Anda di halaman 1dari 24

Prinsip Pendidikan Menurut Islam

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
KAJIAN ISLAM PROFESI
Dosen: Siti Hajar, S.Th.I., M.Ag.

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Jihan Fazlina Ananta (150621004)
Arief Kurniawan (150621007)
Siti Tanti (150621010)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2018
KATA PENGANTAR
‫الر ِحي ِْم‬
َّ ‫الر ْح َم ِن‬
َّ ‫ّللا‬
ِ ‫ِبس ِْم ه‬
ُ‫علَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه‬
َ ‫سالَ ُم‬
َّ ‫ال‬
ّ ِ ‫ا َ ْل َح ْمد‬
ِ‫ُِل‬
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
dengan rahmat, hidayah, kasih sayang dan barokah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Prinsip Pendidikan Menurut Islam” ini.
Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW sebagai pembawa revolusioner sejati, beserta keluarga, para
sahabat dan umatnya hingga hari akhir nanti. Aamiin.
Tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain untuk memperkaya pengetahuan
penulis serta guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kajian Islam Profesi
pada Program Studi Pendidikan Kimia di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Cirebon.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak
terlepas dari peran dan sumbangsih pemikiran serta intervensi dari berbagai
sumber referensi. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu penulis dalam
menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu.
Penulis pula sangat menyadari dalam penulisan ini terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang
membangun sangat saya harapkan. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan juga pembaca.
َ ‫آ ِ ّم‬
‫ين‬
ُ‫علَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه‬
َ ‫سالَ ُم‬
َّ ‫َو ال‬

Cirebon, 1 April 2018

Penulis,

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1. Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................2
1.3. Tujuan ........................................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN ........................................................................................3
2.1. Pengertian Prinsip ......................................................................................3
2.2. Prinsip Membentuk Manusia Yang Seutuhnya..........................................4
2.3. Prinsip Manusia Sebagai Subjek Pendidikan Islam ...................................4
2.4. Prinsip Manusia Sebagai Objek Pendidikan Islam ....................................9
2.5. Prinsip Tauhid Dalam Pendidikan ...........................................................11
BAB III: PENUTUP ..............................................................................................20
3.1. Kesimpulan ..............................................................................................20
3.2. Saran ........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................21

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | ii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sebagaimana kita ketahui bahwa sumber utama pendidikan Islam adalah
kitab suci Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Serta pendapat para
sahabat dan ulama atau ilmuan Muslim sebagai tambahan. Pendidikan Islam
sebagai sebuah disiplin ilmu harus membuka mata bahwa keadaan pendidikan
yang terjadi saat ini jauh dari apa yang kita harapkan. Kita mengharapkan
bahwa pendidikan Islam memberikan kontribusi terhadap pendidikan yang
terdapat di Indonesia, namun hal tersebut belum terealisasikan dengan
maksimal. Salah satu faktor yang menjadi penyebab hal tersebut adalah tidak
diterapkannya sebuah prinsip sebagai dasar dalam pendidikan.
Seringkali sebuah prinsip hanya dijadikan sebagai sebuah formalitas saja.
Prinsip tidak dijadikan sebagai dasar atau pondasi bagi pencapaian sebuah
tujuan. Padahal dalam pencapaian tujuan yang diharapkan dalam pendidikan
Islam, keberadaan prinsip-prinsip sangatlah penting dan urgent. Oleh karena
itu, dalam makalah ini kami akan mencoba sedikit memaparkan tentanng
bagaimana sebuah prinsip-prinsip pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu dan
bagaiman kontribusinya.
Dalam perspektif pendidikan Islam, tujuan hidup seorang muslim pada
hakikatnya adalah mengabdi kepada Allah. Pengabdian kepada Allah sebagai
realisasi dari keimanan yang diwujudkan dalam amal, tidak lain untuk
mencapai derajat yang bertaqwa disisi-Nya. Beriman dan beramal soleh
merupakan dua aspek kepribadian yang dicita-citakan dalam pendidikan
Islam. Sedangkan tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya insan yang
memiliki dimensi religius dan berkemampuan ilmiah.
Untuk mengaktualisasikan tujuan tersebut seorang pendidik bertanggung
jawab mengantarkan peserta didik ke arah tujuan tersebut, yaitu dengan
menjadikan sifat-sifat Allah menjadi sebagian karakteristik kepribadiannya.
Untuk itu, keberadaan pendidik dalam dunia pendidikan sangat krusial.

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 1


Hal ini disebabkan kewajibannya tidak hanya mentransfer pengetahuan
belaka, akan tetapi juga untuk merealisasikan nilai-nilai pada peserta didik.
Bentuk nilai yang ditransfer dan disosialisasikan paling tidak meliputi nilai
etis, nilai pragmatis dan nilai religius. Secara faktual, pelaksanaan pengajaran
dan pemberian pengetahuan di bidang agama Islam dan untuk merealisasikan
nilai pada peserta didik merupakan tugas yang cukup berat di tengah
kehidupan masyarakat yang kompleks, apalagi pada masa sekarang yaitu
pada masa perkembangan era globalisasi dan informasi.
Secara lebih filosofis Muhammad Natsir dalam tulisan “ideologi
pendidikan Islam” menyatakan; “Yang dinamakan pendidikan, ialah suatu
pimpinan jasmani dan rohani menuju kesempurnaan dan kelengkapan atau
kemanusiaan dengan arti sesungguhnya”.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari prinsip?
2. Apa prinsip membentuk manusia yang seutuhnya?
3. Bagaimana prinsip manusia sebagai subjek pendidikan Islam?
4. Bagaimana prinsip manusia sebagai objek pendidikan Islam?
5. Apa prinsip tauhid dalam pendidikan?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui pengertian dari prinsip.
2. Untuk mengetahui prinsip membentuk manusia yang seutuhnya.
3. Untuk mengetahui prinsip manusia sebagai subjek pendidikan Islam.
4. Untuk mengetahui prinsip manusia sebagai objek pendidikan Islam.
5. Untuk mengetahui prinsip tauhid dalam pendidikan.

