuah desain komunikasi visual

(Casofa dan Alib Isa 2013:17).

6. Format

Panjang dan pendek, tinggi dan rendah, serta besar dan kecilnya suatu elemen

visual perlu diperhatikan. Tujuannya agar keterbacaan (legibility) dapat

tersajikan dengan baik. Untuk mengatur format dalam sebuah desain visual perlu

dibuat yang namanya visual hierarchy (skala prioritas). Caranya adalah dengan

mengurutkan hal-hal penting untuk ditampilkan lebih utama, baru kemudian yang

tidak penting. Tujuannya agar pembaca tahu bagian mana yang harus dibaca atau

dilihat terlebih dahulu. Demikian pula dengan peletakkan font, warna, bentuk,

posisi, dan semuanya yang perlu menjadi bagian mana yang utama dan

pendukung. Perbedaan ukuran yang diperhitungkan secara proporsional akan

membantu audiens dalam memilih informasi yang perlu didahulukan. Tidak

semua informasi yang disampaikan itu penting, sehingga semua elemen

berukuran besar dan mencolok. Desain yang seperti itu akan sangat riuh dan

membingungkan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan skala prioritasnya, mulai

dari bagian mana yang sangat penting, penting, hingga yang kurang penting.

Penggunaan format yang baik akan membuat keterbacaan lebih mudah dicerna

(Casofa dan Alib Isa 2013:17-18).


11

2.1.3 Prinsip-prinsip Desain Komunikasi Visual

Ada 5 prinsip utama dalam desain yaitu :

1. Proporsi (Proportion)

Proporsi adalah perbandingan ukuran antara bagian dengan bagian dan antara

bagian dengan keseluruhan. Prinsip tersebut menekankan pada ukuran dari suatu

unsur yang akan disusun dan sejauh mana ukuran itu menunjang keharmonisan

tampilan suatu desain. Proporsi yang dimaksud adalah kesesuaian antara ukuran

halaman dengan isinya. Dalam dunia tata layout, dikenal ukuran kertas atau

bidang kerja. (Kusrianto 2007:277-285)

2. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan atau balance merupakan prinsip dalam komposisi yang

menghindari kesan berat sebelah atas suatu bidang atau ruang yang diisi dengan

unsur-unsur rupa. Prinsip keseimbangan merupakan suatu pengaturan agar

penempatan elemen dalam suatu halaman memiliki efek seimbang. Terdapat dua

macam keseimbangan, yaitu keseimbangan formal atau simetris dan

keseimbangan informal atau asimetris (tidak simetris). Keseimbangan formal

digunakan untuk menata letak elemen-elemen grafis agar terkesan rapi dan

formal. Prinsip keseimbangan formal atau simetri sering digunakan dalam karya

publikasi yang dibuat untuk memberi kesan dapat dipercaya, dapat diandalkan,

serta memberi kesan aman. Seimbang bukan berarti sama besar, tetapi memiliki

tampilan yang sama bobotnya. Sebagai kebalikannya, keseimbangan informal

memiliki tampilan yang tidak simetri. Pada dasarnya, setiap elemen yang disusun

memiliki kesan yang seimbang, hanya saja cara pengaturannya tidak sama.
12

Prinsip itu sering dipergunakan untuk menggambarkan adanya dinamika, energi,

dan pesan yang bersifat tidak formal. Prinsip tersebut juga sering digunakan oleh

kalangan muda. Penerapan prinsip itu berhubungan dengan prinsip-prinsip

lainnya, yakni kesatuan dan harmoni.

3. Kontras (Contrast)

Kontras di dalam suatu komposisi diperlukan sebagai vitalitas agar tidak terkesan

monoton. Kontras ditampilkan secukupnya saja karena bila terlalu berlebihan,

akan muncul ketidak teraturan dan jauh dari kesan harmonis. Jika suatu layout

desain menampilkan elemen-elemen yang sama kuatnya, maka akhirnya tidak

ada satu pun materi di halaman itu yang menonjol. Oleh karena itu, diperlukan

suatu kontras sehingga akan diperoleh fokus yang ingin ditonjolkan. Masing-

masing elemen di halaman harus ada yang dominan, misal dapat menonjolkan

headline, ilustrasi atau fotonya, maupun justru white spacenya. Jika semua

elemen sama menonjolnya, maka mereka akan berebut mencari perhatian. Dalam

pemilihan huruf, misalnya penggunaan huruf tebal yang dikombinasikan dengan

huruf tipis dapat menimbulkan kontras. Huruf berukuran besar jika disandingkan

dengan huruf berukuran kecil juga akan menimbulkan kontras. Banyak yang

dapat dilakukan untuk memadu objek agar muncul kontras sehingga diperoleh

fokus perhatian. Jika sebuah halaman telah tertata rapi dengan masing-masing

elemen yang sama kuat dan sama bagusnya, akibatnya tidak ada fokus dalam

tampilan halaman tersebut. Guna menampilkan kontras untuk memperoleh fokus,

maka beberapa warna elemen diredupkan sehingga elemen-elemen lainnya


13

menjadi lebih fokus karena timbulnya kontras antara objek yang sebagai fokus

utama serta elemen lain yang dibuat redup di sekelilingnya.

4. Irama (Rhythm)

Irama atau ritme adalah penyusunan unsur-unsur dengan mengikuti suatu pola

penataan tertentu secara teratur agar didapatkan kesan yang menarik.

Penataannya dapat dilaksanakan dengan mengadakan pengulangan maupun

pergantian secara teratur. Irama atau yang disebut dengan rhythm sebenarnya

bermakna sama dengan repetition alias pola perulangan yang menimbulkan

irama yang enak diikuti, misal menggunakan pola warna maupun motif yang

diulang dengan irama tertentu. Dalam publikasi yang memiliki beberapa

halaman, kontinuitas dari iramanya haruslah dijaga. Supaya diperoleh irama,

maka harus membuat beberapa elemen tetap yang diulang-ulang polanya.

Dengan demikian, pembaca dapat mengikuti alur dari publikasi melalui ciri

desain tersebut. Jika mendesain sebuah layout, maka harus membuat pola dasar

atau yang biasa disebut master pages. Walaupun termuat beberapa macam artikel

yang didesain secara spesifik, tetapi secara keseluruhan tetap ada elemen-elemen

yang bentuk dan polanya dijadikan patokan yang berirama.

5. Kesatuan (Unity)

Kesatuan atau unity merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada

keselarasan dari unsur-unsur yang disusun, baik dalam wujudnya maupun

kaitannya dengan ide yang melandasinya. Dengan adanya kesatuan, maka

elemen-elemen yang ada saling mendukung sehingga diperoleh fokus yang

dituju. Prinsip kesatuan atau unity adalah hubungan antara elemen-elemen desain
14

yang semula berdiri sendiri-sendiri serta memiliki ciri sendiri-sendiri yang

disatukan menjadi sesuatu yang baru dan memiliki fungsi baru yang utuh. Ada

beberapa cara yang dapat dilakukan, misalnya mendekatkan elemen-elemen

sehingga berdampingan (side by side) atau bersinggungan (in contact each

other). Selain itu, dapat ditambahkan warna atau alat-alat bantu seperti garis

border atau ornamen.

Penerapan prinsip kesatuan dalam desain harus memerhatikan

karakteristik dan fungsi setiap elemen. Menurut Gerald A. Silver, menyarankan

agar elemen-elemen yang ditata memperoleh unity dan kontras yang mudah

ditangkap oleh mata pembaca, maka dengan mencoba mengikuti pola bentuk

huruf seperti L, U, T, O tanpa meninggalkan prinsip-prinsip desain yang lain.

Namun, semakin bebasnya seorang desainer dalam mengolah media dan elemen

grafis, teori tersebut menjadi tidak terlalu dominan walaupun masih ada juga

yang menerapkan.

2.1.4 Jenis Media Komunikasi Visual

Media komunikasi visual ada bermacam-macam, berdasarkan penuturan Basuki

(2000) yang disempurnakan oleh Pujiriyanto (2005:15), secaragaris besar media

dapat dikelompokkan menjadi lima macam:

1. Media cetak/ visual (printed material), contohnya: poster (dalam dan

luar),stiker, sampul buku, pembungkus, selipat (folder), selebaran (leaflet),

amplop dan kop surat, tas belanja, katalog, iklan majalah dan surat kabar.

2. Media luar ruangan (outdoor), contohnya: spanduk (banner), papan

nama,umbul-umbul, neon-box, neon-sign, billboard, baliho, mobile box.


15

3. Media elektronik (electronic), contohnya: radio, televisi, internet, film,

program video, animasi komputer.

4. Tempat pajang (display), contohnya: etalase (window display), point

ofpurchase, desain gantung, floor stand.

5. Barang-barang kenangan (specialoffer), contohnya: kaos, topi, payung,

gelas,aneka souvenir, sajadah, tas dan sebagainya.

2.2 Media Promosi

2.2.1 Pengertian Media Promosi

Kotler (2008:219) berpendapat media adalah alat untuk memperlancar

komunikasi atau dapat diartikan sebagai alat komunikasi non personal. Alat

komunikasi non personal yaitu saluran komunikasi yang menyampaikan pesannya

tanpa melakukan kontak atau interaksi pribadi. Media terdiri atas media cetak,

media penyiaran, media elektronik, dan media display. Menurut Swastha (dalam

Rangkuti 2009:50) menjelaskan bahwa promosi adalah kegiatan penjualan dan

pemasaran dalam rangka menginformasikan dan mendorong permintaan terhadap

produk, jasa, dan ide dari perusahaan dengan cara mempengaruhi konsumen agar

mau membeli produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

Saladin (dalam Rangkuti 2009:49) menjelaskan promosi adalah salah satu

unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk

memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan.

Promosi perlu dilakukan untuk menciptakan kesadaran dan ketertarikan konsumen

kepada produk atau jasa yang ditawarkan.


16

Dari beberapa definisi di atas dapat ditegaskan bahwa media promosi

merupakan alat atau sarana komunikasi yang mendukung kegiatan penjualan dan

pemasaran dalam rangka menginformasikan, mengingatkan, membujuk serta

mendorong adanya permintaan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh

perusahaan. Pembuatan promosi ini diterapkan pada media-media yang disebut

media promosi.

2.2.2 Bauran Promosi (Promotional Mix)

Bauran promosi yaitu kombinasi dari strategi yang dapat digunakan perusahaan

untuk mencapai tujuan program penjualan. Bauran promosi merupakan gabungan

dari berbagai jenis promosi yang ada, tujuannya agar hasil dari kegiatan promosi

yang dilakukan maksimal untuk mencapai tujuan pemasaran. Bauran promosi atau

yang disebut dengan promotional mix, secara umum mencakup empat elemen, yaitu

iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), publikasi atau humas, dan

personal selling. Namun Belch dan Michael (2004:17) menambahkan dua elemen

dalam kegiatan bauran promosi (promotional mix), yaitu direct marketing dan

interactive atau internet marketing. Keenam komponen bauran promosi

(promotional mix) tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:


17

Bagan 2.1 Bauran Promosi

Sumber : George E. Belch dan Michael Belch, 2014:17,.Advertising and

Promotion

1. Iklan atau advertising

Iklan merupakan segala bentuk penyajian non-personal di media massa yang

dibayar oleh sponsor tentang organisasi, gagasan, barang, atau jasa. Media massa

yang dimaksud di sini adalah sarana informasi yang bisa diakses mayoritas

masyarakat, seperti koran, majalah, billboard, televisi, dan masih banyak lagi.

