Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PIJAT BAYI
DI PUSKESMAS TANAH KALI KEDINDING SURABAYA

LEMBAR PENGESAHAN
Satuan Acara Penyuluhn (SAP) telah disahkan dan disetujui sebagai Laporan Praktek
Kebidanan 1 yang dilaksanakan pada tanggal 3 November sampai 29 November di
Puskesmas Tanah Kalikedinding Surabaya.

Surabaya,11 November 2014

Mahasiswa Praktek

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Praktek Klinik
D3 Kebidanan Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Surabaya

(Umi Ma’rifah, SST, M.Kes) (Risca Damayanti Fansia,Amd)

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)
Pokok Bahasan : Perawatan bayi
Sub Pokok Bahasan : Pentingnya Pijat Bayi
: Ibu yang mempunyai bayi berumur 0 sampai 12 bulan
Hari,tanggal : Senin, 10 November 2014
Waktu : 30 menit
Tempat : Puskesmas Tanah Kalikedinding Surabaya
Penyuluh : Mahasiswa

I. Latar belakang
Berdasarkan dari pengamatan, presentase insidensi perawatan bayi tentang pentingnya
pijat bayi cukup banyak. Setelah dilakukan survey ternyata penyebab utamanya adalah
kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan bayi terutama pentingnya pijat bayi.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi
dan Praktek Bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau tumbuh kembang bayi
melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang. Salah satu bentuk stimulasi yang selama
ini dilakukan oleh masyarakat adalah dengan pijat bayi (Prasetyono,2013).
Ilmu kesehatan modern telah membuktikan secara ilmiah bahwa terapi sentuhan dan
pijat pada bayi mempunyai banyak manfaat, terutama bila dilakukan sendiri oleh orang tua
bayi. Penelitian tentang pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi memperoleh
hasil bahwa pada kelompok control kenaikan berat badan sebesar 6,16%, sedangkan pada
kelompok yang dipijat 9,44% (Dasuki,2003). Dewasa ini penelitian di Australia yang
diungkapkan oleh Lana Kristiane F.Flores membuktikan bahwa bayi yang dipijat oleh orang
tuanyaakan mempunyai kecenderungan peningkatan berat badan , hubungan emosional, dan
social yang lebih baik. (Roesli,2001). Namun, ilmu kedokteran tentang pijat bayi masih
belum banyak diketahui oleh masyarakat.
Di Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa masih dipegang peranannya
oleh dukun bayi. Selama ini, pemijatan tidak hanya dilakukan bila bayi sehat, tetapi juga pada
bayi sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi setelah lahir (Sari,2004).
II. Tujuan instruksional umum
Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang pijat bayi, klien dapat memahami dan
mengerti manfaat dari pijat bayi dan dapat melakukan tekhnik pijat bayi secara baik dan
benar.
III. Tujuan intruksional khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x20 menit, diharapkan ibu yang
memiliki bayi dapat memahami tentang:
1. Pengertian pijat bayi
2. Manfaat pijat bayi
3. Persiapan memijat bayi mencakup waktu yang tepat dan peralatannya
4. Teknik memijat bayi
5. Hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan
IV. Strategi Pelaksanaan
1. Metode : Ceramah
2. Media : Leaflet
3. Garis besar materi(penjelasan terlampir)
1) Pengertian pijat bayi
2) Manfaat pijat bayi
3) Persiapan memijat bayi mencakup waktu yang tepat dan peralatannya
4) Teknik memijat bayi
5) Hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan

a. Menjawab 3 menit
a. Salam salam
pembukaan b.Menyimak
Pendahuluan b. c.
Menyampaikan Mendengarkan,
tujuan menjawab
penyuluhan pertanyaan
c.
Apersepsi
25
a. a.
Menyampaikan Mendengarkan
garis besar dengan penuh
materi perhatian
pentignya pijat b.Menanyakan
bayi hal-hal yang
b. Memberi belum jelas
kesempatan c.
peserta untuk Memperhatikan
bertanya jawaban dari
c. pemateri
Menjawab d.
pertanyaan Menjawab
d. Evaluasi pertanyaan
e. e. Peserta
Membagikan antusias dalam
doorprise menerima
kepada peserta doorprise
yang bisa
menjawab
pertanyaan

a.
Menyimpulkan
b. Salam
penutup

c.
Mendengarkan
d.
Menjawab
salam

2 menit

VI. Setting Tempat


Peserta Penyuluhan duduk berhadapan dengan penceramah/pemateri
VII. Kriteria Evaluasi
1. Ibu yang mempunyai bayi mampu menjelaskan pengertian pijat bayi
2. Ibu yang mempunyai bayi mengetahui manfaat memijat bayi
3. Ibu yang mempunyai bayi mampu mempersiapkan waktu dan peralatan untuk memijat bayi
4. Ibu yang mempunyai bayi mampu melakukan tekhnik pijat bayi
5. Ibu yang mempunyai bayi mengetahui hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat
memijat bayi
VIII. Referensi
Maharani, Sabrina,2009. Pijat dan Senam Sehat Untuk bayi. Jogjakarta: Kata Hati.
Putri, Alissa, 2009. Pijat dan Senam Untuk Bayi dan Balita Panduan Praktis Memijat Bayi dan
Balita. Yogyakarta: Brilliant Offset.
Prasetyono.2013.Buku Pintar Pijat Bayi. Jogjakarta: BukuBiru

