OLEH:
LITA ERLINA
I4B017028
D. Pohon masala
Kebersihan diri tidak adekuat (BAB/BAK, Makan minum dan
Isolasi sosial
E. Jenis-jenis Defisit Perawatan Diri
Jika seseorang tidak mampu melakukan semua perawatan diri,situasi ini digambarkan
sebagai defisit perawatan diri total. Namun menurut batasan karakteristiknya defisit
perawatan diri dapat dibedakan jenisnya, yaitu:
a. Defisit Perawatan Diri Mandi
Adalah gangguan kemampuan dalam melakukan aktivitas mandi atau kebersihan
diri. Batasan karakteristik:
1. Tidak mampu untuk mengeringkan badan
2. Tidak mampu mengambil perlengkapan mandi
3. Tidak mampu keluar dan masuk kamar mandi
4. Tidak mampu mendapatkan atau menyediakan air
5. Tidak mampu mengatur suhu dan aliran air
6. Tidak mampu membersihkan tubuh atau anggota tubuh
b. Defisit Perawatan Diri Berhias
Adalah gangguan kemampuan dalam memakai pakaian dan berhias sendiri.
Batasan karakteristik:
1. Hambatan untuk mengenakan dan melepaskan pakaian
2. Hambatan untuk mengambil atau mengganti pakaian
H. Penatalaksanaan
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
- Bina hubungan saling percaya
- Bicarakan tentang pentingnya kebersihan
- Kuatkan kemampuan klien merawat diri
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri
- Bantu klien merawat diri
- Ajarkan keterampilan secara bertahap
- Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung
- Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan perawatan diri
- Dekatkan peralatan agar mudah dijangkau oleh klien
- Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman
I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan wawancara dan pemeriksaan fisik untuk
memperoleh informasi dan data yang nantinya akan dipergunakan sebagai dasar dalam
pembuatan rencana asuhan keperawatan klien. Dari wawancara akan diperoleh informasi
tentang identitas klien, riwayat kesehatan klien, kebutuhan bio-psiko-sosial- spiritual
klien, sementara dari hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan data sebagai berikut:
a. Keadaan umum, meliputi:
- Kesadaran pasien
- Bangun tubuh
- Postur tubuh
- Cara berjalan
- Gerak motorik
- GCS
- Keadaan kulit
- Tanda-tanda vital
- Ukuran lain-lain
b. Kepala, meliputi:
kulit kepala, keadaan rambut, dan adanya luka
c. Mata, meliputi:
konjungtiva, sclera, adanya pengeluaran, dan adanya luka
d. Hidung, meliputi:
Adanya secret, kebersihan, adanya alat yang terpasang
e. Telinga, meliputi:
Kesimetrisan, adanya nyeri tekan, pendengaran, dan adanya luka
f. Mulut, meliputi:
Mukosa, keadaan gusi, lidah dan gigi
g. Leher, meliputi:
Adanya pembesaran kelenjar
h. Thorax, meliputi:
Kesimetrisan, dan adanya luka
i. Abdomen, meliputi:
Kesimetrisan, adanya luka, bising usus, adanya distensi atau asites
j. Genetalia, meliputi:
Kebersihan dan pengeluaran
k. Anus, meliputi:
Kebersihan dan kekuatan otot spingter
l. Ekstremitas, meliputi:
Kesimetrisan, adanya edema, dan adanya luka
m. Kekuatan otot
2. Data Subjektif
a. Pasien mengatakan badannya terasa lemah
b. Pasien mengatakan tidak berdaya
c. Pasien mengatakan malas untuk beraktivitas
3. Data Objektif
a. Rambut pasien kotor dan acak-acakan
b. Badan dan pakaian pasien kotor dan bau,
c. Mulut dan gigi pasien kotor dan bau
d. Kulit pasien kotor dan kusam
e. Kuku pasien panjang dan tidak terawatt
4. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri berhubungan dengan
kelemahan dan kelelahan ditandai dengan pasien mengeluh malas dan lemah,
rambut, badan serta mulut pasien tampak kotor dan bau
b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan ketahanan otot ditandai
dengan pasien lemah dan tidak berdaya, serta rambut, badan serta mulut pasien
tampak kotor dan bau
5. Perencanaan
a. Diagnosa Keperawatan : Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan ditandai dengan pasien mengeluh
malas dan lemah, rambut, badan serta mulut pasien tampak kotor dan bau
- Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan pasien dapat meningkatkan
minat dan motivasinya untuk memperhatikan kebersihan diri
- kriteria hasil:
1. tidak malas untuk merawat diri
2. rambut tidak kotor dan bau
3. badan tidak kotor dan bau
4. mulut tidak kotor dan bau
- Intervensi
1. Diskusi bersama pasien tentang pentingnya kebersihan diri
Rasional: memberikan pengertian pada pasien agar pasien mempunyai
keinginan untuk melakukan perawatan diri
2. Bantu pasien untuk melakukan perawatan diri
Rasional: mempermudah pasien yang lemah sehingga mampu melakukan
perawatan diri
3. Ingatkan pasien untuk selalu memelihara kebersihan diri baik mandi,
mencuci rambut dan menggosok gigi
Rasional: mendorong pasien untuk melakukan perawatan diri secara rutin
4. Sediakan segala peralatan perawatan diri dan bila perlu juga sediakan alat
bantu
Rasional: mempermudah pasien untuk mandi, keramas, ataupun
menggosok gigi dalam kondisi yang lemah
5. Berikan pujian pada setiap hasil tindakan
Rasionalnya: membuat pasien puas dan senang sehingga mau dan ingin
terus melakukan perawatan diri dengan teratur
b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan ketahanan otot ditandai
dengan pasien lemah dan tidak berdaya, serta rambut, badan serta mulut pasien
tampak kotor dan bau
- Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan perawatan diri pasien dapat
teratasi
- Kriteria hasil
1. Ketahanan otot meningkat
2. Rambut tidak kotor dan bau
3. Badan tidak kotor dan bau
4. Mulut tidak kotor dan bau
- Intervensi
1. Latih kekuatan otot pasien dengan cara menggerak-gerakkan otot tangan,
kaki, dan yang lainnya
Rasional: membiasakan otot untuk bergerak sehingga kembali ke keadaan
awal
2. Hindari membantu pasien jika pasien memungkinkan melakukan
aktivitasnya sendiri
Rasional: membiasakan pasien untuk melakukan segala aktivitas sendiri
3. Beri pasien waktu yang cukup dalam melakukan perawatan diri
Rasional: melatih peningkatan fungsi otot secara bertahap dan tidak
terburu-buru
4. Berikan alat bantu tempat duduk
Rasional; member rasa nyaman dan menghindari kelelahan saat mandi dan
mencuci rambut
5. Berikan gelas berbahan plastik dan ember kecil
Rasional: mempermudah pasien menggosok gigi tanpa harus turun dari
bed.
Referensi
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis
Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.
Yogyakarta : Momedia
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto
Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006. Jakarta :
Prima Medika.
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan Psikiatri.
Edisi 3. Jakarta. EGC