Anda di halaman 1dari 5

ENDOSKOPI

Pemeriksaan endoskopi merupakan pemeriksaan penunjang yang memakain alat endoskop-


untuk mendiagnosis kelainan-kelainan organ di dalam tubuh antara lain saluran cerna,saluran
kemih, rongga mulut, rongga abdomen, dan lain-lain.

Jenis Endoskopi:

 Endoskopi kaku (rigidscope)


 Endoskopi lentur (fiberscope)
 Video endoscope (evis scope)
 Endoskop kapsul (capsul endoscope)

Tujuan

 Mengetahui bagaimana keadaan bagian dalam saluran cerna (apakah ada luka, daging
tumbuh, kelainan bentuk saluran cerna, dll)
 Dapat digunakan untuk mengambil contoh jaringan bagian dalam (biopsy) guna
pemeriksaan.

Indikasi

Untuk menerangkan perubahan-perubahan radiologis yang meragukan atau tidak jelas,atau


untuk menentukan dengan lebih pasti atau tepat kelainan radiologis yangdidapatkan pada
esophagus, gaster, atau duodenum

 Pasien dengan gejala menetap (disfagia, nyeri epigastrium, muntah-muntah) yang


padapemeriksaan radiologis tidak didapatkan kelainan
 Bila pemeriksaan radiologis menunjukkan atau dicurigai suatu kelainan, misalnya
tukak,keganasan atau obstruksi pada esophagus, indikasi endoskopi yaitu memastikan
lebihlanjut lesi tersebut dan untuk membuat pemeriksaan fotografi, biopsy, atau
sitologi
 Perdarahan akut saluran cerna bagian atas memerlukan pemeriksaan
endoskopisecepatnya dalam waktu 24 jam untuk mendapatkan diagnosis sumber
perdarahan yangpaling tepat
 Pemeriksaan endoskopi yang berulang-ulang diperlukan untuk memantau
penyembuhantukak yang jinak pada pasien-pasien dengan tukak yang dicurgai
kemungkinan adanyakeganasan (deteksi dini karsinoma lambung)
 Pada pasien-pasien pasca gastrektomi dengan gejala atau keluhan-keluhan
salurancerna bagian atas diperlukan pemeriksaan endoskopi karena intepretasi
radiologisbiasanya sulit. Iregularitas dari lambung dapat dievaluasi langsung melalui
endoskopi
 Kasus sindrom dyspepsia dengan usia lebih dari 45 tahun atau di bawah 45 tahun
dengantanda bahaya (muntah-muntah hebat, denanm hematemesis, anemia, ikterus,
danpenurunan berat badan), pemakaian obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) dan
riwayatkanker pada keluarga
 Prosedur terapeutik seperti polipektomi, pemasangan selang makanan, dilatasi
padastenosis esophagus atau akalasia, dll.

Kontraindikasi

 Kontraindikasi Absolut
- Pasien tidak kooperatif atau menolak prosedur pemeriksaan tersebutsetelah
indikasinya dijelaskan secara penuh
- Renjatan berat karena perdarahan, dll
- Oklusi koroner akut
- Gagal jantung berat
- Koma
- Emfisema dan penyakit paru obstruktif beratPada keadaan-keadaan tersebut,
pemeriksaan endoskopi harus ditunda duluhingga keadaan penyakitnya membaik.
 Kontraindikasi Relatif
- Luka korodif akut pada esophagus, aneurisma aorta, aritmia jantung berat
- Kifoskoliosis berat, divertikulum Zenker, osteofit bear pada tulang servikal,struma
besar. Pada keadaan tersebut pemeriksaan endoskopi harusdilakukan dengan hati-
hati
- Pasien gagal jantung
- Penyakit infeksi akut (misal pneumonia, peritonitis, kolesistitis)
- Pasien anemia berat misalnya karena perdarahan, harus diberi transfusedarah
terlebih dahulu hingga Hb minimal 10g/dl
- Toksemia pada kehamilan terutama bila disertai infeksi berat atau kejang-kejang
- Pasien pasca bedah abdomen yang baru
- Gangguan kesadaran
- Tumor mediastinum

Komplikasi:

Penyulit atau komplikasi yang dapat timbul jika dilakukan tindakan endoskopi meliputi
adanya reaksi terhadap obat-obatan (misalnya koma karena diazepam, gangguan pernapasan),
pneumonia aspirasi, perforasi, perdarahan, gangguan kardiopulmoner, penularan infeksi, dan
instrument impaction.

INTUBASI
Tujuan:

 Mengeluarkan isi lambung


 Memudahkan diagnosa klinik melalui analisa substansi lambung
 Memberikan obat-obatan dan makanan
 Mengobati obstruksi atau sisi perdarahan
 Mengambil kandungan lambung untuk analisis
 Persiapan sebelum operasi dengan general anestesi

Jenis Intubasi:

 Intubasi nasogastrik: sebuah selang pendek yang dimasukkan melalui hidung atau
mulut ke dalam lambung.
Manfaat:
- Prosedur ini digunakan untuk mendapatkan contoh cairan lambung, untuk
menentukan apakah lambung mengandung darah atau untuk menganalisa
keasaman, enzim dan karakteristik lainnya.
- Untuk menghentikan perdarahan dimasukkan air dingin
- Untuk memompa atau menetralkan racun diberikan karbon aktif
- Pemberian makanan cair pada penderita yang mengalami kesulitan menelan.
 Intubasi nasoesentrik: sebuah selang panjang yang dimasukkan melalui hidung
melewati esofagus dan lambung masuk ke dalam saluran usus.
Manfaat:
- mendapatkan contoh isi usus
- mengeluarkan cairan
- memberikan makanan.

