Anda di halaman 1dari 16

HUKUM TUHAN

YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPERAWATAN

Disusun Oleh :

Indita Nugraheni P1337420516077

PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

SEMARANG

2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt.Karena atas nikmat dan

hidayah-nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas agama mengenai “Pandangan

Islam terhadap dunia keperawatan”. Agama mengajarkan kepada kita untuk

saling tolong menolong kepada sesama umat muslim secara khususnya dan tolong

menolong kepada semua umat secara umumnya, kita diberikan akal dan kepekaan

rasa oleh Allah swt, tentunya dengan bukan tanpa alasan, dalam kehidupan yang

banyak sekali polemik kesehatan di masyarakat ini tentunya kita sebagai perawat

harus turun aktif dalam memajukan kesehatan diri dan lingkungan, salah satunya

adalah dengan penyuluhan kepadawarga sekitar, tentang berartinya kesehatan bagi

masa depan suatu masyarakat dan menjadi sebuah cerminan bagi suatu Negara

yang maju dan berkembang. Allahpun berfirman kepada setiap umat manusia

untuk selalu menjadi insan yang berguna bagi nusa dan bangsa. Dengan ini maka

penulis akan membahas tentang keperawatan yang di pandang dari sisi agama.

Penulispun menyadari akan banyaknya kekurangan disana-sini baik dalam hal

penulisan maupun dalam hal sumber serta penyampaian oleh karena itu kritik dan

saran sangat kami harapkan untuk kemajuan dan perbaikan membuat makalah

dimasa mendatang.

Magelang, 19 Maret 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................1

KATA PENGANTAR .................................................................................2

DAFTAR ISI ...............................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................................4

B. Rumusan Masalah .........................................................................5

C. Tujuan Penulisan ..........................................................................5

D. Manfaat Penulisan ........................................................................5

E. Sistematika Penulisan ...................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

A. Pandangan Islam tentang Keperawatan ........................................7

B. Mulianya Profesi Perawat .............................................................9

C. Keperawatan, Islam, Masa Kini dan Masa Mendatang................12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................15

B. Saran ............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah salah satu agama yang diakui keberadaaannya di

Indonesia. Jumlah penganut agama Islam di Indonesia sangat banyak

dibandingan penganut agama non Islam. Islam adalah agama yang benar

disisi Allah dan hamba-hambanya, sehingga Allah menurunkan Al-Qur’an

untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia (muslim) khusus untuk umat

Nabi Muhammad Saw. Di dalam Al-Qur’an ada ayat yang menerangkan

bahwa salah satu tujuan diturunkannya Al-Qur’an adalah sebagai obat dan

rahmat bagi orang-orang mukmin. Misalnya dengan ilmu kesehatan, ilmu

ini pada zaman nabi pun ada, tetapi belum semaju sekarang karena adanya

pengaruh globalisasi. Tokoh Islam yang terkenal di dunia kesehatan salah

satunya yaitu Ibnu Sina.

Islam sangat menyarankan untuk selalu menjaga kesehatan karena

dengan jiwa yang sehat akan mempermudah kita untuk beribadah kepada

Allah karena tujuan kita diciptakan adalah untuk beribadah kapada-Nya.

Hal inilah yang mendorong penulis untuk menyusun makalah dengan

judul “ Hukum Tuhan yang Berhubungan dengan Keperawatan”.

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan

dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pandangan Islam tentang keperawatan?

2. Bagaimana peran profesi perawat?

3. Bagaiman hubungan keperawatan, Islam pada masa kini dan masa

mendatang?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis mempunyai beberapa

tujuan, yaitu :

1. Mengetahui pandangan Islam tentang dunia keperawatan.

2. Mengetahui peran profesi perawat.

3. Mengetahui hubungan keperawatan, Islam pada masa kini dan masa

mendatang.

D. Manfaat Penulisan

1. Agar mahasiswa mengetahui pandangan Islam tentang dunia

keperawatan.

2. Agar mahasiswa mengetahui peran profesi perawat.

5
3. Agar mahasiswa mengetahui hubungan keperawatan, Islam pada masa

kini dan masa mendatang.

