Anda di halaman 1dari 7

.

Metoda Seismik Refleksi

Tujuan utama dari suatu survei seismik refleksi adalah memberikan informasi
mengenai geologi bawah permukaan. Metoda seismik refleksi ini dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu :

 Seismik dangkal (shallow seismic reflection) yang umumnya digunakan dalam


eksplorasi batu bara dan bahan tambang lainnya.
 Seismik dalam yang umum digunakan untuk eksplorasi daerah prospek hidrokarbon.

Prinsip dasar dari metoda seismik pantul ini adalah pengiriman sinyal ke dalam bumi,
dan karena adanya bidang perlapisan (bidang kontak) maka bidang tersebut dapat
menjadi bidang pantul (reflektor).

Sinyal yang dikirim melalui alat peledak (S) direfleksikan oleh bidang reflektor oleh
titik refleksi (R), dan sinyal yang dipantulkan direkam oleh detektor berupa geofon
(G). Jika h adalah ketebalan lapisan, maka waktu (t) yang dibutuhkan oleh sinyal
untuk sampai ke detektor adalah :

 Untuk satu lapisan :

 Untuk dua lapisan :

dimana kecepatan rambat dan waktu dapat diketahui, sehingga ketebalan masing-
masing lapisan dapat dihitung.

Gambar 18. Sketsa prinsip dasar seismik refleksi

Karena banyaknya aspek yang dibahas dalam seismik ini, maka dalam tulisan ini hanya
membahas hal-hal praktis saja.

5.1 Parameter-parameter yang Harus Diperhatikan


Kualitas data seismik sangat ditentukan oleh kesesuaian parameter lapangan yang
digunakan dengan kondisi geologi dan kondisi permukaan daerah survei. Disamping itu
parameter lapangan juga harus disesuaikan dengan target eksplorasi yang ingin
dicapai. Jadi keberhasilan suatu survei seismik sangat ditentukan dari desain
parameter lapangan digunakan.

Beberapa parameter lapangan yang harus ditentukan dan disesuaikan dengan kondisi
lapangan adalah sebagai berikut :

 Jumlah dan susunan geopon


 Interval sampling
 Jumlah bahan peledak dan kedalaman lubang bor
 Jarak antar titik tembak
 Jarak antara geopon
 Geometri penembakan
 Filter (high-cut dan low-cut).

Parameter lapangan dirancang berdasarkan data geologi dan data geofisika yang ada,
dan penentuannya dilakukan dengan uji coba secara langsung di lapangan. Parameter
dipilih berdasarkan optimasi keterbatasan parameter lapangan dalam memecahkan
problem yang muncul. Selain itu faktor ekonomis juga merupakan pertimbangan utama
dalam optimasi ini.

5.2. Cara Penentuan Parameter Lapangan


a. Analisa noise (gangguan)
Analisa noise ditujukan untuk mendeskripsikan parameter fisis sinyal dan noise
sehingga desain parameter lapangan dapat dilakukan dengan baik. Analisa (test) noise
ini dilakukan paling awal sebelum survei seismik dimulai. Noise adalah gelombang yang
tidak diharapkan dan sering muncul pada saat perekaman seismik. Biasanya
mengganggu sinyal refleksi.
b. Susunan geopon (array geophone)
Tujuan dari penentuan array geophone ini adalah untuk mendapatkan bentuk susunan
geophone yang dapat berfungsi meredam noise (ground roll) secara optimal
sehingga signal to noise ratio-nya (S/N ratio) tinggi. Untuk menaikkan (S/N
ratio) ground roll harus diredam dengan cara menebarkan geophone.
c. Test kedalaman dan jumlah dinamit

Tujuan test ini adalah untuk menentukan kedalaman pemboran dan jumlah dinamit
yang paling optimum, artinya dapat memberikan hasil perekaman seperti yang
diharapkan tetapi juga dengan biaya yang ekonomis.

