Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tria Hikma N

NIM : M0314075

Size Dependent Properties of Nanomaterials


Nanomaterial merupakan material yang berukuran sangat kecil yaitu antara 1-100
nanometer. Material ini dapat berupa keramik, logam, polimer maupun komposit (Pokropivny
et al., 2007). Akibat dari pengaruh ukuran yang sangat kecil ini material nano akan memiliki
sifat yang berbeda dibandingkan dengan material makro. Sebagai conto partikel emas yang
berukuran makro akan memiliki warna kuning keemasan dengan titik leleh sebesar 1200oC dan
bersifat inert, sedangkan emas yang berukuran 3nm akan memiliki warna kemerahan dengan
titik leleh 200oC serta bersifat katalitik, berbeda pula dengan emas yang berukuran 1nm akan
memiliki warna biru dengan titik leleh 200oC dan bersifat sedikit reaktif (Riwayati, 2007).

Gambar 1. Makro partikel dan Nanopartikel emas (Riwayati, 2007)

Meskipun sebagian material nano adalah material yang telah ada, namun pada ukuran
ini terdapat beberapa hal penting yang dapat diamati dari material berukuran nano yaitu bahwa
luas permukaan material nano lebih besar dibanding material makro pada jumlah massa yang
sama, dan material nano memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menembus membran sel,
sehingga pada ukuran nano material memiliki sidat kereaktifan, kekuatan, dan kelistrikan yang
berbeda. Selain itu pada ukuran nanp efek kuantum dapat mempengaruhi sifat suatu material,
sehingga akan mempengaruhi sifat optikal, magnetik, dan elektrikal dari material nano
(Riwayati, 2007). Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai sifat yang dipengaruhi oleh
ukuran material nano:
1. Sifat Mekanik
Skala nano dapat mempengaruhi perubahan sifat mekanik pada suatu material
dimana material nano memiliki kekerasan, kekuatan, daktilitas, dan ketahanan arus
yang lebih baik dibanding material makro (Pokropivny et al., 2007). Hal ini
dikarenakan pada ukuran nano material akan terbebas dari ketidaksempurnaan struktur
dalam akibat adanya pengotor ataupun dislokasi yang berpotensi menimbulkan
kesalahan mekanik. Perbaikan sifat mekanik bahan pada skala nano menyebabkan
material nano dapat diaplikasikan di berbagai bidang seperti sensor massa, penjept
nano, dan mechanical nano resonators (Riwayati, 2007). Gambaran pengaruh ukuran
bahan terhadap sifat mekanik suatu bahan ditunjukkan oleh Gambar 2.
Gambar 2. Pengaruh Ukuran Bahan terhadap Sifat Mekanik
Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bahwa semakin kecil ukuran partikel
maka sifat mekanik yang diinginkan semakin meningkat, begitupula dengan sifat
kristalin suatu partikel meningkat maka sifat mekanik yang diinginkan semakin
meningkat. Sebagai contoh penambahan nanopartikel TiO2 akan menaikan kekuatan
tekan suatu bahan sesuai dengan penelitian Firmansyah dan Astuti pada tahun 2013
yang digambarkan oleh grafik pada Gambar 3.

Gambar 3. Pengaruh Penambahan Nanopartikel TiO2 terhadap Kuat Tekan Suatu


Bahan (Firmansyah dan Astuti, 2013)
2. Sifat Elektrik
Pengaruh penurunan ukuran partikel meyebabkan meningkatnya konduktivitas
material, induktansi dielektrik untuk ferroelectrics, dan konduktivitas nanodielektrik.
Energi dari material nano lebih besar daripada pada material makro karena luas
permukaan pada material nano lebih besar, sehingga energy band akan berubah secara
bertahap terhadap orbital molekulnya, dan relativitas elektrik akan meningkat seiring
menurunnya ukuran partikel. Pada molekul elektronik, kontrol terhadap level energi
elektronik pada permukaan logam dan semikonduktor konvensional dilakukan dengan
mengatur bagian permukaan sehingga kontrol eletktrodinamik lebih besar sedangkan
saat permukaan menjadi layer yang berhadapan, kontrol elektrostatik akan lebih
dominan daripada kontrol elektrodinamik. Hal ini dapat meyebabkan meningkatnya
konduktivitas suatu bahan. Susai dengan penelitian Jagiello dkk. (2016) seiring
meningkatnya ukuran partikel maka energi elektroniknya akan semakin menurun,
seperti yang digambarkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Pengaruh Ukuran Partikel terhadap Energi Elektronik


(Jagiello et al., 2016)

Contoh aplikasi dari perubahan sifat elektrik nanomaterial adalah sebagai


berikut (Pokropivny et al., 2007) :
a. Densitas energi yang tinggi pada suatu nanomaterial menyebabkan nanokristalin
dapat menjadi lapisan pemisah yang baik pada baterai karena mampu menyimpan
energi dalam jumlah yang besar.
b. Baterai dari nanpartikel Nikel dan logam Hidrida memiliki waktu hidup lebih lama
sedangkan waktu recharging lebih pendek.
3. Sifat Optis
Pada material nano penurunan sifat optik akan berbeda dengan material makro
akibat pengaruh penurunan ukuran partikel. Pada material nano daya serap pada daerah
UV (blue shift) akan lebih baik, nilai band gap akan meningkat, dan terdapat osilasi
penyerapan optik. Hal ini dipengaruhi oleh adanya pengaruh quantum akibat sifat elektrik
nanopartikel, yang mana jarak yang kecil pada material nano memungkinkan adanya
pertukaran elektron (Pokropivny et al., 2007).