MATERI
PIJAT BAYI
A. Pengertian Pijat Bayi
Menurut Roesli (dalam Prasetyono,2013) menyatakan bahwa pijat bayi adalah seni
perawatan kesehatan dan pengobatan yang dikenal sejak awal manusia diciptakan di dunia
serta telah dipraktikkan sejak berabad-abad tahun silam secara turun-menurun oleh dukun
bayi. Yang disebut bayi adalah anak yang berumur 0-12 bulan.
Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua dan terpopuler yang dikenal manusia, yang juga
merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktikkan sejak berabad-abad
silam (Prasetyono,2013).

B. Manfaat Pijat Bayi


a. Membuat Bayi Semakin Tenang
Umumnya bayi yang mendapatkan pijatan secara teratur akan lebih rileks dan tenang.
Dengan sirkulasi darah dan oksigen yang lancar dan otomatis membuat imunitas tubuh bayi
lebih baik. Bukan hanya secara fisik, pijat bayi juga sangat mempengaruhi emosional, karena
aktivitas pijat akan menjalin bonding antara anak dan orang tua. Unsur utama pijat bayi
adalah sentuhan (touch), bukan tekanan (pressure). Oleh sebab itu selain oleh trapis spesialis,
pijat bayi sangat baik dilakukan oleh ibu dan ayah (Putri,2009).

b. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi


Berdasarkan penelitian T. Field & Scafidi dari universitas Miami, AS. Terapi pijat
memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan berat badan bayi dan peningkatan
produksi air susu ibu (ASI). Telah diamati perubahan berat badan 20 bayi premature setelah
mendapat pijatan secara teratur. Bayi mengalami kenaikan berat badan 20 - 47% per hari
setelah dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari. Sedangkan, bayi berusia 1 – 3 bulan yang dipijat
15 menit dua kali seminggu selama enam minggu mengalami kenaikan berat badan lebih
tinggi dari kelompok bayi yang tidak dipijat.

Ini disebabkan bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim penyerapan dan
insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi lebih baik. Alhasil bayi
menjadi cepat lapar dan karena itu lebih sering menyusu sehingga meningkatkan produksi
ASI (Putri, 2009).

c. Meningkatkan efektivitas istirahat (Tidur) bayi


Bayi yang otot-ototnya distimulus saat dilakukan pemijatan yang aman dan nyaman
dapat membuat bayi mengantuk. Kebanyakan bayi tidur dengan lama begitu pemijatan usai
dilakukan pemijatan kepadanya. Selain lama, bayi tampak tertidur lelap dan tidak rewel
seperti sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merasa tenang setelah dipijat. Ibu-ibu
selalu merasa senang bila melihat bayinya tertidur lelap. Kebanyakan untuk alasan inilah
mereka lakukan pemijatan bayi.

Namun, dalam situasi lain dimana tidur lelap bayi ini terjadi berbagai kemungkinan.
Pertama, bayi tertidur bukan karena nyaman dipijat tetapi sebaliknya, ia marasa kehabisan
energi setelah “melawan” perlakuan pemijatan yang sebenarnya tidak diinginkan. Biasanya
hal ini terjadi karena pemijatan dilakukan dengan paksaan. Kedua, tidur bayi yang terlalu
lama dan sulit dibangunkan dapat mengganggu jadwal pemberian ASI. Pemberian ASI tetap
harus cukup dan tidak boleh terlambat (Anggraini dan Subakti,2009).
d. Meningkatkan konsentrasi bayi
Pemijatan dapat memperlancar peredaran darah yang mengalir keseluruh tubuh
manusia, termasuk keotaknya, terutama untuk memperlancar sirkulasi dan peredaran oksigen.
Ketika suplai oksigen untuk bayi tidak lancar maka fungsi otak untuk berfikir dan konsentrasi
akan terganggu. Semakin baik aliran darah ke otak, semakin berkecukupan kebutuhan
oksigen ke otak secara cukup membuat konsentrasi dan kesiagaan bayi semakin membaik.

