Anda di halaman 1dari 19

A.

LATAR BELAKANG
Kabupaten Banjarnegara merupakan Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa
Tengah. Kabupaten Banjaregara berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan
Kabupaten Batang di Utara, Kabupaten Wonosobo di Timur, Kabupaten Kebumen di
Selatan, dan Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Purbalingga di Barat.
Menurut data yang di ambil dari http://www.kemendagri.go.id, jumlah penduduk
yang ada di Kabupaten Banjarnegara adalah 1.170.292 Jiwa, terdiri dari 20
Kecamatan, 12 Kelurahan dan 266 Desa dengan luas wilayah yang mencapai
1.023,73 Km².
Berdasarkan luas daerah Kabupaten Banjarnegara, jumlah penduduk dan lokasi
yang manawarkan alam yang masih alami, menuntut pemerintah Kabupaten
Banjarnegara untuk terus berfikir kreatif dengan mengedepankan wisata menurut
potensi daerah yang ada, ditambah dengan adanya pariwisata yang banyak sekali
muncul di daerah/Kabupaten lain sesuai dengan program pemerintah yang sedang
lebih mengedepankan pariwisata di Indonesia melalui masing-masing daerah.
Daerah Kabupaten Banjarnegara yang sebagian besarnya adalah daerah
pegunungan ini menawarkan keindahan alamnya yang masih asri ditambah dengan
kondisi cuaca yang sejuk akan bisa menarik wisatawan untuk datang dan membuat
mereka nyaman dengan kondisi alam yang ada. Banjarnegara juga mempunyai
tempat-tempat yang bagus dan bisa dijadikan sebagai pengetahuan yaitu wisata
budayanya, seperti : museum, serulingmas dan masih banyak lagi. Setelah
menikmati wisata alam, dan juga wisata budaya/buatan, pengunjung dapat
menikmati wisata kuliner di Banjarnegara seperti restoran/rumah makan dan juga
oleh-oleh khas dari daerah, seperti salah satunya kuliner yang paling dikenal adalah
dawet ayu khas Banjarnegara. Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakatnya yaitu dalam hal
rekreasi atau wisata. Sampai saat ini sudah banyak tempat wisata yang terdaftar di
Dinas Pemuda dan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjarnegara,
baik itu dikelola oleh pihak swasta maupun dikelola oleh Pemerintah Kabupaten
atau Pemerintah Desa setempat .
Selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan wisata, juga bisa menjadi
pendapatan daerah yang secara tidak langsung bisa merubah ekonomi bagi

1
masyarakat disekitar lokasi wisata. Banyak hal yang bisa di manfaatkan oleh
masyarakat disekitar lokasi, seperti berjualan pakaian, berjualan makanan atau
oleh-oleh, menjadi juru foto, pemandu wisata,dan juga hotel atau penginapan. Ini
merupakan efek dari pembangunan pariwisata dari pemerintah Kabupaten.
Dengan banyaknya keuntungan yang didapat dari sektor pariwisata, maka
sektor pariwisata tidak bisa dianggap sebelah mata begitu saja di daerah
Kabupaten. Sektor pariwisata dan budaya bisa menjadi industri bagi banyak pihak,
hal yang harus dilakukan untuk mencapai industri pariwisata yang meyakinkan yaitu
seperti fasilitas yang disediakan, kondisi jalan menuju tempat wisata dan juga yang
harus dilakukan adalah menarik masyarakat untuk datang dengan cara
mempromosikan kepada masyarakat tentang wisata yang ada. Saat ini media
promosi banyak menggunakan artikel, buku, dan berita di media cetak. Cara
tersebut tidak efektif karena tidak mengikuti perkembangan informasi yang terbaru
tentang perkembangan wisata dalam jangka waktu yang akan datang. Dalam hal ini
yang sudah banyak digunakan adalah dengan menggunakan website, dimana
masyarakat bisa mengakses dengan cara mereka duduk di depan monitor. Selain
itu, website yang ada saat ini memberikan informasi yang tidak lengkap, website
tidak memberikan informasi lokasi sehingga banyak pendatang atau wisatawan dari
dalam maupun luar daerah yang tidak mengetahui lokasi wisata. Cara ini tidak
efektif karena wisatawan tidak dapat langsung mengetahui lokasi wisata yang
dituju. Dengan mobilitas yang tinggi maka masyarakat akan lebih memilih
menggunakan perangkat mobile.
Mengatasi masalah yang terjadi maka muncul gagasan untuk membuat sistem
informasi geografi lokasi wisata menggunakan smartphone sebagai sarana untuk
mengakses. Sistem informasi geografi ini menawarkan fitur yang mendukung
pemberian informasi dengan menunjukkan arah jalan ke tempat wisata yang yang
akan mereka datangi. Sistem informasi geografi ini juga memberikan informasi
tentang wisata yang ada dan memberikan informasi tentang penginapan yang ada
di sekitar lokasi wisata, ini juga didukung dengan pengaksesannya yang mudah
yaitu melalui perangkat mobile, dalam hal ini sebagai promosi wisata di daerah
Kabupaten Banjarnegara.

