Anda di halaman 1dari 14

DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO

Diversifikasi portofolio diartikan sebagai pembentukan portofolio sedemikian rupa


sehingga dapat mengurangi risiko portofolio tanpa mengorbankan penghasilan yang
dihasilkan. Ini merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh investor.

Beberapa investor melakukan diversifkasi portofolio dengan jalan memasukkan


berbagai aktiva dari seluruh kelompok aktiva yang ada, seperti saham, obligasi, dan
real estate.

Para investor yang mengkhususkan diri dalam satu kelompok aktiva misalnya saham,
juga menganggap perlu dilakukan diversifikasi portofolio. Yang dimaksud dengan
diversifikasi portofolio dalam hal ini adalah seluruh dana yang ada seharusnya tidak
diinvestasikan ke dalam bentuk saham satu perusahaan saja, tapi portofolio harus
terdiri dari saham banyak perusahaan.

Diversifikasi Naif
Strategi diversifikasi naïf dicapai pada saat investor melakukan investasi pada sejumlah
saham yang berbeda atau kelompok aktiva yang berbeda dan berharap bahwa varians
dari pengembalian diharapkan atas portofolio dapat diperkecil. Investasi hanya pada
satu kelompok aktiva dapat mengundang risiko yang lebih besar yang umunya ditandai
dengan kovarians pengembalian yang tinggi.

Diversifikasi Markowitz
Diversifikasi Markowtiz berusaha menggabungkan aktiva-aktiva dalam portofolio
dengan pengembalian yang memiliki kolerasi positif kurang dari sempurna, dengan
tujuan mengurangi risiko portofolio (varians) tanpa mengurangi pengembalian.
Diersifikasi Markowitz berbeda dari diversifikasi naïf dan lebih efektif karena diversifikasi
ini berusaha mempertahankan pengembalian yang ada, dan mengurangi risiko melalui
analisis kovarians antara pengembalian aktiva.

Secara matematis, pengembalian yang diharapkan dinyatakan sebagai berikut:

E (Ri) = p1r1 + p2r2 + ….. + pNrN


Dimana,

rn = tingkat pengembalian ke-n yang mungkin bagi aktiva i


pn = probabolita memperoleh tingkat pengembalian n bagi aktiva i
N = jumlah penghasilan yang mungkin bagi tingkat pengembalian

Diasumsikan seseorang ingin melakukan investasi, saham XYZ, yang memilih distribusi
probalita bagi tingkat pengembalian selama periode waktu tertentu ditunjukkan pada
tabel 4-1. Dalam praktiknya, distribusi probabilita didasarkan pada pengembalian
histories.

Satu Portofolio vs Banyak Portofolio


Dengan memiliki banyak portofolio, yang ditujukan untuk prioritas tujuan yang berbeda,
akan banyak memakan waktu untuk mengorganisasinya dan apalagi bisa anda harus
meninjau dan merevisinya bila dibutuhkan. Dua hal negatif dalam memiliki banyak
portofolio untuk berbagai macam prioritas tujuan yang dimiliki adalah biaya dan waktu.

Biaya
Memiliki setiap instrumen investasi pasti mengandung biaya, baik fee manajemen,
biaya pembelian, penjualan dan pengalihan untuk reksadana dan biaya transaksi untuk
jual beli saham. Dengan memiliki banyak portofolio, maka anda akan terus dibebankan
dengan biaya yang sama untuk masing-masing instrumen. Bila anda memiliki 5
reksadana dengan jenis yang sama maka anda akan terbebani dengan 5 kali biaya
pembelian, penjualan atau pengalihan bila anda bertransaksi.

Waktu
Mengelola uang anda membutuhkan waktu. Bila anda secara aktif mengikuti
perkembangan portofolio anda, maka sangat mungkin akan menghabiskan 10 jam
sebulan (atau malah lebih) untuk menganalisa apa yang anda miliki, bagaimana
performannya dan bagaimana anda dapat lebih mengoptimalkan. Itu hanya untuk satu
portofolio. Bayangkan bila anda memiliki 5 prioritas tujuan dengan masing-masing
portofolionya, berapa waktu yang harus anda habiskan? Yang harus dimengerti disini
adalah, anda tetap Menempatkan dana untuk tujuan jangka pendek dalam instrumen
investasi jangka pendek dan alokasi dana untuk prioritas tujuan jangka panjang bisa
dalam instrumen saham.
RETURN DAN RESIKO PORTOFOLIO
Return dan Resiko Portofolio
A. Pengertian dan Tujuan Pada Portfolio Aset - Aset

