Anda di halaman 1dari 2

KAJIAN DAMPAK POLUTAN UDARA TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT PERNAFASAN

DI SURABAYA
Udara memiliki peranan yang penting bagi seluruh makhluk hidup dalam kehidupan
sehari-hari. Udara tersusun dari berbagai macam gas yang mengelilingi bumi dan
memiliki beberapa komponen utama yaitu 78,09 % gas nitrogen dan 20,94 % gas
oksigen (Mukono, 2008). Komponen udara tersebut memiliki perbandingan yang tidak
selalu tetap, dapat dipengaruhi oleh keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan
disekitarnya. Adanya zat asing dalam udara menyebabkan perubahan komposisi udara
dalam keadaan normalnya. Keadaan seperti itu biasa disebut dengan pencemaran udara.
Udara yang tercemar akan mengakitbatkan gangguan kesehatan manusia (wardhana,
2007).
Menurut sumbernya pencemaran udara dapat dibagi menjadi dua yaitu pencemaran
sumber tak bergerak dan pencemaran sumber bergerak. Pencemaran sumber tak
bergerak contohnya adalah aktivitas rumah tangga. Sedangkan pencemaran udara
sumber bergerak adalah alat transportasi terutama kendaraan bermotor. Berdasarkan
sumber pencemaran udara 70% dari sumber bergerak. Pencemaran udara disebabkan
oleh berbagai macam polutan seperti debu, NO2, SO2, CO, dan Pb (Mukono, 1997).
Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 41 tahun 1999 tentang
pengendalian pencemaran udara. Baku mutu udara nasional dalam pengukuran 24 jam
sulfur dioksida (SO2) adalah 365 µg/Nm3, Karbon Monoksida 10.000 µg/Nm3, Nitrogen
Monoksida (NO2) adalah 150 µg/Nm3 dan Timah Hitam (Pb) 2 µg/Nm3. Polutan-
polutan tersebut memiliki sifat dan dampak kesehatan bagi manusia yang berbeda-beda.
Pencemaran Udara biasa terjadi dalam kota-kota besar dibandingkan pedesaan. Hal ini
dikarenakan pencemaran akibat kendaraan bermotor, aktivitas industri juga menambah
tingkat pencemaran udara di daerah kota. Surabaya merupakan kota kedua terbesar di
Indonesia, sebagai sebuah kota metropolitan mempunyai volume lalu lintas yang
sangaat tinggi. Volume lalu lintas yang tinggi akan menimbulkan konsekuensi terhadap
peningkatan polusi udara akibat gas buang dari kendaraan bermotor (abubakar,2006).
Semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di daerah perkotaan akan
mengakibatkan penurunan kualitas udara bersih akibat emisi dari hasil pembakaran
bahan bakar tersebut. Asap dari kendaraan bermotor akan mengeluarkan gas polutan
yang berdampak pada pencemaran udara.
Dampak pencemaran udara yang dialami manusia adalah gangguan terhadap saluran
pernapasan. Berdasarkan beberapa studi yang pernah dilakukan diketahui bahwa ada
hubungan yang erat antara pencemaran udara dengan kejadian penyakit pernapasan
(arifin dkk 2009). Pencemaran udara akan memberikan efek berupa meningkatnya
angka kematian dan kesakitan. WHO menyatakan bahwa pencemaran udara memiliki
resiko gangguan kesehatan terbsesar didunia, berdasarkan data tahun 2016 sekitar 6,5
juta orang meninggal tiap tahun akibat paparan polusi udara. Pencemaran udara di
Indonesia mengakibatkan 16.000 kematian setiap tahunnya, 1 dari 10 orang menderita
infeksi saluran pernapasan atas dan 1 dari 10 anak menderita asma.
Isu lingkungan tentang pencemaran udara saat ini merupakan suatu yang mengganggu
masyarakat sehingga mengakibatkan beberapa penyakit yang berhubungan dengan
pernapasan. Salah satu penyakit akibat pencemaran udara adalah ISPA ( infeksi saluran
pernapasan Akut). Prevalensi kejadian ISPA di Indonesia sebesar 25% yang diketahui
berdasarkan diagnosis dan keluhan masyarakat (Kemenkes RI,2013). Berbagai polutan
karbon dioksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2) dan Pb
merupakan faktor Penyebab penyakit pernapasan (WHO,2005).
TOPIK MU KURANG FOKUS MENURUTKU DADI LATAR BELAKANGE LUAS
TAMBAHI NEK KURANG KKWKWW
TAK SARANO SENG FOKUS BEN GA AKEH2 KWKW
JENIS POLUTANNYA TENTUKAN SAJA MISAL : CO2 DAN SO2
JENIS PENYAKITNYA JUGA YANG FOKUS, DAERAH SURABAYANYA YG FOKUS
SURABAYA MANA NGUNU NJENG !!!

SUMBER :
Mukono, H.J., 1997. Pencemaran udara dan pengaruhnya terhadap gangguan saluran
pernapasan.Surabaya : airlangga university Press
Wardhana, W.A (2001). Pencemaran Lingkungan. 3rd ed. Yogyakarta : penerbit andi
yogya
Arifin, dkk. 2009. Pengendalian polusi kendaraan.Bandung : ALFABETA.
PP RI nomor 41 tahun 1999

Anda mungkin juga menyukai