Pemijitan juga mengefektifkan istirahat (tidur) bayi. Ketika bayi istirahat atau tidur
dengan efektif maka saat bangun akan menjadi bugar. Kebugaran ini juga menjadi faktor
yang mendukung konsentrasi dan kerja otak si bayi (Putri, 2009).

e. Meningkatkan daya tahan tubuh


Meningkatkan aktifitas neurotransmitter serotonin ini akan meningkatkan kapasitas
sel reseptor yang mengikat glucocorticoid (adrenalin). Proses ini menyebabkan terjadinya
penurun kadar hormogen adrenalin (Hormon stres), dan selanjutnya akan meningkatkan daya
tahan tubuh (Putri, 2009).

f. Meningkatkan produksi ASI


Pijat bayi menyebabkan bayi lebih refleks dan dapat beristirahat dengan efektif. Bayi
yang tidur dengan efektif ketika bangun akan membawa energi cukup beraktifitas. Dengan
aktifitas yang optimal, bayi akan cepat lapar sehingga nafsu makannya meningkat.
Peningkatan nafsu makan ini juga ditambah dengan peningkatan aktifitas nervus vagus / saraf
pengembara system saraf otak yang bekerja untuk daerah leher kebawah sampai dada dan
rongga perut. Dalam menggerakkan sel peristaltic ( sel disaluran pencernaan yang
menggerakkan dalam saluran pencernaan) untuk mendorong makanan kesaluran pencernaan.
Dengan demikian, bayi lebih cepat lapar atau ingin makan karena pencernaannya semakin
lancar.

Bayi yang nafsu makannya baik memerlukan isapan asi yang cukup banyak setiap
hari. Semakin banyak dihisap, ASI pun semakin terstimulasi ( terangsang ) untuk berproduksi
(Putri, 2009).

g. Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan


Gerak peristaltik adalah semacam gelombang dan kontraksi teratur saluran menuju
lambung yang menggerakkan bahan makanan agar dapat diproses dalam saluran pencernaan.
Maka terbukti bahwa pijat bayi membantu proses pencernaan (Putri, 2009).

h. Menstimulasi Aktivitas nervus vagus untuk perbaikan pernafasan


Aktifitas serat-serat nervus vulgar berpengaruh pada paru-paru. Sebuah penelitian
yang dilakukan di Torch Research institute menunjukkan bahwa perlu pemijatan selama 20
menit yang dilakukan setiap malam pada anak-anak asma dapat menyebabkan mereka
bernafas lebih baik. Ukuran keberhasilan ini ditunjukkan dengan pembacaan grafik
peningkatan aliran udara setiap hari yang semakin meningkat (Prasetyono, 2013).

i. Mengembangkan komunikasi
Sentuhan adalah bentuk komunikasi pertama yang anda miliki dengan bayi. Sentuhan
bayi berarti berbicara. Pijat bayi menggabungkan aspek kedekatan yaitu kontak mata, saling
tersenyum dan ekspresi wajah lain (Prasetyono, 2013).

j. Mengurangi rasa sakit


Memijat juga membantu mengusir gejala kembung, kolik, serta membantunya tidur
lebih nyenyak. Tidak hanya itu, pijatan juga memperlancar sirkulasi darah di perut, sehingga
membantu mengeluarkan gas yang terjebak disana (Prasetyono, 2013).

k. Mengurangi nyeri
Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan oksitoksin dan endorphin. Kedua
hormon ini dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan si kecil akibat nyeri
tumbuh gigi, hidung tersumbat atau tekanan emosi (Prasetyono, 2013).

l. Meningkatkan percaya diri


Dengan melakukan pijat bayi, orang tua lebih mengenal bayinya. Pijat bayi mampu
mengurangi rasa gelisah soal perawatan anak. Ketenangan ini membuat orang tua mampu
menguasai keadaan dan lebih percaya diri untuk merawat si kecil (Prasetyono, 2013).

m. Memahami kebutuhan si kecil


Bayi mengeluarkan bahasa tubuh selama dipijat. Orang tua yang melakukan pijat
secara rutin lebih mengenal kondisi fisik bayi. Karena dilakukan berulang – ulang, orang tua
lebih paham cara menghadapi bayinya saat gelisah. (Prasetyono, 2013).

n. Pasangan menikah dini


Meraka yang menikah diusia dini yang masih muda atau terlalu dini umumnya belum
cukup dewasa atau siap untuk menjadi orang tua. Banyak hal yang harus mereka ketahui,
terutama sekali dalam hal merawat bayi. Pada kasus kali ini,melalui pijat bayi, rasa percaya
diri dan harga diri mereka sebagai orang tua yang sanggup merawat bayi semakin meningkat
(Prasetyono, 2013).

C. Persiapan Memijat Bayi


Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir. Jadi, dapat dimulai kapan saja
sesuai keinginan. Bayi akan mendapat keuntungan lebih besar bila pemijatan dilakukan tiap
hari sejak lahir sampai usia enam atau tujuh bulan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemijatan pada si kecil sebagai
berikut:

a. Waktu yang tepat

1). Pagi hari

 Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi, sebab sisa-sisa minyak pijat akan
lebih mudah dibersihkan, selain itu pemijatan pada pagi hari memberikan nuansa ceria
pada bayi.

 Yang harus diperhatikan, jangan langsung memijat bayi usai ia makan/disusui. Jangan
pula membangunkan bayi hanya untuk dipijat, atau memijat bayi saat ia sakit,
memijat paksa, dan memaksakan posisi saat memijat.

