Anda di halaman 1dari 8

Tele-nursing Dalam Meningkatkan Kepatuhan

Melaksanakan Pengobatan pada Pasien Penyakit


Kronis
17 Desember 2012 05:23 Diperbarui: 24 Juni 2015 19:30 1335 0 0

Tele-nursingDalam Meningkatkan Kepatuhan Pelaksanakan Pengobatan pada Pasien


Penyakit Kronis

Yustan Azidin

NPM. 1106122991

Abstrak

Kebutuhan dan tuntutan pelayanan kesehatan termasuk khususnya keperawatansemakin


meningkat termasuk kebutuhan akan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang salah
satunya adalah sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK) yang merupakan perangkat
lunak yang dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan keperawatan. Telenursing yang
merupakan contoh media teknologi informasi kesehatan yang dapat diaplikasikan dalam asuhan
keperawatan sehinggamasyarakat dapat mengakses kebutuhan pelayanan keperawatan
melalui media telekomunikasi Telenursing salah satu teknologi yang telah dilaksanakan dalam
pelayanan keperawatan yaitu penggunaan proses keperawatan dalam memberikan perawatan
kepada pasien melalui perangkat telekomunikasi (AAACN, 2004).

Perawat yang melakukan telenursing tetap menggunakanproses keperawatan untuk mengkaji,


merencanakan, mengimplementasikan danmengevaluasi serta mendokumentasikan asuhan
keperawatan. Telenursing jugamelibatkan proses pemberian pendidikan kesehatan kepada klien,
serta adanya systemrujukan. Selain itu telenursing juga tetap mengharuskan adanya hubungan
terapeutikantara perawat dan klien, dalam telenursing hubungan tersebut dapat terbina
melaluipenggunaan telepon, internet atau alat komunikasi yang lainnya.

Telenursing inisangat membantu terutama untuk negara-negara berkembang dalam


menjembatani kesenjangan antara kebutuhan dan infrastruktur kesehatan yang tersedia. Perawat
dapat membantu pasien penyakit kronis dengan memberikan pendidikan, konseling, review dan
memonitor status kesehatan dengan rutin. Proses ini bahkan dapat memastikan untuk
mengingatkan pasien dari janji mereka du untuk konsultasi dan penyelidikan. Selain SMS
otomatis dan pengingat telepon meningkatkan kemungkinan pasien menjaga janji mereka dan
mengikuti jadwal obat resep. Perbaikan kecil namun signifikan seperti dalam protokol perawatan
dan otomatisasi proses administrasi memiliki potensi besar penghematan biaya dan
meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalankan pengobatan khususnya bagi penderita
penyakit kronis.

Kata Kunci : Telenursing, Telehealth Kepatuhan Pengobatan, Penyakit Kronis

A.Latar Belakang

Kebutuhan dan tuntutan pelayanan kesehatan termasuk khususnya keperawatansemakin


meningkat termasuk kebutuhan akan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang salah
satunya adalah sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK) yang merupakan perangkat
lunak yang dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan keperawatan. (swanburg, 2000).
Akses melalui pemanfaatandan penguasaan teknologi. /video conference, call center,
telenursing, telemedicine, tele triage merupakanmedia teknologi informasi kesehatan yang dapat
dimanfaatkan untuk memberi kemudahan layanan kesehatan bagi masyarakat yang tentu
diharapkan akan membuat perawatan pasien lebih efektif dan ekonomis.

Telenursing yang merupakan contoh media teknologi informasi kesehatan yang dapat
diaplikasikan dalam asuhan keperawatan sehingga masyarakat dapat mengakses kebutuhan
pelayanan keperawatan melalui media telekomunikasi Telenursing salah satu teknologi yang
telah dilaksanakan dalam pelayanan keperawatan yaitupenggunaan proses
keperawatan dalam memberikan perawatan kepada pasien melaluiperangkat
telekomunikasi (AAACN, 2004). Pelayanan telenursing yang mencakupsaran dan informasi,
janji dan arahan, manajemen gejala, manajemen permintaan, dan manajemen penyakit.
Peran telenursing telah menjadi semakin penting dalam penyelenggaraan biaya yang efektif,
perawatan berkualitas untuk penanganan dan pengelolan penyakit dengan cara yang terbaik tentu
akan meningkatkan akses pelayanan keperawatan dan meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan.

Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait dengan beberapa faktor
seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya
mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, dan daerah yang penyebaran pelayanan
kesehatan belum merata.Telenursing inisangat membantu terutama untuk negara-negara
berkembang dalam menjembatani kesenjangan antara kebutuhan dan infrastruktur kesehatan
yang tersedia. Pelayanan ini tentu merupakan salah satu solusi untuk akses kesehatan yang
terbatas dan penerimaan informasi yang tersedia terbatas, hal ini dapat menimbulkan dampak
klinis dan keuanganbagi pasien yang sedang mengalami penyakit kronis khususnya yang
menjalani pengobatan dalam jangka waktu yang relatif lama.

Berdasarkan uraian singkat ini maka penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai
aplikasi telenursing dalamkepatuhan pasien dalam melaksanakan pengobatan.
B.Kajian Literatur

Definisi Telenursing

Telenursing didefinisikan sebagai praktik keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan


untuk memberikan perawatan pada pasien baik individu atau populasi pasien melalui perangkat
telekomunikasi (AAACN, 2004).

Telenursing adalah komponen dari telehealth yaitu perawat memenuhi


kebutuhankesehatan klien, dengan menggunakan sistem informasi, komunikasi dan web-
based.atau sebagai pengiriman, manajemen dan koordinasi perawatan dan layanan yang
diberikan melalui teknologi informasi dan telekomunikasi (CNA, 2005).Teknologiyang dapat
digunakan dalam telenursing sangat bervariasi, meliputi: telepon (land linedan telepon
seluler), personal digital assistants (PDAs), mesin faksimili, internet, videodan audio
conferencing, teleradiologi, system informasi komputer bahkan melaluitelerobotics (Scotia,
2008).

Walaupun ada sedikit perubahan dalam pemberian asuhan keperawatan melaluitelenursing tetapi
hal tersebut tidak merubah prinsip pemberian asuhan keperawatansecara fundamental. Seorang
perawat yang melakukan telenursing tetap menggunakanproses keperawatan untuk mengkaji,
merencanakan, mengimplementasikan danmengevaluasi serta mendokumentasikan asuhan
keperawatan. Telenursing jugamelibatkan proses pemberian pendidikan kesehatan kepada klien,
serta adanya systemrujukan. Selain itu telenursing juga tetap mengharuskan adanya hubungan
terapeutikantara perawat dan klien, dalam telenursing hubungan tersebut dapat terbina
melaluipenggunaan telepon, internet atau alat komunikasi yang lainnya.

Aplikasi Telenursing

Praktek telenursing dapat diaplikasikan dalam berbagai setting areakeperawatan. Perawat dapat
praktek dalam berbagai setting perawatan sepertiambulatory care, call centers, home
visit telenursing, bagian rawat jalan dan bagiankegawatdaruratan. Bentuk-
bentuk telenursing dapat berupa triage telenursing, call-center services,konsultasi melalui secure
email messaging system, konseling melaluihotline service, audio atau videoconferencing antara
klien dengan petugas kesehatanatau dengan sesama petugas kesehatan, dischargeplanning
telenursing, home-visittelenursingdan websites untuk sebagai pusat informasi dan real-
timecounseling pada pasien (CNA, 2005)

ManfaatTelenursing

Menurut Britton (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :


1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapatmengurangi kunjungan ke
pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawatdarurat, rumah sakit dan nursing home)
2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauanpelayanan
keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal dirumah sakit.
4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian danmonitoring yang
sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursingdapat meningkatkan pelayanan
untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya danmeningkatkan pemanfaatan teknologi
5. Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkanakses untuk
perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber

Kualifikasi dan Skill Perawat dalam Telenursing

Menurut Scotia (2008), kompetensi yang diperlukan oleh seorang perawat untukmelakukan
telenursing adalah sebagai berikut: memiliki karakteristik personal: sikappositif, terbuka
terhadap teknologi dan memiliki skill yang baik tentang teknologi;memiliki pengetahuan dan
kemampuan untuk mengoperasikan teknologi informasi, seperti kemampuan untuk
mengoperasikan kamera, videoconferencing, computer dan lain-lain, mengerti tentang
keterbatasan dari teknologi yang digunakan; kemampuan untukmempertimbangkan sesuai atau
tidaknya kondisi klien untuk dilakukan telenursing;mengetahui protocol dan prosedur telehealth,
memiliki kemampuan komunikasi yangbaik dan melakukan praktek berdasarkan evidence
based dan riset

