Anda di halaman 1dari 3

Analisis Data

Jurnal Pendukung 1
“A multicenter, randomized controlled trial of individualized
occupational therapy for patients with schizophrenia in Japan”

Terapi Okupasi Kelompok Terapi Okupasi Kelompok (TOK) +


(TOK) VS Terapi Okupasi Individu (TOI)

Peningkatan fungsi kognitif: memori verbal


(p <0,01), memori kerja (p = 0,02), kefasihan
lisan (p <0,01), perhatian (p <0,01), dan skor
Shimada, et al., 2018
komposit (p <0,01)
Jurnal Pendukung 2
“The Effects of Occupational Therapy and Psychosocial Interventions on
Interpersonal Functioning and Personal and Social Performance Levels
of Corresponding Patients”
pasien psikotik (skizofrenia, bipolar/mania) dan non-
psikotik (depresi, OCD, kecanduan alkohol)

48 pasien (intervensi) 43 pasien(kontrol)

Berpartisipasi ke dalam Tidak berpartisipasi ke dalam


aktivitas terapi okupasi aktivitas terapi okupasi

Evaluasi Personal and Social Performance Scale (PSP) terapi okupasi,


menunjukan peningkatan yang signifikan pada pasien non-psikotik
(p=0,002) dibandingkan dengan psikotik
Jurnal Pendukung 3
“The Assessment, Benefits and Delivery of Physical Activity in People with
Schizophrenia: A Survey of Members of the International Organization of
Physical Therapists in Mental Health”
 151 ahli terapi fisik dari 31 negara yang merespon survei online
 (92,1%) setuju bahwa aktivitas fisik membantu orang dengan skizofrenia
 Aktivitas fisik bermanfaat bagi kesehatan fisik dan efek biopsikososial
seperti peningkatan kesehatan mental, sosialisasi dan kualitas hidup
 Aktifitas fisik yang direkomendasikan yaitu berjalan selama 30 menit yang
dilakukan lima kali perminggu, latihan aerobik (berlari, bersepeda, senam
aerobik), olahraga tim (sepak bola, bola basket dan olahraga raket), terapi
relaksasi, dan yoga.

Anda mungkin juga menyukai