2). Malam hari

 Pemijatan pada malam hari sangatlah baik. Sebab, setelah pemijatan, biasanya bayi
akan santai dan mengantuk, hal ini berguna untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak.

 Yang harus diperhatikan, ketika akan dipijat si bayi harus dalam keadaan tenang dan
nyaman. Jika rewel, jangan memaksakan untuk memijat. Sebab, bayi akan semakin
rewel dan memberontak. Buatlah bayi ceria, ajak bercanda atau bermain sampai siap
untuk dipijat. Hindari juga memijat ketika bayi dalam keadaan lapar, hal ini bisa
mengakibatkan bayi merasa tidak nyaman dan berusaha meronta. Sebaiknya
pemijatan dilakukan 15 menit setelah si kecil makan.

3).Tangan yang aman untuk memijat

 Sebelum memijat, pastikan tangan anda bersih dan hangat, karena tangan yang kurang
bersih dapat menjadi penular kuman, terutama penyakit kulit, jadi cuci tangan terlebih
dahulu lalu pastikan tangan dalam keadaan kering karena kulit bayi sangat peka
dengan suhu tangan ibu dan tidak nyaman bila tangan yang menyentuhnya itu dingin.
 Periksa kuku dan perhiasan untuk menghindari goresan pada kulit bayi. Potonglah
kuku dan lembutkan (dikikir). Keberadaan cincin, gelang dan aksesoris lainnya yang
terbuat dari logam atau plastik dapat melukai kulit bayi.

4). Ruang yang nyaman

 Ruang yang nyaman untuk melakukan pemijatan adalah:

1. Ruang yang kering dan tidak pengap. Ruangan yang pengap dan lembab
menyebabkan bayi gerah. Selain itu, suasana seperti itu juga menyebabkan kulit bayi
sensitive sehingga bayi merasa menjadi resah saat dipijat.
2. Ruangan yang hangat tetapi tidak panas. Ruangan yang dingin atau terlalu banyak
angin menyebabkan bayi kedinginan dan masuk angin. Untuk menghangatkan
ruangan dapat memasang lampu yang memberikan rasa hangat.
3. Ruangan yang penerangnya cukup. Ini penting agar tidak terjadi kesalahan akurasi
pada daerah yang dipijat. Penerangan yang remang-remang atau gelap menyulitkan
ibu untuk membedakan warna kemerahan kulit si kecil bekas pemijatan. Sebab, warna
kemerahan mengindikasi bahwa pemijatan telah cukup.
4. Ruangan tidak berisik. Suara-suara berisik mengganggu konsentrasi ibu dan bayi.
Untuk menciptakan ketenangan, pastikan suara yang mengisi ruangan adalah suara
ibu, ayah, iringan musik lembuh, seperti memutar music klasik dari Mozart, dave koz
dan sebagainya.
5. Ruangan tanpa aroma menyengat dan mengganggu. Bila ingin menerapkan aroma
terapi cukup dengan aroma yang muncul dari minyak pijat saja. Tidak dianjurkan
menggunakan pewangi ruangan aerosol atau benda bakar (dupa) karena membuat bayi
alergi (Prasetyono, 2013).

Peralatan Yang Harus Disiapkan

Peralatan yang dibutuhkan sebelum melakukan pemijatan antara lain:

1.Alas yang empuk dan lembut


 Misalnya kasur atau busa yang dilapisi dengan kain lembut. Luas alas ini sebesar
ukuran bayi agar ibu dapat bergerak dengan bebas. Alas ini sebaiknya dalam posisi
datar.

2.Handuk atau lap, popok dan baju ganti

 Handuk atau lap digunakan untuk membersihkan sisa-sisa minyak yang menempel
dikulit bayi. Popok untuk menutup bagian tubuh bayi setelah dipijat. Menyiapkan
popok hendaknya tidak terlambat (setelah dipijat baru disiapkan popok) sebab, bayi
harus menunggu waktu sehingga kedinginan. Baju ganti untuk mengganti baju lama
usai pemijatan.

3.Minyak untuk memijat

 Minyak digunakan sebagai pelumas (lubricant) bersifat melicinkan permukaan kulit


bayi dan tangan ibu sehingga memudahkan ibu dalam berbagai gerakan urut dan
membuat bayi merasa nyaman. Tujuan pelumas ini adalah merawat kulit si kecil agar
tetap lembut dan sehat tanpa terpengaruh oleh bekas gesekan pijat. Jadi, gunakan
minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat gesekan yang dapat terjadi
karena kontak dengan kulit. Minyak yang cocok adalah minyak zaitun (olive oil),
minyak dara (virgin coconut oil), minyak telon (baby oil), minyak kelapa (minyak
klentik), minyak kelapa sawit, bias juga menggunakan losion. Hal ini karena sifatnya
yang lembut dan melembabkan. Jangan menggunakan minyak aroma terapi karena
terlalu keras untuk kulit bayi.

