BAB I
PENDAHULUAN
2. Airport
Airport atau bandar udara atau lapangan terbang merupakan suatu
tempat/areal yang luas yang memiliki bagian terpenting antara lain:
1. Landasan pacu (R/W) adalah bagian udara yang berbentuk empat persegi
panjang, yang lapisannya diperkeras dan berfungsi sebagai tempat untuk take
off dan landing.
2. Landasan hubung (T/W) adalah bagian bandar udara yang digunakan untuk
“taxing” (keluar-masuk) dan menghubungkan satu bagian bandar udara
dengan yang lainnya (R/W A/P)
1
REKAYASA LAPANGAN TERBANG 2014/2015
3. Terminal (A/P) adalah bagian bandar udara yang digunakan untuk tempat
parkir pesawat,sebagai tempat untuk menaikkan/menurunkan
barang/penumpang, dan juga sebagai tempat mengisi bahan bakar.
Yang nantinya ketiga komponen penting inilah yang menjadikan suatu areal
disebut sebagai bandar udara. Selain ketiga komponen diatas ada juga komponen
lain yang mendukung sistem kerja dalam suatu bandar udara. Antara lain holding
A/P yang berfungsi sebagai tempat menunggu cek akhir, untuk pesawat yang akan
take off ( terminal sementara sebelum take off ). Selain itu ada juga suatu bangunan
yang disebut terminal building yang nerupakan bangunan yang berfungsi
menampung dan melayani aktivitas yang berhubungan dengan penumpang dan
barang.
Dibangunnya airport merupakan implementasi dari tuntutan kebutuhan akan
alat transportasi yang dapat membantu masyarakat untuk dapat berhubungan
dengan wilayah lain dalam waktu yang sangat efisien. Airport juga merupakan
sarana awal bagi suatu wilayah tempat dibangun airport, untuk membuka diri
(membuka isolasi wilayah) sehingga dapat berhubungan dengan wilayah-wilayah
lain disekitarnya maupun negara-negara lain. Dengan demikian airport sangat
penting dibangun untuk membuka isolasi suatu wilayah, sehingga dapat dengan
mudah dijangkau dari daerah lain, yang tentunya akan diikuti berkembangnya
pembangunan wilayah tempat dibangunnya airport.
2
REKAYASA LAPANGAN TERBANG 2014/2015
BAB II
DATA PERENCANAAN
1. Peta topografi
Dalam menentukan lokasi lapangan terbang kita memerlukan peta topografi
suatu daerah agar didapat perhitungan yang matang. Lokasi lapangan terbang
dipengaruhi oleh beberapa factor berikut :
a. Tipe pengembangan lingkungan sekitar
b. Kondisi atmosfer
c. Kemudahan transportasi darat
d. Adanya tanah untuk pengembangan
2. Data angin
Panjang R/W sangat dipengaruhi oleh angin yang dibedakan menjadi 3
kondisi, yaitu:
a. Arah angin sejajar arah pesawat
b. Arah angin berlawanan arah pesawat
c. Arah angin tegak lurus arah pesawat
3
REKAYASA LAPANGAN TERBANG 2014/2015
3. Temperatur
Ta : 35 °C
Tm : 47 °C
To : Ta + (Tm-Ta) / 3 = 35+(47-35)/3 = 15,67 = 16 °C
Makin tinggi temperatur, makin panjang landasan pacu yang dibutuhkan
karena temperatur yang tinggi mencerminkan kerapatan udara yang lebih
rendah. Hal ini mengakibatkan hasil daya dorong yang lebih rendah.
Penambahan landasan pacu tidak linier dengan penambahan temperatur.