2
B. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas maka dapat
diidentifikasikan rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana cara membangun
aplikasi smartphone dalam bentuk aplikasi berbasis android yang menyediakan
informasi berbasis lokasi dengan memberikan informasi yang dibutuhkan
masyarakat sebagai pengguna tentang lokasi wisata dan sarana pendukung yang
ada di wilayah Kabupaten Banjarnegara dengan mudah dan tepat.

C. BATASAN MASALAH
Dalam merancang dan membangun aplikasi wisata Kabupaten Banjarnegara ini
dilakukan beberapa batasan masalah sebagai berikut :
1. Informasi yang disajikan dalam aplikasi ini meliputi wisata alam, wisata budaya
atau edukasi, wisata kuliner, gambar-gambar tentang tempat wisata, sarana
pendukung seperti : Resort atau Penginapan disekitar lokasi wisata.
2. Sistem Informasi Geografi ini memberikan informasi berkaitan dengan gambar-
gambar wisata, biaya masuk, sarana prasarana, dan resort atau penginapan
disekitar lokasi wisata.
3. Jenis perangkat lunak yang dibentuk merupakan jenis aplikasi smartphone dan
sistem operasi yang digunakan adalah android, khususnya android versi 4.0
(Jelly Bean) atau versi setelahnya.

3
D. KAJIAN PUSTAKA
1. Kabupaten Banjarnegara
Kabupaten Banjarnegara adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah,
Indonesia. Kabupaten Banjarnegara terletak diantara 7° 12' - 7° 31' lintang
selatan dan 109° 29' - 109° 45'50" bujur timur. Kabupaten Banjarnegara
berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang di utara,
Kabupaten Wonosobo di timur, Kabupaten Kebumen di selatan, dan Kabupaten
Banjarnegara serta Kabupaten Purbalingga di Barat. Populasi jiwa di Kabupaten
Banjarnegara berjumlah 916.875 jiwa dengan kepadatan 857,12 jiwa/km2 yang
terdiri dari 20 Kecamatan, 12 Kelurahan, dan 266 Desa. Dari luas wilayah
1.064,52 km persegi atau 106,452 hektar maka pola penggunaan tanahnya
dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Tanah sawah 19.389,69 hektar (18,17%) yang terdiri dari :
- Berpengairan teknis 6.745,58 hektar (6,32%)
- Berpengairan setengah teknis 969,02 hektar (0,70%)
- Berpengairan sederhana 5.647,82 hektar (5,29%)
- Tadah hujan 6.027,48 hektar (5,65%).
b) Tanah Kering 50.325,81 hektar (47,17%).
c) Tanah Kolam 343,97 hektar (0,32).
d) Tanah Perkebunan Rakyat 156,89 hektar (0,15%).
e) Tanah Hutan 16.608,97 hektar (15,57%).
f) Tanah Lainnya 19.626,67 hektar (18,43%).
Dari keadaan geologisnya pada umumnya terlihat struktur batuan yang ada
di Kab. Banjarnegara adalah struktur batuan berbentuk lapisan dengan kondisi
batuan mudah longsor dan banyak sesar/patahan terutama di wilayah bagian
utara sehingga cukup membahayakan bangunan fisik/prasarana.
Bentang alam berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran geografis,
wilayah ini dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a) Zona Utara, adalah kawasan pegunungan yang merupakan bagian dari
Dataran Tinggi Dieng, Pegunungan Serayu Utara. Daerah ini memiliki
relief yang curam dan bergelombang. Di perbatasan dengan Kabupaten
Pekalongan dan Kabupaten Batang terdapat beberapa puncak, seperti