KOMPLIKASI:

 Kekurangan vulume cairan ditandai dengan kekeringan kulit dan membran mukosa,
penurunan haluaran urin, letargi/kelelahan dan penurunan suhu tubuh
 Komplikasi paru di tandai dengan batuk
 Iritasi pada selang pernapasan ditandai dengan sakit tenggorokan, suara serak, dan
warna kemerahan pada daerah yang teriritasi dan terasa nyeri

INDIKASI:

 Persiapan praoperasi dengan diet enternal


 Masalah gatrointestinal dengan diet enternal
 Terapi kanker
 Koma dan kondisi hipermetabolik
 Kelemahan dan keracunan makanan
 Pasien dengan distensi abdomen karena gas darahatau cairan
 Untuk diagnosa atau analisa isi lambung
 Retradasi mental

KONTRAINDIKASI:

 Pasien dengan riwayat esophageal stricture dan eshophageal varises


 Pasien dengan gastric bypass surgery
 Pasien koma (tanpa tindakan proteksi airway)
 Pasien denga maxillofacial injury atau anterior fossaskull fracture
Laparoskopi
Laparoskopi adalah sebuah prosedur pembedahan minimally invasive dengan memasukkan
gas CO2 ke dalam rongga peritoneum untuk membuat ruang antara dinding depan perut dan
organ viscera, sehingga memberikan akses endoskopi ke dalam rongga peritoneum tersebut.

Tujuan:

- mencari tumor atau kelainan lainnya

- mengamati organ-organ di dalam rongga perut

- memperoleh contoh jaringan

- melakukan pembedahan perbaikan.

Komplikasi:

- Emboli gas
- Trauma pembuluh darah retroperitoneal
- Trauma pembuluh darah pada dinding abdomen
- Trauma usus
- Trauma urologi

Rotgen:
Radiodiagnostic (rotgen) merupakan pemeriksaan yang menggunakan sinar X untuk dapat
menampilkan organ tubuh.

Jenis:

 Foto polos perut: merupakan foto rontgen standar untuk perut, yang tidak memerlukan
persiapan khusus dari penderita.
Digunakan untuk menunjukkan:
- suatu penyumbatan
- kelumpuhan saluran pencernaan
- pola udara abnormal di dalam rongga perut
- pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa).
 Pemeriksaan barium. Foto rontgen bisa dilakukan pada waktu-waktu tertentu untuk
menunjukkan keberadaan barium atau digunakan sebuah fluoroskop untuk mengamati
pergerakan barium di dalam saluran pencernaan.
Tujuan:
- fungsi kerongkongan dan lambung
- kontraksi kerongkongan dan lambung
- penyumbatan dalam saluran pencernaan.
- menunjukkan adanya polip, tumor atau kelainan struktur lainnya.
Pemeriksaan Feses:
Pemeriksaan feses adalah serangkaian tes yang dilakukan pada sampel feses (kotoran) untuk
membantu mendiagnosis kondisi tertentu yang mempengaruhi saluran pencernaan. Kondisi
ini dapat mencakup infeksi (seperti dari parasit, virus, atau bakteri), penyerapan nutrisi yang
buruk, atau kanker.

Pemeriksaan feses dilakukan untuk:

 membantu mengidentifikasi penyakit pada saluran pencernaan, hati, dan pankreas.


Enzim tertentu (seperti tripsin atau elastase) dapat dievaluasi dalam feses untuk
membantu menentukan seberapa baik pankreas berfungsi
 membantu menemukan penyebab gejala yang mempengaruhi saluran pencernaan,
termasuk diare berkepanjangan, diare berdarah, peningkatan jumlah gas, mual,
muntah, kehilangan nafsu makan, kembung, sakit perut dan kram, serta demam
 pemeriksaan kanker usus besar dengan memeriksa darah yang tersembunyi
(okultisme)
 mencari parasit, seperti cacing kremi atau Giardia
 mencari penyebab infeksi, seperti bakteri, jamur, atau virus
 memeriksa miskinnya penyerapan nutrisi oleh saluran pencernaan (sindrom
malabsorpsi).

Hasil pemeriksaan feses:

 Normal:
- Feses tampak coklat, lembut, dan berbentuk konstan baik
- Feses tidak berdarah, berlendir, bernanah, tidak mengandung serat daging
yang tidak tercerna, bakteri berbahaya, virus, jamur, atau parasite
- Feses berbentuk silinder
- pH feses berkisar antara 7.0–7.5
- Feses mengandung kurang dari 0.25 gram per desiliter (g/dL) (kurang dari
13,9mmol per liter (mmol/L) gula sebagai faktor pengurang
- Feses mengandung 2-7 gram lemak per 24 jam (g/24h)
 Abnormal:
- Feses berwarna hitam, merah, putih, kuning, atau hijau
- Feses cair atau sangat keras
- Feses terlalu banyak
- Feses mengandung darah, lendir, nanah, serat daging tak tercerna, bakteri
berbahaya, virus, jamur, atau parasite
- Feses mengandung kadar enzim yang rendah, seperti trypsin atau elastase
- pH feses kurang dari 7 atau lebih dari 7,5
- Feses mengandung 0.25 g/dL (13.9 mmol/L) gula sebagai faktor pengurang
- Feses mengandung lebih dari 7g/24h lemak (jika konsumsi lemak Anda
berkisar 100g per hari)

Anda mungkin juga menyukai