Anda di halaman 1dari 9

TERBATAS

LAPORAN PELAKSANAAN
INSERVICE TRAINING
TEKNIK SANDWICH LAMINASI
FIBER GLASS REINFORCED PLASTIC

PT. LUNDIN INDONESIA


BANYUWANGI – JAWA TIMUR
29 JANUARI 2008 – 2 FEBRUARI 2008

Disusun oleh:

Kapten Laut (KH) Agus Prayetno, A.Md. NRP. 12263/P


Kapten Laut (T) Zainal A. Fuadi, S.T. NRP. 15078/P

TERBATAS
TERBATAS
2

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan 3

BAB II Pelaksanaan InserviceTraining 4

BAB III Peluang dan Kendala 7

BAB IV Penutup 8

TERBATAS
TERBATAS
3

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

Kegiatan Inservice Training Process Sandwich Laminasi Fiber Glass Reinforced


Plastic (FRP) merupakan salah satu usaha untuk memelihara dan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia TNI Angkatan Laut di bidang teknologi pembangunan
kapal laminasi (kapal-kapal fiberglass). Dalam pelaksanaannya, diberikan
pengetahuan tentang dasar-dasar teknologi laminasi dan teknik-teknik yang perlu
diketahui untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.

Pelaksanaan inservice training bekerja sama dengan pabrik kapal PT. Lundin
Investment yang merupakan badan usaha (PMA) yang memproduksi kapal-kapal
fiberglass, baik untuk kebutuhan sipil maupun militer. Inservice training dilaksanakan di
pabrik kapal PT. Lundin yang berlokasi di Banyuwangi.

2. Maksud dan tujuan:

a. Maksud. Laporan ini disusun sebagai pertanggungjawaban


pelaksanaan tugas mengikuti inservice training di pabrik kapal PT. Lundin
Investment.

b. Tujuan. Tujuan laporan ini adalah mendokumentasikan hasil


inservice training proses laminasi FRP dengan teknologi sandwich agar dapat
digunakan di lapangan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
kapal-kapal di lingkungan TNI AL. Selain itu agar laporan ini dapat digunakan
sebagai referensi dalam pelaksanaan inservice training selanjutnya sehingga
dapat memperluas pengetahuan yang mungkin diperoleh serta meningkatkan
sumber daya manusia TNI AL.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Laporan kegiatan ini mencakup


kegiatan persiapan sampai dengan pelaksanaan trining dengan tata urut sebagai
berikut:

a. BAB I Pendahuluan

b. BAB II Pelaksanaan Inservice Training

c. BAB III Peluang dan Kendala

d. BAB IV Penutup

4. Dasar.

a. Surat Perintah Kadismatal Nomor Sprin/ /I/2008 tanggal Januari 2008 .

TERBATAS
TERBATAS
4
b. Surat Perintah Kafasharkan Jakarta Nomor : Sprin / 30 / I / 2008 tanggal
28 Januari 2008.

BAB II
PELAKSANAAN INSERVICE TRAINING

5. Waktu dan Tempat. Inservice training dilaksanakan pada:

a. Hari/tanggal : Rabu, 29 Januari 2008 s.d Jumat, 1 Februari 2008

b. Jam : 08.00 s.d selesai

c. Tempat : PT. Lundin Investment

Banyuwangi – Jawa Timur

6. Materi Training. Materi training meliputi: pengetahuan dasar laminasi dan


pembuatan sandwich FRP.

a. Pengetahuan Dasar Laminasi. Proses laminasi merupakan salah satu


teknik untuk menghasilkan material komposite yang dilaksanakan secara lapis-
per- lapis. Sedangkan material komposit merupakan material yang disusun oleh
dua bahan atau lebih yang memiliki karakteristik fisika maupun kimia yang
berbeda, yang menyatu secara makro, namun tetap terpisah secara
mikroskopik.

