Anda di halaman 1dari 4

https://isyfatihah.wordpress.

com/2011/05/26/antara-kabah-hindu-dan-berhala/

« Al Imron 003 ttg Kitab pra Al Quran

Keragaman Istiwa »

Antara Kabah Hindu dan Berhala

Posted by abu hanan pada 26 Mei 2011

‫الرحِ ِيم‬
َّ ‫من‬ َّ ِ‫بِس ِْم هللا‬
ِ ْ‫الرح‬

dikutip dan sedikit revisi dari Kabah=Bekas Kuil Hindu? karena blogspot telah mulai sulit saya
akses.

Ibnu Abbas Ra menceritakan bahwa Nabi Adam AS pernah melaksanakan ibadah haji dan
berthawaf keliling Ka’bah dengan 7 kali putaran.Setelah melaksanakan thawaf, beliau mengikuti
perintah untuk pergi ke suatu tempat di padang pasir. Di sana Nabi Adam bertemu dengan Siti
Hawa, yang berjalan dari suatu tempat bernama Jeddah, tempat beliau menetap setelah
diturunkan dari surga. Tempat pertemuan mereka di Padang Arafah ini kemudian dinamakan
Jabbal Rahmah, yang berarti “Bukit Rahmat”, sedangkan kata Arafah mempunyai arti “tahu atau
kenal”, sehingga seluruhnya berarti “Pertemuan atau perkenalan kembali (di sebuah bukit di
padang pasir) setelah sekian lama berpisah” sebagai rahmat Allah SWT terhadap Adam dan
Hawa.

Perjalanan nabi Adam as telah menjadi dasar dalam melakukan manasik haji kemudian
ditambahkan lagi oleh nabi Ibrahim as dan disempurnakan pada masa Rasulullah saw.

Nabi Nuh as melakukan ibadah haji saat berada di perahunya.Beliau diperintahkan untuk
thawaf di Baitullah ketika banjir melanda banyak kawasan,kemudian mendatangi Mina dalam
hari-hari perjalanannya kemudian kembali bertawaf di Baitullah.

Nabi Musa as berniat ihram dari padang pasir Mesir dan menemui 70 nabi di atas bukit
bebatuan Rauha (suatu tempat di antara dua tanah haram,sekitar 30-40 mil dari Madinah Al
Munawaroh).Beliau bertalbiyah,”aku sambut panggilan-Mu.Aku hamba-Mu dan anak dua orang
hamba-Mu,menyambut panggilan-Mu”.
Nabi Yunus as melewati bukit bebatuan Rauha seraya bertalbiyah,”aku sambut panggilan-
Mu,wahai Zat Pelepas kegundahan yang besar.Aku sambut panggilan-Mu”.

Nabi Isa as pun melewati bukit bebatuan Rauha dengan mengucap,”aku sambut panggilan-
Mu.Aku hamba-Mu.aku menyambut panggilan-Mu”.

Dan nabi terakhir,sang penutup kerasulan,insan paling mulia melakukan perbuatan yang sama
dan mengajarkan secara jelas dan tepat kepada umatnya tentang tata cara ibadah haji.

Tetapi kami tidak keberatan jika ada klaim Ka’bah adalah bekas kuil Hindu,sebagaimana kami
juga tidak kehilangan apa pun jika kaum Kristen menolak menerima Islam sebagai
agama.Karena kami memiliki kaidah yang berkaitan dengan kedua perihal tersebut.

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah
Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia”.Al
Imraon 96[003;096]

Pertanyaan adalah siapa yang membangun untuk manusia?Dewa-dewa Hindu atau siapa?

Setidaknya pernyataan Ka’bah=bekas kuil Hindu bisa dibenarkan karena mengingat pada masa
pra Al Quran masyarakat Arab sekitar Ka’bah/Mekah adalah mayoritas kaum pagan. Banyak
berhala yang mereka letakkan di sekitar Ka’bah termasuk penyembahan terhadap Hajar aswad
(yang mungkin mereka-masyarakat Arab saat itu- mengira mengikuti ajaran Ibrahim as saat
mencium (padahal hanya mencium) tetapi mereka terlalu jauh dalam menafsirkan antara “cium”
dengan “sembah”. Dan kekeliruan penafsiran tersebut tetap terjadi hingga sekarang,maka tak
heran jika umat non muslim juga menilai bahwa Islam menjadikan Kabah dan Hajar Aswad
sebagai visualisasi dari Allah.

