Anda di halaman 1dari 3

Dalam rangka pendirian suatu PT adalah kewajiban pendaftaran dan pengumuman.

Daftar
perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) UU No. 40 tahun 2007 (UUPT)
diselenggarakan oleh menteri. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor M.HH-03.AH.01.01 tahun 2009 tentang Daftar Perseroan, Daftar Perseroan
adalah daftar yang memuat data tentang Perseroan sebagai sumber informasi resmi mengenai
data tentang suatu perseroan. Data itu bisa diperoleh oleh pemohon, yakni orang atau pihak yang
berkepentingan dengan data perseroan tersebut, karena menurut Pasal 2 ayat (2) peraturan
tersebut daftar perseroan bersifat terbuka untuk umum. Daftar Perseroan sebagaimana dimaksud
pada Pasal 29 ayat (2) UUPT memuat data tentang Perseroan yang meliputi:

 nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha, jangka waktu
pendirian, dan permodalan
 alamat lengkap Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 UUPT
 nomor dan tanggal akta pendirian dan Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan
hukum Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) UUPT
 nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan persetujuan Menteri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) UUPT
 nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan tanggal penerimaan
pemberitahuan oleh Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) UUPT
 nama dan tempat kedudukan notaris yang membuat akta pendirian dan akta perubahan
anggaran dasar
 nama lengkap dan alamat pemegang saham, anggota Direksi, dan anggota Dewan
Komisaris Perseroan
 nomor dan tanggal akta pembubaran atau nomor dan tanggal penetapan pengadilan
tentang pembubaran Perseroan yang telah diberitahukan kepada Menteri
 berakhirnya status badan hukum Perseroan
 neraca dan laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan bagi Perseroan yang
wajib diaudit.

Data Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (3) UUPT dimasukkan dalam daftar
Perseroan pada tanggal yang bersamaan dengan tanggal:

 Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan, persetujuan atas


perubahan anggaran dasar yang memerlukan persetujuan;
 penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar yang tidak memerlukan
persetujuan; atau
 penerimaan pemberitahuan perubahan data Perseroan yang bukan merupakan perubahan
anggaran dasar.

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan Hal-
hal yang wajib didaftarkan adalah:

 Akta Pendirian beserta surat pengesahan Menteri Kehakiman


 Akta perubahan Anggaran Dasar beserta surat persetujuan Menteri Kehakiman, atau
 Akta perubahan Anggaran Dasar beserta Laporan kepada Menteri Kehakiman.

Selanjutnya selain pendaftaran juga pendirian perseroan diwajibkan untuk diumumkan, yang
mana menurut ketentuan Pasal 30 ayat (1) UU Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007, Menteri
mengumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia:

 Akta pendirian Perseroan beserta Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7 ayat (4) UUPT
 Akta perubahan anggaran dasar Perseroan beserta keputusan Menteri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) UUPT
 Akta perubahan anggaran dasar yang telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri

Pengumuman sebagaimana ditentukan di atas dilakukan oleh Menteri dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal diterbitkannya keputusan Menteri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b atau sejak diterimanya pemberitahuan sebagaimana
pada ayat (1) huruf c UUPT.

Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa maksud dari Pendaftaran PT ialah untuk
menyediakan data resmi bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pengumuman dimaksudkan
untuk memenuhi syarat publisitas menyangkut terbentuknya badan hukum PT yang baru.
Penyediaan data resmi PT bisa menjadi penting dengan kemungkinan bahwa PT akan
mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga. Oleh karena itu, bagi pihak ketiga
disediakan sarana untuk mengenali PT yaitu lewat daftar perseroan. Lahirnya suatu PT sebagai
badan hukum juga harus diketahui publik. Itulah sebabnya lahirnya suatu PT harus diumumkan
sebagai syarat publisitas kelahiran badan hukum baru. Syarat publisitas itu dilakukan melalui
pengumuman pendirian PT dalam tambahan Berita Negara. Pengumuman yang demikian
melahirkan anggapan hukum bahwa pasca pengumuman semua orang dianggap tahu telah lahir
suatu badan hukum baru.1

1 Agus Sardjono, dkk. “Pengantar Hukum Dagang”, Cet-1, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2014), hal. 76-77.

Anda mungkin juga menyukai