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Prinsip


Prinsip berasal dari kata principle yang bermakna asal, dasar, prinsip
sebagai dasar pandangan dan keyakinan, pendirian seperti berpendirian,
mempunyai dasar atau prinsip yang kuat. Adapun dasar dapat diartikan asas,
pokok atau pangkal (sesuatu pendapat aturan dan sebagainya). Dengan
demikian prinsip dasar pendidikan Islam bermakna pandangan yang
mendasar terhadap sesuatu yang menjadi sumber pokok sehingga menjadi
konsep, nilai dan asas bangunan pendidikan Islam. Achmadi, menyatakan
bahwa maksud dasar pendidikan ialah pandangan yang mendasari seluruh
aktivitas pendidikan baik dalam rangka penyusunan teori, perencanaan
maupun pelaksanaannya pendidikan. Karena kita berbicara pendidikan Islam,
maka pandangan hidup yang mendasari seluruh kegiatan pendidikan ialah
pandangan hidup Islami atau pandangan hidup muslim yang pada hakikatnya
merupakan nilai-nilai luhur yang bersifat transenden, universal, dan eternal.
Dengan nilai-nilai itulah kedudukan pendidikan Islam baik secara normatif
maupun konsepsional berbeda dengan ilmu pendidikan lainnya.
Adapun sumber nilai dalam Islam adalah Al-Quran dan Sunnah Rasul.
Karena banyaknya nilai yang terdapat dalam sumber tersebut, maka dipilih
dan diangkat beberapa di antaranya yang dipandang fundamental dan dapat
merangkum berbagai nilai yang lain, yaitu tauhid, kemanusiaan, kesatuan
umat manusia, keseimbangan, rahmatan lil’alamin. Dengan demikian,
pendidikan Islam sangat ideal terutama dikarenakan memperhatikan
kebersamaan, pengembangan diri, masyarakat, menggalakkan ilmu,
dilakukan secara manusiawi, menyeluruh dan selalu berupaya
meningkatkannya.
Prinsip-prinsip dasar pendidikan Islam adalah aspek-aspek fundamental
yang menggambarkan dasar dan tujuan pendidikan Islam sehingga ia
membedakannya dengan pendidikan non-Islam. Prinsip-prinsip dasar
pendidikan Islam itu meliputi:

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 3


a. Pendidikan Islam adalah bagian dari proses rububiyah Tuhan.
b. Pendidikan Islam berusaha membentuk manusia seutuhnya.
c. Pendidikan Islam selalu berkaitan dengan agama.
d. Pendidikan Islam merupakan pendidikan terbuka.

2.2. Prinsip Membentuk Manusia Yang Seutuhnya


Manusia yang menjadi objek pendidikan Islam ialah manusia yang telah
tergambar dan terangkum dalam Al-Qur’an dan Hadits. Potret manusia dalam
pendidikan sekuler disederhanakan pada orang-orang tertentu dalam
msyarakat atau pada seorang individu karena kekuasaannya, yang berarti
diserahkan kepada angan-angan seseorang atau sekelompok orang semata.
Pendidikan Islam dalam hal ini merupakan usaha untuk mengubah
kesempurnaan potensi yang dimiliki oleh peserta didik menjadi
kesempurnaan aktual, melalui setiap tahapan hidupnya. Dengan demikian
fungsi pendidikan Islam adalah menjaga keutuhan unsur-unsur individual
peserta didik dan mengoptimalkan potensinya dalam garis keridhaan Allah.
Prinsip ini harus direalisasikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran.
Pendidik harus mengembangkan baik kecerdasan intelektual, emosional
maupun spiritual secara simultan.

2.3. Prinsip Manusia Sebagai Subjek Pendidikan Islam


Manusia sebagai subjek pendidikan berarti ia menjalankan perannya
sebagai seorang pendidik atau guru. Seorang pendidik dalam Islam bukanlah
hanya sembarang orang, namun harus mememenuhi syarat-syarat tertentu
agar ia dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Oleh karenanya seorang
pendidik dalam Islam mempunyai kedudukan yang tinggi.
a. Kedudukan dan Fungsi Pendidik dalam Pendidikan Islam
Seorang pendidik mempunyai kedudukan yang sangat penting
dalam Islam, karena pendidik merupakan perwakilan dari Allah SWT
dan Rasul-Nya dalam mengajarkan kepada manusia syariat dan nilai-
nilai Islam. DR Yusuf Al-Qardhawi berkata:

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 4


“Para ulama ialah pewaris nabi, mereka mewarisi ilmu nubuwwah
sebagaimana juga menggantikan peran mereka untuk mengajar
manusia, membimbing orang-orang yang tersesat, menjelaskan
kebenaran kepada orang-orang yang tak mengetahuinya, serta
mengingatkan orang-orang yang lalai atas kebenaran tersebut. Mereka
tidak boleh sama sekali menyembunyikan sedikitpun dari keterangan
dan petunjuk yang mereka miliki.”
Seorang pendidik ibarat seorang ayah yang mau mendengar
keluhan dari peserta didiknya dan mengarahkan mereka dengan penuh
kasih sayang. Ia juga ibarat seorang syaikh yang mampu menguasai
berbagai persoalan agama sehingga menasehati muridnya dengan
bijak. Ia ibaratkan seorang guru yang mengajarkan berbagai hal dengan
baik dan juga seorang pemimpin yang mampu mengambil keputusan
yang tepat diwaktu yang tepat. Imam Al-Ghazali mewajibkan kepada
setiap pendidik untuk mengasihi anak didiknya seperti tergambar dalam
sebuah hadits:
“Sesungguhnya (kedudukan) aku kepada kalian seperti seorang ayah
kepada anaknya.” (Al-Hadits)
Maka kedudukan seorang pendidik sangatlah mulia didalam Islam.
Bahkan didalam riwayat seorang Atha bin Rabah menolak untuk
mengajar anak khalifah jika mereka tidak mau datang sendiri ke
tempatnya. Thawus berkata: “Dan adalah termasuk sunnah,
penghormatan terhadap orang yang berilmu.”
b. Karakteristik Pendidik
Seorang pendidik dalam islam memiliki tanggung jawab yang
besar terhadap anak didiknya. Ia harus mampu membina dan
mendidik mereka menjadi seorang muslim yang baik. Tanggung
jawab ini tentunya tidak bisa dipikul oleh sembarang orang, maka
menurut Khalid bin Said bin Ahmad Al-Harbi seorang pendidik dituntut
untuk memiliki karakteristik yang istimewa baik yang berkenaan dari
sisi keimanan, akhlak ataupun pendidikan.
Diantara karakteristik yang berkaitan dengan keimanan ialah:

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 5


1. Seorang pendidik hendaknya memiliki akidah yang lurus dan
mengakar di jiwanya. Sehingga akidah tersebut terlihat dalam
perilakunya dan caranya mengajarkan berbagai bidang ilmu.
2. Memiliki sikap takwa dan hati yang bersih yang dengannya ia
merasa selalu diawasi oleh Allah SWT dalam segala perbuatannya.
3. Ikhlas dalam mengajar dan hanya mengharapkan ridha Allah SWT
dari apa yang dikerjakannya. Bahkan Imam Al-Ghazali melarang
seorang guru mengharapkan imbalan duniawi, karena untuk
meneladani Rasululullah Saw yang tidak meminta imbalan
duniawi, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur‟an:
"Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu
(sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan
aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah
beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya,
akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak
Mengetahui". (QS. Hud : 29)
4. Selalu berupaya untuk mengamalkan apa-apa yang
diajarkan dan diketahuinya. Karena perilaku seorang pendidik
menjadi cerminan bagi keberhasilan proses pendidikan peserta
didiknya. Ketika Imam Syafi‟i berkesempatan untuk menasehati
guru dari putra-putra khalifah, ia berkata: “Ketika engkau hendak
mendidik anak-anak Amirul Mu‟minin, maka yang paling
pertama engkau perbaiki ialah dirimu sendiri. Karena mata
mereka tertuju padamu. Yang baik bagi mereka ialah apa yang
engkau anggap baik, dan yang buruk ialah apa yang kau benci…”
5. Seorang pendidik juga harus menyadari tanggung jawab yang besar
yang ia emban sebagai pendidik dan berusaha menunaikan
kewajibannya sebaik mungkin, serta tidak mengkambing hitamkan
orang lain atau lingkungan atas kegagalan dalam proses pendidikan.
Selain karakteristik diatas, ada beberapa karakteristik yang
berkaitan dengan akhlak yang harus dimiliki oleh seorang pendidik,
diantaranya:

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 6


1. Bersikap tawadhu terhadap orang lain terlebih lagi dihadapan anak
didiknya. Ali Rasyid menyebutkan: “Dan janganlah seorang guru
merasa sombong dihadapan murid-muridnya, baik dengan ilmu,
harta, jabatan atau keturunannya, dan hendaklah ia meniru
Rasulullah Saw dalam hal ini juga dalam sifat-sifat lainnya.”
2. Hendaknya ia bersabar dalam berinteraksi dengan anak-anak
didiknya dan dalam memperbaiki dan membina mereka jika ia
berhadapan dengan kenakalan dan kebodohan mereka.
3. Bersikap adil dalam bergaul, tidak membeda-bedakan antara satu
dengan lainnya berdasarkan hawa nafsu. Ibnu Sahnun
meriwayatkan sebuah hadits dari Anas bin Malik: Bahwa
Rasulullah Saw bersabda:
“Jika seorang guru (dipercaya untuk) mendidik tiga anak dari umat
ini, dan tidak mendidik mereka dengan adil, yang miskin bersama
yang kaya, yang kaya bersama yang miskin, maka akan
dibangkitkan pada Hari Kiamat beserta para pengkhianat.”
4. Menjaga kasih saying dan lemah lembut terhadap anak didiknya,
karena hanya dengan rasa kasihlah manusia menjadi mudah untuk
taat dan mendengar. Maka Ibnu Sahnun melarang seorang pendidik
untuk memukul anak didiknya lebih dari tiga pukulan, ia berkata:
“Dan tidak boleh mengajarkan adab (dengan) melebihi tiga
pukulan, kecuali jika ayahnya mengizinkan untuk itu disaat ia
menyakiti orang lain. (Seorang pendidik hendaknya) menghukum
mereka atas senda gurau dan kemalasan dan tidak boleh
menghukumnya melebihi seupuluh pukulan, sedang atas membaca
Al-Qur’an tidak boleh melebihi tiga pukulan.”
Seorang pendidik juga harus memperhatikan hal-hal berikut jika ia
ingin berhasil untuk mendidik murid-muridnya:
1. Hendaklah ia menjaga penampilannya agar terlihat baik dan rapi
dihadapan anak-anak didiknya, karena manusia umumnya menyukai
hal-hal yang indah dan membenci sebaliknya.