Muslim manapun tidak pernah menganggap Batu Hitam [Hajar Aswad] atau Ka’bah sebagai
Allah. Batu hitam tersebut sering dicium ketika beribadah haji adalah mengikuti kegembiraan
Ismail yg telah menemukan kembali batu itu yg sempat hilang terbawa banjir. Kegembiraan
Ismail diluapkan dengan mencium batu tersebut,begitu pula nabi Muhammad saw yang karena
begitu gembira dan terharu seperti menemukan sesuatu yang beliau sayangi maka tak heran
jika perasaan diluapkan dengan mencium/mengusapnya dan kemudian hal ini diikuti sebagai
sunnah (tidak wajib) bagi orang yg mengikutinya. sedangkan Ka’bah adalah sebagai poros
ketika orang sedang melakukan ibadah thawaf, dan sebagai kiblat bagi orang2 yg Sholat.
Hindu berpendapat bahwa tiap makhluk terdapat bagian tuhan maka ,bagi kami,pendapat itulah
yang menjadi perbedaan antara Islam dan Hindu sampai kapanpun.Jika pertanyaan
diteruskan,mengapa tidak menyembah api/tanah dll maka pastilah dijawab perintah dalam BG
adalah dirupakan sebagai arca.

Menghadap ke arah Kabah mungkin sama dengan umat Hindu menghadap gunung atau arah
timur.Pada konteks ini kita berbicara tentang arah bersembahyang.

Allah adalah Tuhan pemilik Kabah.Kabah adalah rumah ibadah seperti masjid.Kabah adalah
arah untuk sholat dan pusat untuk ibadah haji.Kaligrafi adalah seni tulisan arab jadi tidak
terbatas pada ayat AQ saja.

Masuk area Kabah/masjid adalah sama dengan memasuki pura bahwa “aura/khayangan”
Tuhan sangat terasa.

Arca adalah visual dari Tuhan sebagai bentuk ungkapan rasa umat Vedic kepada Tuhan.

Beberapa sisi “berhala” adalah dari ;

a.visualisasi Tuhan baik berupa gambar ataupun patung atau arca

b.tuhan ada di setiap makhluk.

Kemudian Hindu meyakini bahwa Tuhan memiliki bentuk asli di dunia spiritual Goloka
Vrinda.Aneh dan mengherankan 😳

Jika Ka’bah dianggap sebagai perwujudan Tuhan maka bagaimana dengan orang
beribadah/sholat di dalamnya? Alat/tempat beribadah dengan berhala Allah adalah jelas
berbeda. Gereja,Pura,Kuil,Kelenteng, Masjid, Ka’bah, sinagog, tembok ratapan adalah
alat/tempat beribadah.

Sedangkan patung lembu emas, patung yesus, patung kresna adalah patung
berhala/perwujudan Tuhan dan perihal tersebut jelas dilarang bagi umat Islam mendefinisikan
Tuhan dalam bentuk visual.

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah
yang tidak mempunyai tanam-tanaman didekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya
Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian
manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-
mudahan mereka bersyukur.”QS Ibrahim 37

Saat itu,ketika nabi Ibrahim meninggalkan istri dan anak beliau,Mekkah adalah kawasan tidak
berpenduduk dan tandus.Kemudian beliau berdua,nabi Ibrahim dan nabi Ismail,
membina/meninggikan bangunan Kabah. Jadi hipotesa bahwa Kabah adalah milik kaum Hindu
adalah teori tak berdasar karena umat Hindu dengan tegas menyatakan agama mereka bukan
dari jalur Abraham.Kalaupun ada gambar2 di dalam Kabah yang mirip dengan ajaran mereka
maka adalah hal yang wajar jika di masa lalu kawasan Mekah diduduki penguasa Hindu (meski
yang demikian itu tetaplah tak ada jejak kecuali tradisi paganism atau umat Hindu bisa
membuktikan bahwa golongan merekalah yang membangunnya.

Butuh berapa tahunkah dari masa sepeninggal Ismail as hingga penghancuran berhala2 di
sekitar Ka’bah pada saat Fathu Mekkah?

“Katakanlah:` Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha
menyaksikan apa yang kamu kerjakan”? Al Imran 98 [003;098]

Salam ukhuwah 😳

Anda mungkin juga menyukai