Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan dasar mengajar?
2. Apa saja jenis-jenis keterampilan mengajar?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami pengertian keterampilan dasar mengajar.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis keterampilan dasar mengajar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
holistik, dan secara simultan dilakukan manakala guru/pendidik/
instruktur/widyawiswara melaksanakan perbuatan mengajar (tindak mengajar) dari
awal hingga akhir pembelajaran. Menurut As.Gilcman (1991) yang dikemukakan
oleh Didi Supriadi dan Deni Darmawan dalam bukunya yang berjudul Komunikasi
Pembelajaran, keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau
keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviours) yang harus
dimilki oleh guru/ pendidik/ instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar
secara efektif, efisien, dan profesional. Dengan demikian keterampilan dasar mengajar
berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar
dan harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu :
1. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan di ajarkan (what to teach)
2. Menguasai metodologi atau cara untuk mengajarkannya (how to teach)
Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek nomor dua yaitu cara
membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimilki dan
dikuasai oleh tenaga pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar
memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar
menyampaikan materi saja tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti
pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.
B. Keterampilan Mengajar
1. Keterampilan Bertanya
Rasional :
Mengajukan pertanyaan dengan baik adalah mengajar yang baik. Oleh karena
itu”kita dalam bertanya adalah kita dalam membimbing siswa belajar”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya guru tidak berhasil menggunakan
teknik bertanya yang efektif. Keterampilan bertanya menjadi penting jika
dihubungkan dengan pendapat yang mengatakan “berpikir itu sendiri adalah
bertanya”.
Pengertian :
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang
dikenai. Respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal
yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi Bertanya merupakan stimulus efektif
3
untuk mendorong kemampuan berpikir dan kemampuan mengemukakan
pendapat/gagasan/jawaban.
Tujuan :
a. Merangsang kemampuan berpikir siswa
b. Membantu siswa dalam belajar
c. Mengarahkan siswa pada tingkat interaksi belajar yang mandiri
d. Meningkatkan kemampuan berpikir siswa dari kemampuan berpikir tingkat
rendah ke tingkat yang lebih tinggi
e. Membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan
f. Membangkitkan rasa ingin tahu
g. Memusatkan perhatian
Komponen keterampilan :
a. Keterampilan dasar
Komponen-komponen yang termasuk dalam keterampilan dasar bertanya
meliputi :
1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
2. Pemberian acuan : supaya siswa dapat menjawab dengan tepat, dalam
mengajukan pertanyaan guru perlu memberikan informasi-informasi yang
menjadi acuan pertanyaan.
3. Pemusatan ke arah jawaban yang diminta : pemusatan dapat dikerjakan
dengan cara memberikan pertanyaan yang luas (terbuka) yang kemudia
mengubahnya menjadi pertanyaan yang sempit.
4. Pemindahan giliran menjawab : pemindahan giliran menjawab dapat
dikerjakan dengan cara meminta siswa yang berbeda untuk menjawab
pertanyaan yang sama.
5. Penyebaran pertanyaan : untuk maksud tertentu guru dapat melemparkan
pertanyaan keseluruh kelas, kepada siswa tertentu atau menyebarkan
respon siswa kepada siswa yang lain.
6. Pemeberian waktu berpikir : dalam mengajukan pertanyaan guru harus
berdiam diri sesaat sebelum menunjuk siswa merespon pertanyaannya.
7. Pemberian tuntunan : bagi siswa yang mengalami kesukaran dalam
menjawab pertanyaan, strategi pemberian tuntunan perlu dikerjakan.
4
Strategi itu meliputi pengungkapan pertanyaan dengan bentuk atau cara
yang lain, mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana, atau
mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya.
b. Keterampilan Lanjutan
Komponen-komponen yang termasuk kedalam keterampilan bertanya lanjut
adalah :
1. Pengubahan tuntutan tingkat kognitif pertanyaan : untuk mengembangkan
kemampuan berpikir siswa diperlukan perubahan tuntutan tingkat kognitif
pertanyaan (ingatan, pemahaman, penerepan, analisis, sintesis dan
evaluasi).