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 7


2. Mengajak anak didik untuk berfikir dan mengunakan akalnya
dalam berbagai kesempatan sehingga mereka terbiasa dengan
cara berfikir yang baik dalam kehidupannya. DR. Yusuf Al-
A‟shar mengatakan: “Apabila guru memberikan tanggung jawab
kepada para murid akan apa yang akan mereka pelajari, bagaimana
mereka mempelajarinya dan bagaimana mereka meraih kesuksesan
padanya, sehingga akan lahir banyak kesempatan dalam belajar.
Maka para murid akan memiliki kemampuan yang tinggi dalam
memecahkan masalah, kreatifitas dan kegiatan-kegiatan yang
membutuhkan kepercayaan diri. Mereka juga akan menghasilkan
lebih baik daripada cara belajar yang berdasarkan pada ujian-ujian
yang sangat terbatas kemampuannya sebagai alat evaluasi.”
3. Ia juga dianjurkan untuk terus menambah ilmunya dan memperluas
wawasannya baik berkenaan dengan pendidikan atau lainnya.
Bahkan ketika Suyfan bin Uyainah ditanya: “Siapakah yang paling
perlu untuk mencari ilmu?”, ia menjawab: “Orang yang paling
alim, karena kebodohan menjadi aib baginya.
4. Ia harus menguasai bidang yang ia ajarkan sebaik mungkin
sehingga menguasai seluk beluknya dan dapat mengajarkannya
dengan cara yang paling mudah untuk dipahami.
5. Memperhatikan dan mengetahui perbedaan karakter tiap peserta
didiknya dan mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap mereka.
Imam Al- Ghazali menjelaskan: “Dan hendaknya seorang guru
membatasi muridnya sesuai pemahamannya, maka janganlah ia
memberikan apa yang tidak terjangkau oleh akalnya atau yang
membuat bingung pikirannya.”
Setiap pendidik hendaknya menjaga dan mengembangkan karakter-
karakter yang dibutuhkan olehnya agar proses pendidikan berjalan
dengan baik. Demikian itu merupakan nilai-nilai asasi dalam pendidikan
islam.

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 8


2.4. Prinsip Manusia Sebagai Objek Pendidikan Islam
Pada dasarnya, islam tidak mengenal manusia sebagai obyek dalam
pendidikan karena pada hakikatnya manusia sebagai pendidik ataupun
peserta didik dituntut untuk aktif mencari ilmu dan kebenaran. Dalam artian
bahwa kewajiban mencari ilmu dipikul oleh seluruh manusia, dan bukan
hanya kewajiban pendidik saja untuk menyampaikannya. Imam Ibnu Abdil
Barr menjelaskan hal ini:
“Para ulama bersepakat (ijma‟) bahwa diantara ilmu itu ada yang fardhu
ain atas setiap orang secara individu. Yaitu apa-apa yang tidak boleh tidak
diketahui oleh manusia dari sejumlah kewajiban agama atas mereka, seperti
bersyahadat dengan lisan dan meyakini dengan hati bahwa Allah itu Esa
tiada sekutu baginya, dan bersaksi akan kebenaran bahwa Muhammad
ialah hamba dan rasul-Nya juga penutup para nabi. Dan bahwa
kebangkitan setelah kematian untuk pembalasan amal, keabadian di akhirat
bagi mereka yang bahagia dengan keimanan dan ketaatan di surga, dan
bagi mereka yang sengsara dengan kekafiran dan keingkaran di neraka
adalah benar adanya…”
Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan akidah dan syariat yang berkaitan
dengan manusia, haruslah diketahui oleh manusia dengan ilmu yang benar.
Jika tidak, maka setiap individu menanggung akibatnya. Namun yang
dimaksudkan dengan obyek pendidikan disini ialah manusia yang ikut
menjadi peserta dalam proses pendidikan islam. Karena dalam mencari
ilmu, seorang muslim tidak hanya diwajibkan untuk membaca
melainkan untuk bertanya dan menuntut ilmu dengan orang-orang
yang lebih mengetahui. Dalam Al-Qur’an disebutkan:
Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu
tidak mengetahui. (QS. An-Nahl: 43)
Dr. Yusuf Al-Qardawi menjelaskan tentang kewajiban untuk menuntut
ilmu dari orang- orang yang berilmu, ia mengatakan:
“Dan setiap manusia mesti belajar dari siapapun yang memiliki ilmu yang
bermanfaat bagi agama dan dunianya, walaupun orang itu lebih muda

