Oleh
KELOMPOK 6
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan petunjuk-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Produksi
Susu dan Minyak”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ekologi Pangan dan Gizi kelas B dalam menempuh pendidikan di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
Makalah ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya kerja sama dan
dukungan dari semua pihak yang terlibat. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini,
kami sebagai penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Sulistiyani, S.KM., M.Kes selaku dosen mata kuliah Ekologi Pangan dan
Gizi kelas B yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada kami
dalam menyusun makalah ini.
2. Rekan-rekan Ekologi Pangan dan Gizi kelas B Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Jember yang telah memberikan saran dan kritik
dan masukan yang konstruktif, serta semua pihak yang terlibat dalam
proses penyempurnaan makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
penyajian data dalam makalah ini.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Semoga makalah ini bermanfaat, terutama bagi seluruh aktivitas akademik di
lingkungan Universitas Jember,dan semoga makalah hasil analisis ini dapat
menjadi media untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang
keilmuan khususnya pada ilmu kesehatan masyarakat.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
Susu merupakan salah satu bahan pangan yang masih diimpor. Menurut
Dirjen Industri Agro, Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto hal tersebut
terjadi karena kebutuhan bahan baku susu segar dalam negeri (SSDN) untuk susu
olahan dalam negeri saat ini sekitar 3,3 juta ton per tahun, dengan pasokan bahan
baku susu segar dalam negeri 690 ribu ton per tahun (21 persen) dan sisanya
sebesar 2,61 juta ton (79 persen) masih harus diimpor dalam bentuk skim milk
powder, anhydrous milk fat, dan butter milk powder dari berbagai negara seperti
Australia, New Zealand, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Susu merupakan salah
satu sumber protein hewani yang sangat penting bagi tubuh manusia, karena
mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap dan seimbang . Susu juga dikenal
sebagai sumber kalsium, yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tulang dan
dapat mencegah penyakit perapuhan tulang atau osteoporosis. Oleh karena itu,
kebiasaan minum susu secara rutin akan memberikan dampak positif bagi
kesehatan. Konsumsi susu masyarakat Indonesia terbilang rendah atau kisaran
11,09 liter per kapita per tahun dibandingkan sejumlah negara di ASEAN sekira
20 liter per kapita per tahun. Konsumsi susu yang rendah, juga dipengaruhi oleh
produksi dan kualitas susu di Indonesia yang masih kurang baik.
Kebutuhan bahan pangan lain yang saat ini meningkat adalah minyak
goreng. Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai
alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak dapat bersumber dari tanaman,
misalnya minyak zaitun, minyak jagung, minyak kelapa, dan minyak biji bunga
matahari. Minyak juga dapat bersumber dari hewan, misalnya ikan sarden, ikan
paus, lard (minyak dari babi) , tallow (minyak dari sapi). Namun yang paling
banyak digunakan adalah minyak kelapa sawit. Kebutuhan minyak goreng secara
nasional kini mencapai 3 juta ton per tahun.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu
2. Untuk mengetahui penyebab produksi susu menurun
3. Untuk mengetahui cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga
produksi susu
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi minyak
5. Untuk mengetahui penyebab produksi minyak menurun
6. Untuk mengetahui cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga
produksi minyak
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Susu memiliki banyak kandungan nutrisi yang ada didalamnya antara lain
adalah:
a. Air
Air dalam susu berfungsi sebagai pelarut dan membentuk emulsi,
suspensi koloidal.
b. Lemak
Flavor pada susu sangaat ditentukan oleh lemak susu. Lemak susu
dalam bentuk butir-butir yang amat kecil disebut globula, berada dalam fase
dispersi. Masing-masing butir lemak dikelilingi oleh selaput protein yang
sangat tipis atau serum susu yang terkumpul dalam permukaan, akibat
absorbsi inilah faktor yang menentukan atau membantu memelihara
kestabilan emulsi lemak dalam susu.
c. Protein susu
Protein susu terdiri dari kasein 80%, laktabumin 18%, dan laktoglobulin
0.05-0.07%. kasein merupakan suatu subtansi yang berwarna putih
kekuningan yang didapat dalam kombinasi dengan Ca sebagai kalsium kasein
dalam bentuk partikel kecil bersifat gelatin dalam suspensi. Kasein dapat
diendapkan dengan menggunakan asam encer, renin, dan alkohol. Kasein
dapat diendapkan dengan alkohol dan ca-caseinat, dan yang diendaokan
dengan renin terbentuk para casein.