E. Sistematika Penulisan

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

D. Manfaat Penulisan

E. Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pandangan Islam tentang Keperawatan

B. Mulianya Profesi Perawat

C. Keperawatan, Islam, Masa Kini dan Masa Mendatang

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pandangan Islam tentang Keperawatan

Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan

dan keperawatan. Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja,

beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran Islam yang selalu

menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik dan halal

menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan

merupakan salah satu penentu sehat tidaknya seseorang.

“ Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang

terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan.

Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah : l68)

“ Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik

yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu

hanya menyembah kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah : l72)

Makanan yang baik dalam Islam bukan saja makanan yang halal,

tetapi juga makanan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan, baik zat,

kualitas, ukuran atau takarannya. Makanan yang halal bahkan sangat enak

sekalipun belum tentu baik bagi kesehatan.

Sebagian besar penyakit berasal dari isi lambung, yaitu perut,

sehingga apa saja isi perut kita sangat berpengaruh terhadap kesehatan.

7
Karena itu salah satu resep sehat Nabi Muhammad Saw. adalah memelihara

makanan dan ketika makan porsinya harus proporsional, yakni masing-

masing sepertiga untuk makanan, air dan udara. (HR. Tirmidzi dan Al-

Hakim)

Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi Islam

untuk mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal

kesehatan, dan kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya

ajaran Islam sangat melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan,

seperti buang kotoran dan sampah sembarangan, membuang sampah dan

limbah di sungai atau sumur yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya.

Islam sangat menekankan kesucian (al-thaharah), yaitu kebersihan atau

kesucian lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan

semakin terjaga, sebab selain bersumber dari perut sendiri, penyakit

seringkali berasal dari lingkungan yang kotor.

Islam juga sangat menganjurkan kehati-hatian dalam berpergian dan

menjalankan pekerjaan dengan selalu mengucapkan basmalah dan berdoa.

Agama sangat melarang perilaku nekad dan ugal-ugalan, seperti bekerja

tanpa alat pengaman atau ngebut di jalan raya yang dapat membahayakan

diri sendiri dan orang lain.

“ Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu

jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan

berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”

(QS. Al-Baqarah : l95)

8
Hal ini karena sumber penyakit dan kesakitan tidak jarang juga berasal

dari pekerjaan dan risiko perjalanan. Sekarang ini kecelakaan kerja masih

besar disebabkan kurangnya pengamanan dan perlindungan kerja. Lalu

lintas jalan raya; darat, laut dan udara juga seringkali diwarnai kecelakaan,

sehingga kesakitan dan kematian karena kecelakaan lalu lintas ini tergolong

besar setelah wabah penyakit dan peperangan.

Jadi walaupun seseorang sudah menjaga kesehatannya sedemikian

rupa, risiko kesakitan masih besar, disebabkan faktor eksternal. Termasuk di

sini karena faktor alam berupa rusaknya ekosistem, polusi di darat, laut dan

udara dan pengaruh global yang semakin menurunkan derajat kesehatan

penduduk dunia. Karena itu Islam memberi peringatan antisipatif “ Jagalah

sehatmu sebelum sakitmu, dan jangan abaikan kesehatan, karena kesehatan

itu tergolong paling banyak diabaikan orang.” Orang baru sadar arti sehat

setelah ia merasakan sakit.

B. Mulianya Profesi Perawat

Menurut mantan Rektor Universitas Al-Azhar, Syeikh Mahmoud

Syaltout (l973 : l24), banyak sekali petunjuk Nabi Muhammad Saw. yang

jelas sekali menuntut perlunya profesi keperawatan. Perintah untuk berobat,

peringatan terhadap penyakit menular, perintah mengasingkan diri terhadap

penyakit menular, penjenisan makanan-makanan sehat untuk tubuh, dll,

menunjukkan bahwa baik secara tersurat maupun tersirat Islam sangat

9
menuntut hadirnya para perawat di tengah masyarakat. Sebab orang yang

memiliki kompetensi di bidang pengobatan dan perawatan kesehatan tidak

lain adalah institusi beserta individu perawat yang mengabdi di dalamnya.