4. Karakteristik pesawat
Type pesawat : B-737-300
Jumlah pesawat : 3 pesawat
Karakteristik pesawat :
Wingspan : 94 ft 9 in ≈ 28, 9 m
Fusalages length : 109 ft 7 in ≈ 33,4 m
Wheel truck : 17 ft 2 in ≈ 5,2 m
109 ft = 33,4m
36,6 ft = 11,1 m
94 ft = 28,9m
17 ft = 5,2m
4
REKAYASA LAPANGAN TERBANG 2014/2015
5
REKAYASA LAPANGAN TERBANG 2014/2015
BAB III
PERENCANAAN RUNWAY/LANDASAN PACU
Temperatur lokasi
Sebagai standar temperatur diambil 59°F = 15°C. Semakin tinggi temperatur
airport maka semakin panjang runway yang diperlukan. Panjang runway
bertambah 1% setiap kenaikan 1°C dari standar temperatur.
Ketinggian/level lokasi
Semakin tinggi elevasi pelabuhan udara dari muka air laut maka hawanya
lebih tipis dari hawa laut, sehingga landasan membutuhkan runway yang lebih
panjang.Setiap kenaikan 1000 ft akan terjadi perpanjangan runway 7%.
6
REKAYASA LAPANGAN TERBANG 2014/2015
Topografi/gradien medan
Koreksi terhadap kemiringan tergantung pada besarnya gradien efektif pada
lokasi runway tersebut. Gradien efektif adalah selisih maksimum antara titik
tertinggi dan titik terendah runway dibagi dengan panjang runway yang sudah
dikoreksi terhadap temperatur dan tinggi.
ICAO merekomendasikan untuk menambah panjang runway yang sudah
dikoreksi terhadap elevasi sebesar 20% setiap kenaikan 1% gradien efektif.
Dari peta kontur didapat lokasi runway terletak di daerah yang datar yaitu
berada pada satu kontur yang memiliki ketinggian + 150 m.
7
REKAYASA LAPANGAN TERBANG 2014/2015
8
REKAYASA LAPANGAN TERBANG 2014/2015
Penumpang dapat langsung memasuki kawasan apron ini dari jalan masuk
darat tanpa mamasuki lapangan terbang.
4) Penumpang berada di sitem landas hubung ( taxiway ) setelah melalui apron
( A/P ).
5) Penumpang berada di landasan tunggu ( holding pad ) setelah melalui taxiway
( T/W ).
6) Penumpang berada di landasan pacu/runway ( R/W ) setelah melalui holding
pad.
7) Penumpang berada di terminal udara setelah melalui R/W. Terminal udara
merupakan standar landasan. Pada tempat inilah pesawat melakukan take off
atau lepas landas.
8) Penumpang berada di jalur penerbangan di angkasa. Perjalanan menuju tujuan
telah dimulai. Setelah menempuh waktu perjalanan sesuai jarak tempat tujuan,
pesawat melakukan landing atau pendaratan.
9) Pesawat melakukan landing di terminal udara di bandar udara tujuan.
10) Setelah itu pesawat menuju landasan pacu dan langkah selanjutnya
seperti perjalanan ketika akan take off. Hanya yang membedakan adalah jalur
yang dilewati merupakan kebalikan dari jalur pergi.
9
REKAYASA LAPANGAN TERBANG 2014/2015
10
REKAYASA LAPANGAN TERBANG 2014/2015
landasan pacu. Landasan pacu utama sedapat mungkin harus searah dengan arah
angin yang dominan. Pada saat mendarat dan lepas landas, komponen angin yang
tegak lurus dengan arah bergeraknya pesawat ( diidefinisikan sebagai angin sisi )
tidak boleh berlebihan. Angin sisi maksimum yang diperbolehkan tidak hanya
tergantung pada ukuran pesawat, melainkan juga pada susunan sayap dan keadaan
permukaan landasan.
Pesawat terbang untuk transpor dapat melakukan manuver pada kecepatan
angin 30 knot. Akan tetapi, hal ini sangat sulit dilakukan sehingga digunakan
nilai-nilai yang lebih rendah untuk perencanaan bandar udara. Setelah komponen
angin sisi maksimum yang diperbolehkan, arah paling baik dari landasan pacu
bagi liputan angin dapat ditentukan dengan penelitian karakteristik angin untuk
kondisi-kondisi berikut:
1) Seluruh liputan angin tanpa memperhatikan jarak penglihatan atau tinggi
alam. Kondisi ini menyatakan keseluruhan jarak penglihatan dari yang
terbaik sampai yang terburuk.