Iklan memiliki biaya operasional lebih tinggi dalam menyampaikan pesan kepada

sejumlah besar khalayak sasaran yang tersebar secara geografis dalam satu kali

penayangan. Namun, iklan hanya menyampaikan informasi satu arah saja, respon

dari khalayak sasaran tidak bisa langsung didapatkan. Respon itu dapat diketahui

dengan mengevaluasi secara reguler pengaruh iklan terhadap dampak penjualan.

2. Pemasaran langsung atau direct marketing

Pemasaran langsung adalah upaya perusahaan untuk berkomunikasi secara

langsung dengan konsumen supaya menimbulkan tanggapan positif, seperti


18

pemesanan barang atau jasa, permintaan info, kunjungan ke outlet bahkan hingga

transaksi penjualan.

3. Promosi penjualan atau sales promotion

Sales promotion yaitu kegiatan pemasaran yang memberikan nilai tambah atau

bonus suatu produk atau jasa kepada agen, tenaga penjual, atau konsumen untuk

mendorong pembelian atau penjualan. Misalnya pemberian sampel gratis, kupon

potongan harga, bonus merchandise, dan masih banyak lagi.

4. Humas atau publikasi

Humas atau publikasi yaitu suatu upaya membangun hubungan baik dengan

berbagai masyarakat agar memiliki citra yang baik sehingga mendapatkan

kepercayaan.

5. Personal selling

Personal selling yaitu cara untuk memberikan informasi kepada khalayak sasaran

dan mempengaruhi mereka untuk membeli produk yang ditawarkan dalam

kondisi timbal balik. Kondisi timbal balik tersebut diperoleh dengan cara

berkomunikasi langsung atau bertatap muka dengan satu atau beberapa calon

konsumen untuk melakukan presentasi.

6. Interactive atau internet marketing

Internet marketing merupakan bentuk komunikasi antara perusahaan dan

konsumen yang dilakukan secara interaktif dengan memanfaatkan fasilitas

internet, misalnya melalui website, blog, social network, bisa juga dalam bentuk

Interaktif Multimedia (IMM).


19

Banyak orang yang masih bingung membedakan antara promosi dengan

iklan. Promosi dan iklan memberi kontribusi pada efektivitas rencana komunikasi

pemasaran, terutama karena keduanya melakukan hal berbeda dan penjualannya

berbeda. Dalam rencana yang efektif, keduanya bekerja sama, bersama dengan

alat komunikasi pemasaran lainnya untuk menjangkau keseluruhan tujuan

komunikasi pemasaran. Beberapa tujuan promosi dan iklan hampir sama, seperti

meningkatkan jumlah pelanggan dan menaikkan penggunaan produk atau jasa

oleh pelanggan yang telah ada. Kedua tujuan ini dimaksudkan untuk mengubah

persepsi customer tentang produk atau jasa yang ditawarkan dan keduanya

berusaha untuk membuat orang melakukan sesuatu. Tentu saja, pengiklan

melakukannya dengan cara yang berbeda. Dalam kebanyakan kasus, iklan atau

advertising dibutuhkan untuk mendukung promosi. Misalnya penawaran harga,

diiklankan sebagai cara untuk menaikkan kunjungan ke toko atau kantor

perusahaan (Moriarty, 2011:611).

Berikut adalah tabel yang menjelaskan ringkasan perbedaan antara

promosi dan iklan, yang dikutip dari beberapa buku :

Tabel 2.1 Perbedaan Promosi dan Iklan (diadaptasi dari Moriarty dkk2011:610,
Kasali 1992:10; Morisan 2012:17; Rangkuti 2009:51-53; Suyanto 2004:69).
Tabel Perbedaan Promosi dan Iklan

Promosi Iklan

a. Sifatnya personal. a. Sifatnya non personal/massa.


b. Bentuk komunikasi dua arah. b. Bentuk komunikasi satu arah.
c. Penyampaiannya dapat dilakukan c. Penyampaiannya dilakukan oleh
secara perorangan. agensi atau biro iklan.
d. Menciptakan tindakan segera atau d. Menciptakan brand image dari
langsung. waktu ke waktu.
20

e. Merangsang pembelian di tempat e. Mengubah jalan pikiran


(immediately stimulating purchase). konsumen untuk membeli.
f. Strategi nilai tambahnya didasarkan f. Mengandalkan pada daya tarik
pada daya tarik rasional. emosional.
g. Menambah nilai yang tampak pada g. Menambah nilai tak tampak
produk/jasa. pada produk/jasa melalui citra.
h. Memberi kontribusi banyak pada h. Memberi kontribusi sedikit pada
profitabilitas (keuntungan) jangka profitabilitas/keuntungan jangka
pendek. pendek.
i. Ruang lingkup kegiatannya meliputi i. Ruang lingkup kegiatannya
- Iklan (advertising) meliputi
- Pemasaran langsung (direct - Iklan termasuk bagian dari
marketing) promosi
- Promosi penjualan (sales - Iklan produk dan bukan
promotion) produk
- Humas/publikasi - Iklan berdampak langsung
- Personal selling (berjualan secara dan tidak langsung
personal) - Iklan komersial dan bukan
- Interactive/internet marketing. komersial.
j. Medianya terdiri dari leaflet, brosur, j. Medianya terdiri dari radio, TV,
booklet, sticker, merchandise dan majalah, surat kabar, film,
lainnya bioskop, dan lain-lain.

2.2.3 Jenis Media Promosi

2.2.3.1 Media Promosi Cetak

Media promosi cetak merupakan media promosi yang dibuat dengan menggunakan

teknik cetak, baik cetak dengan teknologi sederhana maupun teknologi tinggi.

Secara umum jenis media ini merupakan media yang statis dan terdiri dari lembaran

dengan sejumlah kata, gambar atau foto, dalam tata warna dan halaman.Media

promosi cetak ini merupakan sarana komunikasi pemasaran yang paling umum dan

sering dijumpai di banyak tempat, terutama di tempat-tempat umum dan strategis.

Walaupun era teknologi informasi mengarahkan khalayak pada penggunaan media

internet, namun media promosi cetak masih tetap bertahan. Alasannya, media cetak

mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh media internet. Misalnya, media
21

promosi cetak lebih mudah diakses dibandingkan dengan media internet. Promosi

jenis ini sangat mudah dijangkau oleh masyarakat kalangan atas hingga bawah.

Biaya untuk promosi menggunakan media cetak juga cukup terjangkau dan dapat

menghemat biaya. Contoh dari jenis media promosi cetak antara lain poster, brosur,

flyer, katalog, kartu nama, dan lain-lain.

(dalam http://www.bitebrands.co/2015/03/jenis-jenis-media-promosi-cetak.html

yang diakses pada 28 April 2016).

2.2.3.2 Media Promosi Elektronik

Menurut Kasali (1992:99) media elektronik merupakan media promosi yang proses

bekerjanya berbasis perangkat elektronik atau digital. Secara lebih spesifik, media

elektronik dibagi dalam empat jenis, yaitu radio, televisi, film, serta media jaringan

atau internet atau interaktif. Penggunaan media promosi elektronik dapat membantu

perusahaan dalam proses publikasi agar tersebar lebih luas serta menjangkau semua

target market dalam waktu yang tidak terbatas. Media internet termasuk dalam

salah satu jenis media elektronik. Promosi menggunakan media internet

dilatarbelakangi oleh meningkatnya pengguna internet di zaman sekarang.

Perkembangan teknologi telah merubah segalanya termasuk dalam bidang bisnis.

Namun cara ini menjadi kemudahan tersendiri untuk melancarkan proses jual beli.
22

2.2.4 Tujuan Promosi

Tujuan promosi menurut Rangkuti (2009:51-53) sebagai berikut :

1. Memodifikasi tingkah laku

Media promosi berusaha mengubah tingkah laku dan pendapat suatu individu,

yang awalnya tidak menerima menjadi setia terhadap produk atau jasa.

2. Memberitahu

Media promosi ini menginformasikan tentang produk atau jasa kepada target

audiens.

3. Membujuk

Media promosi bersifat persuasifini memberi pengaruh lama, perusahaan tidak

ingin memperoleh tanggapan secepatnya untuk menciptakan kesan positif.

4. Mengingatkan

Media promosi ini dilakukan untuk mempertahankan merek produk atau jasa di

hati masyarakat.

2.2.5 Jenis Pesan dalam Media Promosi

Menurut Suyanto (2004:53) terdapat beberapa jenis pesan dalam media promosi,

yaitu:

1. Informatif

Media promosi berisi pesan yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang

sebuah produk atau jasa, event, pemberitahuan, promosi, atau sesuatu yang baru

kepada audience.
23

2. Persuasif

Media promosi yang berisi pesan ajakan atau himbauan dan bertujuan

mempengaruhi audience untuk mengikutinya.

3. Pengingat

Media promosi yang bertujuan untuk mengingatkan audience pada produk atau

jasa, event, promosi atau hal yang sudah diketahui sebelumnya.

4. Penambah Nilai

Media promosi yang bertujuan untuk menambah atau meningkatkan nilai dari

suatu produk atau jasa yang ditawarkan.

5. Bantuan Aktivitas Lain

Media promosi yang bertujuan membantu memfasilitasi aktifitas lain dari produk

maupun jasa tersebut.

2.3 Iklan

2.3.1 Pengertian Iklan

“Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar

tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan pemberitahuan kepada khalayak

mengenai barang dan jasa yang dijual, dipasang di media massa seperti koran dan

majalah atau di tempat-tempat umum”.

(belajardekavetiga.blogspot.com/2005_12_01diakses pada 28 April 2016)

Kata iklan atau advertising berasal dari bahasa Yunani, yang artinya kurang

lebih adalah “menggiring orang pada gagasan”. Pengertian iklan secara

komprehensif adalah “semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan


24

mempromosikan ide, barang,atau jasa secara non personal yang dibayar oleh

sponsor tertentu”(www.nu.or.id). Secara umum, iklan berwujud penyajian

informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang

dijalankan dengan kompensasi biaya tertentu. Dengan demikian, iklan merupakan

suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang

untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.

“Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk disampaikan

melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada

sebagian atau seluruh masyarakat” (www.pppi.or.idyang diakses pada 28 April

2016).

Sebagai bagian dari promosi yang merupakan bauran juga dari pemasaran

(marketing mix), maka sebuah iklan adalah juga pesan yang mampu menjual.