Ketika ukuran suatu nanokristalin lebih kecil daripada panjang gelombang de


broglie, maka elektron akan bergerak secara leluasa tanpa ada pembatas dan dipol
elektrik dapat terbentuk, sehingga level energi tertentu juga dapat terbentuk pada semua
material sesuai dengan Gambar 5 yang menunjukkan serapan dari nanopartikel emas
dengan ukuran 22, 48, dan 99 nm. Bahwasannya semakin besar ukuran partikel
dibutuhkan panjang gelombang yang lebih panjang untuk mencapai absorbansi
maksimum dan spektra yang terbentuk lebih lebar. Sama seperti prinsip partikel dalam
kotak, bahwasannya perbedaan energi antara level-level tertentu meningkat dengan
meningkatnya dimensi. Konfigurasi elektronik dari nanomtaerial menjadi sangat berbeda
dengan material serupa pada ukuran yang lebih besar. Perubahan ini terjadi karena
adanya transformasi sistematis pada kepadatan level energi elektronik sebagai fungsi
ukuran.

Gambar 5. Absorbsi optis dari nanopartikel emas 22nm. 48nm, dan 99nm (Link &
Sayed, 2002 dalam Pokropivny et al., 2007)

4. Sifat Magnet
Material bersifat magnet jika material tersebut memiliki magnetisasi permanen
tanpa harus dipengaruhi medan magnet, kuat magnet diukur berdasarkan derajat kejenuhan
magnetisasi dan coercivity (Hc). Hc adalah medan yang diperlukan untuk mengurangi
magnetisasi dari 0 hingga jenuh. Nilai Hc dan derajat kejenuhan magnetisasi meningkat
dengan menurunnya ukuran partikel. Pada material nano didapati sifat khususnya ferro
dan ferrimagnetik karena hanya memiliki satu domain, material yang memiliki satu
domain memiliki momen magnetik yang tidak stabil sehingga akan mudah dipengaruhi
oleh medan magnet luar. Material nano juga memiliki koersivitas yang samadengan 0,
sehingga memiliki sifat superparamagnetik. Oleh karena itu material nano memiliki sifat
magnet yang lebih baik daripada material makro (Pokropivny et al., 2007).
Terdapat 3 macam kategori sifat magnet yaitu paramagnetik, feromagnetik, dan
diamagnetik. Dimagnetik adalah sifat dasar dari semua atom dan magnetisasinya sangat
kecil. Sedangkan paramagnetik, adalah material yang magnetisasinya dipengaruhi oleh
medan magnet secara parallel, dan medannya meningkat dari 0, namun magnetisasinya
sangat kecil. Sedangakan ferromagnetik adalah sifat material yang mana memiliki
magnetisasi tanpa perlu ada pengaruh dari medan magnet (Pokropivny et al., 2007).
Salah satu aplikasi sifat magnet pada nanokristalin adalah magnet yang terbuat
dari nanokristalin yttrium-samarium-cobalt. Material ini memiliki sifat magnetisasi yang
paling baik karena luas permukaannya yang tinggi. Aplikasi untuk material yang memiliki
sifat magnet yang sangat baik ini adalah untuk MRI (Magnetic Resonance Instrument) dan
sebagai instrumen analitik ultra-sensitive (Pokropivny et al., 2007).
5. Sifat Thermal
Sifat thermal suatu material nano dapat ditinjau dari titik lelehnya. Material
nano memiliki titik leleh yang relatif rendah dibanding material yang berukuran lebih
besar. Hal ini dikarenakan pada material nano energi permukaan akan meningkat akibat
energi untuk melepaskan keukatan antar molekul pada fasa padat lebih rendah karena
ukurannya yang kecil. Sehingga titik leleh material nano akan lebih kecil (Pokropivny et
al., 2007).

Gambar 6. Perbandingan Ukuran Partikel Au terhadap Titik Leleh


(Gusev, 2007).

Gambar 6 menunjukkan perbandingan antara titik leleh dengan ukuran partikel


Emas. Berdasarkan Gambar 6 dapat dilihat bahwasannya semakin kecil ukuran suatu partikel
maka titik lelehnya akan semakin rendah, dan sebaliknaya semakin meningkat ukuran suatu
partikel maka titik lelehnya akan semakin tinggi. Hal ini dikareanakan energi permukaan nya
yang tinggi akibat ukurannya yang mengecil.

Referensi

Gusev A. I. 2007. Nanomaterials, Nanostructures, and Nanotechnologies. Moscow: Fizmatlit

Pokropivny, V., Lohmus, R., Hussainova, I., Pokropivny, A., dan Vlassov, S. 2007.
Introduction to Nanomaterials And Nanotechnology. Universitas of Tartru: Ukraine

Riwayati, I. 2007. Analisa Resiko Pengaruh Partikel Nano Terhadap Kesehatan Manusia.
Momentum. 3(2) :17-20

Jagiello, K., Chomicz, B., Avramopoulos, A., Gajewicz, A., Mikolajczyk, A., Bonifassi, P.,
Papadopoulos, M.G., Leszczynski, J., dan Puzyn1, T. 2016. Size-dependent
electronic properties of nanomaterials: How this novel class of nanodescriptors
supposed to be calculated?. Struct Chem

Firmansyah dan Astuti. 2013. Sintesis Dan Karakterisasi Sifat Mekanik Bahan Nanokomposit
Epoxy-Titanium Dioksida. Jurnal Fisika Unand. 2(2):72-80

Anda mungkin juga menyukai