Anda di halaman 1dari 4

Secara umum, proses drying suatu bahan padat dapat diartikan sebagai

pemisahansejumlahkecil air atau zat cair lain dari bahan padat, untuk mengurangi kandungan
sisa zatcair di dalam bahan padat tersebut sampai suatu nilai rendah yang dapat diterima.
Kandunganzat cair dalam suatu bahan padat bervariasi pada tiap produk. Produk yang tidak
mengandungzat cair sama sekali disebut bone-dry. Tetapi pada umumnya, produk masih
mengandungsedikit zat cair.

Zat padat yang akan dikeringkan biasanya terdapat dalam berbagai bentuk diantaranya
flake, granule, crystal, powder, slab atau continuos sheet, dengan sifat yang berbeda satu sama
lain. Zat cair yang akan diuapkan itu mungkin terdapat pada permukaan zat padat (misalnya
drying kristal garam), bisa seluruhnya terdapat di dalam zat padat (pada pemisahan zat pelarut
dari lembaran polimer), atau bisa juga sebagian di luar dan sebagian di dalam zatpadat.

Setiap bahan yang dikeringkan mempunyai moisture content yang berbeda-beda.


Namun pada umumnya, zat padat masih mengandung sedikit zat cair. Pengeringan adalah suatu
istilah yang relatif dan hanya mengandung arti bahwa terdapat pengurangan kadar zat cair dari
suatu nilai awal menjadi suatu nilai akhir yang dapat diterima.
(McCabe, 1985)
Benda padat basah yang diletakkan dalam aliran gas kontinyu akan kehilangan kandungan
air sampai suatu saat tekanan uap air di dalam padatan sama dengan tekanan parsial uap air
dalam gas. Keadaan ini disebut equilibrium dan kandungan air yang berada dalam padatan
disebut equilibrium moisture content. Pada kesetimbangan, penghilangan air tidak akan
terjadi lagi kecuali apabila material diletakkan pada lingkungan (gas) dengan relative
humidity yang lebih rendah (tekanan parsial uap air yang lebih rendah). Operasi drying dapat
dikelompokkan menurut:

1. Metode Operasi
a. Batch/semi batch, dimana peralatan yang dioperasikan hanya berlangsung sesaat atau
berulang pada kondisi unsteady state, dryer diisi dengan bahan, yang akan tetap tinggal dalam
peralatan sampai kering, kemudian dikosongkan dan diisi dengan bahan yang baru.
b. Continuous, dimana dryer dioperasikan dalam kondisi steady state.

2. Metode pemberian panas yang diperlukan untuk penguapan kandungan air


a. Direct dryer, dimana panas yang diberikan terjadi dengan mengontakkan secara langsung
bahan yang dikeringkan dengan gas panas (biasanya udara panas). Direct dryer disebut juga
adiabatic dryer. b. Indirect dryer, dimana panas dipindahkan ke zat padat melalui medium
eksternal, biasanya melalui dinding logam yang dikontakkan dengan bahan yang akan
dikeringkan. Indirect dryer disebut juga nonadiabatic dryer. 3. Sifat dari bahan yang akan
dikeringkan Bahan yang berupa solid seperti papan serat atau kayu, bahan yang fleksibel
seperti kertas atau kain, butiran padat, atau suatu larutan. Bentuk fisik dari bahan dan metode
penanganannya akan menentukan tipe dryer yang akan digunakan.
Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk mengeringkan bahan yang berbentuk
bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran besar. Pemasukkan dan pengeluaran
bahan terjadi secara otomatis dan berkesinambungan akibat gerakan vibrator, putaran lubang
umpan, gerakan berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas yang digunakan dapat berasal dari
uap listrik, batubara, minyak tanah dan gas. Secara umum, alat rotary dryer terdiri dari sebuah
silinder yang berputardan digunakan untuk mengurangi atau meminimalkan cairan kelembaban
isi materi dan penanganannya ialah kontak langsung dengan gas panas di dalam ruang
pengering. Pada alat pengering rotary dryer terjadi dua hal yaitu kontak bahan dengan dinding
dan aliran uap panas yang masuk ke dalam drum. Pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan
dengan dinding disebut konduksi karena panas dialirkan melalui media yang berupa
logam.Sedangkan pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan dengan aliran uap disebut
konveksi karena sumber panas merupakan bentuk aliran.
(Zikri, 2015)