2. Urutan pertanyaan : pertanyaan yang diajukan haruslah mempunyai urutan
yang logis.
3. Melacak : untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa yang
berkaitan dengan jawaban yang dikemukakan, keterampilan melacak
perlu dipunyai oleh guru. Melacak dapat dikerjakan dengan meminta siswa
untuk memberikan penjelasan tentang jawabannya, memberikan alasan,
memberikan contoh yang relevan, dan sebagainya.
4. Keterampilan mendorong terjadinya interaksi antar siswa.
2. Keterampilan Menjelaskan
Rasional :
Memeberikan penjelasan merupakan salah satu aspek yang penting dalam
perbuatan guru. Beberapa alasan mengapa keterampilan menjelaskan perlu
dikuasai adalah :
a. Pada umumnya interaksi komunikasi lisan di dalam kelas “didominasi” guru.
b. Sebagian besar kegiatan guru adalah informasi. untuk itu efektivitas
pembicaraan perlu ditingkatkan.
5
c. Penjelasan yang diberikan guru sering tidak jelas bagi siswa, dan hanya jelas
bagi guru sendiri.
d. Tidak semua siswa dapat menggali sendiri informasi yang diperoleh dari buku.
Kenyataan ini menuntut guru untuk memberikan penjelasan kepada siswa
untuk hal-hal tertentu.
e. Sumber informasi yang tersedia yang dapat dianfaatkan siswa sendiri sering
sangat terbatas.
f. Guru sering tidak dapat membedakan antara menceritakan dan memberikan
penjelasan.
Pengertian :
Menjelaskan merupakan penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara
sistematik. Penekanan memeberikan penjelasan adalah proses penalaran siswa dan
bukan indoktrinasi.
Komponen keterampilan :
Dalam garis besarnya komponen keterampilan menjelaskan meliputi :
a. Merencanakan penjelsan
Dalam merencanakan penjelasan perlu diperhatikan isi pesan yang akan
disampaikan dan penerima pesan (siswa dengan segala kesiapannya).
b. Menyajikan penjelasan
Beberapa komponen yang perlu diperhatikan adalah :
1. Kejelasan : kejelasan tujuan, bahasa, dan proses penjelasan merupakan kunci
dalam memberikan penjelasan.
6
2. Penggunaan contoh dan ilustrasi : contoh dan ilustrasi akan mempermudah
siswa yang sulit dalam menerima konsep abstrak. Biasanya pola umum untuk
menghubungkan contoh dengan dalil adalah pola induktif dan pola deduktif.
3. Memberikan penekanan : penekanan dapat dikerjakan dengan cara
mengadakan variasi dalam gaya mengajar (variasi dalam suara dan mimik)
dan membuat struktur sajian, yaitu memberikan informasi yang menunjukan
arah atau utama sajian (dapat dikerjakan dengan memberikan ikhtisar,
pengulangan atau memberi tanda).
4. Pengorganisasian : pengorganisasian dapat dikerjakan dengan cara membuat
hubungan antar contoh dalil menjadi jelas dan memberikan ikhtisar butir-butir
yang penting selama atau pada akhir sajian.
5. Balikan : untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, balikan dapat diperoleh
dengan cara memperhatikan tingkah laku siswa, memberikan kesempatan
siswa menjawab pertanyaan guru, dan meminta pendapat siswa apakah
penjelasan yang diberikan bersifat bermakna atau tidak.
Pengertian :
Variasi dalam kegiatan pembelajaran dimaksud sebagai upaya guru/ instruktur/
widyaiswara dalam menciptakan kondisi belajar bervariasi melalui pola yang
bervariasi ; sehingga pembelajaran selalu menarik dan efektif. Menggunakan
variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar-mengajar
yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya
siswa senantiasa menunjukan ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara aktif.