Problem utama yang dihadapi setiap investor adalah menentukan sekuritas beresiko mana yang
harus dibeli. Karena satu portfolio merupakan kumpulan sekuriatas, masalah ini bagi investor sama
dengan memilih portfolio yang optimal dari suatu portfolio yang ada.
Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas, maka dilakukan upaya meminimalisasi kerugian dengan
portfolio investasi. Investor yang dilakukan biasanya bukan pada satu instrumen pasar modal,
tetapidikombinasi dengan instrumen pasar modal lain. Atau dapat dikatakan, portfolio adalah
sekumpulan investasiatau gabungan dari 2 atau lebih surat berharga. Tujuan utama dari kombinasi ini
adalah rencana investasi yang paling aman dengan keuntungan yang maksimal dan resiko yang minimal.

Langkah-langkah yang disarankan oleh John Dickinson (1974:6) dalam melakukan portfolio, yaitu:
1) Placement analysis
Dalam langkah ini, investor melakukan pengumpulan data, baik kuantitatif maupun kualitatif dari
berbagai alat investasi yang akan dijadikan portfolio;
2) Portofolio contruction
Pada langkah ini, investor mulai melakukan berbagai alat investasi yang dapat memenuhi tujuan
investasinya
3) Portofolio selection

B. Menghitung Return dan Resiko Portfolio

Formula untuk menghitung ekspektasi return suatu portfolio, E(Rp) adalah sebagai berikut:RUMUS
N
E(Rp) = Σ E(Ri) Xi
i=1

Keterangan:
E(Rp) = tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu porfolio
E(Ri) = ekspektasi return dari sekuritas
Ri = satu outcome dari sekuritas
Xi = proporsi asset / dana yang diinvestasikan pada saham i

Formula untuk menghitung satndar deviasi sebuah portfolio,σp adalah sbb :

N NN
σp2= Σ Xi σi2+ Σ Σ Xi Xjσij
i=1 i=1 i=1

N NN
2 2 2
Σp = √ Σ Xi σi + Σ Σ Xi Xjσij
i=1 i=1 i=1

Keterangan :
σp2 = varian portfolio
σi = kovarian saham i ( i = 1,2,… ; i ≠ j )
σij = kovarian antara i dan jXi = proporsi dana ke sekuritas i
Xj = proporsi dana ke sekuritas j

C.Portfolio Dua Asset

Portfolio dua asset adalah portfolio yang dibentuk hanya terdiri dari dua asset atau
sekuritas.Pembentukan ini dapat dilakukan pada berbagai keadaan, yaitu dimulai dari tidak adanya
investasi yangbebas resiko dan tidak diperkenankannya short sales (menjual saham yang tidak dimiliki).

Kalau kita hanya memiliki 2 sekuritas A dan B, maka tingkat keuntungan yang diharapkan dari
portfolioadalah :

E(RP) = WA .RA + WB .RB


E(RP) = XA .(RA) + XB .(RB)
WA + WB = 1

Keterangan :
E(RP) : tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu portfolio
E(RA) : ekspektasi return dari sekuritas A
RA : satu outcome dari sekuritas A
XA : proporsi asset/dana yang diinvestasikan pada sahamA
E(RB) : ekspektasi return dari sekuritas B
RB : suatu outcome dari sekuritas B
XB : proporsi asset/dana yang diinvestasikan pada saham B

Jika Short sales diperkenankan, maka:


XA + XB = 1 ------ XB = 1-XA ……….persamaan 1

Dimana : XA ≥ 0, XB ≥ 0

Dengan demikian ekspansi return dari portfolio yang terdiri dari 2 saham/sekuritas menjadi :

E(RP) = XA .E(RA) + XB .E(RB)


E(RP) = XA .E(RA) + (1-RA) .E(RB)

Deviasi standar portfolio yang terdiri dari 2 jenis sekuritas adalah :

σP2= XA2.σA2+ XB2.σB2 + 2XAXB .σA


σP = √ XA2.σA2+ XB2.σB2+ 2XAXB .σAB
Dimana : σP = varian portfolio
σA = kovarian saham A
σB =kovarian saham B
σAB = kovarian antara A dan B
XA = proporsi dana ke sekuritasA
XB = proporsi dana ke sekuritas B

Kemudian masukan persamaan 1 :

σP = √ XA2σA+ XB2 σB + 2XAXB σAB


σP = √ XA2σA + (1-XA2) σB2+ 2XA(1.XA) σAB

dan, karena σAB =KAB σA σB, maka :