Telenursing dan Kepatuhan dalam Program Pengobatan

Menurut Verma (2012) Sebagian besar biaya tambahan dapat dikaitkan dengan non-kepatuhan
terhadap rejimen obat dan komplikasi yang terjadi akibat dari ketidakpatuhan.Komplikasi lebih
lanjut dapat menambah masalah psikologis dan patologis juga.Hal ini tentu mempengaruhi
terhadap kualitas hidup, meningkatkan lama tinggal pengobatan dan hari rawat dan
menghabiskan sumber daya kesehatan yang berharga yang pada sebenarnya bisa digunakan
untuk pasien yang memang benar-benar membutuhkan.

Karena akses kesehatan yang terbatas dan penerimaan informasi yang tersedia terbatas sehingga
dapat menimbulkan dampak klinis dan keuanganbagi pasien yang sedang mengalami penyakit
kronis, Telenursing inisangat membantu terutama untuk negara-negara berkembang dalam
menjembatani kesenjangan antara kebutuhan dan infrastruktur kesehatan yang tersedia. Perawat
dapat membantu pasien penyakit kronis dengan memberikan pendidikan, konseling, review dan
memonitor status kesehatan dengan rutin. Proses ini bahkan dapat memastikan untuk
mengingatkan pasien dari janji mereka du untuk konsultasi dan penyelidikan. Selain SMS
otomatis dan pengingat telepon meningkatkan kemungkinan pasien menjaga janji mereka dan
mengikuti jadwal obat resep. Perbaikan kecil namun signifikan seperti dalam protokol perawatan
dan otomatisasi proses administrasi memiliki potensi besar penghematan biaya dan
meningkatkan kepatuhan.Beberapa studi mendukung bukti bahwa intervensi berbasis telepon
oleh seorang perawat terlatih meningkatkan hasil pada pasien penyakit kronis. Manfaat klinis
diperoleh secara tidak langsung dengan kepatuhan pasien membaik teradadap
pengobatan, pengkajian, dan tindak lanjut janji dengan dokter. Dalam sebuah penelitian, pasien
yang dihubungi dan dididik oleh perawat pada kasus diabetes yang tidak
terkontrol dan hipertensi mengikuti saran dengansungguh-sungguh.

Dalam sebuah studi di India untuk menyelidiki efektivitas perawat dipimpin telepon
menindaklanjuti kontrol glikemik kepatuhan terhadap rekomendasi kontrol diabetes. Laporan
tersebut menunjukkan bahwa dukungan telepon perawat dapat meningkatkan kontrol glukosa
darah dan meningkatkan kepatuhan dengan rekomendasi lainnya termasuk pola makan, olahraga
dll, obat. Dalam studi lain interaksi dengan pasien asma melalui telenursing untuk menjawab
pertanyaan pada obat-obatan, saran, dan janji rawat jalan. Laporan
tersebut menyatakan peningkatan yang signifikan dalam kepatuhan terhadap rawat jalan. Ini
mengakibatkan berkurangnya jumlah re-rawat inap dan berkurangnya jumlah kunjungan darurat,
menyelamatkan yang juga berdampak terhadap finansial pasien.

Model Telenursing

Model telenursing yang salah satunya telah diaplikasikan oleh Kawaguchi(2004)


daridari University of Tsukuba,Jepang, model ini lebih menekankan
kepadapengembangan “sistem telenursing”untuk pasien dengan kondisi kronik,yaitu diterapkan
pada klien diabetes mellitus tipe 2. Klien dengan penyakit kronisseperti DM atau penyakit
jantung sangat sesuai untuk melakukan telenursing,mengingat klien dengan kondisi ini
memerlukan pembelajaran dan pemeliharaankondisi kesehatan secara terus menerus. Mereka
mungkin memiliki motivasi yang tinggitetapi kurang mendapatkan pengetahuan dan
kemampuan, dengan adanya telenursingmaka mereka dapat mengakses informasi dan kontak
secara terus menerus denganpetugas kesehatan, sehingga mereka bisa menginformasikan kondisi
kesehatan merekasecara up to date dan mereka akan mendapat pengananan segera
melalui telenursingsystem. Model yang diaplikasikan Kawaguchi (2004) terdiri dari:

1. Database server: yang berlokasi di pusat kesehatan universitas wilayah regional,berfungsi


sebagai pusat penyimpan dan penyampai data dan informasi. Melaluidatabase server ini, klien,
perawat dan dokter dapat melihat dan memasukkan datadalam website.
2. Health subcenter: berlokasi di seluruh wilayah di daerah-daerah, dimana di pusatkesehatan ini
terdapat perawat-perawat on call, yang akan mendapatkan instruksidari database server, jika ada
klien yang membutuhkan bantuan maka klien akandidatangi oleh perawat dari
pusat subcenter terdekat dengan lokasi klien.Sistem telenursing ini menginformasikan tiga tipe
informasi yang akan dikirimklien kepada perawat. Informasi tersebut adalah:

1. Email dari pasien tentang laporan mengenai status kesehatan dan hal lain yangdianggap penting
oleh klien. Pasien mengisi email untuk menuliskan apa yangdirasakan klien atau untuk bertanya
mengenai status kesehatannya. Mereka akanmenulis keadaan kesehatannya saat ini dengan skala
visual analog dari skala 1(sangat baik) sampai skala 5 (buruk), hal ini memungkinkan tenaga
kesehatan dapatmengkaji klien lebih baik dan memberi respon sesuai dengan kebutuhan pasien.
2. Vital Sign: yaitu tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, suhu, diukur oleh klienkarena klien
memiliki alat-alat pengukurnya. Selain itu pasien juga memiliki alatfinger pletysmography yang
dipasang pada jari klien untuk mengukur gelombangtubuh sebagai indikator kesehatan klien, alat
ini dibuat oleh A BACS detector,Computer Convenience Ltd, Jepang. Data pletysmography ini
ditransfer secaraotomatis melalui laptop klien via data cabel.
3. Video mail: yang akan mengirimkan gambar klien, hal ini penting agar perawat biasmelihat atau
mengevaluasi keadaan kliennya secara langsung melalui visualisasigambar atau video
denagn webcam Sanwa Supply dan Window MovieMaker. Kliendapat mengirim videonya
melalui fasilitas ini

Alur dalam pelaksanaan telenursing yang diaplikasikan Kawaguchi et al (2004)adalah sebagai


berikut:

1. Klien akan memasukkan informasi setiap hari dengan memasukkan data-datanyapada website
pasien. Pasien juga dapat melihat data-data sebelumnya di homepagepasien dan melihat
saran/instruski dari dokter atau perawat sesuai dengankondisinya.
2. Informasi dari pasien akan disimpan oleh pusat data dan dapat dilihat oleh perawatdan dokternya
setiap hari. Kemudian perawat dan dokter melakukan analisa data danmemutuskan apakah pasien
hanya memerlukan intervensi melalui telenursing atauperlu dilakukan homevisit. Jika klien bisa
diberikan intervensi melalui telenursingmaka perawat akan memberikan instruksi-instruksi pada
website pasien, danmemastikan apakah pasien melakukan instruksi tersebut atauu tidak
dengamenelpon pasien atau melakukan video conference dengan pasien. Jika pasientersebut
perlu dilakukan home visitmaka perawat di subcentered terdekat akanmendatangi pasien.

Aspek Legal dan Etik yang berhubungan Telenursing

Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum
kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan
profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan
telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan,
penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan
yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet.

Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan


kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang
secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam
merawat pasienadalah :

-Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus
tetapterjaga

-Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko
(seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon)
dankeuntungannya
-Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan
membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email.

-Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan
informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.

C.Simpulan dan Rekomendasi

1.Simpulan

Telenursing adalah bagian integral dari telehealth, ini dapat digunakan untuk memberikan
pelayanan keperawatan professional dan juga meningkatkan kemandirian dan kepuasan pasien
serta partisipasi aktif keluarga dan dalam seting perawatan pasien yang mengalami penyakit
kronis dan penyakit yang menyebabkan ketergantungan.Dengan telenursing tentu memberikan
dampak yang positif penderita penyakit kronis dan mempengaruhi terhadap kualitas hidup.

