Anda di halaman 1dari 18

Daftar Isi

BAB I ...................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 5
2.1 Klasifikasi Tanaman ..................................................................................................... 5
Asal dan Penyebaran Tanaman ........................................................................................... 5
2.2 Morfologi Tanaman ....................................................................................................... 5
2.4 Penyiapan Simplisia ...................................................................................................... 6
2.5 Metode Ekstraksi ........................................................................................................... 6
Rendemen Minyak Melati.................................................................................................... 7
Bobot Jenis Minyak Melati .................................................................................................. 8
Indeks Bias Minyak Melati .................................................................................................. 9
Bilangan Asam Minyak Melati .......................................................................................... 10
Bilangan Ester Minyak Melati ........................................................................................... 11
Kelarutan Alkohol Minyak Melati ..................................................................................... 12
Kadar Sisa Pelarut............................................................................................................. 12
Komposisi Kimia Minyak Melati ....................................................................................... 13
Khasiat dan Manfaat Minyak Atsiri .................................................................................. 14
a. Antidepresan .......................................................................................................... 14
b. Antiseptik ................................................................................................................... 14
c. Membantu masalah pernafasan .................................................................................. 15
d. Aphrodiasic ................................................................................................................ 15
e. Memudarkan bekas luka ............................................................................................ 15
f. Ekspektoran................................................................................................................ 15
g. Memudahkan tidur .................................................................................................... 15

1
h. Membantu berbagai masalah haid ............................................................................. 15
i. Kesehatan kulit ....................................................................................................... 16
j. Merangsang sekresi air susu ibu (ASI) ................................................................... 16
k. Membantu wanita yang dalam masa nifas .............................................................. 16
L. Menenangkan ......................................................................................................... 16
BAB III ................................................................................................................................. 18
KESIMPULAN ..................................................................................................................... 18

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bunga melati merupakan salah satu jenis bunga yang cukup banyak ditanam di
Indonesia. Beberapa sentra budidaya bunga ini adalah didaerah jawa tengah yaitu
Pemalang, tegal, dan Purbalingga. Selam ini bunga melati banyak dimanfaatkan sebagai
hiasan dan bunga tabur pada saat upacara adat, sebagai pewangi teh dan sebagai bahan
aromatherapy karena wanginya yang khas dan dapat menenagkan pikiran. Untuk
meningkatkatkan nilai tambah bunga melati dapat diekstrak minyak atsiri yang terkandung
didalamnya untuk menjadi bahan pewangi parfum.

Ekstraksi minyak atsiri yang berasal dari bunga-bungaan dapat dilkukan dengan metode
maserasi,ekstraksi dengan pelarut dan dengan metode enfleurasi. Dari ketiga metode
tersebut metode enfleurasi adalah yang terbaik jika dilihat dari mutu minyak yang
dihasilkan . Pada metode ini digunakan lemak dingin sebagai adsorben komponen minyak
atsiri bunga yang menguap. Proses enfleurasi dilakukan diatas chasis yang terbuat dari
kaca, dengan cara mengoleskan adsorben diatas kaca dan menempatkan bunga diatas kaca
tersebut. Minyak atsiri yang telah terserap oleh adsorben tersebut kemudian dilarutkan
dalam pelarut organik, selanjutnya komponenminyak atsiri dipisahkan dari pelarut sehingga
yang tertinggal adalah ekstrak minyak atsiri bunga yang diinginkan.

Proses enfleurasi sangat dipengaruhi oleh jenis adsorben yang digunakan. Adsorben yang
digunakan adalah lemak yang pada suhu kamar berupa padatn yang berasal dari lemak
hewani atau lemak nabati. Untuk itu diperlukan penelitian untuk mendapatkan jenis lemak
sebagai adsorben yang dapat menghasilkan minyak dengan rendemen tinggi dan mutu yang
paling baik.

3
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah dari
makalah ini adalah sebagai berikut;

 Bagaimana cara pembuatan simplisia bunga melati?