σP = √ XA2σA2+ (1-XA2) σB2+ 2XA(1.XA)KAB σAσB

Koefisien korelasi berada antara +1 (maksimum) dan -1 (minimum). Koefisien korelasi +1menunjukan
bahwa tingkat keuntungan antara 2 sekuritas tersebut selalu bergerak dari arah yang sempurnasama
(artinya kalau yang satu naik 10% maka yang lain juga naik 10%). Sedangkan korelasi sebesar -
1menunjukan bahwa pergerakan tengkat keuntungan menuju kearah berlawanan yang sempurna
(artinya jikayang satu naik 10% maka yang lain akan turun sebesar 10%).

C. Portfolio Banyak Asset

Portfolio banyak asset adalah portfolio yang terdiri lebih dari dua sekuritas atau banyak sekuritas.
RUMUS :
E(RP) = Σ E(Ri)Xi Atau,
E(RP) = WA.RA + WB.RB +…+Wn.Rn
( Dimana : WA+WB+…+Wn = 1)

Keterangan :
E(Rp) = tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu portfolio
E(Ri) = ekspektasi return dari sekuritas i
Ri = satu outcome dari sekuritas i
Xi = proporsi dana / asset yang diinvestasikan pada saham i

D.Portfolio Banyak Asset

Portfolio banyak asset adalah portfolio yang terdiri lebih dari dua sekuritas atau banyak
sekuritas.
RUMUS :
E(RP) = Σ E(Ri)Xi Atau,
E(RP) = WA.RA + WB.RB +…+Wn.Rn
( Dimana : WA+WB+…+Wn = 1)
Keterangan :
E(Rp) = tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu portfolio
E(Ri) = ekspektasi return dari sekuritas i
Ri = satu outcome dari sekuritas i
Xi = proporsi dana / asset yang diinvestasikan pada saham i

Formula untuk menghitung standar deviasi sebuah portfolio adalah sbb :Rumus :

N NN
σp2= Σ Xi σi + 2 Σ Σ Xi Xj ρij σi σj
i=1 i=1 j=1

karena :COVij = ρij σi σj

N NN

σP2= Σ Xi2σi2+ 2 Σ Σ Xi Xj COVij


i=1 i=1 j=1

atau,

N NN
2 2
σP = √ Σ Xi σi + 2 Σ Σ Xi Xj COVij
i=1 i=1 j=1

dimana :
σP2= varian portfolio
σi = kovarian saham i (i = 1,2,….;i≠j)
σij = kovarian antara i dan j
Xi = proporsi dana ke sekuritas i
Xj = proporsi dana ke sekuritas j

E. Menentukan Portfolio Efisien dan Optimal

Untuk dapat menarik investor sehingga tetap mau melakukan investasi, diperlukan investasi
strategiyang tepat. Strategi ini yang kemudian disebut dengan portfolio yang efisien. Ada 2 cara untuk
dapat mencapai portfolio yang efisien. Markowitz (1952) mengilustrasikan bagaimana membentuk
portfolio yangefisien, yaitu: (1) menawarkan return yang diharapkan maksimum untuk berbagai tingkat
risiko; dan(2) menawarkan risiko yang minimum untuk berbagai tingkat return yang diharapkan.
Portfolio yangoptimum terjadi ketika portfolio ini bertemu dengan titik, yang pada titik ini kurva
indifferens bersinggungan dengan efficient set.
RESIKO & TINGKAT PENGEMBLIAN
Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan
keuangan, yaitu:
1. tingkat pengembalian (return) dan
Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko
diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang diharapkan.
2. risiko (risk) keputusan keuangan tersebut.
Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat pengembalian yang
diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan menggunakan statistika.
Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan imbalan yang lebih besar,
yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “High Risk High Return”.
Ada trade off antara risk dan return, sehingga dalam pemilihan berbagai alternatif keputusan keuangan
yang mempunyai risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda-beda, pengambilan keputusan
keuangan perlu memperhtungkan risiko relatif keputusannya.
Untuk mengukur risiko relatif digunakan koefisien variasi, yang menggambarkan risiko per unit imbalan
yang diharapkan yang ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi dibagi tingkat pengenbalian yang
diharapkan.
Risiko bisnis berkaitan dengan ketidakpastian tingkat pengembalian atas aktiva suatu perusahaan di
masa mendatang, yang mengacu pada variabilitas keuntungan yang diharapkan sebelum bunga dan
pajak (EBIT). Risiko bisnis merupakan akibat langsung dari keputusan investasi perusahaan, yang
tercermin dalam struktur aktivanya. Yang dimaksud dengan risiko bisnis dalam hal ini adalah tingkat
risiko aktiva perusahaan jika perusahaan tidak menggunakan hutang.