4
Gunung Rogojembangan dan Gunung Prahu. Beberapa kawasan
digunakan sebagai objek wisata, dan terdapat pula pembangkit listrik
tenaga panas bumi. Zona sebelah utara meliputi kecamatan Kalibening,
Pandanarum, Wanayasa, Pagentan, Pejawaran, Batur, Karangkobar,
Madukara
b) Zona Tengah, merupakan zona Depresi Serayu yang cukup subur. Bagian
wilayah ini meliputi kecamatan Banjarnegara, Ampelsari, Bawang,
Purwanegara, Mandiraja, Purworejo Klampok, Susukan, Wanadadi,
Banjarmangu, Rakit
c) Zona Selatan, merupakan bagian dari Pegunungan Serayu Selatan,
merupakan daerah pegunungan yang memiliki relief curam meliputi
kecamatan Pagedongan, Banjarnegara, Sigaluh, Mandiraja, Bawang,
Susukan.
Transportasi di Kabupaten Banjarnegara di lalui jalan dari berbagai
kabupaten. Banjarnegara dilalui jalan provinsi yang menghubungkan
antara Banjarnegara dengan Magelang dan Semarang. Klampok merupakan
persimpangan jalur menuju Purbalingga dan Banjarnegara. Selain itu terdapat
jalan provinsi yang menghubungkan Banjarnegara dengan Batang, melintasi
dataran tinggi Dieng (http://www.banjarnegarakab.go.id, 2017).

2. Wisata Kabupaten Banjarnegara


Berdasarkan data yang diperoleh dari http://budparbanjarnegara.com,
terdapat berbagai wisata yang ada di Kabupaten Banjarnegara. Jumlah wisata
yang ada berjumlah empat puluh delapan wisata, yaitu terdiri dari :
a. Wisata Alam
Kawah Candradimuka, Kawah Sikidang, Kawah Sileri, Sumur Jalatunda,
Telaga Balekambang, Telaga Merdada, Curug Sirawe, Curug Pitu.
b. Wisata Budaya
Candi Bima, Candi Dwarawati, Candi Gathotkaca, Kelompok Candi
Arjuna, Komplek Candi Dieng, dan Museum Kaliasa.

5
c. TRMS Seruling Mas
Koleksi Satwa, Panggung Hiburan, WaterBoom, Fasilitas dan Wahana
lain.
d. Waduk Mrican
Wisata Air dan Taman Bermain.
e. Agro Wisata
Salak Pondoh, Strawberry dan Caricca.
f. Arum Jeram Serayu
g. D’Qiano
h. Wisata Kuliner
Dawet Ayu Banjarnegara, Soto Krandegan, Rames Krandegan, Buntil,
Ikan Teri Sungai, Rujak / Pecel Kangkung, Serabi Banjarnegara, Teh
Sangrai, Kopi Sangrai, Nasi Bakar Ikan Berempah, Carica, Keripik Salak,
Manisan Salak, Dodol Salak, Sirup Salak, Sop Ikan, Leye – Intil, Apem,
Bakso Kupat, Gejos, Purwaceng, Keripik Kentang, Jipang, Wedang Uwuh,
Mendoan.
Dari jumlah empat puluh delapan yang terdaftar, masih banyak tempat
baru yang dikelola oleh pemerintah daerah ataupun pemerintah desa setempat
yang belum terdaftar pada http://budparbanjarnegara.com.