 Bagaimana proses ekstaksi minyak atsiri dari bunga melati?
 Apa saja kandungan yang terdapat pada bunga melati, dan apa saja kegunaan
dari ekstrak bunga melati tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan


 Untuk mengetahui kandungan minyak atsiri apa saja yang terdapat pada bunga
melati
 Untuk mengetahui cara pembuatan simplisia bunga melati serta cara ekstraksinya
 Untuk mengetahui manfaat serta khasiat dari ekstrak minyak atsiri bunga melati
1.4 Metode penulisan

Metode penulisan yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini ialah menggunakn
literatu dari beberapa jurnal serta beberapa sumber dari internet.

4
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Tanaman
 Kingdom:Plantae
 Divisi:Magnoliophyta
 Kelas:Magnoliopsida
 Ordo:Lamiales
 Famili:Oleaceae
 Genus: Jasminum
 Spesies:Jasminum sambac (L.)

Asal dan Penyebaran Tanaman


Melati putih atau Jasminum sambac adalah spesies melati yang berasal dari Asia Selatan (di
India, Myanmar dan Srilanka). Penyebarannya dimulai dari Hindustan ke Indocina, lalu
Kepulauan Melayu. Melati putih tumbuh dipekarangan dan dapat digunakan sebagi
tanaman pagar, ketinggiannya dapat mencapai 2 meter.

2.2 Morfologi Tanaman


Melati dapat digolongkan sebagai semak, bias juga agak merambat. Melati merambat
dengan berantakan terjurai atau longgar ketika masih muda. Batangnya bulat berkayu
dengan tinggi 0,3- 3 meter. Ia memiliki batang yang bercabang, dan berwarna coklat.Daun
melati putih berjenis tunggal, tangkai daun pendek, dengan ukuran sekitar 5 mm,dengan
letak yang berhadapan. Helaian daunnya berbentuk bulat telur, hingga menjorong,
ujungnya runcing, pangkalnya membulat, tepinya rata, tulang daunnya menyirip, dengan
ukuran 5-10 cm x 4-6 cm.

Perbungaannya termasuk majemuk, tumbuh di ketiak daun, terbatas dengan jumlah 3 bunga
atau sebuah tandan padat dengan banyak bunga. Bunganya tunggal atau berpasangan (di
varietas kultivasi ), dengan 7-10 ruas kelopak, panjang 2,5-7 mm, berbulu halus, panjang

5
tabung mahkota 7-15 mm, sebanyak 5 cupping, bundar telur atau lonjong, panjang 8-15
mm, kebanyakan putih, beraroma kuat. Mahkota bunganya berbentuk lembaran mengerut,
seperti terompet, yang berwarna putih, dan berbau wangi. Buahnya termasuk buah buni,
mengkilap, dan berwarna hitam, dan dikelilingi kelopak. Beberapa varietas melati berbunga
ganda dan dikenal tidak menghasilkan buah. Akarnya termasuk tunggang, sulit untuk
dipatahkan, bekasnya tidak rata, dan juga tidak berserat. Akarnya berbuku-buku/membesar.

Gambar Tanaman

2.4 Penyiapan Simplisia


Bunga melati dipetik pada pagi hari sebelum terkena sinar matahari karena dapat
menguapkan minyak atsiri. Siapkan bunga melati (Jasminum sambac) yang sudah mekar
90-100 % dicuci bersih menggunakan air mengalir. Kemudian disortasi satu-persatu
kelopak bunga melati (Jasminum sambac) yang akan digunakan dalam penelitian.

2.5 Metode Ekstraksi


Pada penelitian ini metode yang digunakan ialah metode enfeurasi. Ekstraksi minyak atsiri
bunga melati dilakukan dalam beberapa tahap yaitu sortasi bunga, pengolesan adsorben