d. Jarak titik tembak


Untuk melakukan pemilihan jarak terdekat dan terjauh ini, kita kaitkan dengan target
dari survei. Untuk memilih jarak terdekat biasanya digunakan acuan target terdangkal,
sedangkan untuk jarak terjauh kita gunakan acuan target terdalam.

e. Geometri Penembakan

Informasi struktur geologi dan data geofisika yang ada di daerah penyelidikan sangat
diperlukan untuk menentukan geometri penembakan. Pemilihan cara penembakan,
tergantung pada kedalaman zona prospek dan kompleksitas struktur bawah
permukaan. Pemilihan geometri penembakan berguna untuk memfokuskan energi
seismik sehingga efektifitas sumber menjadi lebih optimal.

f. Filter (low cut dan high cut)


Penentuan filter low-cut dan high-cut ini kita lakukan pada instrumen yang kita
gunakan. Pemilihan high cut filter dapat ditentukan atas dasar sampling rate yang
digunakan karena sampling rate menentukan besarnya frekuensi aliasing. Pemilihan
besarnya low cut filterditujukan untuk meredam noise berfrekuensi lebih rendah dari
frekuensi geophone yang digunakan apabila noise tersebut terlalu menenggelamkan
sinyal.
g. Sampling rate

Penentuan besar kecilnya sampling rate bergantung pada frekuensi maksimum sinyal
yang ingin direkam pada daerah survei tersebut. Tetapi pada kenyataannya, besarnya
sampling rate dalam perekaman sangat bergantung pada kemampuan instrumentasi
perekaman yang digunakan, dan biasanya sudah ditentukan oleh pabrik pembuat
instrumen tersebut. Penentuan sampling rate ini akan memberikan batas frekuensi
tertinggi yang terekam akibat adanya aliasing.

5.3 Prosedur Pengambilan Data di Lapangan


a. Pemasangan patok

Sebelum dilakukan pengukuran seismik, maka terlebih dahulu harus ditentukan posisi
koordinat (X, Y, dan Z) dari tiap-tiap titik geophone maupun shot point. Penentuan
koordinat ini dapat dilakukan dengan menggunakan theodolith ataupun GPS. Titik-titik
tersebut, kemudian ditandai dengan patok yang sudah mempunyai harga koordinat
terhadap referensi tertentu.

b. Pemasangan geophone

Geophone dipasang sesuai dengan rencana tipe penembakan yang akan dilakukan dan
disusun berurutan. Pemasangan geophone diusahakan sedekat mungkin dengan patok
yang sudah diukur koordinatnya.
c. Pemasangan sumber peledak

Sumber peledak dipasang sesuai dengan rencana tipe penembakan

d. Persiapan alat perekaman data seismik

Sebelum melakukan penembakan alat perekam harus dicek terlebih dahulu, sehingga
data yang dihasilkan cukup optimal.

e. Penembakan

Penembakan hanya dapat dilakukan ketika alat perekam data seismik sudah dilakukan
pengecekan dan terpasang dengan baik.

f. Pencatatan data pengamatan pada observer log

Data pengamatan dan kejadian selama berlangsungnya pengukuran kemudian disalin


pada buku observer log.

Perbandingan Seismik Refraksi dan


Seismik Refleksi
8102009

4 Votes

Pendahuluan

Metode seismik merupakan salah satu bagian dari metode geofisika eksplorasi yang
dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan
menggunakan ‘sumber’ seismik buatan misalnya palu, ledakan, dll. Setelah diberikan
gangguan (sumber seismik), terjadi gerakan gelombang di dalam tanah/batuan yang
memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun
pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu,
gerakan partikel tersebut dapat di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman
inilah dapat ‘diperkirakan’ bentuk lapisan/struktur di dalam tanah.

Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert Mallet, yang
oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur
waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang
dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri
pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri
untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber
gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel
dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho.

Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral dimulai pada tahun
1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secara intemsif di Iran untuk membatasi struktur
yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi merupakan metode terbaik
yang digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi. Metode ini pertama kali
didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun 1921.

