Para investor yang mengkhususkan diri dalam satu kelompok aktiva misalnya saham,
juga menganggap perlu dilakukan diversifikasi portofolio. Yang dimaksud dengan
diversifikasi portofolio dalam hal ini adalah seluruh dana yang ada seharusnya tidak
diinvestasikan ke dalam bentuk saham satu perusahaan saja, tapi portofolio harus
terdiri dari saham banyak perusahaan.
Diversifikasi Naif
Strategi diversifikasi naïf dicapai pada saat investor melakukan investasi pada sejumlah
saham yang berbeda atau kelompok aktiva yang berbeda dan berharap bahwa varians
dari pengembalian diharapkan atas portofolio dapat diperkecil. Investasi hanya pada
satu kelompok aktiva dapat mengundang risiko yang lebih besar yang umunya ditandai
dengan kovarians pengembalian yang tinggi.
Diversifikasi Markowitz
Diversifikasi Markowtiz berusaha menggabungkan aktiva-aktiva dalam portofolio
dengan pengembalian yang memiliki kolerasi positif kurang dari sempurna, dengan
tujuan mengurangi risiko portofolio (varians) tanpa mengurangi pengembalian.
Diersifikasi Markowitz berbeda dari diversifikasi naïf dan lebih efektif karena diversifikasi
ini berusaha mempertahankan pengembalian yang ada, dan mengurangi risiko melalui
analisis kovarians antara pengembalian aktiva.
Diasumsikan seseorang ingin melakukan investasi, saham XYZ, yang memilih distribusi
probalita bagi tingkat pengembalian selama periode waktu tertentu ditunjukkan pada
tabel 4-1. Dalam praktiknya, distribusi probabilita didasarkan pada pengembalian
histories.
Biaya
Memiliki setiap instrumen investasi pasti mengandung biaya, baik fee manajemen,
biaya pembelian, penjualan dan pengalihan untuk reksadana dan biaya transaksi untuk
jual beli saham. Dengan memiliki banyak portofolio, maka anda akan terus dibebankan
dengan biaya yang sama untuk masing-masing instrumen. Bila anda memiliki 5
reksadana dengan jenis yang sama maka anda akan terbebani dengan 5 kali biaya
pembelian, penjualan atau pengalihan bila anda bertransaksi.
Waktu
Mengelola uang anda membutuhkan waktu. Bila anda secara aktif mengikuti
perkembangan portofolio anda, maka sangat mungkin akan menghabiskan 10 jam
sebulan (atau malah lebih) untuk menganalisa apa yang anda miliki, bagaimana
performannya dan bagaimana anda dapat lebih mengoptimalkan. Itu hanya untuk satu
portofolio. Bayangkan bila anda memiliki 5 prioritas tujuan dengan masing-masing
portofolionya, berapa waktu yang harus anda habiskan? Yang harus dimengerti disini
adalah, anda tetap Menempatkan dana untuk tujuan jangka pendek dalam instrumen
investasi jangka pendek dan alokasi dana untuk prioritas tujuan jangka panjang bisa
dalam instrumen saham.
RETURN DAN RESIKO PORTOFOLIO
Return dan Resiko Portofolio
A. Pengertian dan Tujuan Pada Portfolio Aset - Aset
Problem utama yang dihadapi setiap investor adalah menentukan sekuritas beresiko mana yang
harus dibeli. Karena satu portfolio merupakan kumpulan sekuriatas, masalah ini bagi investor sama
dengan memilih portfolio yang optimal dari suatu portfolio yang ada.
Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas, maka dilakukan upaya meminimalisasi kerugian dengan
portfolio investasi. Investor yang dilakukan biasanya bukan pada satu instrumen pasar modal,
tetapidikombinasi dengan instrumen pasar modal lain. Atau dapat dikatakan, portfolio adalah
sekumpulan investasiatau gabungan dari 2 atau lebih surat berharga. Tujuan utama dari kombinasi ini
adalah rencana investasi yang paling aman dengan keuntungan yang maksimal dan resiko yang minimal.