4. Air dan waslap

 Siapkan air hangat beserta handuk kecil dan washlap untuk menyeka bayi dari bekas
minyak usai pemijatan.

 Selain itu, ada beberapa hal yang perlu ditambahkan selama pemijatan berlangsung
untuk menciptakan suasana pemijatan tenang dan nyaman, diantaranya adalah:

1. Menyediakan waktu khusus yang tidak diganggu oleh hal lain minimum 15 menit
untuk melakukan keseluruh tahapan pemijatan
2. Duduklah dengan posisi nyaman dan tenang.
3. Minta ijin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai wajah dan
kepala bayi sambil mengajak bicara.
4. Pandang mata bayi selama pemijatan berlangsung.
5. Bernyanyilah atau putarkan lagu-lagu yang tenang atau lembut untuk menciptakan
suasana tenang selama pemijatan.
6. Awali pemijatan dengan sentuhan ringan, kemudian secara bertahap tambahkan
tekanan pada sentuhan tersebut, terutama bila anda sudah yakin bahwa bayi mulai
terbiasa dengan pijatan yang sedang dilakukan.
7. Jika suatu saat bayi tampak merasa tidak nyaman segera hentikan pemijatan. Dalam
memijat kita harus membangun toleransi dengan mulai beberapa gerakan, sedikit
demi sedikit dengan durasi waktu yang bertahap dari 2-3 menit hingga 5-10 menit.
8. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi. Bila bayi menangis cobalah untuk
menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan (Putri, 2009).

D. Teknik memijat bayi


Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, pemijatan bayi tak bias dilakukan secara
sembarangan. Ada cara dan rambu-rambu yang harus diperhatikan.

a. Bayi umur 0 – 1 bulan

 Gerakan yang dilakukan lebih mendekati usapan-usapan halus. Sebelum tali pusar
bayi dilepas, sebaiknya tidak dilakukan pemijatan didaerah perut.

b. Bayi umur 1 – 3 bulan

 Gerakan memijat dilakukan dengan halus disertai tekanan ringan dalam waktu yang
lebih singkat.

c. Bayi umur 3 bulan – anak umur 3 tahun

 Seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang makin meningkat. Total
waktu pemijatan disarankan sekitar 15 menit. Lumurkan sesering mungkin minyak
atau baby oil atau lotion yang lembut sebdelum dan selama pemijatan. Setelah itu,
lakukan gerakan pembukaan berupa sentuhan ringan disepanjang sisi muka bayi atau
usaplah rambutnya. Gerakan pembuka ini untuk memberitahukan bahwa waktu
pemijatan akan segera dilakukan padanya.
 Secara umum, pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi. Sebab umumnya bayi
lebih menerima apabila dipijit pada daerah kaki. Permulaan seperti ini akan member
kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijit sebelum bagian lain disentuh. Itu
sebabnya urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari kaki, kemudian perut, dada,
tangan, muka dan diakhiri pada bagian punggung (Prasetyono, 2013).

Berikut beberapa pedoman teknik pemijatan bayi yang dapat dipergunakan sebagai dasar
pijat bayi. Setiap gerakan yang diberiakan pada masing-masing teknik dapat diulang
sebanyak lima sampai enam kali tergantung kebutuhan, yaitu:

a. Kaki
Manfaat: Bagi bayi yang sedang belajar berjalan, pijatan di bagian ini berguna untuk
menguatkan otot dan saraf motorik di bagian kaki. Selain itu, pijat kaki juga bisa meredakan
rasa pegal usai bayi belajar berjalan.

1. Memerah susu

 Dalam teknik ini, peganglah kaki bayi pada pergelangan kaki seperti memegang
tongkat pemukul. Kemudian gerakan tangan ke pergelangan kaki secara bergantian
seperti memerah susu. Atau, dengan arah yang sama, gunakan kedua tangan secara
bersamaan mulai dari pangkal paha dengan gerakan memeras, memijat dan memutar
kedua kaki bayi secara lembut (Prasetyono, 2013).

2. Telapak kaki

 Untuk memijat telapak kaki bayi,caranya yakni tidak dipijat-pijat tetapi diurut
menggunakan ibu jari secara bersamaan pada seluruh permukaan telapak kaki dari
arah tumit ke jari-jari (Prasetyono, 2013).

3. Jari

 Ingat bahwa tulang pada ruas jari kaki bayi masih belum kuat, karena itu pijatan tidak
perlu disertai dengan penekanan. Pijatlah dengan lembut jari-jari kaki satu persatu
dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki dan akhiri dengan tarikan lembut
pada setiap ujung jari (Prasetyono, 2013).
4. Punggung kaki

 Gunakan kedua ibu jari untuk membuat lingkaran disekitar kedua mata kaki sebelah
dalam dan luar. Kemudian urutlah dengan lembut seluruh punggung kaki dengan
kedua ibu jari secara bergantian dari pergelangan kaki ke arah jari. Teknik lain yakni
dengan membuat gerakan yang membentuk lingkaran-lingkaran kecil dengan kedua
ibu jari secara bersamaan dari daerah mata ke jari kaki (Prasetyono, 2013).