Islam tidak membedakan apakah ia dokter atau perawat, sepanjang ia

mengabdi dibidang pengobatan dan perawatan penyakit, maka ia merupakan

orang mulia. Bahkan dalam banyak kitab fikh dan hadits, selalu ada bab

khusus yang membahas tentang penyakit dan pengobatan (Kitab Al-Maridh

Wa Al-Thib). Di dalam Islamic Code of Medical Ethics diterangkan bahwa

pengobatan dan keperawatan merupakan profesi mulia. Allah

menghormatinya melalui mukjizat Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Ibrahim

yang pandai mengobati penyakit dan selalu menyebut nama Allah sebagai

penyembuh penyakitnya. Sama halnya dengan semua aspek ilmu

pengetahuan, ilmu kedokteran dan keperawatan adalah sebagian dari ilmu

Allah, karena Allah-lah yang mengajarkan kepada manausia apa yang tidak

diketahuinya.

Allah berfirman : Iqra wa rabbukal akram, alladzIi ‘allama bilqalam,

‘allamal insaana maa lam ya’lam. (Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha

Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantara kalam, Dia mengajar

kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al ‘Alaq : 3-5)

Melalui ayat ini Allah menyuruh mempelajari alam semesta beserta

segenap organisme dan anorganisme yang ada di dalamnya dengan nama

dan kemuliaan Tuhan, melalui baca tulis, eksperimen, penelitian, diagnonis,

dsb. Ini terbukti dengan semakin banyaknya studi di bidang kedokteran dan

10
kesehatan, semakin terungkap tanda-tanda kekuasaan Allah terhadap

makhluk-makhluk-Nya.

Berkaitan dengan ini pengadaan praktik kedokteran dan perawatan

adalah perintah agama kepada masyarakat, yang disebut fardhu kifayah,

yang diwakili oleh beberapa institusi untuk melayani kebutuhan kesehatan

dan pengobatan masyarakat dan dapat dinikmati oleh setiap orang tanpa

kecuali, tanpa melihat kepada perbedaan ras, agama dan status sosialnya.

Kewajiban ini merupakan tugas negara untuk menjamin kebutuhan bangsa

akan para dokter dan perawat dalam berbagai bidang spesialisiasi. Dalam

Islam hal ini merupakan kewajiban negara terhadap warga negaranya.

Kesehatan harus menjadi tujuan, dan keperawatan kedokteran sebagai

cara, pasien adalah tuan, dokter dan perawat sebagai pelayannya. Peraturan-

peraturan, jadwal-jadwal, waktu dan pelayanan harus dilaksanakan

sedemikian rupa untuk menentukan keadaan pasien dan ditempatkan paling

atas dengan kesejahteraan dan kesenangan yang pantas. Status istimewa

harus diberikan kepada pasien selama ia menjadi pasien, tidak membedakan

siapa dan apa dia. Seorang pasien berada pada tempat perlindungan karena

penyakitnya dan bukan karena kedudukan sosialnya, kekuasaan atau

hubungan pribadinya. Karena itulah dokter dan perawat mengemban tugas

mulia, yang dalam sumpah jabatannya mereka sudah bersumpah dengan

nama Tuhan, berjanji untuk mengingat Tuhan dalam profesinya, melindungi

jiwa manusia dalam semua tahap dan semua keadaan, melakukan semampu

11
mungkin untuk menyelamatkannya dari kematian, penyakit, rasa sakit dan

kecemasan.

Allah berjanji akan menolong setiap orang di akhirat dan di hari

pembalasan siapa saja yang menolong saudaranya di dunia. Walaupun

kematian merupakan hak prerogatif Allah menentukannya, namun manusia

diberi kewenangan yang maksimal untuk mengatasi penyakitnya dengan

bantuan dokter dan perawat. Itu sebabnya terhadap penyakit yang parah

sekalipun, dokter dan perawat tetap melakukan usaha maksimal dan

memberi semangat hidup para pasien bersangkutan.

