Anda di halaman 1dari 1

Hipotesis

1. Kemungkinan lesu, baggy pants, muscle wasting karena kurangnya asupan


karbohidrat, protein. Merupakan tanda-tanda marasmus. Kwashiokor ada edema,
pada marasmus tidak ditemukan adanya edema. Anak sehari-hari disuapi ibu dengan
bubur dalam jumlah kurang merupakan faktor resiko adanya hipoglikemia sehingga
anak lesu. Kurangnya asupan karbohidrat maka digunakan massa otot untuk makanan
cadangan.
2. Berat badan anak tidak naik karena makanan kurang, nutrisi tidak tercukupi sehingga
asupan nutrisi dimanfaatkan untuk organ vital terlebih dahulu sebelum
muskuloskeletal.
3. Teh mengandung tanin dan poliphenol yang mengganggu penyerapan zat tertentu
dalam makanan seperti zat besi. Zat besi dan protein diperlukan untuk imunitas tubuh,
menyediakan sumber energi, menghasilkan darah yang kaya oksigen. Gangguan
penyerapan zat besi menyebabkan anemia defisiensi besi pada anak dan
bermanifestasi klinik lesu.
4. Protein digunakan untuk pertumbuhan dari sel-sel, sehingga defisiensi protein
menyebabkan anak tampak kurus. Pada susu terdapat kandungan lemak, protein,
magnesium, phospor, zinc, mineral lain yang esensial bagi pertumbuhan anak pada
golden age (1000 hari kehidupan). Bila defisiensi zat-zat tersebut, anak akan
mengalami gangguan pertumbuhan.
5. Berat badan anak 7 kg lalu, di skenario tidak dijelaskan usianya. Normalnya, pada
umur 1 tahun berat badan bayi mencapai 3x BB saat lahir. Pada usia 2 tahun 4X BB
saat lahir. Anak usia 1 tahun 3 bulan normalnya 10,6 kg (menurut WHO). Usia lebih
dari 5 tahun, BB minimal untuk laki-laki 21 kg. Gizi buruk bila tampak sangat kurus,
terdapat edema. Antropometri = (BB/TB)-PB ditemukan <-3 SD.
6. Dalam 3 bulan terakhir anak sering sakit karena sistem imun menurun sehingga
mudah terserang pilek, demam, dan diare. Penurunan 10% dari berat awal terjadi
penurunan imunitas dan peningkatan infeksi. Penurunan 20% dari berat awal terjadi
kesulitan penyembuhan luka, peningkatan infeksi, kelemahan.

Sasaran Belajar
1. Definisi gizi buruk (Marasmus dan Kwashiokor)
2. Patofisiologi gizi buruk
3. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik gizi buruk + tanda-tanda gizi buruk
4. Diagnosis gizi buruk berdasarkan WHO
5. Diagnosis diferensial gizi buruk
6. Tatalaksana dan edukasi gizi buruk (10 langkah tatalaksana gizi buruk)
7. Definisi dan contoh pemberian gizi seimbang pada anak

Anda mungkin juga menyukai