PEMBAHASAN
Bobot Kapal (GT) Panjang Total Loa (m) Lebar B (m) Draft (m)
5 - - -
20 16,20 4,20 1,30
30 18,50 4,50 1,50
50 21,50 5,00 1,78
3.2 Perhitungan Berat Rerata Kapal dan Jumlah kapal per Hari
a. Perhitungan Berat Rerata Kapal
(365 − 𝐷𝑡 . 𝑇)
Jumlah kapal yang berlabuh tiap hari = 𝛴 𝑁
365
Dimana :
Dt : Durasi trip tiap jenis/bobot kapal (hari)
T : Jumlah trip tiap jenis/bobot kapal (tahun)
N : Jumlah kapal jenis/bobot kapal
Untuk perhitungan jumlah kapal yang berlabuh tiap hari tidak menyertakan
kapal sedang 5GT.
1 25 10 24 6,489
2 10 10 24 4,109
3 6 14 17 2,783
Jumlah kapal yang berlabuh tiap hari 13,742
14 kapal
Dari hasil perhitungan jumlah kapal diperoleh 15 kapal yang berlabuh tiap hari.
Karena waktu untuk bongkar muat ikan untuk 1 kapal adalah 1 jam maka untuk 15
kapal memerlukan waktu bongkar muat ikan 15 jam sedangkan waktu operasional
pelabuhan adalah 12 jam. Maka untuk kapal yang ada di dermaga pendaratan dan
dermaga perbekalan masing-masing 2 kapal.
Dengan :
Ld : panjang dermaga pendaratan
N : jumlah kapal yang berlabuh tiap hari
γ : perbandingan antara waktu operasional pelabuhan dan waktu
bongkar muatan ikan.
Dengan anggapan waktu untuk bongkar muat ikan adalah = 1 jam
dan waktu untuk operasional adalah12 jam, maka nilai γ = 12
L : Panjang kapal
Untuk panjang kapal (L) yang digunakan sesuai berat rerata kapal. Berat
rerata kapal adalah 30 GT dengan panjang kapal 18,5 m.
15
𝐿𝑑 = (18,50 + 0,15 × 18,50)
12
= 26,593
Ld = 26,6 m
Panjang dermaga pendaratan (Ld) yang didapat adalah panjang minimum
yang bisa digunakan. Karena ada 2 kapal yang mendarat di dermaga pendaratan,
panjang dermaga pendaratan (Ld) disesuaikan dengan panjang kapal dan ruang
kebebasan kapal. Panjang dermaga pendaratan (Ld) yang digunakan adalah 46 m.
Ruang kebebasan = 0,15 L
= 0,15×18,50
= 2,775 m
Ruang kebebasan =3m
Gambar 3.1 Ukuran dermaga pendaratan
A1 = ∑ 𝐿1 . 𝐵1
= 2 (1,15 . 18,5) . (1,5 . 4,5)
A1 = 287,212 m2
A2 = ∑ 𝐿2 . 𝐵2
Dengan :
A2 : luas kolam tambat (m2)
L2 : panjang dermaga tambat =1,1L
B2 : lebar perairan untuk bertambat = 1,5B
A2 = ∑ 𝐿2 . 𝐵2
= 37 (1,1 . 18,5) . (1,5 . 4,5)
A2 = 5082,412 m2
A. Wave Stup
a. Menghitung Tinggi Gelombang Pecah (Hb)
𝐻′0
𝑔𝑇 2
𝐻0 ′ 1,8
= 9,81×10² = 0,00183, 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 0,002
𝑔𝑇 2
𝐻𝑏 = 2,378 𝑚
Jadi tinggi gelombang pecah (Hb) 2,378 m.
b. Menghitung Kedalaman Gelombang Pecah (db)
𝐻𝑏 2,378
2
= = 0,002
𝑔𝑇 9,81 × 102
𝑑𝑏
= 0,94
𝐻𝑏
Nilai db/Hb didapat dari grafik hubungan antara db/Hb dan Hb/gT² dengan
kemiringan 0,05.
sehingga db = 0,94 x 2,378 = 2,235 m
Jadi kedalaman gelombang pecah adalah (db )= 2,235 m
c. Menghitung Wave Set Up (Sw)
𝐻
Sw = 0.19 [1 − 2,82 √𝑔𝑇𝑏2 ] 𝐻𝑏
2,378
= 0.19 [1 − 2,82 √9.81 .102] 2,378 = 0,389 m, dibulatkan 0,4 m
Dengan,
Berat jenis beton beton (γr ) = 2,4 ton/m3
Tinggi gelombang rencana (H) = 2,23
Koefisien stabilitas KD= 8 (Karena memakai Tetrapod)
Berat jenis air laut (γr ) = 1,03 ton/m3
Kemiringan bangunan (cotθ) = 2
Sr = Berat Jenis Beton / Berat jenis air laut = 2,4/1,03 = 2,33 ton/m3
Keterangan :
Jumlah lapis (n) = 2
Koefesien (kΔ) = 1,04 (Buku Perencanaan Pelabuhan, Tabel 5.2, Halaman 174)
𝑊 1/3
t = nk [𝛾𝑟]
1
0,71 3
= 2 . 1.04 [ 2,4 ]
t = 1,4 m
Keterangan :
Jumlah butir batu (n) = 3
𝑊 1/3
B = nk [𝛾𝑟]
2,4 1/3
= 3 . 1.1 [2,4]
=3,3 m