6
pada chasis, meletakkan bunga di atas chasis, mengganti bunga setiap hari sampai enam
kali, pengambilan pomade (adsorben yang telah menyerap minyak bunga), pencampuran
dengan pelarut (alkohol), pemisahan lemak, dan pemisahan pelarut dengan minyak bunga
melati. Sortasi bunga dilakukan untuk memisahkan bunga M-1 dengan bunga yang bukan
M-1 yang terikut, daun dan ranting yang kemungkinan masih ada. Adsorben sesuai dengan
perbandingan antara shortening dan butter diratakan di atas chasis kaca dan digores untuk
memperluas kontak adsorben dengan bunga. Bunga diletakkan di atas adsorben dengan
posisi tertelungkup dan diganti setiap pagi hari dengan bunga yang baru sampai enam kali
penggantian. Pomade (adsorben yang telah bercampur dengan minyak melati) diambil dan
dilarutkan dengan pelarut alkohol. Untuk memisahkan lemak dengan pelarut dilakukan
pengendapan pada suhu 5oC kemudian dilakukan penyaringan, hasil yang didapat adalah
cairan pelarut dengan minyak bunga melati yang disebut ekstrait. Ekstrait selanjutnya
dievaporasi untuk memisahkan pelarut etanol dengan minyak bunga melati (absolut).
Analisis bobot jenis, bilangan asam, bilangan ester, kelarutan dalam alkohol dan sisa
pelarut dilakukan menggunakan metode sesuai dengan SNI 06-2385-2006. Rendemen
merupakan perbandingan antara produk yang dihasilkan (absolut) dengan bunga melati
segar yang digunakan. Pengujian warna dilakukan dengan menggunakan CIE Lab untuk
melihat derajat h (Hue). Komponen minyak bunga melati dikaji dengan menggunakan
GCMS (Gas Chromatography Mass Spectroscopy) Shimadzu QP 2010 Ultra dengan
kolom ZB-5MS fused silica capillary column. Komponen diidentifikasi menggunakan data
The National Institute of Standards and Technology (NIST 3.0) dan WILEY 275 libraries
yang tersedia pada sistem GCMS tersebut.

Rendemen Minyak Melati


Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen minyak yang dihasilkan bernilai antara
0,20 – 0,47% (Tabel 1). Nilai ini merupakan perbandingan absolut dengan bunga melati
segar sesudah sortasi. Nilai rendemen ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Sani
dkk3 yang mengekstrak minyak melati menggunakan metode enfleurasi dimana diperoleh
rendemen tertinggi adalah 0,416%. Rendemen tertinggi pada penelitian ini dihasilkan dari
ekstraksi dengan menggunakan shortening 100% sedangkan nilai rendemen terendah

7
dihasilkan dari ekstraksi dengan butter 100%. Adanya perbedaan nilai rendemen ini diduga
karena perbedaan konsistensi jenis absorben tersebut. Konsitensi mentega ditentukan oleh
globula lemak penyusunnya, semakin besar ukuran globula maka mentega akan semakin
lunak dan kebalikannya4. Absorben dengan konsistensi lunak dapat mempersulit proses
enfluerasi5. Hal ini terbukti pada saat proses defluerasi (pemisahan bunga dari absorben).
Proses defluerasi bahan pada ekstraksi yang menggunakan butter yang mempunyai
konsistensi yang lebih lunak dari shortening menjadi lebih sulit sehingga banyak absorben
yang masih menempel pada bunga. Hal ini menyebabkan minyak atsiri yang telah terserap
pada absorben tersebut terbuang dan tidak ikut terekstrak pada proses berikutnya sehingga
rendemennya lebih rendah.

Bobot Jenis Minyak Melati


Bobot jenis bahan menunjukkan perbandingan antara bobot minyak dengan bobot air pada
suhu dan volume yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai bobot jenis sampel
minyak melati berkisar antara 0,9381 g/ml– 0,9467 (Tabel 3). Pengujian Anova tidak
menunjukkan berbedaan nyata diantara perlakuan yang diberikan. Hasil penelitian Sani
dkk3 menunjukkan bahwa bobot jenis minyak melati yang diperoleh berkisar antara 0,943
– 0,967 g/ml. Jika dibandingkan dengan hasil tersebut maka nilai bobot jenis minyak
melati yang dihasilkan pada penelitian ini tidak jauh berbeda. Bobot jenis dapat

8
menunjukkan komponen yang terkandung di dalam bahan serta dapat pula menunjukkan
kemurnian minyak. Semakin besar fraksi dengan bobot molekul tinggi maka semakin
tinggi pula nilai bobot jenis. Adanya kotoran atau bahan lain yang tidak diinginkan juga
dapat meningkatkan nilai bobot jenis minyak.