3. Sistem Informasi Geografi


Menurut Irwansyah (2013) Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic
Information System (GIS) adalah sebuah sistem yang didesai untuk menangkap,
menyimpan, memanipulasi, menganalisa, mengatur dan menampilkan seluruh
jenis data geografis. SIG tidak lepas dari data spasial, yang merupakan sebuah
data yang mengacu pada posisi, obyek dan hubungan di antaranya dalam ruang
bumi. Data spasial merupakan salah satu item dari informasi dimana didalamnya
terdapat informasi mengenai bumi termasuk permukaan bumi, dibawah
permukaan bumi, perairan, kelautan dan bawah atmosfer. SIG bukan sekedar
penggunaan komputer untuk membuat peta, tapi lebih dari itu SIG seharusnya
dapat membantu dalam analisis. Berdasarkan kriterianya sebuah sistem
informasi geografi harus memiliki karakteristik sebagai berikut:

6
a) Geographic. Sistem yang menekankan pada data yang berkaitan dengan
skala pengukuran geografis, dan yang mengacu pada sistem koordinat
lokasi-lokasi dipermukaan bumi.
b) Information adalah memungkinkan untuk menggunakan sistem ini
dalam menjawab pertanyaan tentang database geografis, termasuk
informasi tentang kondisi geografis. Informasi ini menampilkan inti dari
informasi yang spesifik dan bermakna dari berbagai kumpulan data, dan
hanya ini yang mungkin karena data diorganisir menjadi model dari
keadaan yang sebenarnya.
c) System merupakan kondisi yang memungkinkan bagi pengaturan data
demi menjawab permasalahan. Dalam makna yang paling general, GIS
tidak harus selalu sistem yang otomatis, misalnya hanya berbentuk
lembaran peta, tapi GIS harus merupakan sekumpulan prosedur yang
terintegrasi mulai input, penyimpanan, manipulasi, dan output dalam
bentuk informasi geografis.
Menurut Hartono (2007) SIG merupakan suatu sistem yang terdiri atas
beberapa subsistem yang satu sama lainnya saling terkait. Secara garis besar
subsistem didalam SIG terdiri atas empat, yaitu subsistem masukan (input),
penyimpanan dan pemanggilan (retrieval), manipulasi dan analisis, serta
subsistem keluaran atau penyajian (display). Subsistem digambarkan pada
Gambar 1.

Gambar 1. Subsistem SIG


a) Subsistem masukan, yaitu subsistem dalam SIG yang berfungsi
mengumpulkan dan mempersiapkan berbagai data spasial maupun

7
atribut dari berbagai sumber untuk dikonversi atau dirubah ke dalam
format-format data yang dapat digunakan SIG.
b) Subsistem penyimpanan dan pemanggilan, yaitu subsistem dalam SIG
yang berfungsi mengorganisir data spasial ataupun data atribut ke dalam
basis data sehingga dapat dengan mudah dipanggil kembali untuk
diadakan pengeditan, revisi, dan pembaharuan data.
c) Subsistem manipulasi dan analisis, yaitu subsistem dalam SIG yang
berfungsi melakukan pengolahan dan pemodelan data agar dapat
menghasilkan data yang diharapkan.
d) Subsistem keluaran (output) atau penyajian (display), yaitu subsistem
dalam SIG yang berfungsi menampilkan data yang telah diolah. Data
hasil pengolahan tersebut dapat berbentuk grafik, tabel, laporan atau
peta.

4. Android
Menurut Supardi (2011) Android merupakan sebuah sistem operasi
perangkat mobile berbasis linux yang mencakup sistem operasi, middleware,
dan aplikasi. Beberapa pengertian lain dari Android, yaitu:
 Merupakan platform tebuka (Open Source) bagi pengembang
(Programmer) untuk membuat aplikasi.
 Merupakan sistem operasi yang dibeli Google Inc. Dari Android Inc.
 Bukan bahasa pemrograman, akan tetapi hanya menyediakan
lingkungan hidup atau run time environment yang disebut DVM (Dalvic
Virtual Machine) yang telah dioptimasi untuk device/alat dengan sistem
memori yang kecil.