5. Betis

 Pada bagian betis kaki dengan salah satu tangan anda, kemudian remas-remas dari
pangkal lutut menuju pergelangan kaki. Gerakan ini dapat diulang berkali-kali
(Prasetyono, 2013).

6. Paha

 Pada bagian paha, pemijatan dilakukan dengan cara meremas dan memutar. Pegang
bayi pada bagian pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan, kemudian
buatlah gerakan meremas dengan lembut sambil memutarkan kedua belah tangan
yang dimulai dari pangkal paha hingga ke arah mata kaki (Prasetyono, 2013).

7. Gerakan akhir

 Bagian akhir ini semua kaki dipijat, yakni dengan merapatkan kedua kaki bayi, lalu
letakkan kedua tangan secara bersamaan pada pangkal paha. Kemudian, lakukan
usapan-usapan dengan lembut dan halus pada kedua kaki bayi dari atas ke bawah
(Prasetyono, 2013).

b. Perut

 Untuk pemijatan di daerah perut, hindari pemijatan pada tulang rusuk. Selain itu,
jangan lakukan pemijatan pada bagian perut ini setelah selesai makan.
 Manfaat : membantu bayi yang sulit buang air besar dan mengatasi perut kembung.

1. Mengayuh pedal sepeda


 Pemijatan perut ini dilakukan dengan menggerakkan kedua tangan keatas dan
kebawah secara bergantian seperti mengayuh pedal sepeda. Arah pijatan dimulai dari
atas kebawah perut.

 Gerakan berikutnya, jepit kedua pergelangan kaki bayi dengan tangan kiri, lalu angkat
kedua kaki tersebut lurus sedikit diatas perut. Sedangkan untuk tangan kanan bisa
langsung dilakukan gerakan mengusap-usap perut dari atas sampai ke jari-jari kaki.

 Terakhir, untuk melemaskan otot-otot perut dan pangkal paha, kedua lutut ditekuk
pelan-pelan dan dengan lembut menuju ke permukaan perut bayi. Atau, masing-
masing tangan anda memegang pergelanagan kaki, kemudian gerakkan kedua kaki
bayi secara bergantian seperti sedang mengayuh sepeda (Prasetyono, 2013).

2. Bulan – matahari

 Disebut gerakan bulan - matahari karena gerakan yang harus dibentuk adalah
membuat lingkaran dengan ujung-ujung jari tangan mulai dari perut sebelah kanan
bawah (daerah usus buntu) sesuai arah jarum jam, kemudian kembali ke arah kanan
bawah (seperti bentuk bulan) diikuti oleh tangan kiri yang selalu membuat bulatan
penuh (seperti bentuk matahari).

 Lakukan kedua gerakan ini secara bersamaan dengan tangan kiri membuat gerakan
lingkaran penuh dan tangan kanan membuat setengah lingkaran (Prasetyono, 2013).

3. Ibu jari kesamping

 Dalam gerakan ini, pertama-tama perut bayi pada bagiannya tekan masing-masing ibu
jari diantara pusar perut. Kemudian, gerakkan kedua ibu jari tersebut menyamping ke
arah tepi perut kanan dan kiri.

 Cara lain adalah dengan membayangkan ada gambar jam pada perut bayi. Perut bayi
bagian paling atas dianggap jam 12, bagian perut bawah di anggap jam 6, lalu buat
gerakan berikut: buat lingkatan searah jarum jam dengan tangan kanan anda dibantu
dengan tangan kiri dimulai pada jam 8 (didaerah usus buntu) (Prasetyono, 2013).
4. Gerakan I love You

 Posisikan bayi terlentang dengan bertelanjang dada. Gerakan pertama membentuk


huruf “I” dengan melakukan usapan mulai dri dada kiri atas turun sampai kerusuk
kiri. Gerakan kedua, bentuk huruf “L” dengan melakukan usapan mulai dari dada
kanan atas turun ke rusuk atas lalu disambung rusuk kiri. Gerakan ketiga, bentuk
huruf “J” dengan usapan dari dada kanan atas turun kerusuk kanan, disambung
sampai rusuk kiri lalu diteruskan ke dada kiri atas.

 Hati-hati jika melakukan pemijatan pada daerah dada dan perut. Jangan sampai terlalu
menekan ke perut. Beberapa dokter tidak menyarankan pemijatan pada bagian perut,
karena bisa mengganggu organ dalam bayi. Perhatikan juga reaksi yang timbul selama
proses. Jika bayi tampak gelisah, berusahalah memalingkan kepala, memukul jidat,
meringis kesakitan, berontak bahkan menangis, sebaiknya hentikan dulu. Mungkin dia
sedang tidak nyaman karena tekanan yang terlalu kuat atau sebab lain (Prasetyono,
2013).

