Review Bab I Semantik 1
Review Bab I Semantik 1
OLEH :
KELOMPOK 1
NURFAIDAH (E1C015047)
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................ .. i
DAFTAR ISI .............................................................................................. .. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... .. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. .. 1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 1
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
3.1 Istilah Semantik ............................................................................. 4
3.2 Ruang Lingkup Semantik .............................................................. 5
3.3 Istilah Makna ................................................................................. 6
3.4 Semantik dan Linguistik ................................................................ 7
3.5 Sifat Sejarah Semantik .................................................................. 8
3.6 Semantik, Filsafat, dan Psikologi .................................................. 9
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 10
4.1 simpulan ....................................................................................... 11
4.2 saran .............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
Maka semantik bagian dari linguistik. Sebagai salah satu komponen bahasa,
semantik ini kurang diperhatikan orang karena objek kajiannya adalah makna yang
dianggap sangat sukar ditelusuri dan dianalisis strukturnya. Makna sangat bersifat
arbitrer, berbeda dengan morfem atau kata, sebagai sasaran dalam studi morfologi
Makna sebagai objek dalam studi semantik ini memang sangat rumit
persoalannya, karena bukan hanya menyangkut persoalan dalam bahasa saja, tetapi
gagasan, kehendak, dan emosi dari seorang manusia kepada manusia lainnya.
Bahasa yang wujudnya berupa bunyi-bunyi ujaran dalam suatu pola bersistem tidak
lain daripada lambang-lambang konsep dan gagasan yang dipahami dan disepakati
bersama oleh para anggota penuturnya. Namun dalam praktik berbahasa yang
melambangkan dua konsep atau lebih atau dapat juga lambang yang melambangkan
konsep yang samar-samar atau abstrak. Persoalan dan hambatan itu terjadi karena
akibat dari kemampuan berbahasa dan bernalar para penutunya yang kurang,
sehingga seringkali mereka tidak bisa membedakan apa yang disebut makna,
PEMBAHASAN
A. Istilah Semantik
Semantik dalam Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Inggris yaitu
“semantics”. Kata ini berasal dari bahasa yunani, sema yang berarti nomina dan
tanda atau dari verba samaino yang artinya menandai dan berarti. Istilah ini
sebenarnya sudah ada sejak abad ke-17 namun baru dikenal luas pada abad ke-
18-19 hingga kini. Semantik secara umum diartikan sebagai ilmu bahasa cabang
linguistic yang menganalisis dan mempelajari makna.
Pada tahun 1825, Reisig seorang ahli klasik mengungkapkan konsep
baru tentang tiga unsur utama grammar, yakni etimologi (studi asal-usul kata
berkaitan dengan bentuk maupunn makna), sintaksis (tata kalimat), dan
semasiologi (ilmu tanda makna). Unsur ketiga (semasiologi) ini merupakan apa
yang dikenal sebagai semantik pada masa ini, hanya saja pada periode 1825-
1925 hal ini belum disadari oleh khalayak banyak. Menurut Reisig,
perkembangan semantic telah melalui tiga masa pertumbuhan, yakni:
a. Masa awal meliputi setengah abad yang dikenal dengan sebutan Ullmann
sebagai Underground Period.
b. Masa kedua, yaitu masa dimana semantik dikenal sebagai ilmu murni
historis atau yang dikenal sebagai historical semantics yang dipopulerkan
oleh karya klasik M. Breal (1987).
c. Masa ketiga, yaitu masa yang ditandai dengan karya filolog swedia, Gustaf
Stern (1931) yang melakukan kajian makna secara empiris bertolak dari
satu bahasa (bahasa inggris).
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Semoga dalam pembuatan makalah ke depannya lebih baik lagi. Semoga
makalah ini mampu memberikan manfaat untuk pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2003 “Kamus Besar Bahasa Indonesia Cetakan
Ruangan : D4.
Untuk pernyataan bahwa studi semantik mulai terarah pada bahasa tertentu
tersebut merupakan bentuk keluasan dari pandangan Gustaf Stern yang dulunya
menjadikan satu bahasa yaitu Bahasa Inggris sebagai tolak ukur kajian makna
yang ia lakukan. Semantik setelah munculnya pandangan Ferdinand
(strukturalisme) kajian makna mulai dilakukan dengan bertolak ukur pada
bahasa tertentu. Artinya tolak ukur pengkajiannya tidak lagi hanya pada Bahasa
Inggris saja, melainkan bahasa manapun yang dijadikan sebagai objek penelitian
itu sendiri yang digunakan sebagai tolak ukur pengkajiannya.
b) Teguh Satria Pratama
Untuk pernyataan kedua bahwa semantik mulai dipengaruhi Stilistika,
maksudnya adalah makna sangat dipengaruhi oleh gaya bahasa itu sendiri.
Artinya dalam pandangan Ferdinand ini mereka mulai sadar bahwa
pengguna bahasa (masyarakat bahasa) yang satu dengan yang lain memiliki
ciri khas gaya bahasa mereka masing-masing yang dalam penggunaannya
sangat berbeda dalam membentuk makna yang sejatinya memiliki arti dalam
bahasa yang digunakan itu sama. Namun dengan adanya gaya bahasa yang
dimiliki oleh suatu masyarakat bahasa tersebut tentu sangat mempengaruhi
makna dari apa yang diucapkannya itu.
c) Nurfaidah
maksudnya pandangan historis mulai ditinggalkan adalah semantic tidak lagi
berkaitan dengan unsure-unsur di luar bahasa misalnya latar belakang
perubahan makna, hubungan perubahan makna dengan logika, psikologi, dan
perubahan makna itu sendiri. Tetapi semantic lebih mengacu pada struktur
di dalam kosa kata itu sendiri.
Jawab :
a) Nurfaidah.
contohnya dalam kata amplop. Kata Amplop akan berubah makna atau
mengalami pergeseran makna apabila kata itu dimasukkan dalam sebuah
kalimat.
1. Tolong saya belikan amplop
2. Beri saja dia amplop, urusannya akan beres.
makna kata amplop dalam kalimat satu adalah makna leksikal atau makna
sebenarnya yaitu sebagai pembungkus surat dan tempat untuk menaruh
uang. Sedangkan pada kalimat dua, adalah makna konotasi, yang di mana
arti amplop adalah sogokan atau suap.