Langkah-langkah yang disarankan oleh John Dickinson (1974:6) dalam melakukan portfolio, yaitu:
1) Placement analysis
Dalam langkah ini, investor melakukan pengumpulan data, baik kuantitatif maupun kualitatif dari
berbagai alat investasi yang akan dijadikan portfolio;
2) Portofolio contruction
Pada langkah ini, investor mulai melakukan berbagai alat investasi yang dapat memenuhi tujuan
investasinya
3) Portofolio selection
Formula untuk menghitung ekspektasi return suatu portfolio, E(Rp) adalah sebagai berikut:RUMUS
N
E(Rp) = Σ E(Ri) Xi
i=1
Keterangan:
E(Rp) = tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu porfolio
E(Ri) = ekspektasi return dari sekuritas
Ri = satu outcome dari sekuritas
Xi = proporsi asset / dana yang diinvestasikan pada saham i
N NN
σp2= Σ Xi σi2+ Σ Σ Xi Xjσij
i=1 i=1 i=1
N NN
2 2 2
Σp = √ Σ Xi σi + Σ Σ Xi Xjσij
i=1 i=1 i=1
Keterangan :
σp2 = varian portfolio
σi = kovarian saham i ( i = 1,2,… ; i ≠ j )
σij = kovarian antara i dan jXi = proporsi dana ke sekuritas i
Xj = proporsi dana ke sekuritas j
Portfolio dua asset adalah portfolio yang dibentuk hanya terdiri dari dua asset atau
sekuritas.Pembentukan ini dapat dilakukan pada berbagai keadaan, yaitu dimulai dari tidak adanya
investasi yangbebas resiko dan tidak diperkenankannya short sales (menjual saham yang tidak dimiliki).
Kalau kita hanya memiliki 2 sekuritas A dan B, maka tingkat keuntungan yang diharapkan dari
portfolioadalah :
Keterangan :
E(RP) : tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu portfolio
E(RA) : ekspektasi return dari sekuritas A
RA : satu outcome dari sekuritas A
XA : proporsi asset/dana yang diinvestasikan pada sahamA
E(RB) : ekspektasi return dari sekuritas B
RB : suatu outcome dari sekuritas B
XB : proporsi asset/dana yang diinvestasikan pada saham B
Dimana : XA ≥ 0, XB ≥ 0
Dengan demikian ekspansi return dari portfolio yang terdiri dari 2 saham/sekuritas menjadi :
Koefisien korelasi berada antara +1 (maksimum) dan -1 (minimum). Koefisien korelasi +1menunjukan
bahwa tingkat keuntungan antara 2 sekuritas tersebut selalu bergerak dari arah yang sempurnasama
(artinya kalau yang satu naik 10% maka yang lain juga naik 10%). Sedangkan korelasi sebesar -
1menunjukan bahwa pergerakan tengkat keuntungan menuju kearah berlawanan yang sempurna
(artinya jikayang satu naik 10% maka yang lain akan turun sebesar 10%).
Portfolio banyak asset adalah portfolio yang terdiri lebih dari dua sekuritas atau banyak sekuritas.
RUMUS :
E(RP) = Σ E(Ri)Xi Atau,
E(RP) = WA.RA + WB.RB +…+Wn.Rn
( Dimana : WA+WB+…+Wn = 1)
Keterangan :
E(Rp) = tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu portfolio
E(Ri) = ekspektasi return dari sekuritas i
Ri = satu outcome dari sekuritas i
Xi = proporsi dana / asset yang diinvestasikan pada saham i
Portfolio banyak asset adalah portfolio yang terdiri lebih dari dua sekuritas atau banyak
sekuritas.
