Anda di halaman 1dari 5

RESUME KASUS GAWAT DARURAT

RSJD DR. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA

STASE KEPERAWATAN JIWA

Kelompok Gatotkaca
Septiana Prabawati I4B017050
Ratna Ningsih I4B017036
Umairoh Azzahro I4B017038
Rani Perdani Hasri I4B017021
Mardlatina I4B017049

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2018
A. Pengkajian
Tn. D berusia 23 tahun masuk IGD pada 9 April 2018 dengan diantar
oleh ibu dan pakdenya. Ibu klien mengatakan klien sudah 6 hari tidak mau
makan, minum juga jarang, serta tidak keluar dari kamar. Tekanan darah
142/88 mmHg, MAP 105 mmHg, nadi 104 kali/menit, RR 24 kali/menit, suhu
36,6 derajat Celcius. Klien diam tidak mau bicara meskipun ditanya, ekspresi
wajah tampak tegang. Kewaspadaan klien meningkat disertai ketegangan
otot, yaitu tangan dikepal, tubuh kaku, dan refleknya cepat. Klien masih mau
kontak mata jika ditanya, tetapi tidak menjawab. Pakde klien mengatakan
sudah 6 hari klien hanya tidur sejam sehari (jam 4-5 pagi), selebihnya klien
terus berdiri dan mondar-mandir di dalam rumah.
Setahun yang lalu (Maret 2017) klien pernah dirawat di RSJ
Magelang selama 10 hari karena keluhan yang sama. Setelah itu klien hanya
kontrol satu kali dan tidak mau kontrol lagi. Pakde klien mengatakan klien
pernah tidak lolos seleksi sekolah polisi tahap ke-5 karena kecelakaan motor
dan tulang kelingkingnya retak. Ibu klien mengatakan sejak itu klien sering
diejek oleh teman-temannya karena tidak lolos. Klien juga menjadi jarang
bermain/berkumpul dengan teman. Klien pernah mengeluh ke ibunya bahwa
kini semua teman benci pada dirinya dan dia tidak dibolehkan ikut voli
maupun naik gunung. Selanjutnya pasien selalu tinggal di rumah, menonton
televisi, bermain hp, dan pendiam, termasuk pada kedua orang tuanya.

Pohon masalah keperawatan pasien


Isolasi sosial dan Resiko perilaku kekerasan

Harga diri rendah

Koping individu tidak efektif

Faktor psikologis

B. Masalah keperawatan
a. Masalah keperawatan
1. Resiko perilaku kekerasan
2. Isolasi sosial
3. Harga diri rendah
b. Diagnosa medis: F. 23 (Kelainan psikotik akut dan sementara)

C. Rencana keperawatan
D/1: Resiko perilaku kekerasan
Tujuan umum : pasien tidak mencederai orang lain
Tujuan khusus :
Pada saat terjadi perilaku kekerasan: pasien mendapat perlindungan dari
lingkungan untuk mengontrol perilaku kekerasan
Manajemen perilaku kekerasan:
1. Klien dapat penyebab perilaku kekerasan
2. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
3. Klien dapat mengidentifikasi cara yang konstruktif dalam berrespon
terhadap kemarahan
4. Mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku
5. Menggunakan obat dengan benar.
Tindakan:
Pada saat terjadi perilaku kekerasan :
1. Bicara tenang, gerakan tidak terburu-buru, nada suara rendah
2. Jika harus dilakukan pembatasan gerak
3. Jangan dilakukan sendiri, minimal ada 2 atau 3 orang satu orang jadi
leader
4. Bicara pada klien sesuai protocol pengekangan/pembatasan gerak.
Manajemen perilaku kekerasan:
1. Bina hubungan saling percaya
2. Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab (orang lain, situasi, diri
sendiri)perasaan jengkal/kesal
3. Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang digunakan klien
4. Tanyakan pada klien, “ Apakah ia mengetahui cara lain yang sehat ?”
a. Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal, atau memukul
bantal/kasur, atau olahraga, atau pekerjaan yang memerlukan
tenaga.
b. Secara verbal katakan bahwa anda sedang kesal/
tersinggung/jengkel “Saya kesal, anda berkata seperti itu “ saya
marah karena mama tidak memenuhi keinginan saya “
c. Secara sosial latihan dalam kelompok cara-cara marah yang sehat,
latihan asertif
d. Secara spiritual sembahyang, berdoa, atau ibadah lain, meminta
pada Tuhan untuk diberi kesabaran.
D. Catatan keperawatan
Laporan keperawatan, tanggal 9 April 2018 pukul 09.30
D/1 Risiko perilaku kekerasan
No Tindakan Respon klien Rencana
1. Manajemen krisis: S: - - Melakukan komunikasi
- Menyiapkan alat restrain
O: Klien diam tidak mau terapeutik.
- Menjelaskan setiap
tindakan pada klien bicara, kaki tangan - melakukan strategi
- Berbicara pada klien
terpasang restrain, mata pelaksanaan untuk
dengan lembut, nada
rendah merah, ketegangan otot resiko perilaku
- Mengikat klien sesuai
berkurang. kekerasan.
instruksi leader
- Menghindari tertawa dan
senyum tidak pada
tempatnya
2. memasang kateter iv di S: - Kolaborasi pemberian
lengan kiri, memberikan O: Klien merasa obat.
ketakuan dan menarik
cairan infus (RL 500 cc +
tangan yang akan di
Neurosanbe 1 amp) 20 tpm infus.

3. Inj zyprex 10 mg IM S: - Kolaborasi pemberian


O: Klien merasa obat.
ketakuan dan
menghindar

Anda mungkin juga menyukai