5. Gerakan jari berjalan

 Dikatakan dengan gerakan jari berjalan karena penekanan bertumpuk pada pergerakan
kelima ujung jari. Namun demikian, penekanan jari perut dilakukan dengan cara yang
sangat hati-hati. Jangan menekan perut dengan jari-jari terlalu keras karena akan
menimbulkan rasa sakit dan mungkin berbahaya sekali bila mengenai tulang
rusuknya. Berikut cara memijat dengan teknik jari berjalan pada perut.

 Letakkan ujung-ujung jari pada pada perut bayi bagian kanan bawah dan buatlah
gerakan dengan tekanan sesuai arah jarum jam dari kiri bawah guna memindahkan
gelembung-gelembung udara yang terselip di balik kulit. Dengan kedua telapak
tangan, buatlah gerakan dari tengah dada ke samping luar seolah sedang meratakan
lipatan kertas (Prasetyono, 2013).

c. Dada
Manfaat : membantu pernapasan bayi, terutama jika bayi sedang flu atau batuk
1. Gerakan Jantung
 Teknik ini yaitu dengan membuat gerakan yang membentuk gambar jantung dengan
meletakkan ujung-ujung jari kedua tangan anda di ulu hati, setelah itu, gerakkan
tangan ke atas tulang selangka dan berakhir ke posisi semula dibawah ulu hati.
Gerakan tadi seolah membuat gambar jantung (Prasetyono, 2013).

2. Menyilang

 Gerakan menyilang dimulai dari tangan kanan yang memijat menyilang dari ulu hati
kea rah bahu kiri dan kembali ke arah ulu hati (Prasetyono, 2013).

3. Lingkaran kecil

 Buatlah gerakan lingkaran kecil disekitar putting susu (Prasetyono, 2013).

e.Tangan
Manfaat : Gerakan ini memperlancar peredaran darah dan merangsang otot serta saraf
motorik tangan bayi.

1. Perlahan cara India

 Teknik perlahan cara India bermanfaat untuk relaksasi otot dan arahnya menjauhi
tubuh.

 Caranya, peganglah lengan bayi dengan kedua telapak tangan mulai dari pundak
seperti memegang gagang senter. Kemudian, gerakkan tangan kanan dan kiri kebawah
secara bergantian dan berulang-ulang seolah sedang memerah susu sapi. Atau, kedua
tangan melakukan memeras, memijat dan memutar secara lembut pada lengan bayi
mulai dari pundak hingga pergelangan tangan (Prasetyono, 2013).

2. Memijat ketiak

 Biasanya wilayah dibagian ketiak ini merupakan wilayah yang sensitif. Ketika jari
menyentuh wiyah ini, bayi akan menolak bukan karena sakit, tetapi mungkin dia
merasa geli dan senang karena menganggapnya sedang bermain.
 Gerakan memijat ketiak ini, pertama angkat tangan bayi dengan salah satu tangan
anda. Kemudian, buatlah gerakan memijat pada wilayah ini, lalu menurun hingga ke
bagian tulang rusuk dan perut.

 Yang perlu diperhatikan adalah bila wilayah ketiak ini terdapat benjolan atau terdapat
pembengkakan kelenjar, sebaiknya jangan memijat pada wilayah ini (Prasetyono,
2013).

3. Pergelangan tangan

 Pemijatan pegelangan tangan ini dimulai dari pergelanagn tangan (siku) kearah
pundak. atau, dengan kedua tangan lakukan gerakan memeras, memutar dan memijit
secara lembut pada lengan bayi mulai dari pergelangan tangan ke pundak. Pijitan ini
berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru – paru (Prasetyono, 2013).

4. Telapak tangan

 Dengan kedua ibu jari, pijatlah telapak tangan seolah membuat lingkaran – lingkaran
kecil dari pergelangan tangan kea rah jari – jemari. Sedangkan keempat jari lainnya
memijat punggung tangan (Prasetyono, 2013).

5. Jari

 Pijat jari bayi satu – persatu menuju ujung jari dengan gerakan memutar. Akhiri
gerakan ini dengan tarikan pada tiap ujung jari. Dalam tarikan ujung jari ini, anda bisa
membunyikan suara “tak” dari lidah, sehingga bila si bayi mendengar suara itu dia
akan tampak gembira (Prasetyono, 2013).

6. Gerakan menggulung

 Gerakan ini seperti menggulung sebatang pensil dengan kedua tangan. Caranya, anda
pegang lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan. Kemudian,
gerakkan kedua telapak tangan maju dan mundur seolah sedang menggulung bergerak
naik dimulai dari pangkaal lengan menuju pergelangan tangan/jari-jari (Prasetyono,
2013).