Protein-protein tersebut juga berpotensi memiliki manfaat bagi
kesehatan manusia. Beberapa protein seperti lactoferin, lactoperoxidase dan
lysozyme memiliki aktivitas antimikroba, sedangkan kasein, α-lactabumin
dapat bertindak sebagai anti kanker.
d. Laktosa
Laktosa merupakan disakarida yang bila dihidrolisa satu molekul yang
sama dengan gula tebu atau sukrosa kemanisannya 1/6 kali kemanisan
sukrosa. Pada susu yang dipakai dalam pembuatan keju, laktosa banyak
terdapat dalam whey (air susu). Gula susu yang diperdagangkan dibuat dari
whey yang merupakan hasil sampingan dari pembuatan keju.
Derajat kekerasan tekstur suatu bahan makanan yang berasal dari susu
ditentukan oleh besarnya kristal laktosa, apabila ukuran kristal tersebut
kurang dari 10 mikron, tekstur bahan makanan tersebut terasa halus, karena
kristal-kristal laktosa berukuran 16 mikron atau lebih tekstur kristal terseut
akan terasa dan bila berukuran 30 mikronmaka dalam jumlah sedikit saja
kekerasan atau kekasaran bahan makanan tersebut dengan mudah dirasakan.
Susu kering mengandung laktosa sangat tinggi kira-kira 38%.
e. Mineral
Mineral susu mengandung potassium, kalsium, magnesium, khlorida,
phospor, dan sulfur dalam jumlah yang relatif besar. Besi, tembaga, seng,
aluminium, mangan, kobalt, dan yodium terdapat dalam jumlah kecil.
Sedangkan silikon, boron, titanium, vanadium, rubidium, lithium,serta
strotium terdapat dalam jumlah yang sangat kecil.
Unsur mineral membantu menaikkan suhu pada susu, sangat penting
hubungannya dengan stabilitas susu terhadap panas. Pada pembuatan keju
kebanyakan dari mineral ikut bersama whey, jumlah mineral yang terdapat
dalam keju lebih besar dari pada dalam mentega. Phospolipid utama yang
terdapat pada susu adalah lechitin yaitu substrat serupa lemak yang
mengandung N dan P, pemecahan lechitin terbentuk trimetil amin yang
menybabkan flavor fishy (bau amis). Kolesterol pada susu sebanding dengan
jumlah susu yang ada, susu mengandung kolesterol sekitar 105-176 ppm.
Susu yang mengandung pigmen, baik yang larut dalam lemak maupun
yang larut dalam air. Pigmen yang larut lemak yaitu karotenoid yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan, masuk melalui makanan dari aliran darah lalu masuk
kedalam susu. Pigmen yang larut dalam air yaitu ribovlavin, disebut juga
lactoflavin terdapat dalam serum atau whey yang menybabkan warna hijau
kekuning-kuningan, kandungan pada susu kira-kira 0.05-0.1%. ribovlavin
pada susu tidak dapat dihubungakn langsung dengan makanan tetapi terdapat
hubungan antara kandungan riboflavin susu dengan makanan berprotein
tinggi.
Enzim-enzim yang terdapat dalam susu antara lain galaktosa, lipase,
katalase, diastase, peroksidase, dan phospatase. Viatmin yang terkandung
dalam susu adalah vitamin A, B1, B2, asam nikotinat, B6, asam pantotenat,
vitamin C, D, E dan K. Makanan merupakan faktor yang mempengaruhi
jumlah vitamin yang terdapat dalam susu.
1. Mencegah Osteoporosis
Kandungan kalsium yang tinggi dalam susu dapat membantu Anda
mencegah dan merawat osteoporosis
2. Mencegah Kanker Usus
Kalsium pada susu sudah terbukti bisa menghambat perkembangan
adenoma atau semacam tumor ganas yang biasa menimpa usus besar
(kolon) sehingga dapat mencegah terjadinya kanker usus.