2) Kondisi angin ketika tinggi awan berada di antara 200 dan 100 kaki dan
atau jarak pada penglihatan di antara ½ - 3 mil. Kondisi ini menyatakan
berbagai tingkat jarak penglihatan yang buruk yang membutuhkan
penggunaan instrumen untuk pendaratan.
Kedua kondisi ini sangat berguna untuk mengetahui kekuatan angin apabila jarak
penglihatan terbatas. Data-data yang dibutuhkan untuk menentukan arah runway
dengan diagram windrose:
1) Karakteristik pesawat
Jenis pesawat
ARFL ( Aeroplane Reference Field Length ) atau Basic Runway Length
adalah minimum R/W yang diperlukan untuk T/O dengan Maximum
Take Off Weight ( MTOW ) yang sudah ditetapkan oleh pabrik pesawat
atau dengan Aeroplane Flight Manual. Pada elevasi 0 m diatas
permukaan laut (sea level), satu standar tanpa angin ( wind 0 ) dan
slope 0 %.
11
REKAYASA LAPANGAN TERBANG 2014/2015
2) Data angin
Data dapat dilihat pada halaman berikut.
3) Data topografi
Peta topografi dapat dilihat pada halaman setelah data angin.
12
REKAYASA LAPANGAN TERBANG 2014/2015
Percentage of wind A
Arah 0-6 6-25 25-05 50-75 Total (%)
Km/h Km/h Km/h Km/h
N 9,2 4,5 1,3 0,1 15,1
NNE 3,3 0,8 0 4,1
NE 1,3 0,1 0 1,4
EEN 2,7 0,3 0 3
E 2,0 0,4 0 2,4
EES 5,3 0,1 0 5,4
SE 6,3 3,2 0,1 9,6
SSE 7,4 7,7 0,3 15,4
S 4,6 2,2 0,1 6,9
SSW 2,4 0,9 0 3,3
SW 1,1 0,1 0 1,2
WWS 3,6 0,4 0 4
W 1,8 0,3 0 2,1
WWN 5,9 2,6 0,2 8,7
NW 5,8 2,4 0,2 8,4
NNW 6,8 1,9 0,3 9
Calm Sub Total 100
13
REKAYASA LAPANGAN TERBANG 2014/2015
Karena data kecepatan angin yang didapat dalam satuan Kph ( Kilometer Per
Haours), maka data kecepatan angin tersebut terlebih dahulu diubah dalam bentuk
Mph (Mile per Haours). 1mile = 1.61 Km.
Total
Arah Kecepatan angin ( Mph ) (%)
angin 0–6 6 - 25 25 - 50 50 - 75
Prosentase waktu
- 4,5 x1 1,3 x 1 0,1 x 0,8
N
4,50 1,30 0,08 5,88
- 3,3 x 1 0,8 x 0,8 0,00
NNE
3,30 0,65 0,00 3,95
14
REKAYASA LAPANGAN TERBANG 2014/2015
Karena usability factor > 95% maka arah tersebut memenuhi syarat sebagai
runway. Setelah dianalisa secara grafis (wind rose methode) terhadap data angin yang
ada yaitu dengan membuat lingkaran-lingkaran yang mewakili kecepatan angin,
garis-garis radial yang menunjukkan arah angin, dengan menggunakan kertas
transparan yang telah dibuat wind coveragenya. Setelah dibuat arah runway NNW -
SSE dengan harga useability sebesar 98,99 % maka arah tersebut dapat digunakan,
yang artinya 98,99 % dari waktu runway tersebut dapat digunakan dan 1,01 % dari
15
REKAYASA LAPANGAN TERBANG 2014/2015
waktu runway tidak dapat digunakan karena cross wind yang terjadi melebihi cross
wind yang diijinkan.
16
REKAYASA LAPANGAN TERBANG 2014/2015
17