7. Gerakan akhir
 Sama seperti gerakan akhir yang dilakukan pada pemijatan kaki (Prasetyono, 2013).

e. Muka
Manfaat: Gerakan menekan wajah dan kepala si kecil akan menghindarkannya dari potensi
kerusakan saraf wajah, membangun kemampuan otot leher untuk menoleh ke kiri dan kanan,
dan memperkuat otot tengkuk. Setiap sentuhan ibu juga akan membangun stimulus bagi
kelancaran sensor saraf penglihatan, pendengaran, dan penciuman serta membantu si kecil
mengelola otot sekitar mulut agar kemampuan bicaranya cepat berkembang.

1. Membasuh muka

 Tutuplah wajah bayi dengan kedua telapak tangan anda dengan lembut sambil bicara
pada bayi secara halus. Gerakan kedua tangan anda kesamping pada kedua sisi wajah
bayi seperti gerakan membasih muka. Cara seperti ini dapat dilakukan sambil bermain
“ciluk-ba” (Prasetyono, 2013).

2. Dahi

 Arah gerakan memijat dahi seperti arah membasuh muka. Caranya, letakkan jari-jari
kedua tangan anda pada pertengahan dahi. Tekan dengan lembut bagian ini mulai dari
tengah dahi bayi kearah samping kanan dan kiri. Setelah itu, gerakan ke bawak ke
daerah pelipis dan buatlah lingkaran – lingkaran kecil di pelipis, kemudian gerakan
kearah dalam melalui daerah bawah pelipis dibawah mata (Prasetyono, 2013).

3. Alis

 Memijat bagian alis mata caranya ialah dengan meletakkan kedua ibu jari anda
diantara kedua alis mata. Lalu, pijat bagian ataas mataa/alis mulai dari tengan
kesamping searah dengan bulu rambut alis (Prasetyono, 2013).

4. Dagu

 Pijatan pada dagu ini atau rahang bawah, pegang pipi kiri dan kanan dengan kedua
tangan dan kedua ibu jari diletakkan ditengah dagu bawah mulut.selanjutnya adalah
menekan dua ibu jari pada dagu, lalu kesamping menuju kea rah pipi bawah atau
samping mulut (Prasetyono, 2013).
5.Lingkaran kecil dirahang

 Gunakan jari telunjuk kedua tangan anda untuk membuat lingkaran kecil diseputar
wilayahy rahang bayi. Berhati-hatilah, mungkin diwilayah ini rahang bayi sedikit
sensitive menerima tekanan yang agak sedikit keras. Karena itu, tekanan hendaknya
dibuat selembut mungkin, sehinggga tidak merasakan sakit (Prasetyono, 2013).

6. Belakang telinga

 Dengan tekanan lembut, gerakkan jari-jari kedua tangan anda mulai dari belakang
telinga membentuk lingkaran-lingkaran kecil diseluruh kepala (Prasetyono, 2013).

f. Punggung
Manfaat: Tubuh bayi, terutama punggung, akan terasa pegal saat ia terlalu lama digendong
atau tidur di kasur dalam posisi yang sama selama beberapa waktu. Pijat ini bermanfaat untuk
merelaksasi punggungnya dan menghindari perkembangan tulang belakang bayi yang tidak
sempurna.

1. Gerakan maju mundur (kuda goyang)

 Bayi ditidurkan tengkurap dengan posisi kepala disebelah kiri dan kaki disebelah
kanan anda. Lalu, pijatlah punggung bayi hingga ke bawah leher dengan gerakan
maju dan mundur dengan kedua telapak kanan. Lalu kembali dari bawah leher sampai
ke pantat bayi (Prasetyono, 2013).

2.Usapan punggung

 Tahan bokong bayi dengan tangan kanaan, lalu dipijit punggung bayi dengan telapak
tangan kiri anda mulai dari leher sampai bokong dimana tangan kanan berada.

 Gerakan selanjutnya, pegang kedua pergelangan kaki bayi dengan tangan kanan anda,
kemudian usap yang dimulai dari pinggang hingga tumit. (Putri, 2009).

E. Hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan

A. Hal-hal yang boleh dilakukan


1. Terus melakukan kontak mata dengan bayi anda.
2. Nyanyikan lagu atau putarkan musik lembut untuk membantu anda dan bayi akan
merasa rileks.
3. Mulailah dengan sentuhan ringan dan perlahan, tingkatkan tekanan pijatan saat anda
semakin yakin dan bayi anda terbiasa dipijat.
4. Perhatikan isyarat yang ditunjukkan bayi anda. Jika ia menangis keras, hentikan
pijatan. Mungkin bayi anda ingin digendong, disusui atau mengantuk.
5. Jika anda menggunakan baby oil, mandikan bayi anda setelah dipijat.
6. Jauhkan baby oil dari mata bayi anda.
7. Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut
mengenai pemijatan bayi (Maharani, 2009).

B. Hal yang tidak boleh dilakukan:

1. Memijat bayi tidak lama setelah ia makan/minum susu.


2. Membangunkan bayi anda untuk dipijat.
3. Memijat bayi anda dalam keadaan sakit.
4. Memijat bayi anda dengan paksa.
5. Memaksa posisi saat memijat bayi anda (Maharani, 2009).

Anda mungkin juga menyukai