5. Google Maps
Google maps merupakan layanan dari google yang mempermudah
penggunanya untuk melakukan kemampuan pemetaan untuk aplikasi yang
dibuat. Sedangkan Google Maps API memungkinkan pengembangan untuk
mengintegrasikan Google Maps ke dalam situs web. Dengan menggunakan
Google maps API memungkinkan untuk menanamkan situs Google maps ke

8
dalam situs ekternal, dimana situs data tertentu dapat dilakukan overlay
(Febrian, 2008).
Meskipun pada awalnya hanya JavaScript API, API Maps sejak diperluas
untuk menyertakan sebuah API untuk Adobe Flash aplikasi, layanan untuk
mengambil gambar peta statis, dan layanan web untuk melakukan geocoding,
menghasilkan petunjuk arah mengemudi, dan mendapatkan profil elevasi.
Kelas kunci dalam perpustakaan Maps adalah MapView, sebuah subclass
dari ViewGroup dalam standar perpustakaan android. Sebuah MapView
menampilkan peta dengan data yang diperoleh dari Google Maps. Biila
MapView memiliki fokus, dapat menangkap tomol yang ditekan dan gerakan
sentuh untuk pan dan zoom peta secara otomatis, termasuk penanganan
permintaan jaringan untuk ubin peta tambahan. Ini juga menyediakan semua
elemen UI yang diperlukan bagi pengguna untuk mengendalikan peta. Aplikasi
tersebut juga dapat menggunakan metode MapView kelas untuk mengontrol
MapView secara terprogram dan menarik sejumlah jenis tampilan data diatas
peta.

6. PHP (HyperText Preprocessor)


PHP yaitu bahasa pemrograman universal untuk penanganan pembuatan
dan pengembangan sebuah situs web dan bisa digunakan bersama dengan
HTML. Saat ini PHP banyak dipakai untuk membuat program situs web dinamis.
Contoh aplikasi program PHP adalah forum (phpBB) dan MediaWiki (Software
dibelakang Wikipedia). Selain itu, PHP juga menjadi pilihan lain dari
ASP.NET/C#/VB.NET Microsoft, ColdFusion Macromedia, JSP/Java Sun
Microsystems, dan CGI/Perl untuk membuat ataupun menjalankan programnya.
PHP sebagai sekumpulan skrip atau bahasa program memiliki fungsi utama
yaitu mempu mengumpulkan dan mengevaluasi hasil survei atau bentuk apapun
ke server database dan pada tahap selanjutnya akan menciptakan efek
beruntun. Efek beruntuk PHP ini berupa tindakan dari skrip lain yang akan
melakukan komunikasi dengan database, mengumpulkan dan mengelompokkan
informasi, kemudian menampilkannya pada saat ada tamu website
memerlukannya (menampilkan informasi sesuai permintaan user).

9
7. Penelitian Sejenis
Beberapa penelitian yang telah dilakukan yang berkaitan dengan penelitian
ini adalah :
a) Oki Ria Hermawan (2016) telah membangun aplikasi sistem informasi
geografi tempat wisata di kabupaten Banyumas berbasis android. Hasil
penelitian ini berupa aplikasi Android untuk memudahkan wisatawan
mencari lokasi wisata yang ada di kabupaten Banyumas.
b) Bahtiar Fahmi (2014) membangun aplikasi penentuan lokasi wisata
menggunakan algoritma floyd-warshall di kabupaten Banjarnegara berbasis
Web-GIS. Hasil penelitian ini berupa aplikasi Web-Gis wisata kabupaten
Banjarnegara dengan menggunakan algoritma floyd-warshall untuk mencari
rute optimum dari lokasi wisata.
c) Yosef, Ema Utami dan Emha Taufiq Luthfi (2013) melakukan penelitian dan
membangun aplikasi sistem informasi geografis berbasis android sebagai
media informasi pariwisata di kabupaten Banyumas. Hasil penelitian ini
adalah membangun suatu sistem informasi geogafis yang mampu
memberikan informasi tempat wisata kepada wisatawan dengan
menggunakan teknologi android.

E. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini yaitu
1. Merancang bangun Sistem Informasi Geografi Pemetaan Lokasi Wisata di
Kabupaten Banjarnegara berbasis Android.
2. Mempermudah pencarian lokasi wisata bagi wisatawan.

F. MANFAAT
1. Masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang wisata yang ada di
Kabupaten Banjarnegara. Seperti informasi lokasi wisata, harga tiket, fasilitas
wisata bahkan fasilitas pendukung seperti penginapan disekitar wisata.
2. Memudahkan Dinas Pemuda dan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Banjarnegara dalam melakukan kegiatan promosi wisata.