RUMUS :
E(RP) = Σ E(Ri)Xi Atau,
E(RP) = WA.RA + WB.RB +…+Wn.Rn
( Dimana : WA+WB+…+Wn = 1)
Keterangan :
E(Rp) = tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu portfolio
E(Ri) = ekspektasi return dari sekuritas i
Ri = satu outcome dari sekuritas i
Xi = proporsi dana / asset yang diinvestasikan pada saham i
Formula untuk menghitung standar deviasi sebuah portfolio adalah sbb :Rumus :
N NN
σp2= Σ Xi σi + 2 Σ Σ Xi Xj ρij σi σj
i=1 i=1 j=1
N NN
atau,
N NN
2 2
σP = √ Σ Xi σi + 2 Σ Σ Xi Xj COVij
i=1 i=1 j=1
dimana :
σP2= varian portfolio
σi = kovarian saham i (i = 1,2,….;i≠j)
σij = kovarian antara i dan j
Xi = proporsi dana ke sekuritas i
Xj = proporsi dana ke sekuritas j
Untuk dapat menarik investor sehingga tetap mau melakukan investasi, diperlukan investasi
strategiyang tepat. Strategi ini yang kemudian disebut dengan portfolio yang efisien. Ada 2 cara untuk
dapat mencapai portfolio yang efisien. Markowitz (1952) mengilustrasikan bagaimana membentuk
portfolio yangefisien, yaitu: (1) menawarkan return yang diharapkan maksimum untuk berbagai tingkat
risiko; dan(2) menawarkan risiko yang minimum untuk berbagai tingkat return yang diharapkan.
Portfolio yangoptimum terjadi ketika portfolio ini bertemu dengan titik, yang pada titik ini kurva
indifferens bersinggungan dengan efficient set.
RESIKO & TINGKAT PENGEMBLIAN
Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan
keuangan, yaitu:
1. tingkat pengembalian (return) dan
Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko
diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang diharapkan.
2. risiko (risk) keputusan keuangan tersebut.
Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat pengembalian yang
diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan menggunakan statistika.
Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan imbalan yang lebih besar,
yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “High Risk High Return”.
Ada trade off antara risk dan return, sehingga dalam pemilihan berbagai alternatif keputusan keuangan
yang mempunyai risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda-beda, pengambilan keputusan
keuangan perlu memperhtungkan risiko relatif keputusannya.
Untuk mengukur risiko relatif digunakan koefisien variasi, yang menggambarkan risiko per unit imbalan
yang diharapkan yang ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi dibagi tingkat pengenbalian yang
diharapkan.
Risiko bisnis berkaitan dengan ketidakpastian tingkat pengembalian atas aktiva suatu perusahaan di
masa mendatang, yang mengacu pada variabilitas keuntungan yang diharapkan sebelum bunga dan
pajak (EBIT). Risiko bisnis merupakan akibat langsung dari keputusan investasi perusahaan, yang
tercermin dalam struktur aktivanya. Yang dimaksud dengan risiko bisnis dalam hal ini adalah tingkat
risiko aktiva perusahaan jika perusahaan tidak menggunakan hutang.
CAPM adalah model yahg menghubungkan tingkat return yang diharapkan dari suatu aset berisiko
dengan risiko dari aset tersebut pada kondisi pasar yang seimbang
CAPM didasari teori portofolio yg dikemukakan Markowitz, dan dikembangkan oleh Sharpe, Lintner dan
Mossin pd th 1960-an
Menurut Markowitz, masing2 investor diasumsikan akan mendiversifikasikan portofolionya dan meilih
portofolio yg optimal atas dasar preferensi investor thd return dan risiko, pd ttk2 disepanjang garis
portofolio efisien.
Asumsi lain yg ditambahkan:
1. Semua investor mempunyai distribusi probabilitas tingkat return di masa depan yg sama.
2. Periode waktu yg digunakan adl sama.
3. Semua investor dpt meminjam atau meminjamkan uang pd tgkat return bebas risiko.
4. Tdk ada biaya transaksi, pajak, dan inflasi.
5. Investor adl price taker
6. Pasar dlm keadaan seimbang.
Asumsi- asumsi tersebut tidak akan eksis di dunia nyata. Jika semua asumsi tersebut dipenuhi maka
akan terbentuk pasar yang seimbang. Dalam kondisi pasar yang seimbang, investor tidak akan dapat
memperoleh return abnormal (return ekstra) dari tingkat harga yang terbentuk. Kondisi tersebut akan
mendorong semua investor semua investor untuk memilih portofolio pasar, yang terdiri dari semua aset
berisiko yang ada. Dengan demikian, portofolio tersebut sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga
risiko prtofolio pasar hanya akan terdiri dari risiko sistematis saja. Portofolio pasar tersebut akan berada
pada garis efficient frontier dan sekaligus merupakan portofolio yang optimal.
Contoh:
Saham A Saham B Saham C
Realized return 21% 17% 28%
Beta 1,2 0,80 1,5
E(Rm) = 20%
Rf = 15%