C. Keperawatan, Islam, Masa Kini dan Masa Mendatang

Ajaran-ajaran normatif agama tentang perawatan tidak hanya sebatas

dasar teoritis, melainkan sudah pula dipraktikkan dalam realitas kehidupan

di masa lalu. Di masa-masa awal perkembangan Islam dikenal sejumlah

wanita yang mengabdikan dirinya dibidang keperawatan, diantaranya

Rufaidah, ia berjasa mendirikan rumah sakit pertama di zaman Nabi

Muhammad Saw. guna menampung dan merawat orang-orang sakit, baik

karena penyakit maupun terluka dalam peperangan. Kalau di Eropa dikenal

nama Jean Henry Dunant, dokter Swiss yang melalui Konferensi Jenewa

l864 diakui sebagai Bapak Palang Merah Interasional, diikuti oleh Florence

Nightingale sebagai Ibu Perawat Dunia pertama, maka Rufaidah-lah yang

dianggap sebagai “Nightingale” dalam Islam.

12
Dr. H Afif Muhammad dalam seminar perawat rohani Islam di Akper

Aisyiyah, Bandung 31/8/2004 mengatakan, masalah sehat dan sakit adalah

alami sebagai ujian dari Allah Swt., hingga manusia tidak akan bisa terbebas

dari sakit. “ Sehat kerap membuat orang lupa dan lalai baik dalam

melaksanakan perintah-perintah Allah maupun mensyukuri nikmat

sehatnya. Kita sering menyebut kondisi yang tidak menyenangkan seperti

sakit sebagai musibah yang terkesan negatif, padahal musibah berkonotasi

positif,” jelasnya.

Tugas seorang perawat, menurut H. Afif adalah menekankan pasien

agar tidak berputus asa apalagi menyatakan kepada pasiennya tidak

memiliki harapan hidup lagi. “ Pernyataan tidak memiliki harapan hidup

untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak lagi

bisa menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja menyembuhkannya dengan

mengabaikan hukum sebab akibat," katanya. Perawat juga memandu

pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. hingga kondisinya

semakin saleh yang bisa mendatangkan “ manjurnya” doa.

Dr. Ahmad Khan (lulusan suma cumlaude dari Duke University) yang

menemukan ayat-ayat Al-Qur’an dalam DNA (Deoxy Nucleotida Acid)

berpesan semoga penerbitan buku saya “ Al-Qur’an dan Genetik” semakin

menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap.

Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau

seni. Semoga muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya

mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu

13
keperawatan penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami

prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini

dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker)

yang beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level

pemerintah.

Di negara-negara Timur Tengah, konteks keperawatan sendiri banyak

dipengaruhi oleh sejarah keperawatan dalam Islam, budaya dan kepercayaan

di Arab, keyakinan akan kesehatan dari sudut pandang Islam (Islamic health

belief), dan nilai-nilai profesional yang diperoleh dari pendidikan

keperawatan. Tidak seperti pandangan keperawatan di negara barat,

keyakinan akan spiritual Islam tercermin dalam budaya mereka.

Di Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana

keperawatan dan Islam dapat berkembang sejalan dalam harmoni percepatan

tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas penyakit, perkembangan

teknologi kesehatan dan informatika kesehatan. Agar tetap mengenang dan

meneladani sejarah perkembangan keperawatan yang dimulai oleh Rufaida

binti Sa'ad.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari apa yang dijabarkan di atas, dapat disimpulkan bahwa ketika

seorang menganggap dirinya sebagai seorang professional maka ia harus

memliki unsur bertauhid, amanah, berakhlaq, memiliki ilmu, keahlian dan

tanggung jawab. Sebagai calon perawat sudah seharusnya menganut hal

tersebut, karena sebagai landasan seorang perawat yang profesional.

B. Saran

Allah menciptakan manusia sebagai pemimpin di muka bumi ini,

tetapi apabila manusia sudah menjadi pemimpin mereka lupa dengan

masyarakat yang dia pimpin. Sebagai calon pemimpin dalam bidang

keperawatan atau kesehatan, janganlah membeda-bedakan masyarakat

antara si kaya dan si miskin apabila dalam merawat pasien.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://sahabat-rianti.blogspot.co.id/2014/05/makalah-agama-pandangan-agama-

terhadap.html

16

Anda mungkin juga menyukai