10
G. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, yaitu
mengembangkan Sistem Informasi Geografi Lokasi Wisata di Kabupaten
Banjarnegara berbasis Android.
2. Tempat Penelitian
Pembuatan sistem bertempat di Laboratorium Rekayasa Perangkat
Lunak, Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
3. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, proses pengumpulan data dilakukan dengan cara
yaitu sebagai berikut :
a) Dokumentasi
Dari pembuatan sistem ini, data diperoleh dari dua sumber yaitu sumber
yang pertama dari Dinas Pemuda dan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Banjarnegara untuk informasi – informasi tentang kepariwisataan
dan Resort di Kabupaten Banjarnegara. Sumber yang ke dua adalah dari
Google Maps yang berfungsi untuk mendapatkan data titik longitude dan
latitude penentuan lokasi wisata dan resort disekitar wisata. Google Maps
menyediakan fitur untuk memperoleh data hanya dengan cara, klik kanan
pada lokasi yang ingin kita ketahui titik koordinatnya, lalu kemudian pilih
what here/ apa ada disini, maka secara otomatis titik longitude dan latitude
akan diketahui.

11
b) Data Global Possitioning System(GPS)
Data Global Possitioning system adalah sistem yang berfungsi untuk
menentukan lokasi dan navigasi atau sebagai pengindraan jauh dari sebuah
lokasi. GPS ini dilakukan untuk menentukan lokasi yang tidak diketahui
longitude dan latitude dari pengindraan jauh. Data longitude dan latitude
dapat diketahui saat kita membawa GPS ke lokasi yang dimaksud, secara
otomatis GPS akan memberikan informasi tentang titik longitude dan
latitude.
4. Pengembangan Sistem
Model pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan Waterfall Model. Waterfall Model adalah sebuah contoh
dari proses perencanaan, dimana semua proses kegiatan harus terlebih dulu
direncanakan dan dijadwalkan sebelum dikerjakan (Sommerville, 2011).
Berikut merupakan beberapa tahapan perencanaan waterfall model :

Gambar 2. Model Pengembangan Sistem Watterfall (Sommerville, 2011)

1. Requirements Definition
Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah yang terjadi,
pengumpulan data yang dibutuhkan pada saat pengembangan sistem.
Batasan juga ditentukan sebagai batasan dari sistem yang dibangun dan

12
ditentukan tujuan dari sistem. Pada metode proses pengumpulan data yang
dilakukan pada tahap perencanaan pembuatan sistem informasi geografi
tempat wisata ini adalah dengan studi dokumentasi, pengindraan jauh, dan
data Global Possitioning System (GPS).

2. System and Software Design


Pada tahap ini, dilakukan perancangan sistem secara keseluruhan.
Perancangan sistem dilakukan berdasarkan data yang telah dikumpulkan
hingga spesifikasi hardware yang digunakan sebagai pengoprasi sistem yang
akan dibangun.
Sistem yang dibangun adalah dari data yang telah terkumpul dan yang
sudah dianalisis. Proses ini dilakukan dengan membuat use case diagram.
Use Case Diagram yang dibuat adalah sebagai berikut :

Mengelola Data
Tempat Wisata

Mengelola Data Resort

Gambar 3. Use Case Diagram Aplikasi Web Admin Sistem Informasi


Geografi Tempat Wisata di Kabupaten Banjarnegara.

13
Wisata Alam
<<include>>
Melihat Tempat Wisata Budaya /
<<include>>
Wisata Buatan
<<include>>

Wisata Kuliner

Melihat Resort

Gambar 4. Use Case Diagram Aplikasi Android Sistem Informasi Geografi


Tempat Wisata di Kabupaten Banjarnegara.

14
Selanjutnya perancangan antarmuka aplikasi Android Sistem Informasi
Geografi Lokasi Wisata di Kabupaten Banjarnegara berbasis Android yaitu
seperti pada gambar 5.

