Asimilasi
Asimilasi
Misalnya, dalam bahasa Jerman bentuk mit der frau diucapkan /mit ter iraᵘ/. Bunyi /d/
dalam kata der berubah menjadi bunyi /t/ sebagai akibat dari pengaruh bunyi /t/ pada kata mit
yang ada di depannya.
b. Asimilasi regresif
Suatu asimilasi dikategorikan asimilasi regresif apabila bunyi yang diasimilasikan
mendahului bunyi yang mengasimilasikan. Dengan kata lain, bunyi yang diubah itu terletak
dimuka bunyi yang mempengaruhinya.
Misalnya, berubahnya bunyi /p/ menjadi bunyi /b/ pada pada kata Belanda op de weg
yang dilafalkan /obdeweg/, dimana bunyi /p/ dilafalkan menjadi bunyi /b/ sebagai akibat
pengaruh bunyi /d/ pada kata de.
c. Asimilasi Resiprokal
suatu asimilasi dikatakan asimilasi resiprokal apabila perubahan itu terjadi pada kedua
kedua bunyi yang saling mempengaruhinya, sehingga menjadi fonem atau bunyi yang lain.
Misalnya, dalam bahasa Batak Toba, kata bereng ‘lihat’ dan hamu ‘kamu’ dalam
konstruksi gabungan bereng hamu ‘lihatlah oleh kamu’ baik bunyi /ng/ pada kata bereng
maupun bunyi /h/ pada kata hamu keduanya berubah menjadi bunyi /k/, sehingga konstruksi
bereng hamu itu diucapkan /berek kamu/.
a) Asimilasi Total
Yang dimaksud dengan asimilasi total yaitu penyamaan fonem yang diasimilasi benar-
benar serupa, atau dengan perkataan lain dua buah fonem yang disamakan tersebut, dijadikan
serupa betul.
Contohnya:
Dalam Bahasa
Proses Asimilasi Hasil Asimilasi
Indonesia
b) Asimilasi Parsial
Suatu asimilasi dikategorikan asimilasi parsial bila kedua fonem yang disarnakan itu
tidak persis melainkan hanya sejenis secara artikulatoris.
en + bitter → embitter
peN- + dengar → pendengar