Definisi iklan dalam kaitannya sebagai pesan yang menjual adalah,“iklan

merupakan sebuah bentuk promosi yang bersifat impersonal dan meliputi aktivitas

mentransmisi pesan standar kepada sejumlah besar penerima pesan yang dijadikan

sasaran”(Winardi,1988:305). Di dalam pesannya itu, iklan diarahkan untuk

membujuk orang supaya tertarik, kemudian melakukan tindakan membeli.Bedanya

dengan pengumuman adalah dalam hal ketertarikannya untuk membeli karena

pesan-pesan iklan telah dikemas dengan cara saksama.

Proses sebuah iklan diarahkan untuk menuntun khalayak kearah jenjang

informasi yang mencipta sebuah situasi dari “unware” ke jenjang “loyalty” (lihat

Ogilvy On Advertising By David Ogilvy). Maka sebuah iklan pasti membutuhkan

media sebagai perantaranya. Media ini berfungsi sebagai sarana untuk


25

menyampaikan pesan iklan agar khalayak dapat mengetahui. Media massa yang

lazim digunakan untuk beriklan adalah televisi, radio, majalah, koran, tabloid,

spanduk, poster dan lainnya. Karena adanya komunikasi antara produsen dan

konsumen secara persuasif yang berisi promosi tentang barang dan jasa, gagasan

serta cita-cita dalam bentuk komunikasi visual yang dapat dimengerti kedua belah

pihak, dan bentuknya yang impersonal, atau meliputi banyak orang, maka suatu

pesan promosi atau iklan dapat pula disampaikan kepada prospek-prospek yang

sengaja dipilih melalui media yang tepat, dengan cara yang berbeda antara media

satu dengan lainnya.

Iklan sering dipandang sebagai media yang paling lazim digunakan

perusahaan khususnya produk konsumsi untuk mengarahkan komunikasi yang

persuasif pada konsumen. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan,

pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra konsumen yang berkaitan

dengan suatu produk atau merek. Tujuan ini bermuara pada upaya mempengaruhi

perilaku konsumen dalam membeli. Meskipun tidak secara langsung berdampak

pada pembelian, iklan menjadi sarana untuk membantu pemasaran yang efektif

dalam menjalin komunikasi antara perusahaan dan konsumen, dan sebagai upaya

perusahaan dalam menghadapi pesaing. Kehidupan dunia modern saat ini sangat

bergantung pada iklan. Tanpa iklan, para produsen dan distributor tidak akan dapat

menjual barangnya. Sedangkan di sisi lain, para pembeli tidak akan mempunyai

cukup informasi mengenai produk-produk barang dan jasa yang tersedia di pasaran.

Konsumen seringkali dihadapkan pada kurangnya informasi yang berkaitan dengan

harga maupun kualitas produk yang dibutuhkannya (Durianto dkk, 2003:23).


26

Dalam sebuah pasar dimana iklan memiliki peran penting dalam

mengkoordinasikan pembelian konsumen, perusahaan tentunya harus melakukan

semua tindakan yang mungkin dapat dilakukan untuk mempengaruhi, memotivasi

dan menanamkan keinginan pada calon konsumen untuk membeli, melalui

kampanye iklan yang efektif. Para ahli ekonomi menduga bahwa kegiatan

periklanan mempengaruhi kecenderungan masyarakat untuk meningkatkan

konsumsinya.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sejumlah industri dengan tingkat

periklanan yang tinggi (advertising-intensive industries) memiliki kecenderungan

konsumsi (marginal propensity to consume) yang tinggi. “John Kenneth Galbraith,

seorang ahli ekonomi terkemuka, juga pernah mengatakan bahwa salah satu

keunggulan perusahaan besar adalah pada kemampuannya mengelola permintaan

dan mendorong konsumsi melalui kegiatan-kegiatan promosional. Periklanan akan

meningkatkan pengetahuan publik mengenai ketersediaan dan karaktersitik

berbagai produk, sehingga meningkatkan kedaulatan konsumen (consumer

suvereignity) dalam melakukan pilihan-pilihan konsumennya” (Durianto dkk,

2003:56).

Iklan sering diakui sebagai senjata yang ampuh untuk menciptakan

diferensiasi produk di benak konsumen. Dalam kapasitas demikian, periklanan

dapat berfungsi sebagai instrumen untuk menciptakan hambatan masuk bagi

pendatang baru atau hambatan mobilitas untuk para pesaing. “Perusahaan besar

dengan omset besar yang cenderung memiliki anggaran periklanan yang besar, akan
27

menggunakan instrumen ini untuk mempertahankan kedudukannya” (Durianto dkk,

2003:62).

“Pada tahun 1948, Kaldor dan Silverman sudah menunjukkan bahwa

industri dengan belanja iklan yang tinggi adalah ciri utama industri dengan pemain

pasar yang jumlahnya sedikit (oligopolistik). Philip Nelson, seorang ahli ekonomi

periklanan, juga menulis bahwa semakin superior (unggul) suatu produk yang

dimiliki perusahaan, semakin besar peluang terjadinya pembelian ulang, dan

periklanan semakin efektif digunakan untuk mendorong konsumen yang potensial

untuk mencoba produk” (Durianto dkk, 2003:69). Dengan demikian, perusahaan-

perusahaan dengan produk yang superior menarik.Manfaat lebih besar dari

beriklan. Pernyataan Philip yang terkenal mengenai hal ini, yaitu“the most higly

advertised products are in fact the best buys” (Durianto dkk, 2003:74). Dari

beberapa kajian terhadap teori dan praktik ditunjukkan bahwa penggunaan selebriti

dalam iklan menghasilkan banyak publisitas dan perhatian. Selebriti adalah sosok

yang menikmati pengakuan publik atau kelompok sosial masyarakat tertentu karena

sejumlah karaktersitik yang atraktif, gaya hidup luar biasa atau skill tertentu yang

dapat dilihat secara kasat mata serta sejumlah karakter yang tidak kasat mata.

Selebritis sering diasosiasikan dengan kelompok masyarakat tertentu dan

mempunyai derajat publik awareness yang tinggi seperti misalnya aktor Pierce

Brosnan, Meg Ryan, model Naomi Campbell, atlet David Beckam, entertain Oprah

Winfrey dan pop star Madonnadan juga pebisnis Bill Gates. Meskipun penggunaan

selebriti pendukung iklan sering merupakan bisnis bernilai jutaan dolar, akan tetapi

banyak perusahaan yang mempergunakan para selebriti ini baik itu dari bintang film
28

maupun atlet profesional agar dapat efektif mendukung dan meningkatkan

penjualan produk mereka.

Penggunaan selebritis sebagai endorsement menjadi hal biasa dalam bisnis

saat ini. Hal ini disebabkan ada banyak teori dan praktik yang memperlihatkan

bahwa penggunaan selebritis sebagai endorsement dalam iklan akan meningkatkan

perhatian dan publisitas publik terhadap merek atau produk yang diiklankan.

Dukungan selebriti adalah strategi yang sering digunakan perusahaan sebagai alat

promosi.

Meskipun demikian dalam beberapa kasus bukan hasil penjualan dan

keuntungan yang diperoleh, tetapi justru sebaliknya merek tenggelam ataupun

redup di balik kepopuleran sang selebritis. Dapat juga terjadi merek ikut tenggelam

bersamaan dengan pudarnya kepopuleran sang selebritis yang begitu cepat apalagi

kalau dilihat fenomena selebriti Indonesia yang muncul dalam budaya instan.

2.3.2 Jenis-Jenis Iklan


2.3.2.1 Jenis iklan
Jenis iklan menurut Jefkins (1996:96) secara garis besar iklan dapat digolongkan

menjadi tujuh kategori pokok, antara lain:

1. Iklan Konsumen
Iklan konsumen adalah iklan yang mempromosikan produk-produk konsumsi

yang umum dibeli oleh masyarakat.

2. Iklan Antarbisnis
Iklan antar bisnis adalah iklan yang mempromosikan barang-barang dan jasa

non konsumen. Artinya baik pemasang maupun sasaran iklan sama-sama

perusahaan.
29

3. Iklan Perdagangan
Iklan perdagangan adalah iklan yang secara khusus ditujukan kepada kalangan

distributor, pedagang besar, agen, dll.

4. Iklan Eceran
Iklan eceran adalah iklan yang dibuat dan disebarluaskan oleh pihak

pemasok/perusahaan dan dilancarkan oleh pihak pengecer.

5. Iklan Keuangan
Iklan keuangan adalah iklan yang meliputi iklan-iklan untuk bank, jasa

tabungan, asuransi, dan investasi. Sebagai pelengkap terkadang disertakan juga

laporan keuangan perusahaan.

6. Iklan Langsung
Iklan langsung adalah iklan yang menggunakan medium pos (direct mail).

7. Iklan Lowongan Kerja


Iklan lowongan kerja adalah iklan yang bertujuan merekrut calon pegawai atau

pekerja.

2.3.2.1 Media Iklan


Menurut Khazali (1992:134) berdasarkan media yang digunakan, iklan dapat dibagi

dalam beberapa jenis, antara lain:

2.3.2.1.1 Iklan Cetak


Iklan yang dibuat dan dipasang dengan menggunakan teknik cetak. Teknik ini dapat

berupa letterpress, photolitography, sablon, inkjet, laser dan lainnya. Beberapa

bentuk iklan cetak ini antara lain iklan cetak surat kabar, majalah, baliho, poster dan

stiker.
30

2.3.2.1.2 Iklan Elektronik


Iklan yang menggunakan media berbasis perangkat elektronik. Secara spesifik iklan

elektronik dapat berupa:

a. Iklan Radio
Iklan radio memiliki karakteristik hanya dapat didengarkan melalui audio

(suara) saja. Suara tersebut dapat berupa Voice, suara atau kata-kata manusia

yang teratur; Musik, perpaduan bunyi-bunyian yang teratur dengan ritme

tertentu dan harmonis; dan Sound Effect, suara-suara yang tidak beraturan

maupun efek suara alam. Iklan radio terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

a. Ad lib, disampaikan oleh penyiar secara langsung berupa siaran kata saja.

Biasanya durasinya tidak lebih dari 60 detik.

b. Spot, disampaikan dengan teknik perekaman sebelumnya, sehingga

membutuhkan naskah terlebih dahulu. Durasinya berkisar antara 15 sampai

dengan 60 detik.

c. Sponsor Program, pemberian waktu khusus kepada sponsor untuk

menyampaikan pesan dengan cara membiayai sebuah program acara radio.

b. Iklan Televisi
Sesuai karakteristiknya iklan televisi mengandung unsur suara, gambar, dan

gerak. Oleh karena itu pesan yang disampaikan sangatlah menarik perhatian

dan impresif. Berdasarkan bentuknya iklan televisi dapat dikelompokkan

dalam beberapa jenis, yaitu:

a. Live Action, video klip iklan yang melibatkan unsur gambar, suara, dan

gerak secara bersama.


