Anggota Kelompok:
Lita Erlina
AjengShintabella
Putri Septiana
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
Riskesdas (2013)
Gangguan Jiwa di Tak mampu melakukan hal sederhana
Indonesia 1,7 per mil : SKIZOFRENIA dan membatasi diri dalam berperan
Ratio Dunia 1 mil. secara normal.
• Pengertian Skizofrenia
Skizofrenia adalah sekelompok gangguan psikotik dengan gangguan dasar pada
kepribadian, proses pikir, waham yang kadang aneh, gangguan persepsi, afek
abnormal yang terpadu dengan situasi nyata dan autisme. Meskipun demikian,
kesadaran dan kapasitas intelektual biasanya tidak terganggu (Mansjoer, 2010).
KLASIFIKASI
1. Skizofrenia Paramoid
2. Skizofrenia Hebefrenik
3. Skizofrenia Katatonik
4. Skizofrenia Residual
5. Skizofrenia Simpleks
ETIOLOGI
• Faktor Genetik
• Faktor Biokimia
• Faktor Psikologis dan sosial
TANDA DAN GEJALA
Kunjungan individu Strategi dukungan untuk menjalani keseharian di luar ruang rumah sakit
Dukungan diberikan, jika dibutuhkan, untuk jalan-jalan, memanfaatkan sumberdaya sosial,
dan kunjungan rumah mendekati pelepasan
Evaluasi Personal and Social Performance Scale (PSP) terapi okupasi, menunjukan
peningkatan yang signifikan pada pasien non-psikotik (p=0,002) dibandingkan
dengan psikotik
Jurnal Pendukung 3
“The Assessment, Benefits and Delivery of Physical Activity in People with Schizophrenia: A
Survey of Members of the International Organization of Physical Therapists in Mental Health”
151 ahli terapi fisik dari 31 negara yang merespon survei online
(92,1%) setuju bahwa aktivitas fisik membantu orang dengan skizofrenia
Aktivitas fisik bermanfaat bagi kesehatan fisik dan efek biopsikososial seperti
peningkatan kesehatan mental, sosialisasi dan kualitas hidup
Aktifitas fisik yang direkomendasikan yaitu berjalan selama 30 menit yang dilakukan
lima kali perminggu, latihan aerobik (berlari, bersepeda, senam aerobik), olahraga
tim (sepak bola, bola basket dan olahraga raket), terapi relaksasi, dan yoga.
Implikasi Keperawatan
• Program terapi okupasi dapat menjadi terapi yang dapat dikembangkan untuk
meningkatkan kualitas hidup para penderia skizofrenia
• Semua pasien skizofrenia yang mampu mengikuti terapi harus dimotivasi dan
difasilitasi dalam program terapi okupasi
• Perawat dapat memilah kegiatan terapi okupasi yang dapat diterapkan di
ruangan
Kesimpulan
Program terapi okupasi efektif untuk pasien skizofrenia dalam peningkatan
kualitas hidup dan hubungan sosial.
Berpotensi mempengaruhi perbaikan sistem perawatan untuk terapi okupasi
psikiatrik dan mendorong pertumbuhan IOT bagi rumah sakit psikiatrik.
Saran
Program terapi okupasi dalam program rehabilitasi pasien menjadi terapi yang
dapat dikembangkan lebih luas dalam meningkatkan kualitas hidup dan
perbaikan diri pada pasien dengan gangguan jiwa.