KOTA KENDARI
Coastal Area Development In Abeli Sub-District Kendari
Muis1*, La Sara1 dan Dasmin Sidu2
1
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara
email: 1*muisfpik@gmail.com, 1lasara_unhalu@yahoo.com
2
Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara,
email:dasminsidu_07@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan 1) tingkat perkembangan kawasan pesisir, 2) persepsi
stakeholder mengenai pengelolaan kawasan pesisir, dan 3) strategi pengembangan kawasan
pesisir di Kecamatan Abeli Kota Kendari. Total pendapatan masyarakat terbesar dan terkecil
masing-masing ditemukan di Kelurahan Pudai Rp862.070 dan Kelurahan Lapulu sebesar
Rp322.317,38. Hasil analitical hierarky process mencakup pendapat perseorangan dan
pendapat gabungan. Hasil analisis gabungan didapatkan bahwa yang bertanggung jawab dari
ketiga aspek tersebut adalah pemerintah (nilai bobot 0,695), lalu berturut-turut swasta (nilai
bobot 0,220) dan masyarakat (nilai bobot 0,085). Hasil analisis pendapat gabungan dalam
perumusan strategi pengembangan wilayah pesisir di Kecamatan Abeli menempatkan
pengembangan budidaya laut yang diprioritaskan (nilai bobot 0,627), dan berturut-turut industri
(nilai bobot 0,182), pengembangan pariwisata (nilai bobot 0,108) dan pelabuhan peti kemas
(nilai bobot 0,083). Strategi pengembangan desa-desa pesisir seharusnya berdasarkan
pengamatan kondisi internal, sekaligus mengantisipasi perkembangan eksternal. Faktor-faktor
internal meliputi pola-pola pengembangan sumberdaya manusia, informasi pasar, sumberdaya
modal dan investasi, kebijakan investasi, pengembangan infrastruktur, pengembangan
kemampuan kelembagaan lokal dan kepemerintahan, serta berbagai kerjasama dan kemitraan,
sedangkan faktor eksternal meliputi kesenjangan wilayah dan pengembangan kapasitas otonomi
daerah, perdagangan bebas dan otonomi daerah.
ABSTRACT
This study is aimed to describe development level, the stakeholders perception and strategy of
coastal area development. The highest and the lowest of income of community were found at
Pudai of Rp862 070 and Lapulu of Rp322,317.38 respectively. The Analytical Hierarchy
Process (AHP) analisys which is based on individual and collective opinions. The results of
combined analysis found that the responsible of the above third aspect is the government (the
weight of 0.695), and a row of private (0.220 weight values) and community (weighted value of
0.085). The results of the combined analysis of opinion in the formulation of development
strategies in Abeli coastal aquaculture development puts a priority (weighting value 0.627),
industry (weighted value 0.182), the development of tourism (weighted value of 0.108) and the
container port (the weight 0.083) respectively. Development strategies of coastal villages in
Abeli District should be based on observations of the internal conditions, and anticipating
external developments. Internal factors include patterns of human resource development, market
information, capital resources and investment, investment policy, infrastructure development,
capacity building of local institutions and governance, as well as a variety of collaboration and
partnership, while external factors include the gap of problem areas and capacity building of
regional autonomy, free trade and regional autonomy.
Key words: analitycal hierarchy process, coastal area development, stakeholder perception.
April 2010 sampai Juni 2010. Lokasi Dinas Kelautan dan Perikanan (1
2. Aspek ekonomi meliputi : peningkatan desa. Alat bantu yang digunakan untuk
pendapatan masyarakat, peluang usaha uji standar deviasi ini adalah perangkat
sektor informal, kesenjangan lunak excell, dengan ketentuan :
pendapatan; PDRB dari sektor : 1. Jika tingkat perkembangan suatu
angkutan dan komunikasi, keuangan, wilayah kurang dari selisih antara
jasa-jasa, pertanian, industri, listrik, nilai rata-rata tingkat perkembangan
gas dan air, konstruksi dan dengan standar deviasinya maka
perdagangan. tingkat perkembangan wilayah
3. Aspek lingkungan meliputi : tersebut rendah.
konservasi lingkungan, pencemaran 2. Jika tingkat perkembangan suatu
lingkungan, keamanan dan wilayah berada diantara nilai selisih
kenyamanan rata-rata tingkat perkembangan
Setiap variabel pada masing-masing dengan standar deviasinya hingga
aspek terlebih dahulu disusun dalam tabel jumlah dari keduanya maka tingkat
hingga membentuk baris dan kolom. perkembangan wilayah tersebut
Baris yang terbentuk mengindikasikan adalah sedang.