31

b. Animation, iklan yang dibangun berdasarkan gambar-gambar kartun (baik

dua maupun tiga dimensi) baik gambar kartun yang digambar dengan

ketrampilan tangan maupun animasi komputer.

c. Stop Action, iklan televisi yang berbentuk perpaduan antara live action dan

teknik animasi sehingga memberikan efek dramatik iklan, dimana ilustrasi

yang rumit dapat digambarkan dengan baik dan menarik.

d. Musik, disampaikan melalui musik sebagai media penyampai pesan. Artinya

pesan iklan dikemas dalam sebuah alunan musik sebagai kekuatan utama

pesan iklan.

e. Superimposed, iklan televisi dalam bentuk gambar iklan yang diperlihatkan

di atas gambar lain, dalam hal ini gambar yang muncul biasanya

diperlihatkan di ujung layar sementara siaran televisi tetap berlangsung.

f. Sponsor Program, iklan televisi dimana pihak pengiklan atau sponsor

membiayai program acara televisi tertentu dan sebagai imbalannya ia dapat

menyampaikan pesan iklan dengan lebih mendominasi.

g. Running Text, iklan televisi dimana pesan diperlihatkan muncul masuk

secara perlahan bergerak dari kanan masuk pada layar lalu menghilang pada

sebelah kiri layar.

h. Caption, iklan televisi yang menyerupai superimpose, hanya saja pesan yang

digunakan hanya berupa tulisan. Biasanya digunakan untuk mendukung

iklan property endorsement.

i. Backdrop, iklan televisi dimana pesan iklan diperlihatkan pada latar

belakang acara yang diadakan.


32

j. Credit Title, iklan televisi dimana pesan iklan diperlihatkan pada bagian

akhir ketika sebuah acara sudah selesai.

k. Ad lib, iklan televisi dimana pesan disampaikan dan diucapkan oleh penyiar

secara langsung, baik diantara satu acara dengan acara yang lain maupun

disampaikan oleh pembawa program acara tertentu.

l. Property Endorsement, iklan ini berbentuk dukungan sponsor yang

diperlihatkan pada berbagai hal yang digunakan sebagai kelengkapan

properti siaran maupun berbagai hal yang dikenakan oleh artis atau penyiar

(soft campaign).

m. Promo ad, iklan yang dilakukan oleh pengelola televisi untuk

mempromosikan acara-acaranya, dengan harapan pemirsa tertarik menonton

acara yang ditayangkan, sehingga program acara tersebut mendapatkan

jumlah pemirsa yang cukup banyak.

c. Iklan Film
Iklan film hadir dalam produk film atau cinema. Biasanya jenis iklan yang

muncul adalah iklan property endorsement dan live action yang muncul

sebelum film utama diputar. Seringkali juga sebuah film turut mempromosikan

film-film lainnya sebelum film tersebut diputar (promo ad).

d. Iklan Media Digital Interaktif (internet)


Perkembangan Iklan interaktif digital sangat terkait dengan perkembangan

teknologi informasi yang menimbulkan information superhighway.Istilah

Information super high way tersebut mengacu pada jaringan internet yang

mampu meningkatkan kapasitas dan kecepatan perputaran informasi secara

dramatis dan interaktif.


33

Iklan interaktif digital dengan demikian muncul dalam media baru

tersebut melalui cara-cara yang cukup berbeda dengan iklan-iklan

konvensional.Jenis-jenis iklan ini antara lain:

a. Website, iklan ini secara keseluruhan berbentuk website dimana seluruh fitur

dalam situs tersebut adalah iklan. Terkadang sebuah perusahaan juga

menjadikan keseluruhan situs perusahaan mereka sebagai iklan.

b. Banner dan Tombol, banner disini berupa billboard mini yang tersebar pada

sebuah halaman web. Sementara itu button seringkali berbentuk seperti icon

berukuran kecil. Keduanya, apabila diklik akan membawa kita pada situs

dari pengiklan atau halaman tambahan baru.

c. Sponsorship, pada iklan ini pihak sponsor membiayai penuh seluruh halaman

dari pembuat situs.

d. Search Engine Marketing, iklan ini muncul saat kita menggunakan search

engine berupa hasil pencarian.

e. Classified Ads, iklan ini berbentuk seperti iklan baris dalam koran dan

biasanya gratis.

f. E-mail Advertising, iklan ini dikirimkan melalui e-mail pada para customer

yang memang memintanya. Iklan ini harus dibedakan dengan spam, yaitu

iklan massal dalam e-mail yang dikirimkan oleh entitas yang tidak diketahui.

2.3.2.1.3 Iklan Luar Ruang (Out-of-Home)


Menurut Shimp (2000:102) iklan yang termasuk dalam kategori ini adalah iklan

dalam media yang menjangkau audiensnya diluar rumah.Iklan ini tumbuh dan

memisahkan diri dari iklan media cetak setelah perkembangannya yang dramatis.

Jenis-jenis iklan ini antara lain:


34

a. Iklan outdoor standar, iklan ini berupa baliho standar dengan berbagai

ukuran. Apabila berupa tanda elektronik raksasa yang menggabungkan

gerakan, warna, dan gambar bercahaya maka iklan ini disebut sebagai

Spectaculars. Iklan ini bisa berupa gambar dua dimensi cetak atau pun

tiga dimensi yang menembus batas dari struktur iklan itu sendiri.

b. Iklan transit, iklan ini merupakan bagian dari out-of-home media yang

meliputi iklan pada bis, taksi, terminal, stasiun.

c. Mobile billboard, iklan yang memadukan antara billboard tradisional

dan transit.

d. Display, iklan yang terdapat pada layar-layar display luar ruang.

2.4 Iklan Tayang sebagai Media Promosi

Iklan adalah baagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi

adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Secara sederhana iklan

didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada

masyarakat lewat suatu media. Sedangkan periklanan (advertising) adalah segala

biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi

nonpribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa (Kotler and Amstrong,

2002:153).

Periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasive yang

diarahkan kepada calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa

tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya (Jefkins, 1997:5). Sedangkan iklan

adalah promosi barang, jasa, perusahaan, dan ide yang harus dibayar oleh sponsor.
35

Sponsor dalam hal ini merupakan perusahaan tertentu yang nantinya menjadi klien

penyedia jasa promosi.

2.4.1 Kelebihan Iklan Tayang

1. Kesan realistik karena sifatnya yang visual dan merupakan kombinasi warna,

suara dan gerakan, maka iklan nampak begitu hidup dan nyata. Dengan

kelebihan ini, para pengiklan dapat menunjukkan dan memamerkan kelebihan

atau keunggulan produk secara lengkap.

2. Masyarakat lebih tanggap, karena iklan disiarkan dalam suasana serba santai

atau kreatif, maka masyarakat lebih siap untuk memberikan perhatian.

Perhatian terhadap iklan akan semakin besar, jika materinya dibuat dengan

standar teknis yang tinggi dan atau menggunakan tokoh-tokoh ternama sebagai

pemerannya.

3. Repetisi atau pengulangan, iklanbisa ditayangkan hingga beberapa kali dalam

sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan sejumlah

masyarakat utuk menyaksikannyadan dalam frekuensi yang cukup sehingga

pengaruh iklan itu bangkit.

4. Adanya pemilahan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) yang

mengefektifkan penjangkauan masyarakat. Seorang pengiklan dapat satu atau

kombinasi banyak stasuin televisi sekaligus untuk memuat iklannya.

5. Ideal bagi para pedagang eceran, iklan dapat menjangkau kalangan pedagang

eceran sebaik ia menjangkau konsumen. Iklan merupakan sesuatu yang

membuat dagangan mereka laku. Peredaran barang harus berlangsung secara


36

cepat dan tidak ada yang lebih mampu mempercepat peredaran barang

dagangan ini selain iklan televisi.

6. Terkait erat dengan media lain, tayangan iklan mungkin saja terlupakan begitu

cepat tetapi kelemahan ini bisa diatasi dengan memadukan pada wahana iklan

lain. Jika konsumen memerlukan informasi lebih lanjut atau mereka perlu

dijabarkan lebih lanjut, iklan bisa dipadukan dengan iklan di majalah-majalah

mingguan khususnya majalah yang mengulas acara televisi.

2.4.2 Kekurangan Iklan Tayang

1. Iklan tidak dapat memilah pangsa pasar karena iklan akan ditonton oleh segala

usia atau kalangan kecuali di jam tertentu.

2. Tidak memiliki data lengkap perusahaan atau produk seperti iklan media cetak.

3. Penonton sering melewatkan iklan karena tidak menyukai iklan atau ingin

menonton di saluran lain ketika di saluran tersebut sedang menayangkan iklan.

4. Iklan cenderung mahal.

5. Membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pembuatannya.

2.4.3 Prewedding Clip

Menurut Sigid Harsoyo pemilik Axel Studio, prewedding adalah suatu kegiatan

yang diabadikan dalam bentuk hasil fotografi, yang berisi atau mengandung tema

masa-masa sebelum seseorang menuju ke kehidupan pernikahan. Melalui gagasan

tersebut munculah sebuah ide dari semula prewedding identik dengan sesi foto kali

ini mengikuti perkembangan zaman dikombinasikan dengan teknik videografi atau

sering disebut sinematografi. Oleh karena itu sangat perlu meningkatkan kreativitas
37

dalam membuat video dan bertujuan menghasilkan karya video dalam penerapan

memproduksi video klip.

2.4.4 Prewedding Clip Sebagai Media Promosi

Tren prewedding clip dilakukan oleh publik figur atau para selebritas. Hal ini dipilih

sebagai salah satu media memorial yang nanti bisa dinikmati oleh para undangan

pada pernikahan (diputar pada resepsi).

Prewedding clip mungkin terdengar sebagai istilah baru bagi masyarakat,

namun pada dasarnya prewedding clip menjadi istilah yang umum digunakan untuk

sebuah karya yang menunjukan proses behind the scene pemotretan prewed bagi

pasangan yang akan melangsungkan pernikahan. Hal ini ditujukan untuk

mengabadikan momen pemotretan yang seringkali menjadi keunikan tersendiri,

dimana setiap pemotretan prewed membutuhkan upaya yang tidak mudah baik bagi

para crew maupun bagi klien.

Selain itu prewedding clip juga bisa berupa potongan cerita yang diambil

dengan teknik videografi artistik, dimana prewedding clip bisa juga disebut sebagai

karya seni yang bermuatan makna tertentu, baik bagi pihak pembuat maupun bagi

khalayak sasaran.
38

BAB III

METODE BERKARYA

3.1 Media Berkarya

Dalam proses penciptaan karya, penulis menggunakan beberapa

media, antara lain sebagai berikut:

3.1.1 Alat

3.1.1.1Manual

a. Pensil

b. Penggaris

3.1.1.2 Perangkat Keras

a. Laptop / PC

Alat yang digunakan dalam pembuatan video adalah komputer dengan

spesifikasi processor Intel(R) Core(TM) i5 CPU, HDD 500 GB, RAM 8GB,

dan VGA NVIDIA GeForce GTX 650 4GB. Perangkat tersebut merupakan

alat yang berfungsi untuk mengerjakan penyimpanan dan pengolahan data.

b. Monitor

Monitor LG16, yang digunakan untuk menampilkan sekaligus editing video.

c. Flashdisk

16GB merek Sandisk, yang digunakan untuk menyimpan data secara mobile.

d. Kamera

Digunakan untuk menggambil video dan lokasi sebagai sarana dokumentasi.