Risiko bisnis dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain


1. Variabilitas permintaan terhadap produk perusahaan. Semakin stabil penjualan produk perusahaan,
dengan asumsi hal-hal lain tetap (ceteris paribus), semakin kecil risiko bisnis.
2. Variabilitas harga jual. Semakin mudah harga jual berubah, semakin besar juga risiko bisnis yang
dihadapi.
3. Variabilitas biaya input. Semakin tidak menentu biaya input, semakin besar risiko bisnis yang dihadapi.
4. Kemampuan menyesuaikan harga jual bila ada perubahan biaya input. Semakin besar kemampuan
perusahaan menyesuaikan harga jual dengan perubahan biaya, semakin kecil risiko bisnis.
5. Tingkat penggunaan biaya tetap (leverage operasi). Semakin tinggi tingkat penggunaan biaya tetap,
semakin besar risiko bisinis.
6. Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam struktur keuangan perusahaan, yang
mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban tetap secara periodik berupa beban bunga. Hal ini
akan mengurangi kepastian besarnya imbalan bagi pemegang saham, karena perusahaan harus
membayar bunga sebelum memutuskan pembagian laba bagi pemegang saham. Dengan demikian,
risiko keuangan menyebabkan variabilitas laba bersih (net income) lebih besar.
7. Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari hutang untuk memperoleh
laba operasi yang lebih besar dari beban bunga, maka penggunaan hutang dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan dan akan meningkatkan return bagi pemegang saham. Sebaliknya, jika
manajemen tidak dapat memanfaatkan dana secara baik, perusahaan mengalami kerugian.
8. Pengukuran manfaat penggunaan hutang atau leverage keuangan dapat dilakukan dengan
memperbandingkan tingkat pengembalian aktiva atau rentabilitas ekonomi (basic earning power)
dengan tingkat bunga hutang. Jika rentabilitas ekonomis lebih besar dari biaya hutang, maka leverage
itu menguntungkan; dan tingkat pengembalian atas modal sendiri (rentabilitas modal sendiri atau ROE)
juga akan meningkat.
HUBUNGAN ANTARA RESIKO & TINGKAT PENGEMBALIAN
Di dalam pasar uang di mana saham dan obligasi di jual, para pemakai uang, seperti perusahaan yang
melakukan investasi harus bersaing satu sama lain dalam mencari modal. Untuk memperoleh
pembiayaan atas proyek yang akan bermanfaat bagi pemegang saham perusahaan, perusahaan harus
menawarkan kepada investor, tingkat pengembalian yang mampu bersaing dengan alternatif investasi
lain yang tersedia bagi investor tersebut. Tingkat pengembalian dari alternatif investasi terbaik
berikutnya ini dikenal sbg biaya kesempatan dana (opportunity cost of fund).
Dalam menjalankan sebuah bisnis, perusahaan kecil lebih berisiko dalam tingkat pengembalian dari
pada perusahaan besar. Mengapa? Karena pengalaman bisnis perusahaan kecil mengandung resiko
operasi yang lebih besar , mereka lebih sensitif terhadap kecenderungan bisnis yang menurun dan
beberapa beroperasi dalam pasar yang kecil yang dengan cepat muncul dan kemudian dengan cepat
lenyap. Selain itu perusahaan kecil mengandalkan pembiayaan melalui utang dibandingkan perusahaan
yang besar. Perbedaan ini menciptakan variabilitas yang lebih pada jumlah laba dan arus kas, yang
diartikan sebagai risiko yang lebih besar.
Dengan memikirkan forgoing (kehilangan peluang yang lebih baik), kita harus mengharapkan adanya
tingkat pengembalian yang berbeda untuk pemilik dari berbagai surat-surat berharga tersebut. Jika
pasar menghargai investor atas resiko yang ditanggungnya, maka tingkat pengembalian harus
meningkat mengikuti peningkatan resiko.
PENGARUH INFLASI PADA TINGKAT PENGEMBALIAN & EFEK FISHER
Real Rate of interest (k*) à Tingkat suku bunga nominal dikurangi dengan tingkat inflasi yang diharapkan
selama jatuh tempo surat berharga berpenghasilan tetap. Hal ini memperlihatkan pertambahan yang
diperkirakan atas daya beli investor.

