Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian bangunan tinggi

Bangunan tinggi Bangunan yang tingginya 49 kaki - 491 kaki (15 m hingga 150
m), berdasarkan beberapa standar, dianggap bangunan tinggi. Bangunan yang
lebih dari 492 kaki (150 m) disebut sebagai pencakar langit. Tinggi rata-rata satu
tingkat adalah 13 kaki (4 m), sehingga bangunan setinggi 79 kaki (24 m) memiliki
6 tingkat.Bangunan tinggi menurut :

1. International Conference on Fire Safety in High-Rise Buildings


mengartikan bangunan tinggi sebagai “struktur apapun dimana tinggi
dapat memiliki dampak besar terhadap evakuasi”.
2. New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi
sebagai “bangunan yang memiliki banyak tingkat”
3. Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi
dari 70 kaki (21 m)

Banyak insinyur, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya mengartikan


bangunan tinggi sebagai bangunan yang memiliki tinggi setidaknya 75 kaki (23
m).

2.2 sistem strukutur pada bangunan tinggi

Struktur Rangka

Bentuk struktur rangka adalah perwujudan dari pertentangan antara gaya


tarik bumi dan kekokohan; dan struktur rangka yang modern adalah hasil
penggunaan baja dan beton secara rasional dalam bangunan.
Kerangka ini terdiri atas komposisi dari kolom-kolom dan balok-balok.
Unsur vertikal, berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju tanah,
sedangkan balok adalah unsur horizontal yg berfungsi sebagai pemegang dan
media pembagian lentur. Kemudian kebutuhan-kebutuhan terhadap lantai, dinding
dan sebagainya untuk melengkapi kebutuhanbangunan untuk hidup manusia,dapat
diletakkan dan ditempelkan pada kedua elemen rangka bangunan tersebut
diatas. Jadi dapat dinyatakan disini bahwa rangka ini berfungsi sebagai struktur
bangunan dan dinding-dinding atau elemen lainnya yang menempel padanya
merupakan elemen yang tidak struktural.

Gambar 2.27: contoh penerapan Struktur Rangka

Gambar 2.28: Sistim Struktur Rangka


Tampak bangunan dengan struktur skeleton mempunyai dua macam aliran.
Aliran pertama ialah dengan memperlihatkan kerangka struktur dari luar,
sedangkan yg kedua dgn menutupinya dgn dinding tirai atau hiasan penghalang
sinar matahari. Arsitektur setelah tahun 1950 condong memperlihatkan rangka
struktur bangunan dgn alasan kejujuran, kemudahan diterima dan kesederhanaan
(exposed skeleton structure). Beberapa jenis struktur rangka yang dapat
dikembangkan, antara lain :

1. Rangka dengan Grid-Sempit

Grid merupakan kisi-kisi yang bersilangan tegak lurus satu sama lain.
Grid sempit mempunyai dimensi perencanaan terbatas antara 90 cm sampai
350 cm.

Gambar 2.31: Rangka Grid Sempit

Grid yang sempit berasal sedikit dari hukum statika dan lebih banyak dari
fungsi perencanaan. Dinding luar yang dipecah menjadi beberapa jendela, balok
dan kolom, berate bahwa pembatas ruang (partitions) yang melintang hanya
dapat ditempatkan pada kolom.Semakin sempit jarak kolom, maka semakin
banyakjumlah kemungkinan penempatan dinding penyekat atau pembatas ruang;
semakin fleksibel perencanaannya dan semakin efisien penggunaan ruang.

2. Rangka dengan Grid-Lebar

Grid lebar merupakan rangkaian balok yang disusun pada dua kolom
bangunan yang dapat dibagi-bagi menjadi beberapa petak yang tidak memikul
beban. Dan balok bentang akan memikul berat lantai. Karena balok bentang pada
lantai kedua (balok sabuk lantai) tidak memikul kolom-kolom antara, maka tidak
diperlukan balok yang besar atau tinggi. Balok bentang tersebut memikul berat
lantai, sama halnya dengan balok-balok ditingkat-tingkat yang diatas, maka
dimensi balok utama dapat disamakan. Lagi pula semua gaya yang terjadi karena
gaya berat disalurkan melalui kolom-kolom strukturallangsung ke pondasi dalam
tanah, tanpa melalui batang atau balok-balok lainnya.

