PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat suntik didefinisikan secara luas sebagai sediaan steril bebas pirogen yang
dimaksudkan untuk diberikan secara parenteral. Istilah parenteral seperti yang umum
digunakan, menunjukkan pemberian lewat suntuikkan seperti berbagai sediaan yang
diberikan dengan disuntikkan. Obat–obat dapat disuntikkan ke dalam hampir seluruh organ
atau bagian tubuh termasuk sendi (intaarticular), ruang cairan sendi (intrasynovial), tulang
punggung (intraspinal) ke dalam cairan spinal(intrathecal), arteri (intraarterial), dan dalam
keadaan gawat bahkan ke dalam jantung (intracardiac). Tetapi yang paling umum obat suntik
dimaksudkan untuk dimasukkan ke dalam vena (intravena), ke dalm otot (intramuskular), ke
dalam kulit (intradermal) atau di bawah kulit (subkutan).
Walaupun pembawa air merupakan pembawa umum yang dipilih sebagai pembawa obat
suntik, tetapi penggunaannya dalam formulasi mungkin dihindari karena kelarutan senyawa
obat dalam air terbatasa atau senyawa obat mudah terhidrolisis. Bila faktor-faktor fisika dan
kimia membatasi penggunaan pembawa air secara keseluruhan, pembuat formulasi harus
beralih pada suatu pembawa bukan air.
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang
berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia,
hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan
kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh
kita. Indikasi pada keadaan defisiensi yang dapat terlihat dari kadar serum yang rendah dan
atau peningkatan fragilitas eritrosit terhadap hydrogen peroksida (pada bayi prematur dengan
berat badan yang rendah, pada penderita-penderita dengan sindrom malabsorpsi dan steatore,
dan penyakit dengan gangguan absorpsi lemak). Vitamin E mampu menghambat terjadinya
kerutan (wrinkle). Vitamin E bekerja sebagai antioksidan yang akan menghancurkan bahan-
bahan toksik dalam kulit. Bahan toksik ini berupa radikal bebas yang bila dibiarkan tetap
berada dalam kulit akan menimbulkan kerusakan kolagen dan terjadilah kerutan. Radikal
bebas dalam kulit makin banyak akibat bertambahnya usia dan paparan sinar matahari.
Vitamin E akan menetralkan radikal bebas ini sehingga vitamin E mampu mencegah
kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari dan penuaan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak kami capai dalam praktikum ini adalah untuk :
1. Memperoleh gambaran mengenai praformulasi suatu zat obat serta membuat dan
mengevaluasi hasil dari sediaan yang dibuat.
2. Mengetahui mengenai pengertian, pembagian, cara pembuatan, perhitungan dosis,
sterilisasi dan penyerahan suatu sediaan obat parenteral, khususnya injeksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara
tradisional keaadan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran
dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan bahwa steril adalah
istilah yang mempunyai konotasi relative, dan kemungkinan menciptakan kondisi mutlak
bebas dari mikroorganisme hanya dapat diduga atas dapat proyeksi kinetis angka kematian
mikroba.(Lachman hal.1254).
Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sediaan injeksi
adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau
disusupensikan terlebih dahulu sebelum digunakan secara perenteral, suntikan dengan cara
menembus, atau merobek jaringan kedalam atau melalui kulit atau selaput lendir.
2.1.2 Rute-rute Injeksi
b. Subkutan
Penyuntikan subkutan (hipodermolisis) menyiapkan sebuah alternatif ketika
rute intravena tidak dapat digunakan. Cairan volume besar secara relatif dapat
digunakan tetapi injeksi harus diberikan secara lambat. Dibandingkan dengan rute
intravena, absorpsinya lebih lambat, lebih nyeri dan tidak menyenangkan, jenis cairan
yang digunakan lebih kecil (biasanya dibatasi untuk larutan isotonis) dan lebih
terbatas zat tambahannya.
Pelarut dan Pembawa Bukan Air
Macamnya :
• Oleum Arachidis (minyak kacang)
• Oleum Olivarum (minyak zaitun)
• Oleum Sesami (minyak wijen), dan sebagainya
Wadah Injeksi
Wadah untuk injeksi termasuk penutup tidak boleh berinteraksi melalui berbagai cara
baik secara fisik maupun kimiawi dengan sediaan, yang dapat mengubah kekuatan, mutu atau
kemurnian di luar persyaratan resmi dalam kondisi biasa pada waktu penanganan,
pengangkutan, penyimpanan, penjualan, dan penggunaan. Wadah terbuat dari bahan yang
dapat mempermudah pengamatan terhadap isi. Tipe kaca yang dianjurkan untuk tiap sediaan
umumnya tertera dalam masing-masing monografi. (FI Ed. IV, hal 10).
Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan di dalamnya
baik secara kimia maupun secara fisika, yang dapat mengakibatkan perubahan khasiat, mutu
dan kemurniannya. (FI ed. III, hal XXXIV)
Bagaimanapun bentuk dan komposisi wadah, wadah pengemas merupakan sumber
dari masalah stabilitas sediaan, bahan partikulat, dan sumber pirogen. (Diktat Steril, hal 82)
Pengemasan dan Penyimpanan
Volume injeksi wadah dosis tunggal dapat memberikan jumlah tertentu untuk
pemakaian parenteral sekali pakai dan tidak ada yang memungkinkan pengambilan isi dan
pemberian 1 liter. (FI Ed. IV, Hal 11)
Untuk penyimpanan obat harus disimpan sehingga tercegah cemaran dan penguraian,
terhindar pengaruh udara, kelembaban, panas dan cahaya.
Kondisi penyimpanan tergantung pada sediaannya, misalnya kondisi harus disimpan
terlindung cahaya, disimpan pada suhu kamar, disimpan di tempat sejuk, disimpan di temapat
dingin (FI Ed. III, Hal XXXIV).
Sebelum memakainya, kita netralkan minyak-minyak dari asam lemak bebas melalui
pengocokan dengan etanol supaya tidak merangsang. Pemakainnya secara intravena tidak
dimungkinkan karena tidak tercampurkan dengan serum darah dan dapat menyebabkan
emboli paru-paru. Oleh karena itu, penggunaanya hanya ditujukan untuk preparat injeksi
intramuskular dan subkutan. Larutan atau suspensi minyak mempunyai waktu kerja lama
(depo), sering sampai 1 bulan penyerapan obat dalam membebaskan bahan penyerapan obat
dan membebaskan bahan aktif secara lambat.
Minyak hewan atau minyak kaki sapi, diperoleh dari perdagangan hasil pemurnian
lapisan lemak kuku sapi atau tulang kaki bawah. Fraksi yang diperoleh melalui pengepresan
dingin digunakan sebagai bahan pelarut obat injeksi yang dapat diterima tubuh tanpa
rangsangan. Minyak setelah disterilkan disebut olea neutralisata ad injection.
Data Praformulasi