Mengganti Cairan yang Hilang
3. Pencegah Dehidrasi
Seperti halnya manfaat air putih pada tubuh Anda, susu juga berperan
menggantikan cairan tubuh yang hilang sekaligus menyuplai vitamin dan
mineral pada tubuh ketika Anda melakukan aktivitas tinggi.
4. Sumber Kalsium dan Protein
Beberapa produk susu mengandung kalsium dan protein dengan tingkat
tinggi, lebih dari kebutuhan harian yang terhadap zat ini. Bahkan produk
olahan susu yang rendah lemak, seperti manfaat yogurt atau keju rendah
lemak. Hanya secangkir yogurt plain tanpa lemak misalnya, memberikan
sepertiga dari asupan kalsium harian yang disarankan dari 17% estimasi
asupan protein harian.
5. Menjaga Kesehatan Gigi dan Tulang
Kalsium di dalam susu merupakan zat yang paling penting untuk
kesehatan tulang. Kalsium tidak hanya baik untuk pertumbuhan tulang
pada anak-anak, namun demikian juga pada orang dewasa sangat
dibutuhkan untuk menjaga kekuatan tulang dan mencegah terjadinya
resiko osteoporosis.
6. Memperbaiki Tekanan Darah
Penelitian yang dilakukan di Spanyol pada lebih dari 5.000 orang dewasa,
pada mereka yang dilaporkan mengkonsumsi susu rendah lemak, 54%
lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan tekanan darah tinggi
selama periode dua tahun.
7. Menjaga Berat Badan
Banyak orang yang meninggalkan susu pada program dietnya. Padahal
penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang mengkonsumsi susu
rendah lemak atau susu skim, dapat menurunkan berat badan lebih dari
mereka yang tidak mengkonsumsi susu. Susu dapat menjadi camilan sehat
dengan menambahkan potongan manfaat buah-buahan ke dalam segelas
susu untuk makan malam.
8. Mengurangi Stress
Minum susu di akhir hari adalah salah satu cara yang baik, setelah penat
seharian beraktivitas. Segelas susu hangat akan membantu mengendurkan
otot yang tegang dan menenangkan saraf. Jika mungkin anda tidak bisa
mendapatkan manfaat kopi karena tidak menyukainya, susu hangat dapat
menggantikannya.
9. Mempengaruhi Kesuburan Untuk Mendapatkan Anak
Sedang melakukan program untuk memiliki bayi?? Tambahkan susu ke
dalam menu makanan sehari-hari. Pada sebuah penelitian di universitas
Harvard menemukan, wanita yang mengkonsumsi lebih dari satu porsi
susu tinggi lemak sekitar 25%, lebih kecil kemungkinannya untuk
menderita masalah ovulasi dibandingkan dengan mereka yang lebih sedikit
meminum susu dalam seminggu
Komposisi asam lemak minyak kelapa dapat dilihat pada tabel. Dari tabel
tersebut dapat dilihat bahwa asam lemak jenuh minyak kelapa kurang lebih 90%.
Minyak kelapa mengandung 84% trigliserida, terol yang terdapat pada minyak
nabati disebut phitosterol dan mempunyai dua isomer, yaitu beta sitosterol
(C29H50O) dan stigmasterol (C29H48O). Sterol bersifat sebagai stabilizer dalam
minyak. Tokoferol mempunyai tiga isomer yaitu α-tokoferol (titik cair 158-
160ºC), β-tokoferol (titik cair 138-140ºC) dan ɣ-tokoferol. Persenyawaan
tokoferol tidak dapat disabunkan, dan berfungsi sebagai antioksidan. Warna
coklat pada minyak yang mengandung protein dan karbohidrat bukan disebabkan
zat warna alamiah, tetapi reaksi browning. Warna ini merupakan hasil reaksi dari
senyawa karbonil (berasal dari pemecahan peroksida) dengan asam amino dari
protein , dan terutama pada suhu tinggi. Warna pada minyak kelapa disebabkan
oleh zat warna dari kotoran-kotoran lainnya. Zat warna alamiah yang terdapat
pada minyak kelapa adalah karoten yang merupakan hidrokarbon tidak jenuh dan
tidak stabil pada suhu tinggi. Pada pengolahan yang menggunakan uap panas,
warna kuning yang disebabkan oleh karoten akan mengalami degradasi.