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 9


darinya, atau lebih rendah derajat (sosial) nya, atau lebih miskin dalam
harta dan kehormatannya….
Dikisahkan bahwa beberapa ulama; pernah ditanya mengenai suatu
masalah kemudian berkata: “aku tidak tahu”, kemudian salah seorang
muridnya berkata: aku tahu mengenai persoalan itu. Maka sang guru pun
marah dan tersinggung, tetapi murid tersebut berkata: Engkau tidaklah
lebih alim dari (Nabi) Sulaiman bin Daud walaupun telah mencapai
ketinggian ilmumu saat ini, dan aku tidak lebih bodoh dari (burung) Hudhud.
Dan sungguh Hudhud telah berkata pada Nabi Allah Sulaiman: “Aku telah
mengetahui apa tidak engkau ketahui,” namun Nabi Sulaiman tidak
menghukumnya, dan memanfaatkan ilmunya.” Mendengar itu, maka
Sang Guru menjadi tenang dan berbahagia mendengar perkataan
muridnya.”
a. Peserta Didik dalam Islam
Rasulullah SAW memerintahkan kepada umat islam terutama para
pendidik untuk memuliakan peserta didik, sebagaimana diriwayatkan
oleh Imam Al -Qurthubi dari Yusuf bin Harun dan Syahr bin Khausab,
mereka berkata: “Kami apabila mendatangi Abu Said Al-Khudry maka
ia akan berkata: “Selamat datang para pewasiat Rasulullah SAW!
(sungguh) Rasulullah SAW bersabda: “Akan dibukakan (dunia)
kepada kalian dan kalian akan didatangi kaum -dalam riwayat lain anak-
anak muda- mereka masih muda, (ingin) mencari ilmu dan memahami
agama dan mereka menuntut ilmu dari kalian. Maka apabila mereka
mendatangi kalian, maka ajarilah mereka dan bersikap lembutlah pada
mereka, luaskan-lah majlis bagi mereka dan pahamkanlah hadits (ajaran
islam).”
Dalam pendidikan islam, terdapat sebutan-sebutan khusus bagi para
peserta didik, diantaranya:
1. Thalibul-„ilm -atau disingkat Thalib- yang berarti seseorang yang
sedang mencari ilmu. Dalam Al-Wasith disebutkan: “Ath-Thalib
yaitu penuntut ilmu, biasanya disebutkan kepada siswa tingkat
menengah dan perguruan tinggi.” Penamaan ini diambil dari hadits-

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 10


hadits Rasul SAW mengenai kewajiban dan keutamaan penuntut
ilmu.
2. Murid yang berarti seseorang yang ingin belajar dan siap menerima
pengajaran dari guru atau syaikhnya.
3. Tilmidz yang berarti seseorang yang mencari-cari ilmu pengetahuan
dengan bertanya pada orang yang lebih alim.
4. Muta‟allim yaitu orang yang diajarkan kepadanya ilmu pengetahuan.
5. Mutarobbi yaitu seseorang yang dikembangkan dan dididik dengan
nilai-nilai yang bermanfaat.
Nama-nama tersebut terkadang digunakan dalan beberapa kondisi
yang berbeda walaupun secara keseluruhan mempunyai makna yang
sama yaitu peserta didik.

2.5. Prinsip Tauhid Dalam Pendidikan


Pendidikan Islam tidak mengenal adanya pemisahan antara sains dan
agama. Keduanya harus terintegrasi secara harmonis. Dalam ajaran Islam,
Allah adalah pencipta alam semesta termasuk manusia. Allah pula yang
menurunkan hukum-hukum untuk mengelola dan melestarikannya. Hukum-
hukum mengenai alam fisik disebut sunnatullah, sedangkan pedoman hidup
dan hukum-hukum untuk kehidupan manusia telah ditentukan pula dalam
ajaran agama yang disebut dinullah yang mencakup akidah dan syariah.
Dalam ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan, Allah
memerintahkan agar mansuia untuk membaca yaitu dalam QS Al-‘Alaq ayat-
1-5.
“Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan, dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah, dan tuhanmulah yang
maha mulia, yang mengajar manusia dengan pena, dia mengajarkan manusia
apa yang tidak di ketahuinya.”
Dan ditempat lain ditemukan ayat yang menafsirkan perintah membaca
tersebut, seperti dalam Firman Allah QS Al-Ankabut ayat 45:
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-
Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 11


(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang
lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Di sini, Allah memberikan penjelasan bahwa Al-Qur’an yang harus
dibaca. Ia merupakan ayat yang diturunkan Allah (ayat tanziliyah,
qur’aniyah). Selain itu, Allah memerintahkan agar manusia membaca ayat
Allah yang berwujud fenomena-fenomena alam (ayat kauniyah, sunatullah),
antara lain QS. Yunus ayat 101.
“Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi.
Tidaklah bermanfa`at tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi
peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".
Dari ayat-ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan agar
manusia membaca Al-Qur’an (ayat-ayat qur’aniyah) dan fenomena alam
(ayat kauniyah) tanpa memberikan tekanan terhadap salah satu jenis ayat
yang dimaksud. Hal itu berarti bahwa pendidikan Islam harus dilaksanakan
secara terpadu (integral).
Suatu prinsip yang seharusnya dianut adalah bahwa dunia ini merupakan
jembatan menuju kampung akhirat. Karena itu mempersiapkan diri secara
utuh merupakan hal yang tidak dapat dihindari agar masa kehidupan ini
benar-benar bermanfaat untuk bekal di akhirat. Perilaku yang terdidik dan
nikmat Tuhan apapun yang di dapat dalam kehidupan harus diabdikan untuk
mencapai kelayakan-kelayakan itu terutama dengan mematuhi keinginan
Tuhan. Pada surat Al-Qashash ayat 77, Allah SWT berfirman: ”Dan carilah
pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) kampung
akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari kenikmatan
duniawi...”, ayat ini menunjukkan bahwa pendidikan akan meletakkan porsi
yang seimbang untuk mencapai keseimbangan dunia dan akhirat.
Menurut perspektif Al-Qur’an, tauhid adalah merupakan akar utama yang
harus memberikan energi kepada pokok, dahan, dan daun kehidupan. Atau ia
merupakan hulu yang harus menentukan gerak dan kualitas air sebuah sungai
kehidupan. Semua aktivitas kehidupan mestilah berangkat dari tauhid
tersebut, termasuk kegiatan dan penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 12