Sebagai contoh sederhana komposit adalah bila kita menyatukan dua lembar
atau lebih kertas sampai ketebalan yang diinginkan dengan lem. Maka antara
lem dan kertas pada dasarnya tetap terpisah satu terhadap lainya, namun lem
tersebut dapat mengikat pori-pori kertas sehingga tidak mudah terlepas. Contoh
lain yang banyak kita temukan adalah multi-pleks pada bahan-bahan bangunan
seperti pada gambar berikut ini.

Bagian
Material Core permukaan

b. Material Komposit. Material pembentuk komposit terdiri dari dua


bagian besar yatiu: matrik dan penguat. Material matrik berfungsi sebagai
pengikat yang mengelilingi dan mengikat material penguat agar tidak bergerak
dari posisi relatifnya. Material penguat bekerja sesuai dengan karakteristiknya
yang bekerja meningkatkan karakteristik kekuatan material matrik. Oleh karena
kedua bahan tersebut disatukan maka kedua bahan dapat bekerja secara

TERBATAS
TERBATAS
5
sinergis menghasilkan material baru yang memiliki keunggulan-keunggulan
sesuai dengan desainnya.

1) Matrik. Material matrik pada umumnya berbentuk cair


sehingga dapat dibentuk sesuai cetakannya. Material matrik dapat
berbentuk polimerisasi bahan kimia maupun pengerasan dari bentuk
cairnya. Pada praktek di lapangan material matrik polimer dikenal
dengan sebutan resin. Bahan resin yang banyak terdapat dijumpai di
pabrik-pabrik produsen fiberglass adalah polyester, vinylester, repoxy,
phenolic, polyimide, PEEK, dan lain-lain.

2) Penguat. Material penguat yang banyak digunakan dalam


pembuatan komposit adalah fiber-glass, serat karbon, serat kevlar, dll.
Jenis-jenis material pengisi diproduksi secara beragam untuk
menghasilkan komposit sesuai dengan kebutuhannya. Jenis-jenis
material antara lain:

a) Surfacing Mat
b) Copped Strain Mat
c) Woven Rofing
d) Carbon Fiber
e) Carbon Cevlar
f) Biaxial Carbon Matt
g) Dll.

c. Sandwich FRP. Sandwich FRP merupakan salah satu material


komposit dengan material penguat yang terdiri dari serat fiber dan penambahan
kayu balsa atau divinyl cell. Kayu balsa maupun divinyl cell merupakan material
pengisi digunakan untuk menghasilkan komposit yang kuat dan ringan.
Jenis material pengisi yang sering diaplikasikan antara lain:

a) Diviny Cell
b) Kayu balsa
c) Kayu sengon
d) Firret Core Matt
e) Honeycam

d. Pekerjaan Moulding. Pekerjaan pembuatan cetakan merupakan


merupakan dasar untuk menghasilkan badan kapal yang direncanakan. Proses
ini merupakan bagian terpenting dari proses pembuatan badan kapal secara
keseluruhan. Bagus atau jeleknya hasil sangat dipengaruhi oleh perlakuan awal
dalam proses pembuatan cetakan.

Untuk menghasilkan cetakan yang baik tentunya harus didukung


pemakaian material yang baik pula, dalam arti cetakan tidak akan mengalami
deformasi/perubahan bentuk maupun ukuran dalam jangka waktu usia pakainya.

TERBATAS
TERBATAS
6
Pemakaian Gelcoat yang berkualitas sangat dianjurkan untuk menghasilkan
permukaan cetakan yang sempurna, juga tidak kalah pentingnya adalah proses
pelapisan Wax (Mirror Glaze) yang betul-betul merata dan dilaksanakan 3 s/d 4
kali sapuan dengan menggunakan majun bersih.

e. Proses Laminasi. Proses laminasi merupakan salah satu teknik untuk


menghasilkan material komposite yang dilaksanakan secara lapis-perlapis.
Kesempurnaan hasil laminasi sangat depengaruhi oleh penggunaan material
dan teknik pelaksanaan laminasi. Proses laminasi bisa dilaksanakan dengan
memakai kuas roll dan roll besi untuk mengeluarkan gelembung gas yang
terperangkap dalam lapisan. Untuk kesempurnaan laminasi digunakan papan
penekan dilapisi karet yang dipakai untuk proses akhir laminasi agar cairan
resin tidak menggumpal dan benar-benar merata pada tiap lapisan.