Gambar 2.32: Rangka Grid Lebar

2.1 Rangka Kaku (Rigid Frame)

Struktur rangka kaku adalah struktur yang terdiri atas elemen-elemen


horizontal(lateral) dari pelat, balok dan kolom yang disusun saling tegak lurus
dengan memberikan hubungan yang menggunakan titik hubung(joints)yang dapat
mencegah terjadinya perputaran pada titik hubung tersebut.

Sifat-sifat rangka kaku terhadap beban horizontal/lateral mempunyai


kelebihan dan kekurangan untuk membangun bangunan bertingkat tinggi.

Dengan keterbatasan sistem rangka kaku terhadap beban horizontal/lateral,


maka paling ekonomis hanya dapat digunakan pada bangunan bertingkat dengan
ketinggian 20 lantai dengan menggunakan struktur beton, dan 25-30 lantai dengan
struktur baja.sistem rangka kaku dapat dibagi menjadi beberapa tipe:

a. Rangka melintang sejajar(paralel cross frame)


Susunan rangka yang sejajar dan membentuk persilangan sehingga dapat
mengeliminasikan beban angin/gempa yang datang bersilangan.

Gambar 2.1:sistem struktur rangka melintang sejajar


b. Rangka selubung(envelope frame)
Susunan rangka yang membentuk selubung, sehingga akan dapat
mengatasi beban angin/gempa yang datang bersilangan.bentuk
selubung merupakan bentuk yang simetris.

Gambar 2.2:sistem struktur rangka selubung


c. Rangka melintang dua arah(twoways cross frame)
Susunan rangka yang membentuk kolom-kolom dengan balok-balok
yang melintang dengan jarak teratur.
Gambar 2.3:sistem struktur melintang dua arah
d. Rangka grid segi banyak(frame on polygonal grids)
Susunan rangka yang membentuk kolom dari bentuk yang bebas(segi
banyak) dan beraturan maupun tidak beraturan bentuknya.

Gambar 2.4:sistem struktur grid segi banyak


2.2 balok dinding(wall beam)
Balok dinding dapat berupa rangka batang (truss) dari beton atau baja.
Dinding beton di dukung oleh deretan kolom pada dinding eksterior.
Berdasarkan cara perletakannya yaitu, sejajar dengan sumbu
memanjang bangunan, membentuk selubung, membentuk sangkar tiga
dimensi.
Berdasarkan cara penyusunan:
1. Batang interspasial (interstpatial truss)
Batang interspasial (interstpatial truss) atau rangka batang antar
ruang adalah balok yang disusun setiap dua lantai sehingga
menghasilkan suatu lantai yang bebas kolom.setiap balok dinding
menahan dua lantai diatas dan dibawahnya.
2. Batang berselang-seling ( truss staggered)
Batang berselang-seling ( truss staggered) adalah balok yang
disusun setiap lantai, hanya saja perletakannya berselang-seling
seperti menyusun batu bata.
2.4 sistem dinding (wall systems)
dinding dalam sistem bangunan bertingkat tinggi dibuat dari beton
bertulang maupun rangka baja. Dinding ini dapat berfungsi sebagai
dinding memikul/ menahan beban vertikal dan horizontal.
2.4.1 Dinding memikul (bearing wall)
Dinding memikul adalah bidang tekan menerus pada satu arah
yang mendistribusikan beban-beban vertikal yang tersebar
secara bertahap menuju dasar bangunan. Tebal minimum
dinding memikul memerlukan aturan tertentu yang disesuaikan
dari jarak bentang yang terjadi antara dinding-dinding tersebut.
Secara prinsip dasar ketebalan minimum dinding memikul
adalah 25-30 cm untuk dinding beton. Dengan aturan
akumulasi beban kebawah maka makin kebawah ukuran tebal
dinding tersebut makin menebal.klasifikasi dinding memikul
adalah sebagai berikut:
1. Long wall
Dinding penumpu beban sejajar dengan panjang bangunan
dengan panjang bangunan dan membentuk dinding fasad
luar dan koridor dalam
2. Cross wall
Terdiri dari sederetan dinding yang tegak lurus terhadap
panjang gedung dan tidak memengaruhi perubahan dinding
fasad.
3. Cellular wall
Terdiri dari dinding memikul beban pada arah transversal
dan longitudinal atau merupakan kombinasi.
Bukaan pada dinding memikul
Pada dinding memikul dapat diadakan bukaan sesuai
dengan ruangan- ruangan yang terjadi.bukaan dinding dapat
mengakibatkan kemampuan dinding penumpu memikul
beban berkurang.maka perlu adanya kombinasi sistem
struktur misalnya, struktur rangka. Dinding memikul dibuat
pada inti (core) bangunan supaya dapat menampung beban-
beban vertikal pada semua fasilitas utilitas bangunan, dan
akan bermanfaat sebagai penahan beban lateral yang selalu
terjadi pada bangunan bertingkat tinggi.