perbandingan antara masing-masing 3. Jika tingkat perkembangan suatu
variabel pada aspek tersebut. Oleh karena wilayah lebih dari jumlah antara nilai
itu, kolom pertama menganut variabel rata-rata tingkat perkembangan
terbanding, sedangkan kolom terakhir dengan standar deviasinya maka
menganut variabel pembanding. Di antara tingkat perkembangan wilayah
keduanya, terdapat kolom yang menganut tersebut adalah tinggi.
angka-angka skor yang terdiri dari satu Alat analisis hierarki proses
hingga sembilan. Teknik pengambilan dipergunakan untuk menjawab permasa-
data dapat membentuk format dengan lahan kedua bagaimana persepsi atau
memberi tanda checklist (√) setiap kolom pandangan stakeholder mengenai arah
perkembangan dan pengelolaan kawasan
D. Analisis Data
pesisir dan permasalahan ketiga bagai-
Untuk menjawab permasalahan
mana strategi pengembangan kawasan
tentang bagaimanakah tingkat perkem-
pesisir.
bangan pesisir, dilakukan analisis
Pendekatan AHP menggunakan
deskriptif berdasarkan klasifikasi tingkat
Skala Saaty (1993) yaitu :
perkembangan kawasan setiap kelurahan/
1. Tingkat kepentingan satu adalah kedua antara dua nilai pertimbangan yang
elemen sama penting, dengan pen- berdekatan, dengan penjelasan bahwa
jelasan dua elemen mempunyai nilai ini diberikan bila ada dua
pengaruh yang sama besar terhadap kompromi diantara dua pilihan
tujuan 7. Tingkat kepentingan dengan nilai
2. Tingkat kepentingan tiga adalah kebalikan yaitu jika untuk aktivitas i
elemen yang satu sedikit lebih penting mendapat satu angka dibandingkan
dari pada elemen yang lain, dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai
penjelasan bahwa pengalaman dan kebalikannya bila dibandingkan
penilaian sedikit mendukung satu dengan i.
elemen dibanding elemen yang lainnya
HASIL
3. Tingkat kepentingan lima adalah
elemen yang satu lebih penting dari Tingkat perkembangan kawasan
pada elemen yang lain, dengan pesisir di Kecamatan Abeli Kota Kendari
penjelasan bahwa pengalaman dan dapat dilihat pada tabel 1 berikut ;
penilaian sangat kuat mendukung satu Tabel 1 Jumlah Keluarga Prasejahtera di
Daerah-daerah Pesisir Kecamat-
elemen dibanding elemen yang lainnya
an Abeli Kota Kendari
4. Tingkat kepentingan tujuh adalah satu No Kelurahan Jumlah Keluarga
Prasejahtera
elemen jelas lebih penting dari elemen
1 Pudai 114
lainnya, dengan penjelasan bahwa satu
2 Lapulu 467
elemen dengan kuat didukung dan 3 Poasia 223
dominan terlihat dalam praktek 4 Talia 229
5 Bungkutoko 230
5. Tingkat kepentingan sembilan adalah
6 Petoaha 268
satu elemen mutlak lebih penting dari 7 Nambo 162
pada elemen yang lainnya, dengan 8 Sambuli 231
9 Tondonggeu 128
penjelasan bahwa bukti yang mendu-
Sumber : BPS Kecamatan Abeli Dalam Angka
kung elemen yang satu terhadap 2010
dengan terbukanya secara luas peluang sosial yang menjadi prioritas kedua (nilai
usaha dan terbinanya peningkatan bobot 0,043). Akses pelayanan yang
kapasitas usaha maka dengan sendirinya dimaksud bukan saja dalam hal pelayanan
akan terjadi peningkatan pendapatan perizinan dan infrastruktur tetapi juga
masyarakat yang pada akhirnya akan kepada pelayanan pembinaan seperti
menurunkan kesenjangan pendapatan. pembiayaan, teknologi dan pemasaran,
Aspek Sosial serta perlindungan usaha.