Seismik refraksi dihitung berdasarkan


waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai
jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah gangguan pertama ( first
break) diabaikan, sehingga sebenarnya hanya datafirst break saja yang dibutuhkan.
Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh cepat rambat gelombang dalam
medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam
material dan dikenal sebagai parameter elastisitas batuan.

Sedangkan dalam seismik refleksi, analisis dikonsentrasikan pada energi yang diterima
setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombang-
gelombang yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah permukaan.
Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan ‘echo sounding’ pada teknologi bawah
air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari bentuk dan
amplitudo gelombang refleksi yang direkam. Struktur bawah permukaan dapat cukup
kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik refraksi, yaitu analisis
berdasar kontras parameter elastisitas medium.

Perbandingan Seismik Refraksi dan Refleksi

Keunggulan dan kelemahan metode seismik refraksi dan refleksi adalah sebagai berikut.

Seismik Refraksi Seismik Refleksi


Keunggulan Kelemahan Keunggulan kelemahan
Pengamatan
Lokasi sumber dan
refraksi
penerima yang
membutuhkan
cukup lebar untuk
lokasi sumber dan
memberikan citra
penerima yang
bawah permukaan
kecil, sehingga
yang lebih baik,
relatif murah
maka biaya
dalam
akuisisi menjadi
pengambilan
lebih mahal.
datanya
Prosesing seismik
Prosesing refraksi
refleksi
relatif simpel
memerluakn
dilakukan kecuali
komputer yang
proses filtering
lebih mahal, dan
untuk memperkuat
sistem data base
sinyal first berak
yang jauh lebih
yang dibaca.
handal.
Karena banyaknya
Karena
data yang direkam,
pengambilan data
pengetahuan
dan lokasi yang
terhadap database
cukup kecil, maka
harus kuat,
pengembangan
diperlukan juga
model untuk
beberapa asumsi
interpretasi tidak
tentang model
terlalu sulit
yang kompleks
dilakukan seperti
dan interpretasi
metode geofisika
membutuhkan
lainnya.
personal yang
cukup ahli.
Dalam pengukuran
Pengukuran
yang regional ,
seismik refleksi
Seismik refraksi
menggunakan
membutuhkan
offset yang
offset yang lebih
lebih kecil
lebar.
Seismik refleksi
Seismik refraksi
dapat bekerja
hanya bekerja jika
bagaimanapun
kecepatan
perubahan
gelombang
kecepatan
meningkat sebagai
sebagai fungsi
fungsi kedalaman.
kedalaman
Seismik refraksi
biasanya
Seismik refleksi
diinterpretasikan
lebih mampu
dalam bentuk
melihat struktur
lapisan-lapisan.
yang lebih
Masing-masing
kompleks
lapisan memiliki
dip dan topografi.
Seismik refraksi Seismik refleksi
hanya merekan dan
menggunakan menggunakan
waktu tiba sebagai semua medan
fungsi jarak gelombang yang
(offset) terekam.
Model yang dibuat Bawah
didesain untuk permukaan
menghasilkan dapat tergambar
waktu jalar secara langsung
teramati. dari data terukur

Berdasar perbedaan-perbedaan tersebut, teknik refleksi lebih mampu menghasilkan data


pengamatan yang dapat diinterpretasikan (interpretable). Seperti telah dinyatakan
sebelumnya, bagaimanapun juga teknik refleksi membutuhkan biaya yang lebih besar. Biaya
tersebut biasanya sangat signifikan secara ekonomis.

Karena survey refleksi membutuhkan biaya lebih besar daripada survey refraksi, maka
sebagai konsekuensinya survey refraksi lebih senang digunakan untuk lingkup sempit/kecil.
Misalnya digunakan dalam mendukung analisis lingkungan atau geologi teknik. Sedangkan
survey refleksi digunakan dalam eksplorasi minyak bumi.

Anda mungkin juga menyukai