1) Gelcoat. Penggunaan gelcoat yang bagus akan sangat


menentukan hasil akhir pekerjaan. Proses pelapisan dapat dilaksanakan
dengan metode Spray (semprot) maupun sapuan kuas. Pelapisan gelcoat
disarankan tidak terlalu tebal sekitar 25 s/d 50 mikron. Gelcoat langsung
bisa diaplikasikan dengan menggunakan pigmen warna untuk
menghasilkan warna yang diinginkan. Pemakaian pigmen disarankan
dengan perbandingan 10 : 1, dalam arti dalam setiap 10 kg gelcoat
dibutuhkan pigmen sebanyak 1 kg dan dicampur dengan menggunakan
mixer sampai bercampur secara sempurna. Penggunaan pigmen ini untuk
menggantikan proses pengecatan pada akhir pekerjaan, karena akan
lebih tahan terhadap cuaca dan hasil akhir lebih sempurna.

Untuk metode pelapisan gelcoat dengan spray, dapat digunakan


bahan pengencer gelcoat berupa cairan Aceton maupun Sterine
Manomer dengan perbandingan 4 : 1 ( 4 bagian gelcoat, 1 bagian
aceton). Sedapat mungkin penggunaan gelcoat adalah gelcoat produk
fabrikan bukan rekayasa pencampuran Leoning Powder dengan resin.

Gelcoat fabrikan yang umum digunakan adalah produk Justus


2141, dimana dalam penggunaannya harus ditambah larutan cobalt 5 gr/lt
dan katalist untuk aplikasinya. Produk lain yang umum dipakai adalah UG
270 yang berwarna netral dan UG 272 yang berwarna merah dimana
kedua produk ini sudah mengandung cobalt, tinggal ditambah katalist
untuk aplikasinya. Kedua jenis terakhir ini biasa dipakai dalam pembuatan
cetakan badan kapal.

2) Dempul. Penggunaan dempul adalah untuk mengisi bagian-


bagian yang rusak atau perlu pekerjaan lanjutan. Pemakain dempul yang
umum adalah dengan pencampuran Leoning Powder maupun serbuk
silicon (Aerosyl) dengan resin ditambah katalist untuk aplikasinya. Tetapi
bahan ini mempunyai sifat yang keras sehingga sulit dalam proses
lanjutan seperti penghalusan permukaan. Produk fabrikan yang umum
digunakan adalah Q-cell 5020 FPS Inorganic Microspheres dimana
aplikasinya dengan ditambah resin dan katalist. Bahan ini lebih mudah
untuk pekerjaan lanjutan karena hasil lapisannya relatif lembut.

TERBATAS
TERBATAS
7

3) Serat Penguat. Dalam aplikasi dilapangan, penggunan


Surfacing matt diperlukan setelah pelapisan gelcoat. Bahan ini disarankan
untuk membentuk lapisan yang rata dan sekaligus memberi kekuatan
pengikatan gelcoat. Bahan ini sejenis CSM tetapi kontur sangat halus
seperti kertas tissu. Laminasi berikutnya adalah standar seperti
pelaksanaan laminasi fiber pada umumnya.

Untuk mendapatkan sifat-sifat khusus lapisan, dapat ditambahkan


serat penguat berupa carbon matt, carbon cevlar maupun biaxial carbon
matt dibagian-bagian tertentu dari konstruksi badan kapal, dimana
aplikasinya sama dengan proses laminasi serat fiber umumnya.