Tingkat suku bunga nominal = k* + IRP +(k* x IRP)


Keterangan:
k* = Tingkat suku bunga riil
IRP = tingkat inflasi
Untuk sekuritas Treasury(Negara), apakah the required rate of return
Required rate of return = Risk-free rate of return
Karena sekuritas negara secara esensial bebas dari risiko default (tidak memenuhi kewajiban), tingkat
pengembalian sekuritas negara diterima sebagai “risk-free” rate of return (tingkat pengembalian bebas
risiko)
TINGKAT PENGEMBALIAN YANG DIHARAPKAN ATAS INVESTASI
Secara Berdiri Sendiri atau Portofolio
Risiko arus kas aktiva dapat dipertimbangkan atas dasar berdiri sendiri (stand-alone basis) oleh setiap
aktiva itu sendiri atau dalam konteks portofolio di mana investasi digabungkan dengan aktiva lain dan
risikonya dikurangi melalui diversifikasi
Kebanyakan investor yang rasional memiliki portofolio aktiva, dan mereka lebih memperhatikan risiko
portofolionya daripada risiko aktiva individual
Pengembalian yang diharapkan atas investasi adalah nilai rata-rata dari distribusi probabilitas
pengembalian
Semakin besar probabilitas bahwa pengembalian aktual akan jauh di bawah pengembalian yang
diharapkan, semakin besar risiko yang berdiri sendiri (stand-alone) yang berkaitan dengan aktiva
Tingkat pengembalian yang diharapkan atas saham umumnya sama dengan pengembalian yang
diperlukan
Namun, sesuatu dapat terjadi yang menyebabkan tingkat pengembalian yang diperlukan berubah:
Suku bunga bebas risiko dapat berubah karena perubahan inflasi yang diantisipasi
Beta saham dapat berubah
Penolakan investor terhadap risiko dapat beruba
Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dan investasi, maka didirikanlah oleh Pemerintah
Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan
tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Dengan kata lain, investasi merupakan komitmen
untuk mengorbankan konsumsi sekarang dengan tujuan memperbesar konsumsi di masa datang.
Pengertian lain investasi adalah suatu bentuk penanaman dana atau modal untuk menghasilkan
kekayaan, yang akan dapat memberikan keuntungan tingkat pengembalian (return) baik pada masa
sekarang atau dan di masa depan.
Sharpe et all (1993), merumuskan investasi dengan pengertian berikut: “Mengorbankan aset yang
dimiliki sekarang guna menda¬patkan aset pada masa mendatang yang tentu saja dengan jumlah yang
lebih besar.”
Sedangkan Jones (2004) mendefinisikan investasi sebagai: “Komitmen menanamkan sejumlah dana
pada satu atau lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang.”
Investasi dapat berkaitan dengan penanaman sejumlah dana pada aset riil (real assets) seperti: tanah,
emas, rumah, barang-barang seni, real estate dan aset riil lainnya atau pada aset finansial (financial
assets), berupa surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang dikuasai
oleh entitas seperti: deposito, saham, obligasi, dan surat berharga lainnya.
Harapan keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan
investasi yang dilakukan. Dalam konteks investasi, harapan keuntungan tersebut sering disebut sebagai
return.
Eduardus Tandelilin (2001:47) mengemukakan bahwa: “Return merupakan salah satu faktor yang
memotivasi investor berinteraksi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor dalam
menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.” Singkatnya return adalah keuntungan yang
diperoleh investor dari dana yang ditanamkan pada suatu investasi.
Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss).
Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh
secara periodik dari suatu investasi. Jika berinvestasi pada sebuah obligasi atau mendepositokan uang di
bank, maka besarnya yield ditunjukkan dari bunga obligasi atau bunga deposito yang diterima. Jika kita
berinvestasi dalam saham, yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang kita peroleh. Sedangkan, capital
gain (loss) sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat
berharga (saham atau obligasi), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor.
Pada dasarnya tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return. Return dapat berupa
return realisasi ataupun return ekspektasi.
Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data
historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan
serta sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) untuk mengukur risiko di masa yang
akan datang.
Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa
yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi ini
sifatnya belum terjadi.
Suad Husnan (2005) menyebutkan bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return)
adalah laba yang akan diterima oleh pemodal atas investasinya pada perusahaan emiten dalam waktu
yang akan datang dan tingkat keuntungan ini sangat dipengaruhi oleh prospek perusahaan di masa yang
akan datang. Seorang investor akan mengharapkan return tertentu di masa yang akan datang tetapi jika
investasi yang dilakukannya telah selesai maka investor akan mendapat return realisasi (realized return)
yang telah dilakukan.
Di samping memperhitungkan return, investor juga perlu mempertimbangkan tingkat risiko suatu
investasi sebagai dasar pembuatan keputusan investasi. Definisi risiko menurut Reilly and Brown
(2003:10) adalah:“Risk is the uncertainly that an investment will earn its expecied rate of return.”
Sedangkan definisi risiko menurut Elton and Gruber (2003:44) adalah: “The existence of risk means that
the investor can no longer associate a single number of pay-off with investment in any assets.”
 Beberapa pengertian risiko yang berkembang berdasarkan definisi-definisi di atas dan dari literatur
lainnya, bahwa risiko dapat pula diartikan:
a. Bahaya (menurut kamus Webster)
b. Kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan
c. Probabilitas tidak tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return)