Minyak kelapa sawit dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan
minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil) dan sebagai hasil samping ialah bungkil
inti kelapa sawit (palm kermel meal atau pellet).
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan sekitar 20%
yang dilapisi kulit yang tipis, dan kadar minyak dalam pericarp 34-40%. Minyak
kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap.
Kandungan karoten dari minyak sawit dapat mencapai 1000 ppm atau lebih,
kandungan tokoferol bervariasi dan dipengaruhi oleh penanganan selama
produksi. Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada
tabel berikut.
Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit
Minyak kacang tanah mengandung 76-82% asam lemak tidak jenuh, yang
terdiri dari 40-45% asam oleat dan 30-35% asam linoleat. Asam lema jenuh
sebagian besar terdiri dari asam palmitat, sedangkan asam miristat sekitar 5%.
Kandungan asam linoleat yang tinggi akan menurunkan kestabilan minyak. Dalam
minyak kacang tanah terdapat persenyawaan tokoferol yang merupakan
antioksidan alami dan efektif dalam menghambat proses oksidasi minyak kacang
tanah.
Jumlah asam lemak jenuh pada minyak jagung sekitar 13%. Golongan
asam lemak jenuh yang menyusun trigliserida minyak jagung adalah asam
palmitat, asam stearat. Asam lemak tidak jenuh sekitar 86% yang terdiri dari asam
oleat dan linoleat. Selain komponen-komponen tersebut diatas, minyak jagung
juga mengandung abahn yang tidak tersabunkan yaitu sitosteral antar 0.91-1.8%,
fraksi lilin, tokoferol yang jumlahnya sekitar 0.078%, karotenoid yang terdiri dari
xanthophyl (7.4 ppm) dan karoten (1.6 ppm), triterpence alkohol.
Dalam minyak jagung terlarut vitamin-vitamin juga dapat digunakn
sebagai bahan pangan, misalnya sebagai obat-obatan. Komposisi minyak jagung
dapat dilihat dalam tabel berikut
1. Jumlah Konsentrat
Pakan konsentrat merupakan ransum pakan ternak yang mengandung
kadar protein dan energi yang cukup tinggi namun kandungan serat kasar
yang rendah. Variabel konsentrat mempunyai nilai positif dengan nilai
koefisien regresi sebesar 0,1259 namun tidak berpengaruh nyata pada taraf
20 persen. Hal ini berarti apabila terjadi peningkatan pemberian konsentrat
sebesar satu persen akan menaikkan produksi sebesar 0,1259 persen.
2. Jumlah Ampas Tahu
Variabel jumlah ampas tahu mempunyai nilai koefisien regresi positif
sebesar 0,05208 namun pada taraf nyata 20 persen tidak berpengaruh
nyata pada produksi susu. Nilai ini berarti apabila terjadi peningkatan atau
penurunan pemberian ampas tahu tidak akan merubah produksi susu sapi
perah. Pemberian ampas tahu tidak berpengaruh signifikan terhadap
produksi susu sapi perah diduga salah satu penyebabnya karena ampas
tahu merupakan pakan tambahan yang presentase pemberiannya paling
sedikit dalam komposisi pakan untuk sapi perah yaitu 50 persen dari
jumlah pemberian konsentrat (rasio 1: 2) sehingga penambahan ataupun
pengurangan pemberian ampas tahu sebesar satu persen tidak akan
mengakibatkan perubahan yang signifikan terhadap produksi susu.
3. Jumlah Tenaga Kerja
Variabel tenaga kerja mempunyai nilai koefisien regresi negatif sebesar
-0,4889 dan berpengaruh nyata pada taraf 20 persen. Nilai tersebut berarti
apabila terjadi peningkatan penggunaan tenaga kerja sebesar satu persen
maka produksi susu akan menurun sebesar 0.4889 persen (ceteris paribus).