39

e. Modem / Wifi

MNC Play, yang digunakan untuk mencari bahan, data dan referensi dari

internet.

f. Printer

Digunakan untuk mencetak script brackdown pengambilan video

g. Kamera Canon 600D dan 60D

Kamera digunakan untuk merekam video prewedding clip.

h. Tripot

Tripot digunakan untuk menempatkan kamera ketika pengambilan gambar

agar posisi tetap stabil.

i. Lighting

Lighting digunakan untuk penerangan saat proses produksi iklan tayang.

j. Slider

Slider digunakan untuk pengambilan gambar gerak agar gambar tidak

kelihatan still.

k. Recorder

Recoder disini digunakan untuk sesi wawancara yang berguna untuk merekam

suara.
40

3.1.1.3 Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang digunakan dalam membuat karya tugas akhir ini dengan

sistem operasi Microsoft Windows 7, adapun aplikasi pendukung lainnya sebagai

berikut:

a. Adobe Premiere CC 2015, digunakan untuk editing video.

b. Adobe After Effects CC 2015, digunakan untuk memberi efek-efek motion

graphic media promosi.

c. Adobe Photoshop CC 2015, digunakan untuk mengedit foto untuk poster

sebagai pendamping media promosi.

d. Adobe Illustrator CC 2015, digunakan untuk pembuatan aset grafis dalam

bentuk vector.

3.1.2 Bahan
a. Kertas

Digunakan untuk membuat sketsa kasar dalam proses storyboard

b. Tinta Printer

Digunakan untuk menorehkan hasil cetakan dari printer ke kertas.

3.1.3 Teknik Pembuatan

Teknik yang digunakan dalam perancangan proyek studi ini adalah video editing

dengn menggunakan beberapa software beberapa software dari Adobe, yaitu Adobe

Premier CC 2015, Adobe After Effect CC 2015, Adobe Photoshop CC 2015 dan

Adobe Illustrator CC 2015. Pengambilan gambar menggunakan long shoot,

medium full shoot, medium shoot dan close up. Setelah proses pengambilan gambar

selesai, selanjutnya memasuki tahap editing dengan menggunakan beberapa


41

software, yaitu Adobe Premier CC 2015, Adobe After Effect CC 2015, Adobe

Photoshop CC 2015 dan Adobe Illustrator CC 2015.

3.2 Proses Berkarya

Dalam membuat suatu karya dibutuhkan suatu kreativitas serta imajinasi yang kuat,

sehingga membutuhkan proses yang panjang. Hal ini dilakukan untuk mengurangi

risiko atau tingkat kesalahan pada saat pengambilan gambar dan editing. Berikut

beberapa tahapan berkarya dalam membuat karya prewedding clip untuk media

promosi Axel Studio.

Terdapat tiga tahapan dalam memproduksi sistem multimedia komersial,

yaitumeliputi Proses Premilinary, Pra Produksi, Produksi dan Pasca Produksi.

Bagan 3.1 Tahapan Berkarya


Preliminary:

1. Pengumpulan
data
2. Analisis SWOT
3. Analisis
Kebutuhan
klien

Pra Produksi Produksi pasca produksi

1. Identifikasi 1. Pengambilan 1. Sharing dan


dan Negosiasi gambar Preview karya.
2. Penentuan 2. Editing video 2. Publikasi
lokasi
pengambilan
gambar
3. Pengembangan
3.2.1 Proses Preliminar
ide dan konsep
4. Pembuatan
storyboard
42

3.2.1 Preliminary

Proses preliminary proses ini merupakan tahap awal dalam proses berkarya.

Proses ini dilakukan sebelum proses perancangan karya dimulai. Proses

preliminary menentukan langkah yang tepat dalam perancangan karya dengan

sumber-sumber yang tepat tersedia untuk memenuhinya. Proses preliminary

dimulai dari riset, analisis data serta penetapan tujuan. Kemudian proses

preliminary selanjutnya adalah:

3.2.1.1 Pengumpulan Data

Kegiatan riset dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan terkait

dengan prewedding clip production house Axel Studio Semarang serta

penerapannya pada media promosi. Riset awal telah dilakukan 1.1.1 dan 1.1.2,

sedangkan riset mendalam dilakukan menggunakan beberapa alat bantu dalam

pengumpulan data. Dalam penyusunan proyek studi ini digunakan beberapa

metode pengumpulan data agar memudahkan di dalam pembuatan laporan, yaitu:

a. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

tanya jawab langsung antara pengumpul data terhadap narasumber atau sumber

data. Kegiatan wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi production

house Axel Studio secara mendetail, terkait profil perusahaan meliputi latar

belakang dan sejarah, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, jasa yang

ditawarkan perusahaan, target market perusahaan, dan alasan perusahaan


43

mengapa menginginkan media promosi berupa prewedding clip. Wawancara

dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan terkait sesuai kebutuhan.

Tabel 3.2 Wawancara

Tanggal Narasumber Materi

20Agustus 2015 Sigid Harsoyo Profil perusahaan,


jenis-jenis jasa, strategi
promosi yang ditempuh
perusahaan dan
pemilihan jasa
perusahaan yang
dijadikan sebagai
pembahasan proyek
studi.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu cara pengambilan data yang diperoleh dari

dokumentasi. Proses ini digunakan terkait mengumpulkan kelengkapan

informasi yang lebih detail secara nyata tentang production house Axel Studio,

dengan cara mengumpulkan dokumentasi atau catatan-catatan yang disimpan

penulis ataupun melalui alat bantu rekam gambar berupa kamera.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mencari, mengumpulkan data dan membaca

buku-buku di perpustakaan serta memperoleh informasi dari berbagai literatur

lainnya yaitu website, jurnal atau artikel terkait dengan pembahasan mengenai

perancangan prewedding clip dan pengaplikasiannya pada media promosi.


44

Untuk mengetahui detail buku yang digunakan dapat dilihat pada halaman

lampiran daftar pustaka.

3.2.2 Pra Produksi

Tahap Pra Produksi adalah tahap semua pekerjaan dan aktivitas yang terjadi

sebelum multimedia komersial diproduksi secara nyata.

a. Identifikasi dan Negosiasi

Sebelum menemui klien, penulis sudah mempunyai ide dan ide tersebut

dijelaskan kepada klien dan dengan konsultasi kepada klien, agar klien

mengerti bagaimana iklan tersebut akan dibuat. Sesuai keinginan klien,

prewedding clip dibuat seperti drama dengan mendramatisir adegan agar

menyentuh hati calon konsumen Axel Studio.

b. Penentuan lokasi pengambilan gambar

Merupakan tahap pengenalan area lingkup kegiatan proyek perancangan dan

pembuatan iklan. Sesuai dengan permintaan klien penulis melakukan hunting

lokasi yang sesuai dengan sudah didiskusikan klien.

c. Pengembangan Ide dan Konsep

Pengembangan ide atau konsep adalah tahap awal dalam setiap berkarya.

Dengan cara mengumpulkan data dan pengetahuan yang berkaitan dengan

karya atau perancangan yang akan dibuat. Dengan ini, data-data serta

pengetahuan yang ada akan digali sehingga menemukan sebuah ide dan konsep

untuk membuat karya tersebut menjadi indah serta menarik. Konsep yang
45

diambil dengan pendekatan story klien dari mempersiapkan prewedding

sampai wedding.

d. Pembuatan Storyboard

Storyboard merupakan sketsa gambar yang disusun sesuai dengan naskah.

Tujuan membuat storyboard, yaitu untuk mengatur langkah-langkah adegan

yang harus diambil agar sesuai dengan ide atau cerita yang akan dituangkan ke

dalam video tersebut dan juga untuk merepresentasikan ide sang penulis

kepada dosen pembimbing, klien dan seluruh tim produksi.


46

3.1 Gambar storyboard prewedding clip


47

3.1 Gambar cuplikan prewedding clip

3.2.3 Produksi

3.2.3.1 Pengambilan Gambar

Ketika semua persiapan sudah selesai dipersiapkan, hal yang dilakukan adalah

melakukan pengambilan gambar. Dengan tempat, properti dan klien yang sudah

didapat, diharapkan pengambilan gambar berjalan dengan lancar seperti apa yang

direncanakan. Pengambilan gambar yang akan dilakukan, yaitu dengan mengambil

video untuk keperluan prewedding clip.


48

3.2 Gambar Behimd The Scene


49

3.2.3.2 Editing Video

Ketika semua data dan gambar atau video sudah didapat, maka hal selanjutnya yang

harus dilakukan yaitu pengeditan video. Bahan video mentah akan dijahit atau

disambung satu persatu dan diberi beberapa grafis tambahan penujang video agar

terlihat bagus dan pantas untuk ditayangkan. Dan yang terakhir video yang sudah

dijahit atau diedit masuk ketahap coloring agar video terlihat cinematic, setelah

semua selesai tibalah ditahap rendering atau mastering sebuah proses menyatukan

frame-video yang telah di edit, dari berbagai video yang dipotong-potong, dan

menjadi satu file video yang sudah siap tayang.

3.3 Gambar proses editing

3.4 Gambar proses coloring


50

3.2.4 Post Produksi

3.2.4.1 Screening dan Preview Karya

Setelah semua tahapan selesai, tentu diperlukan screening dan preview karya

dengan orang yang ahli dalam bidang iklan ini, seperti dosen atau teman yang

memiliki minat dan pengalaman dalam hal videografi. Dalam tahapan ini,

penulismelakukan screening karya dengan menunjukkan karya agar dapat dinilai

oleh pembimbing. screening dan preview karya berguna agar penulis mengetahui

kekurangan karya yang dibuat, sehingga dapat memperbaikinya sebelum

mempresentasikannya pada saat pameran dan ujian sidang proyek studi.

3.3 Profil Axel Studio

Berbekal dari rasa seni yang kuat dari seorang Paulus Sigid Harsoyo Sang

pemimpi,maka berdirilah Axel Studio Pada tahun 1998. Menggeluti seni fotografi

sudah dilakoni Sigid Harsoyo sejak tahun 1986. Sejak SMA Kelas 2, dia selalu

berkutat pada seni, mulai dari teater, menulis puisi serta fotografi.

Alumni fakultas psikologi UNIKA ini terus mengembangkan bakat seni

fotografinya. Saat sigid bekerja sebagai operator Laboratorium di sebuah

perusahaan percetakan foto, dia selalu berhubungan dengan fotografi. Hal ini

dimanfaatkan oleh pria yang memiliki empat anak tersebut untuk mengasah

kemampuan fotografinya. Hingga akhirnya, sigid memulai menerima order

memotret seperti acara pernikahan, sunatan, seminar, fashion show, dan ulang

tahun. Dia mengatakan, kepuasan konsumen menjadi tolak ukur untuk

menghasilkan karya terbaik. Sigid selalu mencurahkan ekspresi jiwanya dalam

setiap karya foto. Sebab, memotret itu sama artinya dengan memberikan kenangan
51

tak terlupakan bagi konsumen. “Konsumen menyatakan terima kasih dan memuji

hasil foto saya, rasa capek pun menjadi hilang,” ujarnya. Sejak membuka studio

foto sendiri bernama “Axel Studio” di rumahnya Jalan Manggis IV Nomor 2B

Semarang.