2.4.2 Sruktur Dinding Geser (Shear Wall)

Dinding geser (shear wall) adalah pengaku vertikal berupa bidang (dinding)
beton atau baja, dirancang supaya dapat menahan gaya lateral yang ditimulkan
beban hidup dari angin atau gempa pada suatu sistem struktur bangunan
bertingkat tinggi.beban yang timbul dapat ditahan oleh bangunan tersebut,
suapaya bangunan tidak melengkung, geser atau puntir.

Dinding tersebut mempunyai sifat hanya untuk menahan gaya geser dan
tidak dapat berfungsi sebagai penahan gaya vertikal sehingga perlu menggunakan
kombinasi dengan sistem lain yang dapat menahan beban vertikal.
Susunan dinding geser sangat bervariasi, tergantung pada bentuk
bangunan dan gaya-gaya yang terjadi pada bangunan serta dinding geser tersebut.

Bentuk dan penempatan dinding geser mempunyai akibat yang besar


terhadap prilaku struktural apabila bangunan tersebut dibebani secara horizontal.

Secara umum dinding dapat disusun secara terbuka atau tertutup.

a. Tertutup:susunan dinding melingkupi ruang simetris seperti, persegi


panjang, bujur sangkar, segitiga, bulat, membentuk inti(core).susunan
tertutup memberikan perlawanan optimal terhadap torsi mencegah
bangunan dari kemungkinan berpuntir.namun kalau dapat belahan atau
bukaan pada dinding akan mengurangi kekuatan.

Gambar 2.5:bentuk dasar dinding geser tertutup


b. Terbuka:susunan dinding terdiri dari unsur linear tunggal atau
gabungan unsur yang tidak lengkap melingkupi ruang geometris.
Gambar 2.6:bentuk dasar dinding geser terbuka
Dinding geser akan dapat berfungsi kalau berada diantara kolom,
sehingga kalau terjadi beban lateral akan bekerja sama dengan kolom
yang berdekatan.
Dinding geser dapat disusun secara:
1. Simetris:supaya dapat menahan gaya torsi dengan baik, karena
bekerja pada titik berat masa bangunan.reaksi yang terjadi adalah
reaksi translasi.

Gambar 2.7:contoh bangunan dengan struktur shear wall simetris


2. Asimetris:akan menerima beban lentur,geser dan torsi lebih berat
pada suatu bangunan, maka reaksi yang terjadi adalah reaksi
translasi dan rotasi.
Gambar 2.8:contoh bangunan dengan struktur shear wall asimetris

Struktur Bracing ( Elemen Diagonal )

Untuk menjaga kestabilan struktur,karena bekerjanya gaya dua arah


dilakukan dengan merancang sistim diagonal yang berfungsi untuk memikul gaya
tekan.Apabila beban horizontal berbalik arah menyebabkan keruntuhan struktur,
maka diperlukan kabel menyilang lainnya atau dengan satu elemen diagonal yang
mampu memikul gaya tarik dan gaya tekan sekaligus untuk menjamin kestabilan
struktur akibat beban yang berbalik arah.

Gambar 2.52: Prilaku Tarik pada Elemen Diagonal


Gambar 2.53: Sistim Bracing

Elemen diagonal memikul tarik dan tekan bergantung orientasinya,


kabel bracing (elemen diagonal) dapat menjamin kestabilan struktur yang bekerja
dua arah dengan pemberian sistim kabel menyilang.Juga satu elemen kaku dapat
digunakan untuk menstabilkan struktur terhadap ke-dua arah beban.

Gambar 2.52 Eccentric Bracing

Anda mungkin juga menyukai