d. Kemungkinan return yang diterima (realized return) menyimpang dari return yang diharapkan (expected
return) atau dengan kata lain kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return
yang diharapkan.
Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko investasi antara lain: risiko suku
bunga (yaitu variabilitas dalam return sekuritas dari perubahan tingkat suku bunga. Interest rate risk
mempengaruhi obligasi secara langsung dibandingkan common stock), risiko pasar (variabilitas return
dari hasil fluktuasi dalam keseluruhan pasar, yaitu pasar saham agregat), risiko inflasi (Faktor yang
mempengaruhi semua sekuritas adalah risiko daya beli atau berkurangnya kemampuan membeli
investasi), risiko bisnis (risiko yang ada ketika melakukan suatu usaha/bisnis dalam industri khusus),
risiko finansial (Risiko ini berhubungan dengan penggunaan hutang oleh perusahaan. Besarnya proporsi
asset oleh pembiayaan hutang dan besarnya variabilitas return adalah sama), risiko likuiditas (Risiko
likuiditas ini berhubungan dengan pasar sekunder dalam perdagangan sekuritas.
Suatu investasi yang dapat dibeli atau dijual secara cepat dan tanpa harga yang signifikan biasanya
bersifat likuid, semakin tidak menentunya elemen waktu dan konsesi (kelonggaran) harga, semakin
besar liquidity risk-nya), risiko nilai tukar (variabilitas return yang disebabkan oleh fluktuasi mata uang),
dan risiko negara (disebut juga politycal risk, yaitu risiko yang penting untuk para investor pada zaman
sekarang ini. Dengan banyaknya investor yang berinvestasi secara internasional, baik secara langsung
ataupun tidak langsung, stabilitas dan kelangsungan hidup ekonomi suatu negara perlu
dipertimbangkan) serta masih banyak lagi sumber risiko.
 Untuk menurunkan risiko, investor perlu melakukan diversifikasi. Diversifikasi menunjukkan bahwa
investor perlu membentuk portofolio penanaman dana sedemikian rupa hingga risiko dapat
diminimalkan tanpa mengurangi return yang diharapkan. Mengurangi risiko tanpa mengurangi return
adalah tujuan investor dalam berinvestasi.
TEORI PORTOFOLIO
Teori Portofolio (portfolio) lahir dari seseorang yang bernama Henry Markowitz. Dasar pemikiran
dibentuknya portofolio seperti yang dikatakan Markowitz yaitu: “do not put all eggs in one basket”
(janganlah menaruh semua telur ke dalam satu keranjang), karena jika keranjang tersebut jatuh, maka
semua telur yang ada dalam keranjang tersebut akan pecah. Begitu pula dengan investasi yang
dilakukan, jangan menanamkan seluruh dana dalam satu bentuk investasi, karena ketika investasi
tersebut gagal, maka seluruh dana yang tertanam kemungkinan tidak akan kembali. Teori portofolio
yang diperkenalkan oleh Markowitz (yang di kalangan ahli manajemen keuangan disebut sebagai the
father of modern portfolio theory) ini telah mengajarkan konsep diversifikasi portofolio secara
kuantitatif.
Portofolio diartikan sebagai serangkaian investasi sekuritas yang diinvestasikan dan dipegang oleh
investor, baik individu maupun entitas. Kombinasi aktiva/asset tersebut bisa berupa aktiva riil, aktiva
finansial ataupun keduanya. Biasanya seorang investor dalam melakukan investasi tidak hanya memilih
satu saham saja, tetapi melakukan kombinasi. Alasannya dengan melakukan kombinasi saham, investor
bisa meraih return yang optimal dan sekaligus bisa memperkecil risiko melalui diversifikasi.Dengan kata
lain, jika seorang investor mengumpulkan beberapa sekuritas yang akan digunakan untuk investasi,
artinya investor telah membentuk suatu portofolio saham, tujuannya adalah untuk melakukan
diversifikasi dalam investasi, yang dapat memperkecil risiko yang dihadapi investor bila dibandingkan
dengan melakukan investasi pada saham individu. Meskipun demikian memilih portofolio yang optimal
bukanlah hal yang mudah.
 Diversifikasi dilakukan untuk mengurangi risiko portofolio, yaitu dengan cara mengkombinasi atau dengan
menambah investasi (asset/aktiva/sekuritas) yang memiliki korelasi negatif atau positif rendah sehingga
variabilitas dari pengembalian atau risiko dapat dikurangi.
 Korelasi merupakan alat ukur statistik mengenai hubungan dari serial data yang menunjukkan pergerakan
bersamaan relatif (relative comovements) antara serial data tersebut. Jika serial data bergerak dengan
arah yang sama disebut dengan korelasi positif, sebaliknya jika bergerak dengan arah berlawanan
disebut korelasi negatif.
 Sedangkan koefisien korelasi merupakan ukuran dari tingkat korelasi, yaitu:
1. Korelasi positif sempurna (koefisien korelasi +1)
2. Tidak ada korelasi (koefisien korelasi 0)
3. Korelasi negatif sempurna (koefisien korelasi -1)
 Investasi / aktiva yang tidak berkorelasi artinya tidak ada interaksi di antara pengembaliannya
(returnnya). Mengkombinasikan aktiva yang tidak berkorelasi dapat mengurangi risiko meskipun tidak
seefektif seperti aktiva yang memiliki korelasi negatif. Kombinasi aktiva yang tidak berkorelasi dapat
mengurangi risiko daripada mengkombinasikan aktiva yang berkorelasi positif.
Kaitan antara korelasi dengan manfaat pengurangan risiko dapat digambarkan di bawah ini:
1. Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi positif sempurna (+1,0) tidak akan memberikan manfaat
pengurangan risiko.
2. Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi nol, akan mengurangi risiko portofolio secara signifikan.
3. Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi negatif sempurna (-1,0) akan menghilangkan risiko kedua
sekuritas tersebut.
Dalam dunia nyata, ketiga jenis korelasi ekstrem tersebut (+1,0; 0,0; dan –1,0) sangat jarang terjadi.
Oleh karena itu, investor tidak akan bisa menghilangkan sama sekali risiko portofolio. Hal yang bisa
dilakukan adalah ‘mengurangi’ risiko portofolio.
Investor melakukan diversifikasi investasi dalam berbagai portofolio dikarenakan hasil yang diharapkan
dari setiap sekuritas dapat saling menutup.