3.5 Gambar struktur Axel Studio


BAB IV

ANALISIS DAN DISKRIPSI KARYA

Video prewedding clip dibuat sebagai media promosi Axel Studio

Semarang. Terdapat 3 karya dalam satu durasi file video dengan model talent dan

konsep yang berbeda di setiap karya. Karya tersebut termasuk dalam kategori karya

audio visual karena melibatkan indera penglihatan dan pendengaran dan media

yang dipakai pun juga dalam kategori audio visual, yaitu media elektronik berbasis

layar.

4.1 Karya 1
4.1.1 Analisis Data Formal

Pre wedding clip ini memiliki konsep tentang proses seorang lelaki melamar

kekasihnya dengan penuh kejutan dan keromantisan selama waktu yang telah

mereka lalui dengan keceriaan.

Model Clip : Arsyi dan Diko

Resolusi : 1920 x 1080 anamorphic

Format : MP4

FPS : 25

Durasi : 2 menit 15 detik

Ilustrasi Musik : Instrumen Heartland

Teks : “A story behind Arsyi dan Diko”, “Behind the scene”

Setting : Kota lama Semarang,

Latar Belakang : Mengisahkan perjalanan kisah cinta mereka

52
53

Scene Preview :

Scene Deskripsi Shot


1 00:00-00:09 Dip to black.
00:00
- 00:10-00:13 Long shot - sepasang kekasih
00:35 berjalan dari kanan frame sambil
bergandengan tangan dan berbicara satu
sama lain.
Shot 1
00:14 zoom in transisition.

00:10-00:17
Medium long shot - pasangan perempuan
berjalan sambil merangkul lengan laki-
lakinya dengan, mereka terlihat
menunjuk nunjuk sesuatu.
Shot 2
00:18-00:21
Medium closeup - pada model perempuan
yang sedang tersenyum bahagia.

00:22-00:25
Medium shot – perempuan bersandar di
papan kayu, kemudian merangkul lelaki Shot 3
dan sang lelaki membelai rambut
perempuannya yang tersenyum.

00:26-00:28
Over the shoulder – wajah perempuan
tersenyum sambil membelai pipi lelaki.
Shot 4
00:29-00:35
Medium shot – kedua pasangan tampak
saling bertatapan dengan posisi
bersebelahan.

Shot 5

Shot 6
54

2 Zoom transition
00:36 Bird eye - Kedua pasangan tiduran di atas
- rumput sambil masing-masing
00:42 memegang balon huruf inisial nama
pasangannya kemudian saling bertatapan.

Shot 1
3 Zoom transition
00:43 0043-00:46
- Medium shot - Perempuan duduk
01:10 disebuah lokasi seperti kafe sambil
memegang smartphone.

00:47-00:50 Shot 1
Still shot – perempuan tampak sedang
mengetik pesan singkat melalui aplikasi
pesan instan kepada lelakinya.

00:51:00:53
close up – perempuan merasa khawatir
akan sesuatu dan masih terpaku dengan
Shot 2
smartphone-nya.

00:54-00:57
Medium close up– tampak belakang
seseorang berjalan dengan membawa
Bunga dari balik badannya.

00:58-01:01 Shot 3
Medium half shot – kedua pasangan
bertemu, duduk bersama dan sang lelaki
pembawa bunga tadi ingin melamar
kekasihnya dengan membawa cincin.

01:02-01:06
Close up – sang lelaki memasangkan Shot 4
cincin kepada perempuannya
01:07 Dissolve transition

01:08-01:10
Medium close up – sang lelaki
memasangkan cincin kepada
perempuannya Shot 5
55

Shot 6

Shot 7
4 Zoom in transition
01:11
- 01:11-01:17
01:27 Medium shot - kedua pasangan berjalan
bergandengan tangan, sambil berbincang
di taman dengan latar ilalang.
Shot 1
01:18-01:23
Medium shot – menampilkan detail
langkah kaki mereka berjalan.

01:24-01:27
Medium shot – kedua pasangan saling
merangkul pinggang sembari berjalan
Shot 2
dan berbincang.

Shot 3
5 Zoom in transition
01:28
- 01:28-01:34
01:42 Medium shot – kedua pasangan berdiri
saling merangkul pinggang dan menatap
kedepan.
Shot 1
Zoom in transition
56

01:35-01:42
Medium shot – Laki-laki mencium kening
perempuan sembari saling memeluk.

Shot 2
B Logo Axel Studio.
T
S Proses shot dibalik video prewedding
clipdengan tim dan model di berbagai
01:43 lokasi.
-
02:15
57

4.1.2 Analisis Teknik

Pada dasarnya setiap scene menggunakan teknik dan efek tertentu untuk

mendukung setiap adegan yang dibutuhkan, namun efek coloring yang dipakai

seluruh scene sama menggunakan tone soft warm dan juga menggunakan efek

vignate.

Teknik pengambilan gambar pada scene1 shot 1 dan 2 sama yaitu all focus,

long dan medium shot dengan transisi gambar dari shot 1 ke 2 menggunakan zoom

in transition. Hal ini untuk mengilustrasikan bahwasannya kedua pasangan sedang

berada di suatu lokasi yg cukup sepi sambil berjalan berdua. Pada scene 1 shot 3

menggunakan pengambilan gambar menggunakan teknik closeup serta dynamic

follow focus pada model perempuan sehingga menghasilkan efek dept of field.

Scene 1 shot 4 menggunakan teknik medium shot dan efek foreground blur. Scene

1 shot 5 close up shot pada talent perempuan dengan teknik over the shoulder.

Scene 1 shot 6 menggunakan teknik shot medium shot serta all focus pada

keseluruhan frame.

Scene 2 terdiri hanya ada 1 shot diawali dengan zoom in transition dengan

teknik pengambilan gambar angle bird eye pada keseluruhan obyek dan subyek

serta dynamic camera movement mengikut fokus pada titik pergerakan obyek yaitu

ketika kedua pasangan ini saling berpandangan.


58

Scene 3 shot 1 diawali dengan transisi zoom in untuk masuk ke dalam frame,

menggunakan teknik medium shot dengan pergerakan kamera panning ke kiri serta

fokus dinamis pada subyek. Pada shot 2 scene 3 teknik close up digunakan untuk

mengambil gambar smartphone. Shot 3 penggunaan shot medium close up statis

dengan efek dept of field. Shot 4 ketika frame lelaki berjalan teknik pengambilan

gambar menggunakan medium shot dan fokus dinamis dari setiap pergerakan

subyek. Shot 5 teknik medium shot untuk memasukkan 2 subyek kedalam frame

dan menggunakan efek kamera movement soft zoom in. Shot 6 menggunakan shot

close up dan dari shot 6 ke shot 7 menggunakan efek transisi dissolve. Shot 7 masih

menggunakan teknik close up namun sedikit zoom out dibandingkan shot 6 untuk

menampilkan kembali 2 subyek.

Scene 4 shot 1, 2, dan 3 keseluruhan menggunakan teknik medium shot,

namun dengan angle yang berbeda. Pergerakan kamera yang sedikit dinamis untuk

menyelaraskan frame yang juga ada pergerakan.

Scene 5 shot 1 dan 2 mengguakan teknik medium shot. Pada shot 1 kamera

panning kearah kiri. Pada shot 2 kamera cenderung statis. Angle yang diambil tidak

eye level melainkan sedikit ke bawah.

4.1.3 Analisis Estetis

Sudut pengambilan gambar yang diambil dari scene 1 yang terdiri dari 6 shot

menggunakan sudut pengambilan gambar eye level yaitu posisi kamera sejajar

dengan mata. Menampilkan bagian dari setengah tubuh model yaitu dari paha

keatas sampai kepala. Sudut gambar eye level digunakan memperlihatkan subyek

berada pada porsi yang sesuai dengan tinggi obyek. Komposisi yang digunakan
59

pada scene 1 adalah asimetri dengan menyorot subyek serta obyek agak ke kanan

karena menggunakan komposisi rule of third. Lokasi yang diambil pada scene 1

berada di pinggiran bangunan dengan tekstur tembok yang menamban kesan

keartistikan frame. Pemilihan lokasi ini untuk mendukung adegan kedua pasangan

yang sedang bahagia berjalan menghabiskan waktu di dekat bangunan kota lama

yang jalannya cukup sepi kala itu. Kostum yang dipilih santai menggunakan kaos

dengan nuansa warna natural grey supaya terlihat kontras dengan warna

background lokasi shoting.

Pada scene 2, pengambilan sudut pengambilan gambar bird view yaitu

keadaan kamera di atas obyek dan subyek seperti pandangan seekor burung untuk

menambah kesan artistic dari background yang ingin dieskplorasi. Menampilkan

keseluruhan tubuh laki-laki dan separuh tubuh perempuan yang sedang berbaring

dengan menggunakan komposisi rule of third subyek berada di sudut kanan bawah.

Pemilihan lokasi berada di rerumputan hijau dan ruang terbuka untuk menambah

kesegaran dan mood talent sehingga kesan artistic tercapai melalui penggabungan

teknik yang ada. Kostum yang dipilih masih sama dengan scene 1, yaitu

menggunakan kaos dengan warna abu-abu, celana denim dan sepatu kasual untuk

mendapatkan kontras dengan background dan berkesan santai. Penggunaan atribut

balon nama untuk menambah warna dalam frame supaaya lebih terkesan seimbang.

Scene 3 menggunakan sudut pengambilan gambar eye level, yaitu

keberadaan obyek atau subyek sejajar dengan kamera dan shot yang digunakan

adalah cut-in. Sudut ini diambil untuk memperlihatkan detail obyek dari model.

Pada shot 1 detail obyek sedang beraktifitas dengan smartphone nya. Pada shot 2
60

detail didapatkan dengan teknik close up. Jenis komposisi pada shot 1

menggunakan simetris subyek berada ditengah-tengah frame ketika kamera

berhenti panning. Pada shot 2 sampai shot 4 menggunakan rule of third dengan

kecenderungan obyek dan subyek berada si sisi kanan atau kiri frame. Pada shot 4

subyek in frame dengan sudut pengambilan gambar dari belakang subyek bergerak

tidak memperlihatkan kepala masuk dalam kategori frog eye, namun tidak terlalu

tajam. Pada shot ke 5 komposisi nya menggunakan simetris karena kedua subyek

berada di tengah-tengah frame dengan sedikit zoom in. Pada shot 6 dan 7 komposisi

yang dipakai tetap menggunakan rule of third dengan posisi subyek dominaan di

kiri frame, pun demikian tetap terlihat seimbang. Pada scene ini pemilihan lokasi

tidak disorot melainkan setting sebuah meja dalam kafe dengan latar 3D nama

kafenya yang tidak begitu jelas karena gambar yang dibutuhkan adalah dominan

close up.

