DISKUSI KASUS
3.1. Identifikasi
Nama : Tn. A
Usia : 38 tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : TNI AD
Suku : Jawa
Alamat : Batam
Keluhan utama :
Bercak – bercak merah pada sudut bibir kanan atas, lengan kiri,
21
Keluhan Tambahan:
Fatimah Batam dengan keluhan terdapat bercak – bercak merah pada sudut
bibir kanan atas, lengan kiri, dan daun telinga kiri sejak 6 minggu yang lalu.
Awalnya bercak merah ini muncul di daun telinga kiri lalu ke lengan tangan
Awal timbulnya bercak merah ini tidak disertai dengan keluhan gatal, nyeri,
namun terasa tebal tapi tidak terlalu jelas bila dibandingkan dengan daerah
kulit normal.
Pasien tidak merasakan adanya demam, meriang, rontok bulu mata, alis saat
keluhan muncul.
pada daerah daun telinga dan pergelangan tangan kiri saat pasien
mengira itu hanya bercak merah biasa, namun setelah timbul semakin
22
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Riwayat Kebiasaan
dengan teman sekerja nya, dengan sumber air laut atau PDAM. Ganti
Pulse : 70 x/menit
RR : 20 x/menit
Status Dermatologi
23
Lokasi : telinga
Anestesi (+)
Anestesi (+)
24
Lokasi : Sudut kanan atas bibir
Anestesi (+)
(negatif / positif)
3. Penebalan nervus peroneus lateralis dekstra atau sinistra (negatif /
positif)
25
3.5. Pemeriksaan Laboratorik
3.6. Ringkasan
terasa tebal. Tampak beberapa jenis ruam yaitu makula, plak yang
Morbus Hansen
Ptiriasis rosea
Morbus Hansen MB
3.9. Penatalaksanaan
Non-medikamtosa
26
Memberikan anjuran dan memastikan agar pasien meminum obat secara
kecacatan.
Menjelaskan tentang kemungkinan adanya reaksi kusta sebelum minum
obat, saat minum obat, atau sesudah selesei pengobatan yang ditandai
disertai demam yang apabila gejala ini muncul segera kembali ke dokter
Medikamtosa
Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan histopatologi
Pemeriksaan serologi
Pemeriksaan lepromin
3.11. Prognosis
27
BAB IV
PEMBAHASAN
RSUD Embung Fatimah Batam dengan keluhan terdapat bercak – bercak merah
pada kulit sejak 6 minggu yang lalu. Awalnya bercak merah ini muncul di daun
telinga sebelah kiri lalu ke pergelangan tangan kiri dan ke sudut bibir kanan atas.
saraf tepi dan mukosa dari saluran pernapasan atas yang apabila dibiarkan dapat
sangat progresif, menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf – saraf, anggota gerak,
dan mata. Kuman penyebab penyakit ini memiliki masa tunas yang lama yaitu
sekitar 2 – 5 tahun, sehingga manifestasi klinis dari penyakit ini dalam jangka
tersebut dan sering menganggap masalah kulit biasa dan sudah tidak mengingat
28
Awal timbulnya bercak merah ini tidak disertai dengan keluhan gatal, nyeri,
namun terasa tebal. Pasien tidak merasakan adanya demam, meriang, rontok bulu
mata, dan alis saat keluhan muncul. Hal ini sama menurut teori dimana gejala
klinis umum dari MH ini adalah kelainan saraf tepi, yang dalam hal ini dapat
bercak mati rasa, rasa tebal, kesemutan, kelemahan otot – otot akibat gangguan
Pada pemeriksaan fisik didapatkan lokasi lesi ialah pada pergelangan tangan
kiri, daun telinga kiri, dan sudut atas kanan bibir dengan gambaran umum
makula hiperpigmentasi berskuama halus dengan ukuran plakat atau patch / plak
eritema dengan ukuran plakat dan distribusi soliter. Hasil dari pemeriksan fisik
ini sesuai dengan teori dimana rata – rata bentuk awal lesi dari MH ini ialah
makula ataupun patch / plak eritema yang berskuama halus sebesar plakat dengan
penyebaran regional.
magnus dekstra / sinistra (negatif / positif), penebalan nervus ulnaris atau sulkus
lateralis dekstra atau sinistra (negatif / positif), dan pada pemeriksaan anestesi
tanda cardinal yaitu : bercak kulit yang mati rasa, penebalan saraf tepi, dan
ditemukan kuman tahan asam. Sehingga jika melihat kasus maka kita
menemukan dua dari tanda cardinal yaitu bercak kulit yang mati rasa dan
penebalan saraf tepi. Diagnosis penyakit ini didasarkan atas 3 yaitu gambaran
29
klinis, bakterioskopis, dan histopatologis. Diantara ketiganya, diagnosis secara
Ada beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat kita lakukan pada pasien
serologi yang merupakan alternatif lain jika kegagalan dalam pembiakan kuman
dan isolasi kuman dengan MLPA, ELISA dan uji ML dipstick, atau pun tes
Leporamin yang merupakan tes untuk menentukan klasifiksai dan prognosis dari
beberapa penyakit yang memiliki manifestasi klinis yang sama dengan Morbus
Hansen seperti Ptiriasis Rosea yang juga memiliki kemiripan dengan MH namun
pada ptiriais rosea tidak terdapat daerah yang anestesi dan penyakit ini self
30
Diamino difenil sulfon bersifat bakteriostatik yaitu
dan vertigo.
penanganan.
31
DAFTAR PUSTAKA
32