Capital Asset Pricing Model [CAPM]

CAPM adalah model yahg menghubungkan tingkat return yang diharapkan dari suatu aset berisiko
dengan risiko dari aset tersebut pada kondisi pasar yang seimbang
CAPM didasari teori portofolio yg dikemukakan Markowitz, dan dikembangkan oleh Sharpe, Lintner dan
Mossin pd th 1960-an
Menurut Markowitz, masing2 investor diasumsikan akan mendiversifikasikan portofolionya dan meilih
portofolio yg optimal atas dasar preferensi investor thd return dan risiko, pd ttk2 disepanjang garis
portofolio efisien.
Asumsi lain yg ditambahkan:
1. Semua investor mempunyai distribusi probabilitas tingkat return di masa depan yg sama.
2. Periode waktu yg digunakan adl sama.
3. Semua investor dpt meminjam atau meminjamkan uang pd tgkat return bebas risiko.
4. Tdk ada biaya transaksi, pajak, dan inflasi.
5. Investor adl price taker
6. Pasar dlm keadaan seimbang.
Asumsi- asumsi tersebut tidak akan eksis di dunia nyata. Jika semua asumsi tersebut dipenuhi maka
akan terbentuk pasar yang seimbang. Dalam kondisi pasar yang seimbang, investor tidak akan dapat
memperoleh return abnormal (return ekstra) dari tingkat harga yang terbentuk. Kondisi tersebut akan
mendorong semua investor semua investor untuk memilih portofolio pasar, yang terdiri dari semua aset
berisiko yang ada. Dengan demikian, portofolio tersebut sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga
risiko prtofolio pasar hanya akan terdiri dari risiko sistematis saja. Portofolio pasar tersebut akan berada
pada garis efficient frontier dan sekaligus merupakan portofolio yang optimal.