Telenursing menunjukkan potensi untuk meningkatkan kepatuhan dan mengurangi biaya


perawatan dalam kasus-kasus penyakit kronis. Manfaatnya tergantung pada pendekatan, model
dan struktur untuk mengeksploitasi potensi yang sebenarnya. Hal ini dapat meningkatkan
manajemen penyakit kronis dan hasilnya akan optimal jika program ini dirancang dengan baik
dengan target populasi tertentu dan menetapkan tujuan jelas serta pemantauan dan evaluasi yang
berkesinambungan.

2.Rekomendasi / Implikasi

Telenursing dapat diaplikasikan dengan memerhatikan dan mempersiapkan beberapa hal antara
lainsumberdaya manusia kesehatan khususnya keperawatan, sarana dan prasarana teknologi
informasiyang memadai dan sesuai, tersedianya panduan dan standar praktek bagi telenurseatau
SOP dan algoritma, adanya kodeetik dan suatu badan yang akan mengatur praktek telenursing
dengan profesi kesehatanyang lain.

Pelaksanaan telenursing di Indonesia sangat memungkinkan dilaksanakan di indonesia, hal ini


sangat erat kaitannya dengan permasalahan yang ada di Indonesiayaitu belum meratanya
pembangunanan kesehatan dan akses kesehatan yang sangat terbatas terkebih lagi diareh
terpencil, Namun demikian dalam pelaksanaannya tentu perlu didukung oleh SDM
dan infrastuktur. Hal ini tentu memerlukan dukungan dan kerjasama berbagai pihak yang terkait
dalam hal ini instansi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, klinik, puskesmas dan yang
lainnya untuk meningkatkan SDM keperawatan khususnya tentang teknologi informasi
keperawatan sehingga program ini bisa dijalankan oleh instansi dan tentu akan membantu
masyarakat khususnya yang mempunyai permasalahan atau penyakit kronis.

D.Daftar Pustaka
American Nurses association. (1996). Telehealth-issues for nursing.
Dalamhttps://ana.org/readroom/tele2.htm. Diperoleh tanggal 29 Oktober2012.

American Association of Ambulatory Care Nursing(AAACN). 2004. Definitions of


telehealth nursing / tele nursing. Diakses Melalui. www.americantele.org. 30 Oktober
2012.

Barret, et al. (2009). Challenges faced in implementationof a telehealth enabled chronicwound


care system. The International Electronic Journal of Rural and RemoteHealth Research,
Education, Practice and Policy. ARHEN:http//www.rrh.org.auDiakses
melalui www.proquest.com tanggal 29 Oktober 2012.

Cady, et al. (2009). A telehealth Nursing intervention reduces hospitalizations inchildren with
complex health condition. Journal of Telemedicine and Telecare2009; 15: 317-320. Diakses
melalui www.ebsco.com tanggal 29 September2012.

Canadian Nurses Assosiation. (2005). NurseOne, the Canadian Nurses Portal


Ottawa.Diakses melalui www.cna-alic.ca Tanggal 25 Oktober 2012.

Greenberg, M Elizabeth (2000). The domain of telenursing: Issues and prospects.Publication


info: Nursing Economics 18. 4 (Jul/Aug 2000): 220-2, 201.Diakses
melalui www.proquest.com tanggal 29 Oktober 2012.

Kawaguchi et al. (2004). Development of a telenursing system for patients with


chroniccondition. Journal of Telemedicine and Telecare; 10: 239-244. Diakses
melaluiwww.ebsco.com tanggal 29 Oktober 2012.

Scotia. (2008). Telenursing practice guideline. College of Registered Nurses of NovaScotia.


Diakses melalui www.proquest.com tanggal 28 Oktober 2012.

Swansburg, Russel C. (2000). Introduction to Management and Leadership for Nurse


Managers. Jones & Bartlett Learning.

Verma, Nitin. (2012) Teletriage : Key to Increase Compliance in patient. E-health JournalThe
Interprise of health care 2012. Diakses melaluihttps://ehealth.eletsonline.com pada tanggal 30
Oktober 2012.

Anda mungkin juga menyukai