4) Bahan Pengisi. Bahan pengisi yang dianjurkan adalah Jenis


kayu balsa atau kayu sengon, Diviny cell, Honeycam maupun Firret
Corematt. Diviny cell, kayu balsa maupun firret coremat masih merupakan
bahan impor dan termasuk mahal dari segi harga, tetapi sudah lazim
digunakan dalam aplikasi di lapangan. Diviny cell sering digunakan untuk
pengisi lapisa sekat, deck maupun atap dari bangunan kapal. Kayu balsa
bisa digunakan untuk mengisi lapisan Kulit dasar, sedang firret corematt
dapat dipakai untuk mengisi bagian transom untuk penempatan mesin
tempel.

5) Resin. Resin umum digunakan untuk melarutkan


serat penguat dan berpadu menjadi material fiber glass. Untuk pekerjaan
pelapisan dengan bahan pengisi kayu balsa disarankan menggunakan
Repoxxy R-802 ataupun Vinilester ditambah cobalt 5 gr/kg repoxy dan
katalist 7-10 cc untuk aplikasinya. Bahan ini sama dengan resin tetapi
warnanya kehijau-hijauan.

BAB III
PELUANG DAN KENDALA

7. Peluang.

a. Pelaksanaan Inservice Training Process Sandwich Laminasi Fiber Glass


Reinforced Plastic (FRP) ini akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan
pengetahuan dan sekaligus kemempuan personil dalam teknologi material
komposit untuk pelaksanaan produksi kapal material komposit ke depan.

b. Kerjasama antara TNI AL (dalam hal ini Fasharkan) dengan industri jasa
maritim akan sangat memudahkan dalam transfer teknologi, ksususnya material
komposit.

c. Pelaksanaan Inservice Training Process Sandwich Laminasi Fiber Glass


Reinforced Plastic (FRP) ini akan sangat bermanfaat dalam memacu

TERBATAS
TERBATAS
8
produktifitas dan kualitas hasil produksi karena telah banyak kompetitor industri
perkapalan material komposit yang sudah memproduksi kapal untuk TNI AL.

d. Era globalisasi dewasa ini sangat membantu dalam hal informasi


teknologi maupun jalur lalulintas material, sehingga tidak akan ada kendala
apabila harus menggunakan material yang berkualitas melalui proses impor.

8. Kendala.

Pelaksanaan Inservice Training Process Sandwich Laminasi Fiber Glass


Reinforced Plastic (FRP) ini memiliki beberapa kendala yaitu:

a. Lokasi. Lokasi pelaksanaan inservice training jauh dari lokasi satuan


kerja masing-masing peserta, sehingga waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan training menjadi lebih tersita untuk perjalanan.

b. Waktu. Waktu yang disediakan untuk melaksanakan training sangat


terbatas, sehingga materi yang diperoleh belum optimal.

BAB IV
PENUTUP

8. Demikian laporan pelaksanaan inservice training Process Sandwich Laminasi


Fiber Glass Reinforced Plastic (FRP) ini disusun agar dapat berguna sebagai referensi
dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan badan kapal material komposit
dan sebagai bahan pertimbangan pimpinan dalam menentukan kebijakan selanjutnya.

Jakarta, Februari 2008

Agus Prayetno, A.Md.


Kapten laut (T) NRP. 12263/P

TERBATAS
TERBATAS
9

Disusun oleh:

Mayor Laut (T) Imanuel Kaban, MT. NRP. 11507/P


Mayor Laut (T) Imanuel Dindin, ST., MEng. NRP. 12879/P
Kapten Laut (KH) Agus Prayetno, A.Md. NRP. 12263/P
Kapten Laut (T) Zainal A. Fuadi, S.T. NRP. 15078/P
Lettu Laut (T) Mohammad Akbar, S.T. NRP. 16206/P
Penda Tk. I/IIIB Hariyadi NIP. 030177804

TERBATAS

Anda mungkin juga menyukai