Indeks Bias Minyak Melati


Indeks bias merupakan perbandingan kecepatan cahaya pada ruang hampa udara dengan
kecepatan cahaya pada bahan. Hasil penelitian menunjukkan nilai indeks bias sampel
minyak melati berkisar antara 1,447 – 1,458. Nilai indeks bias dari lima kali ulangan
pengukuran untuk semua sampel disajikan pada Tabel 4. Uji Anova tidak menunjukkan
adanya perbedaan yang nyata diantara semua sampel. Nilai indeks bias hasil penelitian ini
tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Sani dkk3 yang menguji nilai indeks bias
minyak melati hasil enfleurasi sebesar 1,480-1,499. Jika dibandingkan dengan nilai indeks
bias air (1,333) maka nilai indeks bias minyak melati lebih besar. Besarnya indeks bias
suatu bahan dapat menunjukkan panjang pendeknya rantai karbon bahan. Semakin panjang
rantai karbon dapat meningkatkan kerapatan bahan. Tingginya kerapatan pada minyak
dapat menyulitkan proses pembiasan sinar datang sehingga nilai indeks biasnya meningkat.

9
Bilangan Asam Minyak Melati
Bilangan asam menunjukkan jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas pada satu gram minyak. Bilangan asam sampel minyak yang dihasilkan
dari penelitian ini berkisar antara 18,83 – 29,85 mg KOH/ g sampel (Tabel 5). Hasil
pengujian Anova menunjukkan bahwa perlakuan memberikan perbedaan nyata pada nilai
bilangan asam. Minyak melati yang diekstrak dengan absorben shortening 100%
mempunyai bilangan asam terendah, sedangkan minyak melati yang diekstrak dengan
absorben butter 100% mempunyai bilangan asam tertinggi. Hal ini diduga disebabkan
karena butter mengandung FFA (Free Fatty Acid/ Asam Lemak Bebas) lebih banyak yang
turut terekstrak oleh etanol sebagai pelarut dan tidak menguap selama proses evaporasi7.
Kandungan FFA pada shortening adalah 0,13% sedangkan kandungan FFA pada butter
sebesar 0,14%8. Kandungan FFA akan meningkat seiring dengan lamanya waktu
enfleurasi. Selama proses enfleurasi berlangsung absorben akan didiamkan selama enam
hari (enam kali penggantian bunga). Lemak absorben yang dibiarkan pada udara terbuka
pada suhu ruang dapat menyebabkan kerusakan lemak dengan adanya proses oksidasi dan
hidrolisis yang akan menghasilkan FFA4.

10
Bilangan Ester Minyak Melati
Bilangan ester merupakan jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menyabunkan
ester yang terdapat pada satu gram sampel minyak. Hasil penelitian menunjukkan nilai
bilangan ester minyak berkisar antara 143,408 – 186,556 mg KOH/ g minyak (Tabel 6).
Hasil uji Anova menunjukkan bahwa perlakuan mempengaruhi nilai bilangan ester sampel.
Bilangan ester dapat menunjukkan mutu minyak atsiri karena semakin tinggi bilangan ester
semakin banyak komponen pembentuk aroma minyak. Senyawa ester merupakan senyawa
golongan oxygenated hydrocarbon yang merupakan senyawa penyebab bau wangi pada
minyak atsiri5. Minyak yang diekstrak dengan absorben 100% shortening mempunyai
bilangan ester tertinggi sedangkan minyak melati yang diekstrak dengan 100% butter
mempunyai bilangan ester terendah. Hal ini diduga karena shortening yang mempunyai
konsistensi lebih keras dibandingkan butter dapat lebih mengikat minyak melati sehingga
nilai bilangan esternya lebih tinggi4,5.