Scene 4 dan scene 5 pengambilan gambar menggunakan kombinasi angle

eye level dan sedikit bird eye untuk mengambil detail orang berjalan dan kedekatan

kedua pasangan. Pengambilan shot di lokasi ruang terbuka menambah estetika

dengan kombinasi sudut pengambilan gambar yang sudah dilakukan.

Menggunakan elemen alam sebagai atribut foreground menambah pula nilai estetis

dari frame yang dibuat. Background dengan nuansa alam membuat suasanya

menjadi nyaman dan menambah mood talent sehingga kondisi shot menjadi enak

untuk mendapatkan gambar yang artistic.


61

4.1.4 Analisis Komunikasi

Analisa komunikasi yang terdapat dalam keseluruhan scene dalam karya ini yaitu

sepasang manusia yang sedang memadu perjalan cinta keduanya selalu bahagia.

Sampai pada titik dimana kekasihnya melamar secara simbolis dengan

memasangkan cincin di jari manisnya.

Semua materi promosi prewedding clip ini disajikan dengan elemen audio

visual seperti suara latar, tipografi, warna, ilustrasi, grafis sesuai dengan konsep

yang telah dibuat sehingga melalui rancangan video prewedding clip sebagai media

promosi production house Axel Studio Semarang diharapkan dapat memberi

gambaran kepada audien tentang jenis jasa yang ditawarkan, jenis cerita yang

dieksplorisasi untuk dikembangkan. Dikarya ini ditujukan bahwa pendekatan untuk

mengembangkan konsep ini bias berupa format prewedding santai, sporty,

melibatkan petualangan, dan non formal.

4.2 Karya 2
4.2.1 Analisis Data Formal

Pre wedding clip ini memiliki konsep tentang proses lamaran dengan latar pertama

di caffe yang romantis.

Model Clip : Sito dan Selva

Resolusi : 1920 x 1080 anamorphic

Format : MP4

FPS : 25

Durasi : 02:16 – 3:39

Ilustrasi Musik : Shepherd Brave New World Amanda Cook


62

Teks : “Sito dan Selva”, “Behind the scene”

Setting : Caffe spigel

Latar Belakang : menggambarkan pertemuan pasangan tersebut di kafe

Scene Preview :

Scene Deskripsi Shot


Intro -Foto pre wedding pasangan dengan latar
02:17 candi
- -Transisi
02:28 -Sketsa foto prewedding dengan
pergerakan teks serta ilustrasi

1 Light leak transition


02:29
- Long shot – sepasang kekasih berjalan
02:42 menuju arah saling bertemu disuatu
lokasi yang agak gelap, sehingga mereka
tampak siluet.
Shot 1
Medium Shot –keduanya bertemu meraih
tangan pasangannya dan saling terpaku.

(back to cut in shot 1) Long shot –


pasangan berpeluk pinggang dan sang
lelaki mencium kening perempuannya.
Shot 2
Medium shot – sang lelaki bersender di
meja dekat jendela dan sang perempuan
disebelahnya memperhatikan lelakinya
sambil mencoba meraih lengannya.

Hi angel, medium long shot – laki-laki


menuruni tangga dan berhenti, sementara
perempuan menanti di sudut tembok
memalingkan wajahnya kearah laki-laki
ketika ia berhenti.
63

02:52 –02:54 Shot 3


Cut in, medium shot–kedua pasangan
berdekatan namun tak saling tatap. Laki-
laki tepat di jendela, perempuan di
dekatnya menatap keluar jendela.

02:55 – 02:59
Medium shot –sang lelaki bersandar di Shot 4
pagar, sedang perempuan menghampiri
dan memegang lengan sambil menatap
lelakinya.

03:00 –03:02
Close up – sang lelaki menatap wanitanya
seraya merekahkan senyum kecil.
Shot 5
03:03 – 03:04
blur in medium shot –kedua pasangan
melakukan pose untuk foto prewedding.

03:05 – 03:06
medium shot–perempuan tersenyum
berdiri di sudut belokan tangga sembari Shot 6
memegang hand stand dan menatap ke
sudut atas.

03:07 – 03:08
Close up – dengan sedikit senyum wanita
menatap anggun lelakinya.
Shot 7
Dip to black transition
03:09 – 03:12
Medium shot – sang lelaki usai menghisap
rokoknya menoleh dan menatap
wanitanya.

03:13 – 03:15 Shot 8


medium close up – laki-laki menatap
kedepan, kemudian switch focus ke
perempuan yang ingin menatap lelakinya.

03:16 –03:18
medium shot –sang laki-laki tampak
sampin melihat sesuatu. Shot 9
64

Shot 10

Shot 11

Shot 12

Shot 13
B Logo Axel Studio.
T
S Proses shot dibalik video prewedding clip
dengan tim dan model di lokasi.
03:19
-
03:39
65

4.2.2 Analisis Teknis

Pada karya ini efek yang diberikan adalah mengubah tone warna agar

tampak lebih gelap dan dramatis. Penggunaan efek hitam putih dalam shot tertentu

untuk menambah kesan dramatis. Selain itu dalam karya ini menggunakan berbagai

macam efek transisi atau shot seperti dip to black, light leak dan blur in.

Keseluruhan durasi dalam karya ini menggunakan backsong shepherd brave new

world Amanda Cook mulai awal hingga akhir. Penggunaan efek slow motion pada

shot tertentu seperti shot 11 semakin menambah efek dramatis dari karya ini.

Teknik panning dalam pengambilan gambar juga diterapkan dalam beberapa shot

digabung dengan teknik steady shot.

4.2.3 Analisis Estetis

Sudut pengambilan gambar pada scene 1 terdiri dari berbagai macam angle

karena terdiri dari banyak shot. Pada shot 1 menggunakan angle eye level, yaitu

sudut dimana posisi kamera pada saat pengambilan gambar yang normal dalam

sebuah adegan. Posisi kamera ini pada umumnya setinggi dada atau sejajar dengan

ketinggian kita atau penglihatan manusia pada umumnya. Shot 1 ini menggunakan
66

pergerakan kamera salah satu jenis dari pergerakan panning, yaitu survening pan

dengan secara perlahan kamera akan menelusuri pemandangan.

Lokasi shot yang diambil berada di indoor suatu bangunan caffe spigel.

Lokasi ini dipilih karena keindahan interior design-nya sebagai penunjang dalam

pengambilan gambar, sehingga gambar yang dihasilkan menjadi lebih bagus dan

sesuai dengan apa yang diharapkan. Tentunya lokasi dalam hal ini dapat dijadikan

simbolisasi ke elegan dari tema konsep pre wedding clip yang dipakai.

Penggunaan efek monokrom pada shot tertentu bertujuan untuk menambah

kesan elegan. Pengambilan gambar dengan back light pada shot tertentu juga

bertujuan untuk memberi efek dramatis karena subyek akan terlihat kontras dengan

background. Kostum yang dipakai untuk masing-masing model membaur dengan

environment karena laki-laki menggunakan jas, sedang perempuannya

menggunakan gaun mewah, sedang environment nya sendiri berkesan misterius,

kuat, dengan berbagai texture anddept yang tercipta oleh bidikan kamera dibantu

oleh cahaya. Penggunaan make up natural juga memberi peranan keindahan dalam

keadaan kamera shot close up.

4.2.4 Analisis Komunikasi

Pesan ini yang ingin disampaikan dari karya ini adalah mengkomunikasikan kepada

penonton tentang sebuah gambaran elegan pasangan dengan berbagai atribut yang

dikenakan beserta gimik yang diberikan dan environment yang mendukung.

Biarpun demikian suasana hangat juga tercipta dari berbagai simpul senyum yang

dibuat untuk mencairkan kesan kaku dan gelap dari tone yang di gunakan dalam

bagian karya pada video ini.


67

Semua materi promosi prewedding clip ini disajikan dengan elemen audio

visual seperti suara latar, tipografi, warna, ilustrasi, grafis sesuai dengan konsep

yang telah dibuat sehingga melalui rancangan video prewedding clip sebagai media

promosi production house Axel Studio Semarang diharapkan dapat memberi

gambaran kepada audien tentang jenis jasa yang ditawarkan, jenis cerita yang

dieksplorisasi untuk dikembangkan. Dikarya ini ditujukan bahwa pendekatan untuk

mengembangkan konsep ini bias berupa format prewedding santai, sporty,

melibatkan petualangan, dan non formal.

4.3 Karya 3

4.3.1 Analisis Data Formal

Pre wedding clip ini memiliki konsep tentang proses perjalan cinta meraka dengan

melakukan adventure dan ingin mendekatkan ke alam semesta yang begitu indah

ini, Karena kesetian pasangan akan diuji dengan perjalanan di alam.

Model Clip : Noni dan Pras

Resolusi : 1920 x 1080 anamorphic

Format : MP4

FPS : 25

Durasi : 03:40 – 8:30

Ilustrasi Musik : Loud Harp - The Nearness Of You

Teks : “A story begin Sito & Selva”, “Behind the scene”

Setting : Jalur pendakian gunung,


68

Latar Belakang : mendekatkan ke alam semesta yang begitu indah ini,

Karena kesetian pasangan akan diuji dengan perjalanan di alam.

Scene Preview :

Scene Deskripsi Shot


Intro Frog eye – dedaunan dan pohon menyatu
03:40 dengan flarematahari.
-
03:44

1 03:45 – 03:51
03:45 Medium shot – Tittle “A Story Begin Noni
- & Pras” – Perempuan berbaju warna
04:01 beidge memakai topi, dan ransel sedang
membantu mengencangkan keril yang
dipakai kekasihnya lak-laki memakai
baju hitam, ber-skibu. Shot 1

03:52 – 03:55
Medium long shot – Laki-laki
membetulkan posisi topi yang dikenakan
perempuannya.

Dissolve transition
Shot 2
03:56 – 04:01
Medium shot – mereka mendaki sambal
bergandengan tangan.

Shot 3

2 04:01 –05:08
04:02 long shot – panning - keduanya berhenti
- mendaki sejenak, dan beristirahat di dekat
05:42 pohon, perempuan mengeluarkan air
minum dalam botol yang dibawanya
dalam ransel, keduanya secara bergantian
meminum air putih tersebut. Shot 4

05:09 – 05:23
69

long shot – mereka bersiap melanjutkan


pendakian, namun perempuannya sedikit
ingin dimanja unutk itu kemudian laki-
lakinya menarik tangan kekasihnya dan
bergegas kembali berjalan.

05:24 – Shot 5
very long shot–sepasang kekasih tersebut
melanjutkan perjalanan dengan santainya
sambil mengayunkan gandengan
tangannya.

Shot 6
3 Medium close up – terlihat perempuan
05:43 sedang berhenti sejenak tampak samping
- memperhatikan penanda lokasi yang
05:50 menunjukkan arah arah ke berbagai
tempat.

Shot 7
4 05:51 –06:04
05:51 Long shot – keduanya mendaki tanjakan
- masih dengan bergandengan tangan
06:59 dengan muka yang masih tampak ceria.

06:05 – 06:14
Medium long shot – masih dengan Shot 8
keceriaan meleka melewati tanjakan yang
menikung.