7
Tujuan :
a. Mengembangkan pola pembelajaran yang variatif.
b. Memelihara pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan.
c. Mendorong peserta didik lebih antusias, bergairah, penuh perhatian dan
berperan secara aktif.
Komponen keterampilan :
a. Variasi dalam gaya mengajar guru.
Variasi gaya mengajar guru meliputi komponen-komponen :
1. Variasi suara : keras-lemah, cepat-lambat, tinggi-rendah, besar-kecil
suara.
2. Pemusatan perhatian : pemusatan perhatian dapat dikerjakan secara
verbal, isyarat, atau dengan menggunakan model.
3. Kesenyapan : pada saat guru menerangkan sering diperlukan kegiatan
berhenti sejenak secara tiba-tiba. Kesenyapan semacam ini bertujuan
meminta perhatian siswa. Adakalanya kesenyapan dikerjakan bila guru
akan berpindah dari segmen mengajar satu ke segen mengajar yang lain.
Jika hal ini dikerjakan tujuannya adalah memeberikan kepada siswa untuk
mengedapankan pengetahuan yang baru diperoleh sebelum pindah ke
segmen berikutnya.
4. Kontak pandang : untuk meningkatkan hubungan dengan siswa dan
menghindarkan hal-hal yang bersifat impersonal, maka kontakaa pandak
perlu dikerjakan selama proses mengajarnya.
8
5. Gerakan badan dan mimik : perubahan ekspresi wajah, gerakan kepala,
badan, sangat penting dalam proses komunikasi.
6. Perubahan posisi guru : perhatian siswa dapat ditingkatkan melalui
perubahan posisi guru dalam proses iteraksi komunikasi.
b. Variasi penggunaan media dan bahan-bahan pengajaran.
Ditinjau dari reseptor penerima rangsang yang disampaikan, maka media dan
bahan pengajaran penerima dapat digolongkan menjadi :
1. Media dan bahan pengajaran yang dapat didengar (oral).
2. Media dan bahan pengajaran yang dapat dilihat (visual).
3. Media dan bahan pengajaran yang dapat disentuh, diraba atau
manipulasikan (media taktil).
c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.
Rentangan interaksi dapat bergerak diantara dua kutub yang ekstrem, yakni
guru dan siswa sebagai pusat kegiatan. Perubahan interaksi diantara kedua
kutub tadi akan berakibat pada pola kegiatan yang dialami siswa.
9
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampialn dasar mengajar yang perlu
dimiliki oleh guru dari semua bidang studi. Dari ketiga keterampilan dasar yang telah
diuraikan diatas, yang paling penting adalah bagaimana guru menerapkan
keterampilan tersebut sehingga proses pembelajaran berjalan baik. Adalah sebuah
kebanggaan dan kepuasan batin tersendiri bagi seorang guru, bila siswa didiknya
mampu memahami berbagai konsep yang disampaikan untuk kemudian di
aplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian perlu diingat oleh para
guru, bahwa proses pembelajaran yang dilakukan tidak semata-mata merupakan
kegiatan transfer of knowledge namun juga transfer of moral value, maka setiap guru
wajib kiranya menyisipkan pesan moral dalam setiap event tatap muka dengan siswa
didiknya selama proses kegiatan belajar mengajar.
B. SARAN
Sebagai seorang pendidik atau tenaga kependidikan kita dituntut berperan penting
dalam masalah-masalah kependidikan baik yang formal maupun informal. Guru
haruslah menguasai keterampilan dasar mengajar bukan hanya keterampilan
membuka dan menutup pelajaran, karena semua keterampilan itu saling
berhubungan. Jika seorang guru hanya terampil dalam satu atau dua saja
keterampilan dasar mengajar hasil dari kegiatan belajar mengajar tidak akan
maksimal. Selain itu, dengan terampil dalam mengajar akan berdampak baik pada
semuanya bukan hanya siswa saja tetapi juga akan berdampak baik pada guru itu
sendiri.
10