terdiri atas beberapa komponen, yaitu murid, guru, dan kurikulum. Nilai
tauhid mestinya tercermin pada setiap komponen itu. Nilai tauhid mesti
mewarnai pribadi siswa dan guru serta intreraksi atau komunikasi antara
keduanya. Guru mestinya tampil sebagai pribadi yang bertauhid, yang
tercermin dalam perilaku, tutur sapa, pikiran, dan rasa. Semuanya mesti
diwarnai oleh tauhid, seperti yang terlihat pada pribadi para nabi mulai dari
Adam AS sampai Muhammad SAW. Demikian pula siswa, mereka ini
mestinya dilihat sebagai komunitas pencari nilai-nilai tauhid. Maka semua
aktivitas belajar dan interaksi antara guru dan murid tidak boleh bertentangan
dengan nuansa tauhid itu.
Dan komponen pendidikan yang juga amat penting di bangun atas prinsip
tauhid adalah kurikulum. Kurikulum yang antara lain mencakupi materi,
metode, dan alokasi waktu hendaknya di bangun atas pertimbangan ajaran
tauhid. Materi pelajaran, misalnya, ditetapkan dengan berlandaskan pada Al-
Qur`an dan Sunnah serta berorientasi kepada penanaman kesadaran diri
sebagai makhluk Allah, bukan semata-mata penanaman ilmu. Ilmu mestinya
dilihat sebagai sarana yang menjembatani peserta didik untuk mencapai
ketauhidan yang hakiki, yaitu penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah.
Bangunan kurikulum seperti ini mencakupi semua bidang kajian yang
disajikan kepada siswa; tidak ada materi pelajaran, bidang kajian apapun,
yang tidak berlandaskan ketauhidan.
Ada tiga aspek yang tidak mungkin dipisahkan dalam perbincangan
mengenai tauhid sebagai prinsip pendidikan Islam, yaitu Allah, manusia, dan
alam.
a. Allah
Pendidikan Islam diawali dari mengenal Allah. Siswa mesti
diperkenalkan, bahwa segala yang ada ini berasal dari-Nya. Dia Maha
Pencipta, bahkan tidak hanya mencipta tetapi juga memelihara, mengatur
memberi rezeki. Semua yang ada ini tergantung dan terikat kepada-Nya.
Tidak ada makhluk yang dapat melepaskan ketergantungan dan
keterikatan itu, termasuk manusia. Walaupun manusia memenuhi
jiwanya dengan segala macam kejahatan atau kemaksiatan, namun baik

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 13


disadari maupun tidak disadari, dan diakui maupun tidak diakui jiwa dan
raga manusia itu tetap tergantung kepada Allah.
Al-Qur’an menegaskan, bahwa alam raya dan segala isinya ini diatur
dan diurus oleh Allah. Maksudnya, Dia mengatur urusan dari langit ke
bumi, kemudia urusan itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang lamanya
adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. Pengaturan itu tidak hanya
hal-hal yang bersifat makro, tetapi juga hal-hal yang bersifat mikro.
Bahkan Allah menyebutkan, Dialah yang membuat burung bisa terbang
di udara dan Dia menahan burung itu sehingga tidak jatuh. Dialah yang
menumbuhkan tumbuhan dan membuatnya berbuah. Dan Dia jugalah
yang membuat jatuhnya sebuah kerajaan dan naiknya kerajaan yang lain.
Maka tidak ada persoalan yang terjadi di bumi dan langit yang terlepas
dari pengaturan Allah.
Dalam surat Yunus ditegaskan: Kamu tidak berada dalam suatu
keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak
mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan kami menjadi saksi atasmu di
waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu
biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit, tidak ada yang
lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua
tercatat) dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
Al-Qur’an menegaskan: “Dan Kami telah menjadikan segala
makhluk hidup itu dari air”. Ayat ini mengambarkan ketergantungan
makhluk hidup terhadap air. Ketergantungan itu merupakan suatu sistem
yang juga Allah ciptakan. Jika Dia menghendaki sistem itu berubah,
sistem itupun akan berubah. Maka atas kehendak-Nya selalu ditemukan
kejadian di luar dugaan, pikiran, dan nalar manusia. Karena pendidikan
itu di bangun atas tauhid, maka segala kegiatan kependidikan mestilah
berawal dari Allah. Visi dan misi, sebagai pedoman penyelenggaraannya,
disusun atau dirumuskan berdasarkan keimanan kepada-Nya. Demikian
pula peroses penyelenggaraan pendidikan tersebut, semuanya mestilah
bernuansa tauhid dan beroreantasi kepada tauhid atau penguatan iman.
b. Manusia

