Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN BENGKEL

“ CEREAL TRANSPORT PLANT “

Oleh :
Rohmad Safi’i ( 2B / )
Widhiyan Pandega ( 2B / 21 )
Zaky Ambadar ( 2B / 22 )

PROGRAM SYUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2005
PRAKTIKUM BENGKEL
“ CEREAL TRANSPORT PLANT “

1. Rangkaian
1.1 Rangkaian daya ( terlampir )
1.2 Rangkaian kontrol ( terlampir )

2. Komponen
1). Push Button NO 3 buah
2). Push Button NC 3 buah
3). Selektor Switch 1 buah
4). Kontaktor utama 3 buah
5). Kontaktor Bantu 3 buah
6). Kontak Bantu 2 buah
7). Box panel 1 buah
8). Line up terminal 25 buah
9). Limit switch 2 buah
10). Over load 3 buah
11). Timer on delay 1 buah
12). Timer off delay 1 buah
13). MCB 1 pole 1 buah
14). MCB 3 pole 2 buah
15). Kabel secukupnya
16). Simulasi lampu  /  1 buah
3. Deskripsi rangkaian.
3.1 .Instalasi ini terdapat dua buah motor induksi yaitu motor peniup udara
( motor1 Y /  ) dan motor penggetar ( motor 2 DOL ). Pengontrol signal
penuh b10 dan pengontrol aliran b8.
3.2. Instalasi ini harus diawasi oleh operator dalam ruang control. Untuk
menstart system ini , operator harus menekan tombol start terlebih
dahuku. Dengan system penguncian ( interlocking ) menolak
kemungkinannya M2 bekerja terlebih dahulu sebelum motor M1
bekerja. Penuhnya bahan dari bak penampungan maka M2 akan segera
off dan motor M1 masih bekerja sampai kosongnya bahan – bahan pada
pipa.
3.3. Untuk memperbaiki komponen – komponen, rotary switch dipindah pada
posisi manual. Pada posisi ini motor dapat dioperasikan sendiri – sendiri.

4. Cara kerja rangkaian.


4.1. Rangkaian ini terdapat dua posisi kerja, yaitu otomatis dan manual
( sebagi perawatan komponen ).
4.2. Pada saat posisi otomatis tombol S5 ditekan terlebih dahulu, maka M2
akan bekerja terlebih dahulu yaitu dengan kontak K1 dan K3 sebagai
pengunci kontaktor delta. ( motor Y /  ON ).
4.3. Setelah motor Y /  ON maka beberapa detik kemudian motor M1
( DOL ) bekerja yaitu dengan menutupnya kontak NO dari K2 ( K5 ON
saat start ) dan signal pengontrol aliran ( b8 ).
4.4. Bahan yang tertiup masuk ke bak penampung. Jika bak penampung
penuh maka pengontrol signal penuh bekerja ( b10 ), karena kontak b10
bekerja maka akan mematikan K4 ( M1 OFF ) dan K5. Setelah itu K5
akan mematikan K3 setelah beberapa detik ( Off Delay ) dan K3 akan
mematikan K2 ( motor Y /  ) yaitu dengan membukanya kontak K3
setelah tunda mati.
4.5. Pada saat posisi manual maka K6 akan bekerja langsung. Untuk
mengoperasikan motor DOL tekan tombol S3 maka K4 akan bekerja dan
S4 untuk mematikan M1 ( DOL ). Untuk mengoperasikan M2 ( motor
Y /  ) tekan tombol S1 maka K1 ( Y ) dan K3 akan bekerja terlebih
dahulu yang mana K1 akan terkunci ( holding contact ) oleh kontak K1
dan K3 ( ON bersama ) yang dipararel dengan S1. Dengan selang
beberapa waktu / tunda hidup ( On Delay ) K2 ON (  ) oleh
menutupnya kontak K1 ( karena K1 OFF dengan kontak K3 NC – tunda
hidup ). Setelah K1 OFF maka kontak K1 yang semula bekerja NO maka
akan OFF dengan posisi sebagai kontak NC K1, maka K2 akan ON
karena kontak K1-NC. Untuk mematikan M1 maka tekan tombol S2
yamg kemudian K2 akan mati ( M1 OFF ).
4.6. Jika pada M1 terjadi over load maka K5 akan mati maka M2 akan mati
dalam beberapa detik ( prosenya sama dengan posisi otomatis dalam
keadaan di OFF kan ).
4.7. Jika pada M2 terjadi over load maka seluruh system akan mati, karena
kontak NC over load diletakkan pada sumber tegangan

5. Analisa rangkaian.
 Pada posisi otomatis antara M1 ( motor Y /  ) dan M2 ( motor DOL )
tidak boleh bekerja secara besamaan atau M2 bekerja terlebih dahulu.
Hal ini dimaksudkan agar bahan tidak jatuh terlebih dahulu sebelum
system bekerja secara maksimal.
 Begitu juga pada keadaan OFF ( posisi otomatis ) maka M2 harus mati
terlebih dahulu kemudian M1. Hal ini juga dimaksudkan agar bahan
tidak menumpuk pada bak penampung yang tertiup oleh blower ( M1 ).
 Rangkaian kerja sistem diperlukan seorang operator untuk mengawasi
kerja system. Jika ada kerusakan, maka posisi manual dapat digunakan.
 Posisi manual ini hanya digunakan jika system mengalami perbaikan
dari tiap – tiap motor yang mana tidak akan mempengaruhi motor yang
lainnya.
6. Kesimpulan
Bahwa rangkaian control ini bekerja pada keadaan full otomatis. Keadaan
gangguan ( over load ) akan dapat mengakibatkan seluruh system mati ( OFF
secara bersamaan dan OFF dengan tunda waktu ). Dalam keadaan system OFF
dengan tunda waktu dimaksudkan agar bahan yang telah dijatuhkan oleh M2
tidak menumpuk dan akan ditiup oleh M1 ke bak penampung yang kemudian
seluruh system akan mati setelah bahan habis.

7. Saran
 Cek alat – alat, jika rusak ganti dengan yang baru ( tidak rusak ).
 Jika rangkaian sudah selesai, teliti lebih lanjut sebelum melakukan trouble
shoting.
 Untuk memperbaiki kesalahan pemasangan pada rangkaian, pastikan
kondisi tegangan dalam keadaan off / MCB utama dimatikan.

Anda mungkin juga menyukai