06:15 – 06:59
Long shot – hingga suasana berkabut
pasangan perempuan berhenti sejenak
karena merasa letih, seketika itu pula
Shot 9
pasangan laki-laki berhenti dan menoleh
kebelakang. Pasangan perempuan dengan
sedikit manja mengulurkan kedua
tangannya supaya dapat di sambut oleh
lelakinya. Kemudian perempuan berjalan
sedikit untuk menyahut uluran tangan
laki-lakinya dan melanjutkan pendakian.
Shot 10
70

5 07:00 – 07:04
07:00 Medium shot – Tenda sudah didirikan, api
- asap dari perapian mengudara, mereka
07:16 duduk di depam tenda sembari ber
swafoto menggunakan perelengkapan
action cam dan selfie stick.
Shot 11
07:05 – 07:09
medium closeup – pasangan laki-laki
tampak sedang mengatur kamera dan
perempuannya memperhatikan. Dengan
kondisi dekat perapian.

07:10 – 07:16
Shot 12
medium shot – kedua pasangan bersantai
di hammockyang sudah dipasang di
batang pohon. Perempuannya sembari
memegang kamera dengan tongkat dan
hp, laki-lakinya tiduran.

Shot 13
B Logo Axel Studio.
T
S Proses shot dibalik video prewedding
clipdengan tim dan model di lokasi.
07:17
-
08:30
71

4.3.2 Analisis Teknis

Karya ini dibagi menjadi beberapa scene, dalam satu scene terdiri dari beberapa

shot. Keseluruhan karya ini di edit menggunakan tone warna dengan nuansa cold

warm agar terlihat lebih hangat namun tetap dingin karena menyesuaikan dengan

kondisi alam saat pengambilan gambar. Penggunaan backsound loud harp - the

nearness Of You dari awal hingga akhir tanpa adanya narasi. Lagu ini dipilih karena

memiliki makna lirik yang mirip dengan konsep prewedding clip. Pemberian tittle

“A story begin Noni & Pras” dibagian bawah sesaat setelah intro dengan warna

putih supaya tingkat keterbacaannya tinggi. Pemberian watermark logo Axel Studio

di sudut kanan atas sebagai petanda bahwa ini karya dari Axel Studio.
72

Teknik shot yang diterapkan tiap scene dan masing-masing shot juga

berbeda. Namun secara keseluruhan teknik yang diterapkan yaitu handheld shot

dengan maupun tanapa pergerakan kamera seperti establish, panning, dan, tilt shot.

Itu artinya kamera di pegang menggunakan tangan oleh camera person, kemudian

static atau digerakkan menggunakan bantuan alat yaitu rig untuk memberikan efek

movement yang smooth.

Teknik yang digunakan ketika editing sebatas cutting untuk memotong

durasi yang tidak diperlukan, speed change untuk memberikan efek slowmo,

layered track untuk memanajemen video dan audio dalam satu sequence serta

pewarnaan video atau yang biasa disebut color grading menggunakan built in effect

yang ada di software adobe premiere seperti lumetri look, color correction, dan

lain-lain.

4.3.3 Analisis Estetis

Sudut pengambilan gambar yang terdapat dalam karya ini terdiri dari bermacam-

macam sudut pandang. Dalam beberapa scene yang masing-masing scene terdiri

dari beberapa shot memiliki sudut pengambilan gambar yang menjelaskan perannya

masing-masing. Pada scene 1 shot 1 penggunaan angle eye level yaitu subyek dan

kamera berada pada garis yang sejajar, sedangkan shot yang digunakan adalah

medium shot. Sudut ini diambil dengan alasan agar kegiatan subyek terlihat dengan

jelas dan tidak terlalu kecil pada frame, serta detail yang diperlukan didapat, yaitu

seorang perempuan yang sedang membantu pasangan laki-lakinya mengencangkan

keril. Scene 1 shot 2 berbeda, pengambilan dengan angle sedikit bird eye atau sudut

pengambilan gambar subyek berada dibawah posisi kamera. Pada karya ini ada
73

beberapa shot yang menggunakan sudut pengambilan gambar bird eye yaitu teknik

pengambilan gambar dengan sudut pandangan kamera lebih tinggi dari pada subyek

yang masuk dalam frame dengan dengan shot yang digunakan medium shot, long

shot, medium long shot, medium close.

Komposisi yang digunakan dalam pengambilan gambar yang masuk dalam

karya ini rerata menggunakan komposisi asimetris karena posisi subyek berada di

titik sepertiga frame hal ini untuk menerapkan komposisi rule of third. Hal ini

digunakan sebab jenis shot yang dipakai antara lain long shot, medium long shot,

serta medium shot. Sedang dalam beberapa frame shot penggunaan komposisi

simetris dengan penempatan subyek berada di tengah lebih tepat karena

penempatan objek di tengah menambah kesan seimbang pada frame sehingga tetap

terlihat dinamis.

Lokasi yang diambil selama proses shot berada di kaki gunung merbabu dan

hutan lindung penggaron. Environment yang ditawarkan dengan pertimbangan

estetis yang sesuai dengan konsep utama prewedding clip ini yaitu adventure. Hal

ini dijadikan simbolisasi karakter dari pasangan.

Kostum yang dikenakan talent atau model adalah untuk pria mengenakan

baju berkerah warna hitam dengan lengan di lekuk untuk menampilkan kesan

maskulin, mengenakan skibu, kerik, celana gelap, dan sandal gunung. Sedangkan

untuk perempuannya mengenakan bucket hat, baju warna beidge, ransel, celana

gelap, dan sepatu. Pemilihan warna kostum dipilih warna gelap dan warna alam

seperti beidge supaya kontras dengan latar belakang view yang rerata warna hijau

dan coklat. Pemilihan warna tenda dan hammock juga dibuat sangat kontras yaitu
74

merah untuk memberi keseimbangan warna pada framing video karena posisi kedua

atribut tersebut berfungsi sebagai warna latar model.

4.3.4 Analisis Komunikasi

Semua materi promosi prewedding clip ini disajikan dengan elemen audio

visual seperti suara latar, tipografi, warna, ilustrasi, grafis sesuai dengan konsep

yang telah dibuat sehingga melalui rancangan video prewedding clip sebagai media

promosi production house Axel Studio Semarang diharapkan dapat memberi

gambaran kepada audien tentang jenis jasa yang ditawarkan, jenis cerita yang

dieksplorisasi untuk dikembangkan. Dikarya ini ditujukan bahwa pendekatan untuk

mengembangkan konsep ini bias berupa format prewedding santai, sporty,

melibatkan petualangan, dan non formal.


75

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Sebagai production house yang menawarkan jasa di bidang fotografi dan videografi

di Semarang Jawa Tengah. Axel Studio mempunyai kelebihan di bidang jasa

profesional yang ditawarkan Axel Studio memerlukan media promosi yang tepat

untuk meningkatkan kualitas production house sehingga media promosi tersebut

berhasil dan efektif.

Video Prewedding clip merupakan salah satu sarana media periklanan

paling efektif untuk promosi. Media promosi ini bukan saja berfungsi sebagai alat

penyampai informasi karya atau portfolio yang telah dibuat Axel Studio Semarang

kepada audiens, namun juga memiliki peran untuk nenambah nilai tak tampak dari

jasa melalui citra production house Axel Studio terhadap masyarakat luas sehingga

upaya promosi melalui media ini dapat tercapai.

Semua materi promosi tersebut disajikan dengan elemen audio visual seperti

suara latar, tipografi, warna, ilustrasi, grafis sesuai dengan konsep yang telah dibuat

sehingga melalui rancangan video prewedding clip sebagai media promosi

production house Axel Studio Semarang diharapkan dapat memberi kontribusi

banyak pada profitabilitas perusahaan.

Kegiatan perancangan ini menghasilkan video prewedding clip dibuat sebagai

media promosi Axel Studio Semarang. Terdapat 3 karya dalam satu durasi file video

dengan model talent dan konsep yang berbeda disetiap karya. Karya tersebut
76

termasuk dalam kategori karya audio visual karena melibatkan indera pengelihatan

dan pendengaran dan media yang dipakai pun juga dalam kategori audio visual,

yaitu media elektronik berbasis layar.

5.2 Saran

Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang jasa fotografi dan videografi, Axel

Studio Semarang memiliki karakter tersendiri dalam pelayanan jasa terhadap

pelanggan. Dengan berbagai penghargaan yang telah diterima, perusahaan harus

mampu menjaga kontiunitas dalam hal kualitas maupun pelayanan jasa yang

ditawarkan terhadap pelanggan sehingga mampu untuk bertahan ditengah ketatnya

persaingan production house lain di Indonesia, khususnya di Semarang.

Konten dari media promosi video prewedding clip harus memiliki unique

selling preposition dan diferensiasi dibanding production house lainnya, sehingga

keprofesionalan jasa yang ditawarkan Axel Studio Semarang dapat terangkat dan

promosi yang dilakukan bisa berjalan efektif serta efisien.


DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, M Linggar. 2000. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di

Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Belch, George E, and Michael A. Belch, 2004, Advertising and Promotion : An

Integereted Marketing Communications Perspective, 6th Edition, New York

: Irwin-McGraw Hill, inc. p. 1-65.

Casofa, Fachmy dan Alib Isa. 2013. Gerbang Kreativitas: Jagat Desain Grafis.

Jakarta: Bumi Aksara.

Durianto, Sugiarto, Widjaja dan Supratikno. 2003. Inovasi Pasar Dengan Iklan

Yang Efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jefkins, Frank . 1996 . Erlangga (Terjemahan dari Harcourt College Publisher):

Jakarta . Periklanan.

Khasali, Rhenald. 1992. Manajemen Periklanan Konsep dan aplikasinya

DiIndonesia.Jakarta: Pustaka Utama Grafit.

Kotler, Philip & Gary Armstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 1.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: CV.

Andi Offset.

Liliweri, Alo. 1992. Dasar-dasar Komunikasi Periklanan, Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti.

Moriarty, 2011. Perbedaan antara promosi dan iklan. Yogyakarta: Dimensi Press.

77
Morissan. 2012. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Pujiriyanto. 2005. Desain Grafis Komputer (Teori Grafis Komputer). Yogyakarta:

Penerbit ANDI.

Rangkuti, Freddy.2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis

KasusIntegratedMarketing Communication. Jakarta :

PT.GramediaPustakaUtama.

Rhenald Khazali. 1992.Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di

Indonesia. Jakarta:PT. Pustaka Utama Grafiti.

Safanayong, Yongki. 2006. Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta: Arte

Intermedia.

Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2006. Metode Perancangan Komunikasi Visual

Periklanan. Yogyakarta: Dimensi Press.

Tinarbuko, Sumbo. 2008. Semiotika Komunikasi Visual, Jalasutra, Yogyakarta.

Shimp, Terence A. 2000. Periklanan Promosi. Jakarta: Erlangga.

http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Iklan

http://www.jeruknipis.com/read/2013/08/02/iklan-televisi-pertama-di-dunia-

tayang-tahun-1941

www.nu.or.id

www.pppi.or.id

http://riswantohidayat.wordpress.com/2009/12/14/media-komunikasi

78

Anda mungkin juga menyukai