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 14


Manusia adalah subjek sekaligus juga objek pendidikan, dia mesti
dilihat sebagai makhluk Tuhan. Pribadinya, baik secara fisik maupun
psikis, merupakan suatu sistem yang tidak pernah terlepas dari kaitan dan
ketergantungannya kepada Tuhan. Secara fisik, manusia terikat dengan
hukum alam yang Allah ciptakan. Manusia tidak boleh melanggar hukum
alam itu, jika dilanggar dirinya akan cedera. Demikian pula secara psikis,
manusia mempunyai potensi berupa akal sebagai jendela masuknya ilmu
ke dalam jiwa, dimana akal juga merupakan anugerah-Nya yang patut
disyukuri. Persoalan ini mestinya menjadi pertimbangan dalam
penyelenggaraan pendidikan, baik dalam prosesnya maupun penentuan
kebijakan seperti penetapan kurikulum.
Prinsip lainnya, yang menjadi pertimbangan dalam pengelolaan
pendidikan terkait dengan manusia itu, adalah bahwa manusia itu
merupakan makhluk dua dimensi, yaitu jasmani dan rohani. Jasmani
berasal dari tanah, yang memiliki kekuatan untuk tumbuh dan
berkembang serta kehendak untuk berbuat sesuai dengan potensi yang
ada dalam dirinya, berupa nafsu. Dan rohani merupakan suatu kekuatan
yang berasal langsung dari Allah, dimana ia tidak berasal dari tanah. Al-
Ghazali mengatakan, unsur ini berasal dari jenis kejadian malaikat. Unsur
ini memiliki potensi akal, yang mesti dikembangkan dalam dunia
pendidikan. Potensi ini mesti dipupuk melalui pendidikan agar ia tumbuh
dan berbuah.
Karena manusia memiliki dua unsur ini, maka dia memiliki banyak
sifat, baik yang terpuji maupun yang tercela. Sifat-sifat itu, antara lain
pelupa, suka mengeluh, rakus atau ambisius, suka membantah, memiliki
sifat kasih sayang, kadang-kadang cenderung takabur, membesarkan diri,
dan lain sebagainya. Sifat-sifat ini mesti menjadi bahan pertimbangan
dalam penyelenggaraan pendidikan. Di antara sifat-sifat itu mesti
diarahkan agar ia berhasil guna dan cenderung kepada kebaikan. Sifat itu
tidak boleh dihapus dan dimatikan, tetapi mesti diarahkan dan diberikan
pengawalan. Sebab, jika tidak diberikan pengawalan ia akan
dimanfaatkan oleh setan atau hawa nafsu, jika itu terjadi maka ia

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 15


cenderung kepada hal-hal negative dan tercela. Pendidikan berfungsi
menanamkan bibit pengarahan dan pengawalan tersebut. Ia memberikan
kekuatan kepada jiwa dalam menghadapi persoalan-persoalan itu.
Dengan demikian, pendidikan dalam perspektif al-Qur’an bersifat
humanis. Perancangan, penyelanggaraan, atau proses pendidikan
dibangun atas prinsip kemanusiaan dalam artian tidak ada aspek
kemanusiaan yang terabaikan. Potensi jiwanya dikembangkan dan
jasmaninya di latih. Demikian pula sifat-sifat manusiawinya, ia perlu
mendapat pertimbangan dalam menentukan kebijakan segala hal yang
berkaitan dengan pendidikan. Al-Qur’an mempertimbangkan hal-hal
tersebut dalam melakukan pembelajaran terhadap manusia melalui
madrasah Al-Nubuwah-Nya Muhammad SAW. Maka dalam waktu yang
singkat, Nabi berhasil mendidik generasi sahabat.
c. Alam
Dalam perspektif Islam, “alam” diartikan kepada segala sesuatu
selain Allah (kullu shay’in ma siwa Allah). Atau dengan kata lain, alam
adalah makhluk atau setiap yang diadakan. Maka Allah tidak termasuk
alam, karena Dia bukan yang diadakan. Dalam al-Qur’an, kata “alam”
sering terulang dan semuanya dalam bentuk jamak (plural). Hal itu
menunjukkan alam itu banyak, seperti alam manusia, alam malaikat, dan
alam jin. Selain kata “alam”, perbincangan al-Qur’an mengenai alam
semesta juga tergambar dalam ungkapannya mengenai langit, bumi, dan
segala isinya baik yang bersifat empiris maupun tidak yang tersebar
dalam berbagai ayat dan surat.
Jika dilihat dari sifatnya, alam itu dapat dikategorikan kepada dua
macam yaitu “alam nyata” (`alam al-shahadah) dan alam tidak nyata
(`alam al-ghayb). Alam nyata adalah benda-benda nyata dan konkret
yang bisa dikaji secara empiris. Dan alam yang tidak nyata adalah
makhluk Tuhan yang tidak bisa dikaji secara empirik, ia hanya dapat
diketahui melalui pemberitahuan-Nya dalam Kitab Suci atau berita yang
disampaikan oleh para nabi-Nya. Manusia hanya dapat menyaksikan

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 16


setelah memasuki alam tersebut, sebelumnya manusia hanya dituntut
mengimaninya saja.
Secara esensi alam al-shahadah ini, dapat dikategorikan menjadi dua
macam yaitu benda-benda yang ada ini dan sistem yang menghubungkan
antar benda tersebut. Keduanya merupakan ciptaan Allah dan berada
dalam pengaturan-Nya. Unsur-unsur yang terdapat di alam mempunyai
keterkaitan bahkan ketergantungan antara satu dengan yang lain. Allah-
lah yang menentukan ketergantungan atau keterkaitan itu.
Ketergantungan atau keterkaitan itu merupakan system yang diciptakan-
Nya, dimana alam tunduk dan terikat dengan system tersebut. Persoalan
inilah yang menjadi kajian sains baik sosial maupun eksakta.
Dalam proses pendidikan, alam merupakan objek kajian manusia
baik dalam penelitian maupun dalam perbincangan. Oleh karena itu, alam
suatu hal yang mesti dilihat secara tepat. Berbedanya pandangan terhadap
alam dapat melahirkan perbedaan dalam penyelenggaraan pendidikan
dan transformasi ilmu terhadap peserta didik. Al-Qur’an menjelaskan,
bahwa alam yang menjadi objek kajian manusia ini baik benda-bendanya
maupun sistem yang berlaku padanya merupakan ciptaan dan ketentuan
Allah. Maka ketika mempelajarinya, prinsip alam dan segala sistem yang
berlaku padanya tidak boleh dilepas dari Sang Pencipta. Semuanya mesti
dipandang sebagai suatu sistem yang mempunyai ketergantungan penuh
terhadap Allah.
Tidak hanya itu, prinsip pendidikan Islam paling tidak mengacu
kepada lima aspek:
1. Selalu mengacu kepada Al-Qur’an dan Hadits
Al-Qur’an dan Hadits merupakan sumber utama dalam
pendidikan Islam, mungkin lebih baiknya pendidikan Islam ini
supaya mempunyai wacana guna mencetak insan kamil, sangat perlu
ditambah dengan Istimbath dan Ijtihad para ulama yang tidak
bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits. Maka dari itu pendidik
dan peserta didik harus paham kepada kandungan Al-Qur’an dan
Hadits. Ketika ada pendapat dan bertentangan dengan keduanya, bila