11
Kelarutan Alkohol Minyak Melati
Kelarutan dalam alkohol menunjukkan perbandingan volume minyak atsiri dan alkohol
95% agar terlarur sempurna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel larut
dalam alkohol 95% dengan perbandingan 1:1 (Tabel 7). Hal ini menunjukkan bahwa
perbandingan penggunaan absorben tidak mempengaruhi nilai kelarutan minyak melati
dalam alkohol. Kelarutan dalam alkohol dapat menunjukkan komponen pembentuk
minyak atsiri. Minyak yang larut dalam alkohol adalah minyak yang banyak mengandung
oxygenated hydrocarbon2 dan terpen alkohol. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
komponen ester yang merupakan senyawa oxygenated hydrocarbon dan terpen alkohol
yang terdapat pada minyak melati yang dihasilkan (Tabel 9). Beberapa senyawa tersebut
diantaranya adalah linalool (21,88%) dan benzyl acetate (8,26%) yang merupakan senyawa
paling banyak terdapat pada sampel minyak melati.

Kadar Sisa Pelarut


Nilai kadar sisa pelarut menunjukkan besarnya pelarut yang terikut pada sampel minyak
melati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sisa pelarut sampel minyak melati berkisar
antara 2,18 – 4,58% (Tabel 8). Persentase sisa pelarut dalam sampel masih cukup tinggi
dan belum memenuhi standar sisa pelarut yang diijinkan untuk penggunaan farmasi dan
bahan pangan. Besarnya sisa pelarut yang diijinkan untuk penggunaan bahan pangan dan
farmasi adalah kurang dari 1%9. Kadar sisa pelarut tidak ditentukan oleh bahan baku
ataupun bahan pengekstrak tetapi ditentukan oleh proses evaporasi atau pemisahan sisa

12
pelarut dan minyak melati. Semakin lama proses evaporasi maka sisa pelarut akan semakin
kecil akan tetapi hal ini akan dapat menyebabkan evaporasi minyak melati yang akan dapat
menurunkan rendemennya.

Komposisi Kimia Minyak Melati


Komponen tertinggi pada sampel yang dihasilkan adalah linalool (21,88%), diikuti oleh
benzyl acetate (8,26%) dan alpha farnesene (7,27%). Komponen kimia yang terdapat pada
sampel minyak melati yang dihasilkan sama dengan hasil penelitian Rao and Rout10 yang
menyatakan bahwa komponen linalool dan benzyl acetate merupakan komponen utama
pembentuk minyak melati, dimana jumlah dan jenis komponen tergantung pada lokasi
tanam.

13
Khasiat dan Manfaat Minyak Atsiri
A. Antidepresan

Aroma minyak atsiri melati memiliki efek yang menyenangkan dan membangkitkan
semangat pada pikiran dan aktif terhadap depresi. Efek aromatik minyak melati
merangsang pelepasan hormone tertentu dalam tubuh, termasuk serotonin, yang mendorong
energy dan peningkatan mood.

B. Antiseptik
Minyak melati juga merupakan disinfektan atau antiseptik yang sangat baik. Hal ini karena
kandungan benzaldehida, asam benzoat dan benzyl benzoate, yang memiliki sifat
antikuman, bakterisida, fungisida, dan antivirus yang sangat efektif. Ketika dioleskan

14
secara topical pada luka, hal ini akan mencegah terjadinya infeksi dan tetanus. Hal ini juga
dapat diaplikasikan secara internal dengan cara hidup, dan diketahui bias mengurangi
infeksi pada sistem pernapasan dan dapat meringankan pilek dan batuk.

C. Membantu masalah pernafasan


Minyak atsiri melati sangat baik untuk mengobati kejang dan relaksasi. Hal ini bias cepat
meredakan batuk, kram, hidung tersumbat, asma, sesak nafas dan bahkan kolera spasmodic.
Selain itu juga meredakan kram usus dan nyeri akibat kejang dibagian tubuh bagian lain.

D. Aphrodiasic
Sifat afrodiasik dari minyak melati adalah membuat pasangan merasa semakin romantis
atau cinta. Minyak ini akan membawa orang kedalam suasana hati yang baik untuk cinta
dan juga meningkatkan libido seksual.

E. Memudarkan bekas luka


Sifat cicatrisantnya bias membantu memudarkan tanda bekas luka atau jerawat. Hal ini juga
dapat membantu menghilangkan celah-celah lemak yang sering terjadi pada ibu hamil.