Efficient Frontier Curve

CAPITAL MARKET LINE


Garis yg menunjukkan semua kemungkinan kombinasi portofolio efisien yg terdiri dr aset berisiko dan
aset bebas risiko. Menggambarkan hubungan antara return ekspetasi dg risiko total dr portofolio efisien
pd pasar yg seimbang.
Garis Pasar Modal (Capital Market Line)
Kemiringan (Slope) CML =

Slope mengindikasikan tambahan return yg disyaratkan untuk setiap


kenaikan 1% risiko portofolio
Persamaan CML :
Diketahui:
Slope dr CML adl 1,6; risiko portofolio adl 5%, maka tambahan return ekspetasi portofolio relatif thd
return aktiva bebas risiko adl (1,6) * 5% = 8%. Jika Rf sebesar 12%, maka return ekspetasi portofolio
pasar yg diminta adl sebesar 12% + 8% = 20%
Slope dr CML adl 0,16, Rf = 12%. Portofolio efisien lainnya mempunyai risiko seebsar 10%. Besarnya
return ekspetasi utk portofolio ini adl sebesar:
E(Rp) = Rf + 0,16 *SDp = 12% + 0,16*10% = 13,6%
SECURITY MARKET LINE
Garis yg menunjukkan tingkat return yg diharapkan dr sebuah sekuritas dg risiko sistematis (beta)
Bila dlm portofolio, tambahan return ekspetasi terjadi karena tambahan risiko dr portofolio yg
bersangkutan, maka utk sekuritas individual , tambahan return ekspetasi terjadi karena tambahan risiko
sekuritas individual yg dikur dg beta.
Beta menentukan besarnya tambahan return ekspetasi dg alasan portofolio yg sdh di-diversifikasi
dianggap tdk memiliki risiko tdk sistematis, sehingga yg relevan diperhitungkan adl risiko sistematis yg
diukur dg beta tersebut.

Garis Pasar Sekuritas (Security Market


Line)
Beta untuk portofolio pasar adalah 1. Beta yang lebih kecil (besar) dr 1 dikatakan berisiko lebih kecil
(besar) dari resiko portofolio pasar.
Kemiringan (slope) GPS = [E(Rm) – Rf] / Bm
Persamaan GPS adalah : E(Ri) = Rf + [E(Rm) –Rf] Bi
Diketahui: Rf = 12%, E(Rm) = 15%. Saham A memiliki Beta sebesar 1,8. Return ekspetasi dr saham A dihitung sebesar:
E(Ra) = 12% + (15% - 12%)*1,8 = 17,4%

Mengestimasi Beta Saham


Beta saham adalah ukuran seberapa besar perubahan return saham sebagai akibat perubahan return
pasar. Untuk mengestimasi beta, bisa digunakan market model, yang pada dasarnya sama dengan single
index model.
 5ryPersamaan market model:
Ri = αi + βi *Rm + ei
Persamaan market model bisa dilakukan dengan meregresi antara return sekuritas yang akan dinilai
dengan return indeks pasar. Regresi tersebut akan menghasilkan nilai αi (merupakan ukuran return
sekuritas i yg tidak terkait dengan return pasar), dan nilai βi (menunjukkan slope yang mengindikasikan
peningkatan return yang diharapkan pada sekuritas i untuk setiap kenaikan return pasar sebesar 1%).

Saham Overvalued VS Undervalued


Persamaan CAPM dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu sekuritas dinilai terlalu tinggi atau
terlalu rendah dari yang seharusnya.

Contoh:
Saham A Saham B Saham C
Realized return 21% 17% 28%
Beta 1,2 0,80 1,5
E(Rm) = 20%
Rf = 15%

E(Ra) = 0,15 + (0,2 -0,15) 1,2 = 21 %


E(Rb) = 0,15 + (0,2 – 0,15) 0,8 = 19 %
E(Rc) = 0,15 + (0,2 – 0,15) 1,5 = 22,5 %
Saham C dikatakan undervalued krn Return ekspetasi < return realisasi shg Investor akan membeli
saham C tsb
Saham B dikatakan overvalued krn return ekspetasi > return realisasi shg investor akan menjual saham B
tsb.
Saham A berada pd titik keseimbangan.

Anda mungkin juga menyukai