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 17


suatu ajaran itu tidak sesuai dengan isi Al-Qur’an dan Hadits,
seharusnya pendidikan tidak boleh menerimanya sebagai acuan.
2. Selalu mengarah kepada dunia dan akhirat
Baik dalam Al-Qur’an dan Hadits tidak ada yang menganjurkan
menjauhi kehidupan dunia, karena Al-Qur’an sendiri menuntut kita
untuk berzakat dan bersedekah, bagaimana hal tersebut bisa tercapai
kalau kita tidak berharta. Memang hidup di dunia hanyalah
sementara, semuanya akan musnah tapi perlu diingat, Justru dengan
kehidupan sekejap itulah kita dianjurkan mengejar kesuksesan dunia,
untuk berlomba-lomba didalam menggapai amal shaleh sebagai
bekal untuk keakhirat nanti, bukan menjauh dari dunia seperti
layaknya orang-orang yang mengasingkan diri dari kahidupan sosial.
3. Bersifat teoritis dan praktis
Pendidikan Islam tidak cukup hanya menyampaikan teori,
karena tujuan materi itu tidak lain untuk dilaksanakan guna
mencapai amal yang tinggi disisi Allah. Maka dari itu untuk
mencapai pengamalan yang sempurna hendaklah para peserta didik
melaksanakan apa yang diajarkan kepada peserta didik. Dan
Uswatun Hasanah harus menjadi pedoman yang utama di dalam
hidupnya. Tidak ada satupun didalam pendidikan yang hanya
berorientasi kepada materi saja.
4. Sesuai dengan potensi yang dimiliki manusia
Pendidikan Islam bersifat fleksibel, maka dari itu pendidikan
Islam harus sesuai dengan potensi manusia karena setiap manusia
mempunyai potensi yang berbeda. Potensi manusia mempunyai
beberapa hal yaitu homo rasional (manusia sebagai pemikir), dengan
potensi inilah pendidikan Islam harus menganjurkan kepada manusia
untuk selalu berpikir secara mendalam dan kritis, dengan pengertian
manusia harus menggunakan akalnya dengan seoptimal mungkin.
Sehingga dapat menghasilkan karya-karya yang dapat diambil
manfaat oleh umat muslim yang lain.

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 18


Disamping itu manusia sebagai homo religius (manusia sebagai
makhluk beragama), hal ini merupakan yang terpenting dalam
kehidupan. Pendidikan Islam harus memotivasi umatnya untuk
selalu memperkuat imannya.
5. Berorientasi pada hablum Minallah Wa Hablum Minannas

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 19


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Prinsip berasal dari kata principle yang bermakna asal, dasar, prinsip
sebagai dasar pandangan dan keyakinan, pendirian seperti berpendirian,
mempunyai dasar atau prinsip yang kuat. Manusia yang menjadi objek
pendidikan Islam ialah manusia yang telah tergambar dan terangkum dalam
Al-Qur’an dan Hadits. Potret manusia dalam pendidikan sekuler diserhakan
pada orang-orang tertentu dalam msyarakat atau pada seorang individu karena
kekuasaanya, yang berarti diserahkan kepada angan-angan seseorang atau
sekelompok orang semata.
Manusia sebagai subjek pendidikan berarti ia menjalankan perannya
sebagai seorang pendidik atau guru. Seorang pendidik dalam Islam bukanlah
hanya sembarang orang, namun harus mememenuhi syarat-syarat tertentu
agar ia dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Pada dasarnya, islam tidak
mengenal manusia sebagai obyek dalam pendidikan karena pada hakikatnya
manusia sebagai pendidik ataupun peserta didik dituntut untuk aktif mencari
ilmu dan kebenaran.
Prinsip tauhid adalah uatu prinsip yang seharusnya dianut adalah bahwa
dunia ini merupakan jembatan menuju kampung akhirat. Karena itu
mempersiapkan diri secara utuh merupakan hal yang tidak dapat dihindari
agar masa kehidupan ini benar-benar bermanfaat untuk bekal diakhirat. Ada
tiga aspek yang tidak mungkin dipisahkan yaitu Allah, manusia, dan alam.

3.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan.

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 20


DAFTAR PUSTAKA

Alim, Ahmad Syahirul. 2010. Manusia Sebagai Subyek dan Obyek dalam
Pendidikan Islam. [Online]. Bogor: Universitas Ibn Khaldun.
http://ahmadm4kruf.blogspot.co.id/2017/02/prinsip-prinsip-pendidikan-islam.html
Lubis, Ibrahim. Tanpa Tahun. Makalah Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam.
(http://www.anekamakalah.com/2013/03/prinsip-prinsip-pendidikan-
islam.html)
Ponja, Mudirul Achmad, dkk. 2016. Prinsip Pendidikan Islam, Metode, dan
Pendektan Pembelajaran. Lampung: IAIN Radenintan Lampung.

Kajian Islam Profesi: Prinsip Pendidikan Menurut Islam | 21

Anda mungkin juga menyukai