Usaha ternak sapi perah dikatakan efektif jika satu hari kerja pria dapat
menangani tujuh sapi dewasa (Sudono et al, 2003). Apabila dilakukan
penambahan jumlah tenaga kerja untuk budidaya sapi perah, maka jumlah
produksi susu akan menurun karena tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menangani satu ekor sapi laktasi idealnya hanya satu orang, apabila
ditambahkan tenaga kerja yang baru menjadi dua orang atau lebih untuk
menangani satu ekor sapi laktasi jelas akan menurunkan produktivitas
ternak karena melebihi standar penggunaan tenaga kerja.
Faktor SDA :
1. Masa Laktasi
Hasil pendugaan persamaan fungsi produksi susu sapi perah menunjukkan
bahwa variabel masa laktasi bernilai negatif dengan nilai koefisien regresi
sebesar -0,4736 dan berpengaruh nyata pada taraf 20 persen sehingga
apabila terjadi penurunan ataupun peningkatan masa laktasi sapi produksi
akan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas sapi perah. Nilai
koefisien regresi masa laktasi yang bernilai negatif mempunyai arti bahwa
setiap peningkatan masa laktasi sebesar satu persen akan menurunkan
produksi susu sebesar 0,4736 persen (ceteris paribus). Variabel masa
laktasi mempunyai koefisien negatif terhadap produksi susu sapi perah
dikarenakan secara teknis semakin tinggi masa laktasi menyebabkan
semakin menurun sapi perah dalam menghasilkan susu.
2. Jumlah Hijauan
Variabel hijauan mempunyai nilai koefisien regresi positif sebesar 0,2664
dan berpengaruh nyata pada taraf 20 persen. Nilai ini berarti apabila terjadi
peningkatan dalam pemberian hijauan sebesar satu persen maka produksi
susu akan meningkat sebesar 0,2664 persen (ceteris paribus). Pakan
hijauan merupakan pakan utama bagi ternak sapi perah sehingga
kebutuhannya harus tercukupi. Kebutuhan pakan hijauan bagi sapi laktasi
yaitu 10 persen dari bobot tubuhnya, apabila pemberian hijauan dikurangi
maka energi yang seharusnya dibutuhkan oleh sapi menjadi berkurang.
Hal ini akan berakibat pada penurunan bobot badan sehingga produksi
susu juga akan berkurang.
3. Jumlah Mineral
Variabel jumlah mineral mempunyai nilai koefisien regresi positif sebesar
0,01716 namun tidak berpengaruh nyata pada taraf 20 persen. Nilai ini
berarti setiap penambahan atau pengurangan mineral sebesar satu persen
tidak akan berpengaruh terhadap produksi susu sapi perah. Mineral tidak
berpengaruh nyata terhadap produksi susu diduga karena peternak
memberikan mineral pada sapi laktasi dalam jumlah yang tidak sesuai
dengan dosis pemberian. Menurut anjuran, mineral dapat diberikan pada
sapi setelah melahirkan hingga beberapa bulan setelah melahirkan dengan
dosis 3 persen dari jumlah konsentrat yang diberikan. Hal ini bertujuan
untuk mencegah sapi dari gejala Milk Fever yang dapat berakibat pada
menurunnya produksi.
4. Jumlah Air
Variabel air mempunyai nilai koefisien regresi positif sebesar 0,7283 dan
berpengaruh nyata pada taraf 20 persen. Nilai ini berarti apabila terjadi
peningkatan pemberian air sebesar satu persen, maka produksi susu akan
meningkat sebesar 0,7283 persen (ceteris paribus). Sapi perah memerlukan
2 – 2,5 kilogram air minum untuk memproduksi air susu sebanyak 0,5
kilogram. Oleh karena itu, air mutlak dibutuhkan sapi untuk memproduksi
susu sehingga peningkatan atau penurunan dalam pemberian air sebesar
satu persen pada sapi laktasi akan mengakibatkan perubahan yang
signifikan terhadap produksi susu.