Gambar 1.1 Rotary Dryer


Pengering type ini, dengan pemanasan direct maupun indirect, diadopsi dari continous drying
untuk bahan berbentuk butiran dalam skala besar. Gambar 1.1 adalah salah satu dari bentuk
rotary dryer. Terdiri atas shell panjang berbentuk silinder (diameter 1-3 m dan panjang 3-30
m) yang diatur pada sumbunya dengan kemiringan tertentu (posisi outlet lebih rendah daripada
inlet), sehingga bahan yang dimasukkan dapat melalui sepanjang dryer dari awal dimasukkan
hingga akhir (berdasarkan gravitasi) dimana bahan yang telah dikeringkan keluar. Shell
dipasang pada roller agar dapat berputar. Untuk menghindari slip pada roller, maka dipasang
roda. Di dalamnya dipasang flight yang membawa bahan menuju outlet. Beberapa flight yang
berbentuk spiral terpasang di dekat inlet sehingga membantu bahan yang masuk agar dapat
bergerak menuju flight utama. Bahan yang akan dikeringkan dimasukkan melalui bagian atas
dryer dengan hopper dan produknya diperoleh dari bagian bawah dryer. Bahan bergerak
melewati dryer mengikuti putaran shell silinder. Shell silinder berotasi dengan kecepatan 2-25
rpm. Udara masuk ke dalam dryer melalui outlet. Kemudian dipanaskan oleh heater, dan
dialirkan ke sepanjang dryer secara countercurrent mengenai bahan yang dikeringkan. Uap
lembab yang berasal dari feed diuapkan dan ditambahkan sebagai media pengering, dan
akhirnya udara yang lembab meninggalkan dryer melalui inlet. Umumnya, digunakan exhaust
fan untuk mendorong udara ini keluar dari dryer. Udara yang meninggalkan dryer sebenarnya
masih mengandung beberapa partikel debu sehingga partikel debu ini harus dipisahkan dengan
menggunakan cyclone separator yang terletak di antara dryer dan exhaust fan. Dryer type ini
biasanya dijalankan secara continous. Untuk direct contact dryer, gas panas dialirkan ke
seluruh bahan secara countercurrent. Sedangkan untuk indirect contact dryer, panas ditransfer
ke seluruh dinding shell silinder. Efisiensi thermal rotary dryer ini sekitar 50-80% dan drying
rate antara 10-50 kg/h.m3 volume shell.

(McCabe, 1985)
Rotary dryer didesain dengan transfer panas sebagai basisnya. Sebuah
persamaanempiris dimensional untuk koefisien transfer panas volumetric Uvyaitu
0,5 𝐺 0,67
𝑈𝑣 = (1)
𝐷

Laju transfer panas antara udara dan padatan didefinisikan oleh persamaan:
𝑄 = 𝑈𝑣 𝑉𝑣 ∆𝑇𝐿𝑀 (2)
Dengan mensubstitusikan persamaan 1 dan 2, maka didapatkan laju transfer panas
dengan persamaan :
0,5 𝐺 0,67
𝑄= 𝑉𝑣 ∆𝑇𝐿𝑀 (3)
𝐷

Dimana :
Uv = Koefisien transfer panas volumetric (W/m3K)
G = Kecepatan massa udara (Kg/hr.m2)
D = Diameter drum (m)
Q = Laju transfer panas (W/hr)
Vv = Volume drum (m3)
∆Tlm = logarithmic mean temperature difference antara udara dan padatan pada
aliran masuk dan keluar
(Krokida, 2006)

Anda mungkin juga menyukai