Tujuan utama dari suatu survei seismik refleksi adalah memberikan informasi
mengenai geologi bawah permukaan. Metoda seismik refleksi ini dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu :
Prinsip dasar dari metoda seismik pantul ini adalah pengiriman sinyal ke dalam bumi,
dan karena adanya bidang perlapisan (bidang kontak) maka bidang tersebut dapat
menjadi bidang pantul (reflektor).
Sinyal yang dikirim melalui alat peledak (S) direfleksikan oleh bidang reflektor oleh
titik refleksi (R), dan sinyal yang dipantulkan direkam oleh detektor berupa geofon
(G). Jika h adalah ketebalan lapisan, maka waktu (t) yang dibutuhkan oleh sinyal
untuk sampai ke detektor adalah :
dimana kecepatan rambat dan waktu dapat diketahui, sehingga ketebalan masing-
masing lapisan dapat dihitung.
Karena banyaknya aspek yang dibahas dalam seismik ini, maka dalam tulisan ini hanya
membahas hal-hal praktis saja.
Beberapa parameter lapangan yang harus ditentukan dan disesuaikan dengan kondisi
lapangan adalah sebagai berikut :
Parameter lapangan dirancang berdasarkan data geologi dan data geofisika yang ada,
dan penentuannya dilakukan dengan uji coba secara langsung di lapangan. Parameter
dipilih berdasarkan optimasi keterbatasan parameter lapangan dalam memecahkan
problem yang muncul. Selain itu faktor ekonomis juga merupakan pertimbangan utama
dalam optimasi ini.
Tujuan test ini adalah untuk menentukan kedalaman pemboran dan jumlah dinamit
yang paling optimum, artinya dapat memberikan hasil perekaman seperti yang
diharapkan tetapi juga dengan biaya yang ekonomis.
e. Geometri Penembakan
Informasi struktur geologi dan data geofisika yang ada di daerah penyelidikan sangat
diperlukan untuk menentukan geometri penembakan. Pemilihan cara penembakan,
tergantung pada kedalaman zona prospek dan kompleksitas struktur bawah
permukaan. Pemilihan geometri penembakan berguna untuk memfokuskan energi
seismik sehingga efektifitas sumber menjadi lebih optimal.
Penentuan besar kecilnya sampling rate bergantung pada frekuensi maksimum sinyal
yang ingin direkam pada daerah survei tersebut. Tetapi pada kenyataannya, besarnya
sampling rate dalam perekaman sangat bergantung pada kemampuan instrumentasi
perekaman yang digunakan, dan biasanya sudah ditentukan oleh pabrik pembuat
instrumen tersebut. Penentuan sampling rate ini akan memberikan batas frekuensi
tertinggi yang terekam akibat adanya aliasing.
Sebelum dilakukan pengukuran seismik, maka terlebih dahulu harus ditentukan posisi
koordinat (X, Y, dan Z) dari tiap-tiap titik geophone maupun shot point. Penentuan
koordinat ini dapat dilakukan dengan menggunakan theodolith ataupun GPS. Titik-titik
tersebut, kemudian ditandai dengan patok yang sudah mempunyai harga koordinat
terhadap referensi tertentu.
b. Pemasangan geophone
Geophone dipasang sesuai dengan rencana tipe penembakan yang akan dilakukan dan
disusun berurutan. Pemasangan geophone diusahakan sedekat mungkin dengan patok
yang sudah diukur koordinatnya.
c. Pemasangan sumber peledak
Sebelum melakukan penembakan alat perekam harus dicek terlebih dahulu, sehingga
data yang dihasilkan cukup optimal.
e. Penembakan
Penembakan hanya dapat dilakukan ketika alat perekam data seismik sudah dilakukan
pengecekan dan terpasang dengan baik.
4 Votes
Pendahuluan
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari metode geofisika eksplorasi yang
dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan
menggunakan ‘sumber’ seismik buatan misalnya palu, ledakan, dll. Setelah diberikan
gangguan (sumber seismik), terjadi gerakan gelombang di dalam tanah/batuan yang
memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun
pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu,
gerakan partikel tersebut dapat di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman
inilah dapat ‘diperkirakan’ bentuk lapisan/struktur di dalam tanah.
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert Mallet, yang
oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur
waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang
dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri
pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri
untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber
gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel
dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho.
Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral dimulai pada tahun
1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secara intemsif di Iran untuk membatasi struktur
yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi merupakan metode terbaik
yang digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi. Metode ini pertama kali
didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun 1921.
Sedangkan dalam seismik refleksi, analisis dikonsentrasikan pada energi yang diterima
setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombang-
gelombang yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah permukaan.
Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan ‘echo sounding’ pada teknologi bawah
air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari bentuk dan
amplitudo gelombang refleksi yang direkam. Struktur bawah permukaan dapat cukup
kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik refraksi, yaitu analisis
berdasar kontras parameter elastisitas medium.
Keunggulan dan kelemahan metode seismik refraksi dan refleksi adalah sebagai berikut.
Karena survey refleksi membutuhkan biaya lebih besar daripada survey refraksi, maka
sebagai konsekuensinya survey refraksi lebih senang digunakan untuk lingkup sempit/kecil.
Misalnya digunakan dalam mendukung analisis lingkungan atau geologi teknik. Sedangkan
survey refleksi digunakan dalam eksplorasi minyak bumi.