Size Dependent Properties of Nanomaterials
Size Dependent Properties of Nanomaterials
NIM : M0314075
Meskipun sebagian material nano adalah material yang telah ada, namun pada ukuran
ini terdapat beberapa hal penting yang dapat diamati dari material berukuran nano yaitu bahwa
luas permukaan material nano lebih besar dibanding material makro pada jumlah massa yang
sama, dan material nano memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menembus membran sel,
sehingga pada ukuran nano material memiliki sidat kereaktifan, kekuatan, dan kelistrikan yang
berbeda. Selain itu pada ukuran nanp efek kuantum dapat mempengaruhi sifat suatu material,
sehingga akan mempengaruhi sifat optikal, magnetik, dan elektrikal dari material nano
(Riwayati, 2007). Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai sifat yang dipengaruhi oleh
ukuran material nano:
1. Sifat Mekanik
Skala nano dapat mempengaruhi perubahan sifat mekanik pada suatu material
dimana material nano memiliki kekerasan, kekuatan, daktilitas, dan ketahanan arus
yang lebih baik dibanding material makro (Pokropivny et al., 2007). Hal ini
dikarenakan pada ukuran nano material akan terbebas dari ketidaksempurnaan struktur
dalam akibat adanya pengotor ataupun dislokasi yang berpotensi menimbulkan
kesalahan mekanik. Perbaikan sifat mekanik bahan pada skala nano menyebabkan
material nano dapat diaplikasikan di berbagai bidang seperti sensor massa, penjept
nano, dan mechanical nano resonators (Riwayati, 2007). Gambaran pengaruh ukuran
bahan terhadap sifat mekanik suatu bahan ditunjukkan oleh Gambar 2.
Gambar 2. Pengaruh Ukuran Bahan terhadap Sifat Mekanik
Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bahwa semakin kecil ukuran partikel
maka sifat mekanik yang diinginkan semakin meningkat, begitupula dengan sifat
kristalin suatu partikel meningkat maka sifat mekanik yang diinginkan semakin
meningkat. Sebagai contoh penambahan nanopartikel TiO2 akan menaikan kekuatan
tekan suatu bahan sesuai dengan penelitian Firmansyah dan Astuti pada tahun 2013
yang digambarkan oleh grafik pada Gambar 3.
Gambar 5. Absorbsi optis dari nanopartikel emas 22nm. 48nm, dan 99nm (Link &
Sayed, 2002 dalam Pokropivny et al., 2007)
4. Sifat Magnet
Material bersifat magnet jika material tersebut memiliki magnetisasi permanen
tanpa harus dipengaruhi medan magnet, kuat magnet diukur berdasarkan derajat kejenuhan
magnetisasi dan coercivity (Hc). Hc adalah medan yang diperlukan untuk mengurangi
magnetisasi dari 0 hingga jenuh. Nilai Hc dan derajat kejenuhan magnetisasi meningkat
dengan menurunnya ukuran partikel. Pada material nano didapati sifat khususnya ferro
dan ferrimagnetik karena hanya memiliki satu domain, material yang memiliki satu
domain memiliki momen magnetik yang tidak stabil sehingga akan mudah dipengaruhi
oleh medan magnet luar. Material nano juga memiliki koersivitas yang samadengan 0,
sehingga memiliki sifat superparamagnetik. Oleh karena itu material nano memiliki sifat
magnet yang lebih baik daripada material makro (Pokropivny et al., 2007).
Terdapat 3 macam kategori sifat magnet yaitu paramagnetik, feromagnetik, dan
diamagnetik. Dimagnetik adalah sifat dasar dari semua atom dan magnetisasinya sangat
kecil. Sedangkan paramagnetik, adalah material yang magnetisasinya dipengaruhi oleh
medan magnet secara parallel, dan medannya meningkat dari 0, namun magnetisasinya
sangat kecil. Sedangakan ferromagnetik adalah sifat material yang mana memiliki
magnetisasi tanpa perlu ada pengaruh dari medan magnet (Pokropivny et al., 2007).
Salah satu aplikasi sifat magnet pada nanokristalin adalah magnet yang terbuat
dari nanokristalin yttrium-samarium-cobalt. Material ini memiliki sifat magnetisasi yang
paling baik karena luas permukaannya yang tinggi. Aplikasi untuk material yang memiliki
sifat magnet yang sangat baik ini adalah untuk MRI (Magnetic Resonance Instrument) dan
sebagai instrumen analitik ultra-sensitive (Pokropivny et al., 2007).
5. Sifat Thermal
Sifat thermal suatu material nano dapat ditinjau dari titik lelehnya. Material
nano memiliki titik leleh yang relatif rendah dibanding material yang berukuran lebih
besar. Hal ini dikarenakan pada material nano energi permukaan akan meningkat akibat
energi untuk melepaskan keukatan antar molekul pada fasa padat lebih rendah karena
ukurannya yang kecil. Sehingga titik leleh material nano akan lebih kecil (Pokropivny et
al., 2007).
Referensi
Pokropivny, V., Lohmus, R., Hussainova, I., Pokropivny, A., dan Vlassov, S. 2007.
Introduction to Nanomaterials And Nanotechnology. Universitas of Tartru: Ukraine
Riwayati, I. 2007. Analisa Resiko Pengaruh Partikel Nano Terhadap Kesehatan Manusia.
Momentum. 3(2) :17-20
Jagiello, K., Chomicz, B., Avramopoulos, A., Gajewicz, A., Mikolajczyk, A., Bonifassi, P.,
Papadopoulos, M.G., Leszczynski, J., dan Puzyn1, T. 2016. Size-dependent
electronic properties of nanomaterials: How this novel class of nanodescriptors
supposed to be calculated?. Struct Chem
Firmansyah dan Astuti. 2013. Sintesis Dan Karakterisasi Sifat Mekanik Bahan Nanokomposit
Epoxy-Titanium Dioksida. Jurnal Fisika Unand. 2(2):72-80