TITLE

M
E
Halaman
N Tampilan
U

LOGO

Gambar 5. Rancangan antarmuka Sistem Informasi Geografi Lokasi


Wisata di Kabupaten Banjarnegara

Spesifikasi minimal software dan hardware yang diperlukan untuk bisa


menjalankan sistem yang dibangun adalah :
a) Aplikasi web Admin
1) Personal Computer (PC) / Laptop RAM 2GB.
2) Sistem Operasi Windows 7 64 bit dan 32 bit.
3) Web Browser.
b) Aplikasi Android Client
1) Smartphone dengan sistem operasi Android.
2) Android Versi 4.0 (Ice Cream Sandwidh).

15
3. Implementation and Unit Testing
Pada tahap ini, proses dari sebuah analisis dan design sistem yang
telah dibuat lalu direalisasikan dalam sebuah kode program atau unit
program. Dalam pembentukan sistem informasi geografi lokasi wisata di
Kabupaten Banjarnegara ini, sistem yang pertama dibuat adalah sistem
yang akan digunakan oleh admin atau yang dibuat sebagai server yaitu
sistem web dan selanjutnya sistem client dibuat dalam bentuk aplikasi
android. Proses pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa semua
fungsi berjalan dengan baik, dan sesuai dengan fungsinya.

4. Integration and System Testing


Tahap ini dilakukan setelah sistem aplikasi dibangun. Tahap pengujian
system dilakukan untuk menguji semua elemen – elemen yang dibuat
apakah telah sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan.

5. Operation and Maintanance


Tahap ini dilakukan pada saat sistem sudah berjalan dan dapat
digunakan, ini dilakukan dengan waktu yang lama. Pemeliharaan dilakukan
mencakup koreksi dari adanya kesalahan yang tidak ditemukan pada tahap
awal. Selain itu, pada tahap ini juga dapat dilakukan peningkatan
kemampuan sistem atau penambahan fitur dalam sistem aplikasi yang baru
ditemukan.

16
H. Rencana Jadwal Penelitian
Tabel 1. Rencana Jadwal Pelaksanaan
Rencana Alokasi Waktu (Bulan ke : / Minggu ke: )
Kegiatan I II III IV
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Requirements
Definitions
System and
Software Design
Implementation
and Unit Testing
Integration and
System Testing
Operation and
Maintenance
Pembuatan
Laporan

17
Daftar Pustaka

Bahtiar, F. (2014). Penentuan Lokasi Wisata Menggunakan Algoritma Floyd-Warshall di


Kabupaten Banjarnegara Berbasis Web-GIS. Skripsi. Fakultas Ilmu Komputer.

Febrian, J. 2008. Menjelajah Dunia dengan Google. Informatika. Bandung.

Hartono. 2007. Geografi : Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Citra Praya. Bandung.

Irwansyah, E. 2013. Sistem Informasi Geografis: Prinsip Dasar dan Pengembangan


Aplikasi. Digibooks. Yogyakarta.

Mundzir. 2014. PHP TUTORIAL BOOK FOR BEGINNER. Notebook. Yogyakarta.

Ria Hermawan, Oki. 2016. Sistem Informasi Geografi Tempat Wisata Di Kabupaten
Banyumas Berbasis Android. Jurnal Informatika. JUITA ISSN : 2086-9398. Nomor 2
Volume IV, November.

Sommerville, I. 2011. Software Engineering 9. Pearson. Boston.

Supardi, Y. 2011. Semua Bisa Menjadi Programmer ANDROID Basic. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta.

Tim Pengolah. (2017). Kabupaten Banjarnegara. http://budparbanjarnegara.com.


diakses pada tanggal 15 April 2017.

Tim Pengolah. (2017). Kabupaten Banjarnegara. http://www.banjarnegarakab.go.id.


diakses pada tanggal 15 April 2017.

PUSDATIN. (2017). Profil Daerah. http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-


daerah/kabupaten/id/33/name/jawa-tengah/detail/3304/banjarnegara. diakses
pada tanggal 15 April 2017.

18
Yosef, Ema, dan Emha Taufiq. 2013. Sistem Informasi Geografis Berbasis Android
Sebagai Media Informasi Pariwisata di Kabupaten Banyumas. Jurnal Teknologi
Informasi. ISSN : 1907-2430. Nomor 24 Volume VIII, November.

19

Anda mungkin juga menyukai