Hasil analisis aspek sosial diharapkan Meningkatnya akses pelayanan
nanti bersifat bottom up, sehingga akan kepada masyarakat akan memberikan
berdampak positif dan dapat diterima dampak yang positif. Jika semua unsur
serta mendapat respons dari masyarakat tersebut di atas terakses dengan baik oleh
karena aspek sosial bersentuhan langsung masyarakat, sehingga masyarakat dengan
dengan harapan masyarakat sehingga mudah melihat peluang-peluang pengem-
masyarakat ikut serta merasa memiliki bangan usaha maupun peningkatan
suatu kebijakan yaitu : kesejahteraan lainnya.
a. Penyerapan Tenaga Kerja c. Kesenjangan Kesempatan Kerja
Kriteria penyerapan tenaga kerja Mengatasi kesenjangan kesempatan
merupakan kriteria aspek sosial yang kerja menempati prioritas ketiga dalam
menjadi prioritas pertama (nilai bobot pandangan para stakeholder wilayah
0,109). Penyerapan tenaga kerja yang pesisir Kecamatan Abeli (nilai bobot
besar pada berbagai kegiatan ekonomi 0,017). Masyarakat menilai bahwa
akan berimplikasi pada pemerataan hampir tidak ada faktor yang menjadi
pemanfaatan sumberdaya manusia penyebab kesenjangan kesempatan kerja
setempat, sehingga secara ekonomi dapat selain faktor permodalan. Dengan
meningkatkan taraf hidup masyarakat. perbaikan akses masyarakat terhadap
Pemerataan disini mencakup pemerataan sumber-sumber pembiayaan usaha maka
pembangunan, pemerataan akses untuk dengan sendirinya akan terbuka peluang
terlibat dalam kegiatan pembangunan, usaha dan kesempatan kerja.
serta pemerataan pendapatan. Aspek Lingkungan
b. Tersedianya Akses Pelayanan Persepsi reponden terhadap
Peningkatan akses pelayanan kepada pentingnya kriteria aspek lingkungan
masyarakat merupakan kriteria aspek dalam pengembangan wilayah pesisir
apalagi untuk jenis industri yang sama masyarakat pendatang yang kemudian
akan memberi nilai positif dalam menetap menyusul pembukaan PPS
kaitannya dengan kemudahan mem- Kendari.
peroleh bahan baku dan aksesibilitas Ditinjau dari aspek sosial, kebera-
pemasaran. daan industri di daerah pesisir akan
Dalam pandangan stakeholder swasta banyak menyerap tenaga kerja sehingga
pengembangan pariwisata di Kecamatan mampu meningkatkan kesejahteraan
Abeli belum dapat diharapkan masyarakat setempat. Namun terkadang
menggerakkan ekonomi masyarakat. pertumbuhan lapangan kerja tidak diikuti
Luasan kawasan wisata Pantai Nambo oleh peningkatan kesejahteraan masyara-
yang sangat terbatas dan saat ini hanya kat setempat disebabkan tenaga kerja
mampu menyerap tenaga kerja dalam yang digunakan berasal dari luar daerah.
jumlah terbatas khususnya sebagai Hal ini dapat terjadi karena kualitas
pedagang makanan, akan sangat sulit sumberdaya manusia di daerah-daerah
untuk dikembangkan lagi skalanya. pesisir yang masih rendah. Pengem-
Infrastruktur wisata yang belum memadai bangan industri dengan teknologi
menjadi kendala tersendiri dalam sederhana dan tepat guna dapat menjadi
meningkatkan pemasarannya. pilihan khususnya teknologi produksi
Adapun di Pulau Bungkutoko, bahan mentah.
keberadaan Pelabuhan Peti Kemas dapat Pariwisata dalam pandangan
dipastikan akan menutup peluang masyarakat masih terlalu kecil
pengembangan wisata di pulau itu. peranannya dalam memutar roda
Pelabuhan peti kemas sendiri, akan lebih perekonomian di Kecamatan Abeli.
memberi manfaat ekonomi pada Kota Meskipun potensi alam cukup
Kendari secara menyeluruh. mendukung namun berbagai keter-
c. Pandangan Stakeholder : Masyarakat batasan seperti pengunjung, infrastruktur,
maupun pengelolaan yang belum berbasis
Dalam pandangan stakeholder
masyarakat semakin membatasi peluang
masyarakat, sebagian besar masyarakat
manfaat dari obyek wisata yang ada.
pesisir Kecamatan Abeli telah secara
Pandangan masyarakat dalam
turun-temurun menjadikan kegiatan
kaitannya dengan pengembangan
perikanan sebagai mata pencaharian,
pelabuhan peti kemas adalah pada
demikian pula dengan kelompok