F. Ekspektoran
Sifat ekspektoran minyak melati bias membantu masalah batuk atau demam, sehingga kita
bias tertidur pulas. Hal ini karena minyak ini membantu mengeluarkan dahak pada saluran
pernafasan. Selain itu juga membantu menghilangkan dengkuran, dengan cara
membersihkan hidung tersumbat dan saluran pernafasan.

G. Memudahkan tidur
Kombinasi dari sifat minyak melati menjadikannya sebagai alat yang ideal untuk membuat
tidur kita menjadi pulas dan lama. Hal ini karena sifat ekspektoran, penenang, dan anti
spasmodic yang tergabung menjadi satu, dan menciptakan situasi nyaman yang membuat
kita tertidur nyenyak sepanjang malam.

H. Membantu berbagai masalah haid


Sifat senyawa ini maksudnya bisa membantu wanita yang menderita masalah haid tidak
teratur, terhambat, sakit menstruasi, atau menopause sebelum waktunya. Senyawa

15
emmenagogue minyak melati akan membantu mengatur siklus menstruasi, dan
membuatnya menjadi lancar dan tanpa sakit. Hal ini juga membantu mengatasi masalah
lain yang terkait dengan menstruasi, seperti kelelahan, gangguan mual, dan perubahan
suasana hati. Mengatur periode haid juga merupakan cara yang baik untuk
menyeimbangkan kadar hormon dalam tubuh Anda, yang dapat membantu menjaga
sejumlah besar fungsi tubuh lain yang terjadi secara alami dan dengan cara yang sehat.

I. Kesehatan kulit

Minyak Jasmine juga telah lama dihubungkan dengan perawatan kulit, khususnya dalam
hal merawat kulit kering, rapuh, atau dehidrasi. Namun karena tidak memiliki efek
nonsensitisasi tertentu, maka bisa tidak menyenangkan jika digunakan pada kulit pecah-
pecah atau luka yang terbuka, karena dapat menyebabkan reaksi alergi atau iritasi. Namun
itu masih sering digunakan untuk pengobatan eksim dan dermatitis

J. Merangsang sekresi air susu ibu (ASI)

Minyak esensial melati bisa meningkatkan sekresi susu, sehingga sangat baik untuk ibu
yang menyusui. Senyawa ini juga membantu melindungi wanita dari tumor atau kanker
payudara.

K. Membantu wanita yang dalam masa nifas

Minyak melati juga bisa memfasilitasi dan memudahkan proses melahirkan dan
mengurangi nyeri persalinan. Manfaat ini bisa sangat bermanfaat bagi ibu pasca persalinan
yang normal, karena proses pemulihan setelah melahirkan lebih cepat dan mengurangi
sakit. Selain itu juga dapat memperkuat kontraksi, sehingga bisa mempersingkat waktu
melahirkan. Banyak wanita yang menderita depresi post partum, dan minyak esensial
melati akan membantu karena memiliki sifat antidepresan

L. Menenangkan

Minyak melati bersifat menenangkan tubuh, pikiran, dan jiwa, juga menciptakan emosi
yang positif dan konstruktif. Hal ini tentu bisa membantu mengurangi kecemasan, stres,
jengkel, marah dan depresi. Meskipun penelitian lebih lanjut masih harus dilakukan, sifat

16
obat penenang dan anti inflamasi minyak melati mungkin bisa memberikan manfaat
kesehatan, mengurangi rasa sakit yang terkait arthritis dan gout. Kesehatan rahim : Minyak
ini juga baik bagi kesehatan rahim, karena mempromosikan sekresi hormon tertentu yang
menunjang berfungsinya organ dengan baik. Hal ini juga akan membantu melindungi rahim
dari tumor, terutama setelah menopause dengan cara membatasi estrogen

M. Kesehatan Rahim

Minyak melati juga baik bagi kesehatan rahim, karena mempromosikan sekresi hormone
tertentu yang menunjang berfungsinya organ dengan baik. Hal ini juga akan membantu
melindungi rahim dari tumor, terutama setelah menopause dengan cara membatasi
estrogen.

17
BAB III

KESIMPULAN
Pada kajian ekstraksi minyak atsiri bunga melati (Jasminum sambac) ini metode yang
digunakan ialah metode enfleurasi.

18

Anda mungkin juga menyukai